N.i.A

N.i.A

N.i.A

Comments Off on N.i.A

 

Hujan turun sore itu dengan derasnya. Disudut jendela sebuah rumah, tengah duduk seorang gadis dengan tatapan kosong pada titik air hujan yg mulai menggenang di pelataran rumahnya. Dia adalah Nia, seorang gadis mahasiswi PTN semester 2. Dengan wajah yang cantik, rambut panjang, kulit putih, dan tubuh cukup proposional 50/167 kiranya tak sulit utknya mendapatkan seorang pria tambatan hati.
Tapi sore itu terlihat lain, dari jarak dekat dapat dilihat pada sudut matanya menggenang airmata yg siap meluncur basahi pipi halusnya. Seorang cantik sedang merana, cintanya tersangkut di ujung penantian. Ya, Nia sedang jatuh cinta, pria yg beruntung telah dicintai seorang Nia adalah Roy, tapi bukan Roy Martin tentunya. Nama lengkapnya adalah Roy Kanda, seorang mahasiswa semester 6 di kampus yang sama dg Nia namun berbeda jurusan. Roy terbilang cukup keren atau lebih tepatnya bisa dibilang bintang kampus. Banyak cewek yg tergila-gila padanya, tak terkecuali Nia tentunya. Dengan wajah cool, tampan, dan pembawaan yang berwibawa maka patutlah dia menjadi pujaan kaum hawa disana.
Tapi disitulah letak kegundahan Nia. Pria tampan bernama Roy itu tak juga menyatakan perasaannya meski mereka berdua telah berteman cukup dekat.
Sore itu menjadi sore dingin dan penuh kebekuan bagi Nia. Tadi pagi terdengar kabar bahwa Roy telah jadian dengan Sesya. Sesya adalah gadis cantik centil semester 4 dari jurusan sekretaris di kampus itu. Sesya terkenal sebagai gadis kampus yg cantik, seksi, centil, namun jg jutek. Dengan tubuh 50/160, rambut bergelombang, wajah cantik sensual dan dada besar sungguh terlihat sintal menggoda. Apalagi ditunjang dg dandanan dan pakaian yg seksi sehingga selalu terpampang kemolekan dan kemulusannya. Berlawanan dg itu, nuansa jutek begitu kentara. Jiwa kesombongan dan keangkuhan yg direkatkan pada kecantikan telah mampu membuatnya berasa bak bintang. Sedangkan Nia yg terkesan anggun dan rendah hati sering menjadi korban kejutekan Sesya yg merasa tersaingi oleh kecantikan Nia.

Kembali pada kesedihan sore itu, Nia terlihat murung. Bukan dia tak mau menerima salah satu dari beberapa pria yg pernah menembaknya, namun hati berkata lain tentang cinta. Dan dihatinya saat ini hanya ada Roy seorang.
Sore berganti malam hingga waktu tidur Nia pun tiba. Di atas ranjangnya Nia tetap gelisah. Pil pahit seperti tengah ditelannya. Pikiran mencari kepuasan diripun menyeruak. Keinginan menghibur diri. Perlahan ia tanggalkan baju babydoll. Kini terlihat tubuh seksi mulus tergolek diranjang. Tak menunggu lama, Bra tipe 36 dan CD g-string segera ia lepas pula. Dan sekarang terlihat tubuh polos tanpa noda. Begitu seksi ternyata Si Nia. Tak kalah rasanya dibanding keseksian Sesya. Lebih-lebih tatkala terlihat bukit payudara Nia yg ternyata cukup besar membulat indah. Dihiasi puting merah muda khas orisinilitas yg belum pernah terjamah tangan pria. Dadanya begitu seksi, putih, montok, sekal, dan membusung menggoda. Berlahan tapi pasti ia raba sendiri dada ranumnya. Dia remas, raba, dan dipilin putingnya dg penuh perasaan. Mata Nia terpejam menghayati kenikmatan itu. Keningnya berkerut meresapi gairahnya. Sayup mulai terdengar desahan Nia,
“stttt…ehmmm..ehhh”,
Mulutnya sungguh terlihat seksi dalam melantunkan desahan itu.
Dengan gemulai satu tangannya menjalar menyusuri perut dan pinggul yang berlekuk bak gitar, kemudian berhenti di gundukan berbelah rapat di pangkal pahanya. Di belainya labia mayora yang juga masih kesat orisinil dan belum tertusuk jarum pria. Suasana lembab pun mulai tercipta nun jauh dibawah sana. Kian lama kian basah akibat belaian tangannya yg mengundang hasrat. Rancau Nia semakin terdengar jelas,
“uhmmm..uhh..stt..ahh..ah..mas royy..uhmm..”.
Ya,memang hanya Roy yg memenuhi pikiran dan imajinasinya. Nampaknya Nia telah terjangkit virus asmara yang begitu kuat hingga pengaruhi hati dan pikirannya utk selalu menghayal tentang Roy.
Tak puas hanya bermain di pintu kenikmatan, jari Nia yang lentik menjelajah hingga ke sudut atas lubang surganya. Sesaat dia terhenyak tatkala tonjolan di sudut itu tergosok oleh jarinya. Merasa menemukan kenikmatan lebih dari gesekan pada daerah tersebut, Nia berinisiatif untuk lebih intens pada daerah tersebut. Alhasil, lenguhan keras terlontar dari bibirnya,
“uhhhhh…mmhhh..auhh..ah ah ah..”, semakin digosok semakin pula meningkat kegelian dan rasa nikmat yang tak bisa diungkapkan kata-kata. Hingga pada suatu ketika ditemukanlah suatu titik puncak dan membuat Nia gemetar dan mendesah sejadi-jadinya,
“auwhhhh..awhh..stttt..uh uh uh…arghhh..”,
Nia gapai orgasme tersebut dengan kepala terdongak dan punggung terangkat tinggi keatas, semenit kemudian Nia limbung bersimbah peluh diikuti nafas memburu yang kian lama kembali teratur. Nia tergeletak lemas diatas tempat tidurnya dengan terpejam seakan mengais sisa-sisa kenikmatan yang baru saja diraihnya.
Nia bukanlah gadis kampus yang binal. www.filmbokepjepang.net  Namun sisi privasinya yang manusiawi dalam mencari dan menentukan langkah kenikmatan kepuasan adalah hasrat jiwa.
Sesaat kemudian Nia telah lelap tertidur tanpa busana. Wajahnya terlihat letih namun kerutan dahi yang masih tertinggal menandakan bahwa ia telah merasakan dentuman birahi yang menggelora. Nampak di seprei tepat dibawah pahanya membekas basah karena tetesan cairan kenikmatan yang diraihnya.

Esok paginya..
Pagi ini Nia sudah duduk manis di meja ruang kelasnya. Sekilas melintas Roy di samping kelas Nia dan sempat pula menyapa Nia lewat jendela yang terbuka. Nia tak menggubrisnya, dan Roy pun menjadi bertanya-tanya dalam hati.
Siangnya ketika jeda kuliah, Nia selalu menghindar setiap Roy mendekatinya. Hati Nia terasa telah beku. Hingga saat pulang terlihat Sesya berjalan beriringan bersama Roy kemudian masuk mobil berdua diselingi kecupan Sesya pada pipi Roy, kepedihan semakin menjadi-jadi di hati Nia.
Sore harinya, 10 kali telepon dari Roy direject oleh Nia, bukan dia membenci Roy tapi dia takut berharap terlalu banyak pada Roy.

Hari-hari berlalu, tak terasa sudah 3 bulan Nia tak lagi bertemu dengan Roy. Masa-masa pertemanan yang dekat antara Nia dan Roy seperti telah sirna. Begitu juga Roy juga tengah disibukkan oleh Sesya sesya dan sesya.
Pada suatu siang di hari sabtu, Nia sedang bermain ke rumah Nina, seorang sahabat sekelasnya di kampus. Nina adalah pribadi yang humoris. Sering hadir dalam kemurungan Nia dengan candaan dan humor yang mampu membuat Nia terlupa sejenak pada kepedihannya. Nina adalah gadis energik bertubuh langsing atau lebih tepat disebut kurus 45/160 namun memiliki kelebihan di sisi dadanya yg berukuran 36 dan pantatnya yang bahenol montok sehingga terkesan aneh karena badan kurus dengan onderdil depan belakang penuh. Namun dalam sisi lain ia tampak lebih menggiurkan, apalagi ditunjang paras yang imut dan hidung yang mancung. Sungguh menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Siang itu selagi Nia dan Nina asyik bercanda di kamar atas rumah Nina, tiba-tiba bel rumah Nina berbunyi. Karena penghuni rumah lainnya sedang berkunjung ke rumah neneknya diluar kota, maka Nina sendiri yang beranjak berdiri dari kasur untuk membukakan pintu. Saat Nina melompat dari tempat tidur terlihat dadanya yang besar dan menggantung indah itu bergoyang-goyang. Beberapa menit menunggu, Nia dikejutkan oleh suara cowok,
“hai Nia, udah lama disini?”,
Ternyata suara itu adalah suara pacar Nina, Kenji namanya. Kenji adalah teman sekelas Roy dan kebetulan mereka adalah teman dekat.
“hai ken, barusan kok setengah jam yang lalu”.
Setelah sedikit berbasa-basi, kenji segera meluncur ke arah laptop Nina diatas meja belajar. Ternyata laptop Nina sedang ada masalah dan butuh bantuan Kenji untuk membetulkannya. Laptop tersebut ngadat saat Nina kesusahan mengoperasikannya. Bisa jadi Nina masih belum familiar dengan OS Linux mint 10 julia di laptopnya yang dipasang oleh Kenji beberapa hari yang lalu.
Sembari Kenji tekun mengerjakan laptop di meja belajar, Nia dan Nina kembali bercanda diatas kasur Nina. Setelah sekitar 30 menit kemudian terlihat Kenji senyum-senyum sendiri di depan laptop.
“say, tahu ga ngadat nya kenapa coba?, nih liat.. kamu ngejalanin 3 film bokep berjalan bersamaan dengan player berbeda, sizenya besar lg, ya tentu aja jadi multi tasking and ngambek tuh laptopnya say !”.
Nina yang penasaran segera menghampiri Kenji dan melihat layar laptop yang sedang menampilkan adegan syur. Lama-kelamaan Nina jadi keasyikan nonton dan duduk dipangkuan Kenji sambil melihat laptop. Sekian lama kemudian terlihat Kenji meremas dada Nina yang ada di pangkuannya. Nina sebentar melirik ke arah Nia seakan mengatakan malu, namun Nia memberi isyarat dengan tangannya untuk melanjutkannya.
Kenji berkata pada Nia,
“Nia, maaf nih bikin kamu jadi obat nyamuk, kalau kamu ga nyaman gak papa kamu duduk diluar kamar aja dulu”.
Nia menjawab,
“ow gak papa terusin aja, aku disini aja deh”.
Sepertinya Nia juga penasaran pada aktifitas kedua temannya tersebut.
Kini Kenji mulai menciumi bibir Nina dengan ganas. Nina juga menyambutnya dengan ganas pula. Sekejap terlihat sebuah adegan panas beberapa meter di depan Nia. Dia bahkan asyik memperhatikan aktifitas itu yang ternyata cukup mendongkrak libidonya. Sedangkan Nina kini telah topless dan terlihat bahwa kenji sibuk mengulum dan menjilat puting Nina yang menjulang indah. Nina mendesah diliputi gemuruh ombak nafsu,
“ahhh..sttt..ken..terusskannn..mhhh..”.
Mendapat sinyal positif, kenji semakin berani bergerilya. Beralih menggelitik tengkuk dan telinga Nina dengan lidah dan bibirnya, sambil tangan kirinya meremas dan memilin bukit payudara Nina yang wah itu. Tangan kanan kenji pun tak mau ketinggalan, perlahan tangan itu menjalar menelusup di celah pakaian bawah Nina, meraba dan menerjang. Sekian detik kemudian tampak kini Nina benar-benar bugil tanpa penutup apapun. Begitu membusung dada besar Nina terlihat, dan demikian aduhai bulatan pantat Nina yg mulus terpampang.
Nina segera menuntun kenji berdiri, dan mereka kembali berpagutan bibir dengan panas. Jemari lentik Nina meremas erat tonjolan di selangkangan kenji dari luar celana. Kemudian dia tanpa babibu segera Nina berusaha melucuti pula pakaian Kenji. Sambil tetap berpagutan, tangan Nina sibuk melepas kemeja sekaligus celana panjang Kenji. Sekarang Kenci hanya berpenutup CD saja. Nina nampaknya masih membiarkan kain terakhir itu menutup selangkangan Kenji. Namun Nia yang tampaknya menjadi lebih penasaran akan isinya. Pandangan Nia hanya terpaku pada tonjolan di bawah pusar Kenji. Sekilas nampak Nina menangkap tatapan mata Nia pada selangkangan pacarnya. Seperti hendak pamer, dengan sedikit terburu-buru di pelorotkannya CD Kenji. Sekarang nampaklah batang Kenji menjulang dengan kerasnya. Sesaat kemudian nampak Nina berjongkok dan mengulumnya.

“ehhhmmm…sayangg….terussskann…” Kenji mendesah perlahan.

Demi melihat hal itu, Nia sudah tak kuasa lagi menonton adegan selanjutnya. Dengan terburu-buru ia berpamitan pada Nina,
“Nin, aku pulang dulu, ada sms dari mama nih…” Nia beralasan.
“ehhmmm….iya Nia ati-ati, sori dari tadi dicuekin, tolong kunci pintu dari luar, trus lemparin kuncinya ke sofa lewat jendela” Nina membalas di sela per-karaoke-an-nya.

Buru-buru Nia keluar dari kamar Nina dan mengunci pintu seperti apa yang diminta Nina. Dengan hati kacau segera di-stopnya sebuah taksi untuk segera meluncur ke rumahnya.
“ke jalan x mas” kata Nia pada sopir taksi.
“iya non..” jawab sopir taksi singkat.

Nia bukan wajah penggemar 3 some ( hehehe…mas bro yang komen #1 salah sangka…), Nia juga tergolong pendiam, namun adegan yang baru saja dilihatnya didepan matanya sendiri tentu bukanlah sekedar angin lalu belaka. Nia seorang gadis normal yang punya nafsu. Melihat hal demikian tentu dan sudah pasti membuat darahnya bergejolak. Bahkan kkali ini birahinya sudah diubun-ubun. Makanya segera Nia mohon pamit karena melihat gelegar nafsunya sedang menyala-nyala.

Dalam kemelut pikiran dan hati yang tak karuan, tiba-tiba Nia dikejutkan dengan tumbukan keras di moncong taksi yang dinaikinya.
Brrraaakkkk…….
sebuah peristiwa kecelakaan terjadi, mas sopir taksi na’as menabrak seorang pengendara motor didepannya yang meleng dan hilang kendali. Sesaat sebelum kejadian sempat terlihat si pengendara motor sibuk ber-sms ria sambil tetap melajukan kendaraannya (nahhh…para semproters…jangan ditiru ya). Taksi segera menepi dan sopir itu sibuk berurusan dengan warga yang emosi. Memang tak salah jika warga membela pengendara motor, taksi dalam posisi salah karena dia yang menabrak dari belakang meskipun hal itu dipicu si pengendara motor. Urusan panjang pun terjadi. Sesaat, sopir menemui Nia dan mengatakan agar Nia berpindah pada angkutan yang lain saja.
“siaallll…” gerutu Nia dalam hati.

Jalanan begitu ramai, sampai-sampai taksi yang berlalu dijalan itu pun juga padat penumpang. Angkot dan bus kota juga terlihat penuh sesak.
“uuuuffffhh….lengkaplah sudah penderitaanku” gerutu Nia.

sambil berjalan tanpa tenaga Nia menyusuri jalanan tersebut, rumah Nia masih kurang 5 kilometer lagi.
dddinnn…diinn….
Nia dikejutkan suara klakson mobiil yang muncul dari arah belakangnya, namun mobil itu kemudian berhenti dan membuka kacanya.

“Nia….ngapain kamu jalan sendirian…?? sini bareng gue yukkk” suara dari dalam mobil berteriak melawan deru suara mobilnya.
Nia tersentak, sosok yang memanggilnya itu adalah Roy, ya Roy yang dikaguminya namun akhir-akhir ni dijauhinya.
“ga..makasih” jawab Nia agak ketus sambil terus berlalu.

“Nia…tunggu dong..kenapa sih kamuuu???” teriak laki-laki yang ternyata Roy itu lagi.

Nia tak menggubris, tetap ia berjalan menyusuri jalan trotoar sambil mempercepat langkah. Namun Nia kurang hati-hati, karena terburu-buru akhirnya ia kurang kontrol dan terperosoklah kaki Nia pada lobang di sisi trotoar yang rusak (dduhhh hari gini trotoar rusakk? hehehe). Nia pun terjengkang. Roy segera menepi dan bergegas mendatangi Nia. Nia meringis kesakitan, pergelangan kaki kanannya terkilir.

“aduuhhh….” Nia nampak panik.
“Nia…kamu gak apa-apa? tuh kan…Roy bilang juga apaaa..!!” kata Roy begitu sampai di depan Nia.
“Ikut Roy ya…” kata Roy lagi.

Sekarang Nia tak dapat menolak, keadaan tak mendukungnya. Nia pun mengangguk pelan. Dengan sigap Roy membopong (menggendong tepatnya) Nia dan mendudukkannya di kursi depan mobilnya. Sesaat kemudian mobil melaju.

“kita ke rumah sakit atau ke tukang urut nih..???” tanya Roy sambil terus melajukan kendaraannya.
“ga usah…pulang aja” jawab Nia singkat.
Setelah itu keadaan hening, hanya terkadang terdengar suara Nia mengaduh saat mobil melewati jalan berlobang atau bergelombang (duuuhhh…lagi-lagi jalan rusak…hari gini jalan rusak???).

Sepi tanpa suara akhirnya Roy memberanikan diri membuka pembicaraan.

“Nia…kenapa sih..kkamu kok sekarang menjauh gitu, apa sudah tidak mau bersahabat lagi dengan gue?”.
Nia diam tak menjawab atau tepatnya dia bingung mau menjawab apa. Lucu aja kalau dia bilang cemburuu sama sesya, emang Nia apanya Roy? pacar bukan, istri malah bukannn..

“Niaaaaa….ngomong dooong…”ucap Roy mempertegas.

“kka kkamu kan udah punya pacar, ga perlu kan jalan ama aku?” kata Nia kemudian dengan terbata.
“maksudnya..??” Roy balik bertanya.
“aaak akku merasa tersisihkan, sebagai sahabatmu tapi ga bisa bebas becanda seperti dulu” Nia menjawab lagi.
Kali ini Nia masih menggunakan kata ‘sahabat’ untuk memperhalus maksud sebenarnya bahwa ia cemburu.

“hahaha…Nia nia…ngapain sih mikirin begituan? teman tetaplah teman Nia…ga bakalan posisi teman direbut paksa ama pacarku atau istriku sekalipun !” Kata Roy lagi.

TEMAN ? teman tetaplah teman?. Nia menjadi berpikir bahwa Roy memang tak sekalipun menaruh hati padanya. Roy hanya menganggap Nia sebatas teman, tidak lebih.

Sampai dirumah Nia, mereka langsung menuju ruang tamu. Ternyata Roy adalah tukang urut freelance yang handal (sambilan Roy jika libur kuliah…hahahaha). Sakit pada kaki Nia pun diurutnya dengan lihai.

Nia fokus meresapi kesakitan saat kakinya diurut, namun sekilas Nia menangkap tatapan mata Roy ke wajah Nia yang penuh arti. Nia menjadi bertanya-tanya……eng ing enggg…

Begitu melihat Nia (dalam tanda kutip “memergoki”) dirinya yang sedang memandang wajah Nia, Roy pun membuang pandangan kearah lain. Sebenarnya apakah arti dari pandangan itu? Hati Roy berkata apa sih? (hehehe…penulis ikutan bertanya-tanya…).

“Nak Roy, kamu itu lho mau-maunya mijitin kaki Nia yang bau kaos kaki itu…jangan mau nakkk!” tiba-tiba muncul mama Nia dari ruangan dalam membawa secangkir kopi, eh salah…teh ding…untuk Roy.

“Ihhh…mama apaan sih, siapa juga yang bau..!!!” rajuk Nia manja.

“Iya tan, ga apa-apa kok…jiwa seorang pemijit ga boleh pilih-pilih…meski bau hihihihi” timpal Roy.

“TIDAK BAU !!!” nada Nia meninggi (baca:sambil melotot galak…aw aw aw aww…)

“iya…iya…ga bau, ihh gitu aja marah neng…” Roy menjawab dengan tersenyum.

Mama Nia pun berlalu ke dalam lagi, mungkin beliaunya merasa tidak enak mengganggu urusan muda-mudi.

“Gimana Nia, udah enakan?” tanya Roy di sela proses pemijitannya.
“Lumayan, tapi masih susah di tekuk nih kakiku…” jawab Nia.
“Permisi ya…” Roy berkata sambil tangannya naik ke atas paha Nia bagian dalam dan satu tangannya lagi memijit di belakang tulang kering Nia.
“jalurnya otot dari sini, harus rata mijitnya” kata Roy lagi.
“iii iiya” jawab Nia agak kaget. Terus terang Nia lumayan kaget plus merinding disentuh pahanya, itu kan daerah sensitif Nia.
“celana panjangnya diganti celana pendek atau apa gih sana, sayang celana panjangnya kalau kena minyak urut” lanjut Roy.

Tanpa menjawab Nia langsung berjalan tertatih menuju kamarnya. Tak seberapa lama kemudian Nia sudah muncul kembali dengan kaos santai longgar (tepatnya kedodoran alias kegedean…hehehe sepertinya tuh kaos punya bokapnya haha…) dan bawahan sebuah rok santai se lutut.

Proses per-pijitan berlanjut. Nia masih saja mengunci mulutnya. Diam-diam ia juga meresapi setiap gesekan tangan Roy di pahanya yang mulus itu. Sensasinya berbeda dengan saat dia meraba sendiri tubuhnya. Kian lama Roy juga semakin asyik berkutat dengan pekerjaan barunya itu. Dengan masih tetap diam, keduanya meresapi kegiatan “pijit” itu. Tangan Roy yang awalnya memijit lama-lama berubah menjadi remasan dan belaian di paha itu. Nia juga tak menolak perlakuan itu. Nia hanya memejamkan mata sambil bersandar di sofa. Sesekali terlihat keningnya mengkerut seperti menahan sesuatu. Bulu kudu di paha Nia meremang seketika saat Roy merubah gerakan menjadi mengelus dan sedikit menjalar keatas (hanya sedikit keatas…tidak lebih…jangan berpikiran terlalu jauh ya pembaca…!!)

“uhhhhhhh…..” tiba-tiba Nia menggumam seperti mendesah. Nia menjadi terkejut sendiri atas apa yang barusan disuarakannya. Sepertinya itu reflek mengalir dari mulutnya.

Roy juga demikian kaget pula. sampai-sampai di menghentikan gerakan tangannya. Mereka saling berpandangan. Pipi Nia memerah menahan malu, kemudian dia tertunduk.

“udah deh mas Roy mijitnya, udah enakan kok” kata Nia sambil kemudian mundur menjauh dari tangan Roy.

Roy sesaat terlihat kecewa, namun segera ditutupinya dengan senyumnya nan sahaja berwibawa…(uuuhhh senyum ini lho yang bikin Nia ter kiwir-kiwir…hihihihi).

“Mas Roy terimakasih ya, Nia mau istirahat dulu” kata Nia kemudian.

“Iya deh, aku pamit dulu ya, sampaikan pamitku pada mamamu juga ya…” Jawab Roy.

Sepeninggal Roy, Nia menjadi termenung sendiri di sofa itu. Dia berpikir dan memutar otak untuk menemukan jawaban atas tatapan Roy tadi dan juga aksi Roy yang penuh penjiwaan itu (cieee…cieee penjiwaan…).

“Heeeiiii….bengong aja Non..!!”. Suara plus tepukan di bahu Nia membuat Nia terkejut sekali. Ternyata sang mama sudah ada disampingnya.

“ihhh mama ngagetin aja siiihh !!!” teriak Nia.

“ada apa sih cantikkk…bengong aja…Roy udah pulang ya? udah gih sana makan trus istirahat biar segera sembuh sakitnya” kata mama sambil membelai sayang kepala anak gadisnya itu.

Nia pun berlalu sambil sedikit tertatih (cuma sedikit tertatihnya…kan udah dipijitin Abang Roy…). Segera dia makan tanpa selera (ga nafsu makan karena sakit kakinya atau karena kebayang Roy nya niihhh???). Sesaat kemudian ia masuk kamar dan mengunci pintu. CEKLEKKK !!!

You’re only just a dreamboat

Sailing in my head

You swim my secret oceans

Of coral blue and red

Your smell is incense burning

Your touch is silken yet

It reaches through my skin

And moving from within

It clutches at my breast



But it’s only when I sleep

See you in my dreams

You got me spinning round and round

Turning upside-down

But I only hear you breathe



Somewhere in my sleep

Got me spinning round and round

Turning upside-down

But its only when I sleep



And when I wake from slumber

Your shadow’s disappear

Your breath is just a sea mist

Surrounding my body

I’m workin’ through the daytime

But when it’s time to rest

I’m lying in my bed

Listening to my breath

Falling from the edge

But it’s only when I sleep



See you in my dreams

You got me spinning round and round

Turning upside-down

But I only hear you breathe



Somewhere in my sleep

Got me spinning round and round

Turning upside-down

But its only when I sleep

It’s only when I sleep



Up to the sky

Where angels fly

I’ll never die

Hawaiian High

In bed I lie

No need to cry

My sleeping cry

Hawaiian High



It’s reaching through my skin

Movin’ from within

Clutches at my breasts

But it’s only when I sleep….



See you in my dreams

You got me spinning round and round

Turning upside-down

But I only hear you breathe



Somewhere in my sleep

Got me spinning round and round

Turning upside-down

But its only when I sleep



Up to the sky

Where angels fly

I’ll never die

Hawaiian High

In bed I lie

No need to cry

My sleeping cry

Hawaiian High

Sayup terdengar nada lagu ONLY WHEN I SLEEP-nya The Corrs di ruang kamar Nia. Sedikit diperkeras volume player di HP nya itu. Sebuah lagu yang tentu dan pasti hanya buat impiannya terhadap Roy. Sambil merebahkan diri di atas ranjang, Nia memandang langit-langit kamarnya dengan kosong. Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Perlahan air mata mengalir menyusuri pipinya lalu jatuh diantara daun telinganya.

“oh Tuhan….apa yang harus kulakukan” rintih Nia di sela tangisnya.

Nia merasa begitu rapuh. pikirannya begitu kusut. bayangan wajah Roy sekilas muncul di langit-langit kamar itu. Nia semakin menangis sejadi-jadinya. Pengalaman cinta pertama yang begitu menyesakkan jiwa.

Dielusnya pergelangan kakinya yang terkilir, sesaat kemudian ia menjadi teringat kembali pada wajah Roy yang sedang memijatnya, teringat pada peristiwa jatuhnya dia di jalanan tadi, teringat pula pada apa yang membuat ia jatuh, teringat saat taksinya menabrak orang, teringat saat dia keluar dari rumah Nina, teringat saat dia di dalam kamar Nina, teringat padaa…pergumulan Nina…

Nia menjadi kacau. Kini pikirannya hanya berkutat pada kejadian pergumulan Nina dan kenji, kemudian peristiwa ‘sedikit’ nikmat dipahanya akibat tangan Roy. Nia menjadi terbakar birahi yang tadinya sirna oleh tangisnya. Pikiran dan nafsu yang tadinya dibawa pulang dari rumah Nina kemudian hilang karena sakit kakinya kini timbul lagi. Pikiran-pikiran memuaskan diri kembali membuncah dalam jiwanya. Ditambah bayangan Roy sebagai objek imajinasinya begitu melekat kuat dalam benaknya.

Nia mulai mengangkat kaos longgar dan melepasnya. sekilas nampak perut rampingnya, kemudian tersembul dada montoknya yang masih tertutup bra warna pink. Dilepasnya pula bra itu dengan lembut. Sekarang nampak dada putih montok Nia membusung padat. Tak berhenti disitu, dilepasnya rok selututnya lengkap dengan CD yang menghalangi selangkangannya.

Tubuh polos mulus menggoda tergolek di atas ranjang tanpa daya. Matanya sayu nanar menyiratkan gejolak yang menyalak-nyalak. Sebuah pemandangan sensual yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

STOP !! (stop menghayal bro…ga usah dilamunin gitu deh…dibaca aja….ehhhh mas,tangannya mo ngapain tuh…pakai masuk ke celana segala…hahahaha) lanjjuuuttt…

Nia memulai aksi individunya dengan memilin halus puting merah muda miliknya.
“uuuhhhh…..mmmhhhh…..” Nia mulai menggeram tak jelas.

Semakin erat dan cepat ia pelintir putingnya dan semakin menggeram ia,
“uuuuffhhhhhh……hhhmmmmmm…..ahhhsssss”
begitu nikmat sepertinya.

Kemudian mulai di sibuk meremas bulatan montok mulus di kedua dadanya yang ranum. Dengan variasi tangan kiri memilin puting dan tangan meremas payudara sungguh membuat Nia merem melek sendiri.
“uhhh uhh…hmmmm..uhhh…awhhh awhhhh”
Tubuhnya menggeliat kekiri dan ke kanan mengikuti irama pilinan dan remasan. Sesekali terlihat bibirnya meringis menahan sakit di kakinya yang terkilir karena terlalu banyak tingkah dalam menggeliat.
Tempo remasan semakin cepat dan membabi-buta (ciee…membabi-buta…kayak pertempuran aja heheee..)
Dadanya ia remas keras-keras dan penh gemas.
“uuuhhhhhhhhhhhhh….” Nia melenguh panjang menikmati sensasi itu.

Dia sudah lupa (sebentar) akan deritanya. Derita itu kini menjelma menjadi sebuah arungan kenikmatan yang menderu-deru…(ahaiiii…kayak mobil aja menderu…)

“ahhh ahh ahhhh ahhhhhhh” Nia tak henti-hentinya melenguh dan menggeram.

WWWOOIII !!!! (hayoo….agan-agan….ngebayangin apa hayyoo…??? tenang bro….jangan terburu nafsu dulu…hihihi) boleh dilanjutt??

Kembali pada ‘keasyikan’ Nia. Nia mulai merabai perut dan pantatnya yang mulus dan seksi itu. Diremasnya bulatan pantatnya sendiri dengan lembut namun semakin lama semakin cepat dan keras (keras tapi bukan kerasukan lho ya).

Tak lama berselang, ia rabai sendiri lubang anusnya dengan penuh gairah (orang nafsu mah tak pandang buu dalam meraba, begitu kata mbah nyitnyit tetangga depan rumah).

Tak puas hanya dengan main pantat, tangannya berlari menuju gawang indah di selangkangannya. Dibelainya bulu pubis dengan lembut dan mendebarkan jeng…jeng…jenggg…

Dengan jari yang lembut dan kuku yang tidak panjang dan jorok (yeee…emang situ…jarang potong kuku) Nia mulai menggelitik belahan Vegi nya. Di gosoknya dengan penuh penjiwaan dan penghayatan.

“uhhh…sssstttttt…..aauhhhhhh” Nia mulai menggeram lagi.
Digosoknya bulatan kecil klitorisawati yang bersembunyi di ujung atas lobang dengan bersemangat (iiihhh si Nia udah apal tuh tempatnya sekarang…hehehe). Semakin lama semakin cepat dan berirama.

“uuh uuh uhhh….ahhha hahh ahhh sttttt…mhmmmm…ahhsstttt” Nia melenguh tak terkendali.
“aiihhh…awwwhhh aaahhh….aassshhhh…hhmmhh…auuwwwhhh”
“ah ahhh ahhha hhhhhsssttttt”

Dan kemudian…
TOK TOK TOK !!! BUNYI KAMAR NIA DIKETUK
(ga kok gannn…cuma becanda hehehe…)

Dan kemudian…
“aaauuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh….” Nia melenguh keras. Badai klimaks tengah datang melandanya. Orgasmesisasi diri (ceileee…)

Namun, tak seperti biasanya Nia hari itu. Yang biasanya di langsung terkapar puas, kali itu tidak. Dengan sigap lagi bersahaja dia mulai mencumbui the mekiawati lagi dengan beringas ( wowww…beringas…gue suka itu !!).

Kali ini dia nekat mengobok-obok ke dalam lobang. Sementara tangannya yang lain masih sibuk menggosok klitorisawati.
“uuhwhhh ihhhhhhh ssstttt” kembali ia mendesah

awalnya hanya beberapa centimeter saja jari telunjuknya masuk. Tapi itu dirasa masih kurang. akhirnya ditambah alias ditemani oleh si jari tengah. masih kurang juga ??? tanpa perhitungan ia lesakkan kedua jari bersaudara itu masuk dalam jauh di lobang mekiawatinya. Nia memekik tertahan,
“aaawwwww…..aduuuhhhhh”.

Sejenak ia terdiam, namun rasa nikmat yang kemudian menjalar di dinding dalam lobang anunya memompa semangatnya lagi untuk memompa mekiawatinya.

Sleep sleppp sleppp begitu bunyinya kira-kira persetubuhan Nia dengan tangannya. semakin lama semakin cepat dan kacau gerakannya. tak lupa tangan yang lain mengekspoitasi habis tonjolan kacangnya.

“auuuhhh…ahahhh ahhh ahhh sssttt awwwhhssss…auuuhhh…ihhh ihh ahh asssttt…auuhh masss mass rrr..rrrroyyyy…..ahhhhhhhhhhhhhhhhhh”. Desahan diiringi imajinasi terhadap Roy menghantarkan Nia pada puncak klimaks yang kedua. Nia kemudian terlihat limbung. Keringat deras menetes di kening dan pelipisnya. Rambutnya pun sudah kacau dan basah.

Nia kemudian duduk dan hendak berdiri memakai pakaian untuk mengambil minum di dapur. tapi alangkah kaget se kaget kagetnya Nia saat melihat ada bercak darah di seprei kasurnya. Nia terduduk lemas di tepian kasur. Ia telah merenggut keperawanannya sendiri. Pikirannya menjadi kacau, bingung, takut, dan akhirnya ia menangis….

Pagi yang cerah. Nia terbangun saat sulur sinar mentari menjilat wajahnya. Dengan berkejap mata dan menggosokkan tangan ke matanya ia beranjak berdiri dari pembaringan. Dengan langkah lemah ia menuju jendela kamar dan membukanya. Masih dalam posisi tubuh menghadap jalanan perumahan yg tepat disisi jendelanya, Nia menghirup dalam-dalam kesejukan udara pagi itu dan kemudian menghembuskannya perlahan. Asyik ia memandangi lalu lalang manusia yg melintas dijalan dengan segala kesibukannya.

Nia terhenyak. Lamat-lamat dipandangnya wajah security perumahan yang sedang berkeliling untuk patroli, kenapa wajah Roy yang muncul pada tubuh security itu. Nia berpindah pandangan, ia pandangi bapak tukang kebun di sebelah rumah. Lagi-lagi wajah Roy yang ada disana. Saat memandangi tukang loper koran, penjual sayur, penjual baso..semuanya berwajah Roy. www.filmbokepjepang.net  ta percaya pada semua itu, Nia mengucek-ucek matanya berharap pandangannya salah. Namun tetap saja wajah Roy yang muncul di setiap pandangannya. Sejurus kemudian wajah-wajah Roy itu memandang kearah Nia. Mereka melangkah maju dan terus maju mendekati tempat dimana Nia berdiri. Semakin dekat dan dekat.
“aaaaaaarrrhhhhhh…”Nia berteriak histeeris dannn……

Cinta suci hanyalah untukmu, dengalah kasih, kaulah dambaanku….
Potongan lagu Stinky pada ringtone HP Nia membangunkan Nia dari lelap tidurnya. Nia terduduk, sekian detik kemudian ia baru sadar bahwa ia baru saja bermimpi.

Nia segera menyambar Sony Ericsson X10 mini qwerty android miliknya.
“halllooooo…” ucap Nia di telepon.
“Nia….nia….tolongin gue nia….” suara diseberang.
“what????….siapa ini” kata Nia berikutnya.
“gue Nia, Nina…tolongin gue…” Jawab suara diseberang.
“iya…iya…ada apa Nin..???” kata Nia lagi.
“gue…gue…guee…hamilll Nia….huuuaaaaaa (suara menangis)” kata Nina.
“apa?????? kok bisa” tanya Nia.
“kok bisa kok bisa ! ya bisa dongggg…udah deh tunggu disitu, gue meluncur ke rumah lo sekarang” jawab Nina galak sambil menutup call telepon.

Nia hanya garuk-garuk kepala. Kemudian ia meloncat dari tempat tidur dan berlari untuk mandi sebelum Nina datang. Tak lupa ia ganti sepreinya dengan yang bersih agar bercak noda bersejarah semalam tidak diketahui orang lain.

(sebentar sebentarrrr…..sejak kapan Nia sembuh kakinya? kenapa sekarang dia bisa melompat dan berlari ????
hehehe…berkat ‘tangan ajaib’ Roy dong…terbukti kehandalannya bukan ????)

Selepas mandi, Nia segera berganti pakaian dan makan. Sejenak setelah makan selesai, Nina sudah nangkring di depan pagar rumah Nina sambil manyun.

“uuppssss sori kawan…aku baru bangun, pagar masih di gembok ya…hehehe…soriiiii” teriak Nia sambil berlari membuka kunci pagar.

Nina hanya diam sepuluh ribu bahasa. Nia segera menggiringnya ke kamar.

“niaaaaaa….gue hamil Nia, lo kan baru tahu kalo hubungan gue kayak begitu dengan kenji kemaren…tapi itu udah kesekian ratus kalinya kita lakuin…daaannn gue sekarang hamil, gue berasa telat M seminggu ini, penasarn gue coba beli testpack di warung obat dekat rumah, hasilnya positipppp….gimana ini nia..???” Nina nerocos bagai petasan tiada henti.

Nia hanya mengernyitkan keningnya, bingung mau bilang apa.

“Kenji udah tahu?” tanya Nia kemudian.

“nah itu diaa…Kenji menghilang setelah tadi pagi gue sms dia…dia lari dari tanggung jawabbb…huuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaa…” jawab nina sambil menangis keras-keras.

“Heeeiiiii stoooppp niruin gaya nangisnya Nobita di film doremonnn !!!! dewasa dikit kenapa sihhhh…!!” bentak Nia.

Hepppp. Nina langsung spontan diam dan membuang tangisnya.

“nahhh gitu dong sayang…kalau ga nangis, nanti mama beliin permen dehhh” kata Nia kemudian.

“hehhhh serius doooongg !!!!!” sungut Nina.

“Iya iya maaf…” jawab Nia.

“sekarang lo harus tolongin gue, hubungi tuh si Roy, dia kan sahabatnya Kenji, siapa tahu dia tahu keberadaan kenji !!!” bisik Nina dengan agak keras.
( yeee…bisik kok keras? ga nyambung kaleeee)

“eh iya anu itu anu ehhhh itu tuh anu ehmmm” jawab Nia gelagapan.
” anu itu anu itu apaan sihhhh…yang jelas dooonggg” gerutu Nina.

“iya anu itu…kita cari aja dulu berdua, kalau udah mentok baru nanti deh aku hubungi Roy…ini kan masalah serius Nin…jangan sembarang orang tahu…!!” kata Nia sambil mencari cara ngeles agar tidak jadi menghubungi Roy.

“iya juga ya…” jawab Nina sambil garuk-garuk kepalanya yang tak berketombe.

Sekian menit kemudian dua makhluk indah ciptaan Tuhan itu sudah duduk di kursi taksi dan meluncur menuju rumah Kenji. 30 menit berlalu dan sampailah mereka di rumah kenji nan megah bak istana.
(agak dibuat wah gitu deh rumahnya…sebenernya sih cuma tipe 36 doang hehehe).

Dari rumah kenji diketahui bahwa kenji berpamitan pagi-pagi tadi untuk latihan band di studio xx di jalan yy nomer zz (huuiihhh bahasa detektip bangettt). Taksi segera meluncur ke TKP.

Jrenggg…jrenggg….kauuuu jaga selalu hatimuuu…saat jauh dariku…tunggu aku kembaliiii….lagunya Seventeen sayup-sayup terdengar dari ruangan studio musik xx. Mereka segera berjalan menuju kasir dan bertanya apakah band yang sedang latihan di dalam itu adalah band bernama xxx.

“maaf, bukan mbak. ini yang di dalem namanya band O” jawab kasir. (ehhhmmm band namanya band O..??? kayak nama perkakas rambut cewek aja).

Dengan langkah gontai dan lemas mereka menuju keluar studio.

“Niaw….!!!” seseorang memanggil nama Nia. Suara itu berasal dari dalam ruang tunggu studio. Tak ada yang memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW selain Adis. Dan saat Nia menghampiri suara tersebut memang benar suara itu suara Adis.
Adis adalah teman SMA Nia dahulu kala. Sempat Nia hampir menjadi pacar Adis saat itu namun keadaan berbalik saat Nia tahu bahwa Adis seorang playboy. Kenapa Adis memanggil nama Nia dengan ejaan NIAW?, ternyata selidik punya selidik nama lengkap Nia adalah Kania Wita. Makanya dipanggil Niaw karena dicomot tengahnya oleh Adis. sedang nama Adis pun juga hasil karya Nia sendiri. Sebenarnya pria itu bernama Adi Suroso, disingkat menjadi Adis.
(hehehe jaman sekarang yaaa…nama pakai dicomot sesuka hati, disingkat sesuka hati).

“Haiiii Niaw….lama tak bersua…” sambut Adis sok akrab sambil melambaikan tangannya.
“Hai Adissss….kangen juga ya lama ga ketemu…”jawab Nia akrab pula. Memang mereka akrab dari dulu kok.

Ngalor ngidul mereka ngobrol mengenang masa kuliah eh salah…masa SMA maksudnya. Asyik sekali mereka mengobrol hingga tak disadari oleh Nia ternyata Nina tercuekkan (bbbrrrrr…bahasanya apa ya yang sesuai selain kata tercuekkan???). Nina begitu murung, diam-diam ia pergi dari tempat itu. Berjalan teruussss tak tentu arah. Sambil sesenggukan menahan tangis. Tak terasa sudah 20 menit Nia ngobrol dengan Adis dan 20 menit pula Nina telah pergi dari studio itu.

“ehhh dis…kenalin ini temanku namanya Nin…lhooo dia kemanaaa???” Nia celingukan mencari Nina. Di luar ruangan ga ada, di kamar mandi ga ada, di kolong kursi ga ada, di tempat sampah juga ga ada ( yeeeee…emang kucing dicariin sampai segitunyaa!!!).

“ya udah deh dis, ini no HP ku 081xxx, aku mau cari temanku dulu, byeee….” Nia berpamitan kepada Adis dan berlalu.

Berlari Nia menghentikan sebuah taksi dan ‘sedikit’ memaksa sopir untuk ‘sedikit’ lebih ngebut menuju rumag Nina. 15 Menit kemudian di bahu kiri jalan tempat taksi Nia melaju tengah ada keributan kecil. Ada kecelakaan rupanya. Sambil taksi berjalan tersendat, Nia melongok keluar jendela untuk mengetahui ada kejadian apa sebenarnya.

APAAAAA….??? NINAAAAA?
Seorang gadis imut tergeletak tak sadarkan diri di trotoar. Ya itu adalah Nina sahabat Nia. Nia segera menghentikan taksi kemudian berlari menghambur. Sekian menit kemudian Nia sudah membawa tubuh Nina yang pingsan ke dalam taksi dibantu oleh warga dan melaju menuju rumah sakit.

Dilain tempat, sedang terjadi keributan kecil antara Roy dan Kenji. Tepatnya kejadian itu adalah di tepian kota saat mobil Kenji parkir sejenak di pinggir jalan melepas lelah. Saat itu memang mobil Kenji hendak meluncur meninggalkan kota untuk lari dari kenyataan akan berita hamilnya Nina. Roy ikut di mobil itu? memang ikut atau tepatnya memaksa ikut saat kenji curhat kepadanya sekaligus berpamitan sebelum pergi keluar kota. Roy menahannya namun tak bisa, akhirnya Roy memaksakan diri untuk ikut dengan tujuan mampu melunakkan hati Kenji selama dalam perjalanan.

dipinggir jalan itu terjadi pertengkaran mulut antara keduanya.
“lo ga bisa dong ken main lari aja…gimana perasaan Nina saat mengetahui kenyataan ini !!!” ucap Roy lantang.

“ehhh lo diem deh, ini urusan gue…lo bisa ikut dan tahu kemana gue pergi aja udah untung…udah deh lu diem aja dan duduk manis tuh di jok mobil !” jawab kenji tak kalah lantang.

“enak aja gue diem…gue sahabat lo kennn…gue ngingetin lo bahwa ini salahhhhh” kata Roy lagi.

“hallaaahhh tahu apaan sih lo tentang salah dan benar, lo jangan sok jadi pahlawan ya !!” bentak kenji.

“eh lo dibaik-baikin malah nyolot ya !! emang lo ga kasihan Nina???” kata Roy.

“persetan dengan perasaan, gue masih kuliah, gue masih punya masa depan yang panjang…gue ga mau cita-cita gue terhenti disini…!!!” jawab Kenji.

“iyaaaa…tapi bukan begitu caranya…lo perlu ngomong berdua dengan Nina !!!” kata Roy lagi.

“hehhh lo udah deh gue bilang diem ya udah diem aja…sok ikut campur urusan orang !!!” bentak Kenji sambil mendelik menakutkan.

“lo dibilangin susah banget sih, dasar batu looo !!! lo kan cowok…berani berbuat harus berani bertanggung jawab !! gentleman broooo…!!!” Roy menanggapi dengan sengit.

“Heiii jaga ucapan lo…sekarang gue tanya, gue yang ga gentle atau lo yang ga gentle hahhh??? lo cowok tapi ga berani ngungkapin perasaan lo sesungguhnya ke Nia !!! dasar banci lo !!” balas Kenji dengan lebih sengit.

BBBUUKKKK….!!!!
satu pukulan tangan Roy melayang dan melesak ke perut Kenji. Roy sudah hilang kesabarannya. Kenji sedikit terhuyung ke belakang. Sekian detik kemudian dia maju dan membalas pukulan Roy dengan memukul pula, kali ini pipi dan rahang Roy terimbas oleh pukulan itu. Roy semakin naik pitam. Darah segar yang mengalir dari sela mulutnya tak menyurutkan langkahnya untuk maju merangsek menuju Kenji. Jual beli pukulan tak dapat dielakkan. Jatuh bangun tubuh sudah tak dapat dihindari.

Kembali pada keadaan pingsannya Nina. Nina sudah dibawa masuk ke dalam ruang ICU. pertolongan pertama sedang dilakukan. Tak lama kemudian Nina pun sadar. Dokter yang menangani segera keluar dan menemui Nia yang sedang dilingkupi kecemasan di kursi tunggu ICU.

“mbakk…temannya Nina yang pingsan tadi ????” tanya dokter.
“ehhh iya dok, bagaimana keadaan Nina??” jawab Nia sambil langsung bertanya balik.
“ohhh tidak apa-apa, hanya luka-luka ringan, memar dan sedikit gegar otak ringan…tapi tak berbahaya…silahkan masuk dan dilihat sendiri…korban sudah siuman…kami akan tangani hingga besok pagi dengan perawatan intensif, besok sudah boleh pulang kok” terang dokter panjang lebar.

BBANGGG…MASSS…GANNN…BROOOO
(serius amatttt….senyum dongggg)

Saat Nina tahu bahwa Nia masuk ruangan, dia langsung menangis sesenggukan. Nia hanya bisa diam sambil mengelus kepala Nina dengan lembut untuk menenangkan tangisnya.

“Niaaaa…gimana nasib janin di dalam kandungan gue….gue takut kenapa kenapa …!!!” rengek Nina.

“lho…mbak hamil ??? sebentar mbak pendamping keluar dulu, coba saya periksa kandungannya, apakah ada efek samping dari kecelakaan ini ke kandungannya” sahut dokter tadi dengan buru-buru.

tiiiiiiiiingnggggggggggggggggggggggggggggggggggggg hhhhhhhghggggggggggggggggggggggggggggggggggkkkkkk
(diisi tulisan begini aja ya untuk menggambarkan lamunan Nia dikursi tunggu yang ga bisa digambarkan…!”

10 menit kemudian…
Teng—teng—tengg bel sekolah berbunyi tanda jam sekolah berakhir. (woiii ngawuurrrrr !!!!!! hehehe becanda bro, jangan tegang begitu doooongggg makanya !!!)

10 menit kemudian…
“mbak…silahkan masuk…saya jelaskan di dalam kamar saja agar mbak Nina juga dengar” panggil dokter pada Nia.

“jadi begini…siapa bilang mbak Nina hamil, ga kok ga hamil” kata dokter enteng.

“lho dok…beneran hamil kok…saya sudah pakai testpack hasilnya positif hamil dok tadi pagi..!!!” sahut Nina.

“Beli dimana? merk apa?” tanya dokter.

“diwarung obat dekat rumah, merknya ga terkenal sih…merk yyy” jawab Nina.

“mbak….jangan asal beli barang kesehatan yang tidak jelas…apalagi kita butuh hasil akurat kan? bisa jadi alat yang dibeli mbak itu tidak resmi atau bisa dibilang asal jual aja…belilah yang di apotik..ini jelas tidak hamil mbak…ada data medisnya kok…!!!” terang dokter itu.

“oowhhhh……” jawab Nina malu.

KKRIIINGGGGGG !!!!!!
HP Kenji berbunyi…muncul nama Nina disana. Pertempuran tinju terhenti sejenak. Kenji terdiam dengan HP ditangan. tanpa menunggu lama, Roy menyambar HP itu dan menerima telepon dari Nina tersebut.

“Halllooo Kennnn….gue ga hamiilllll…cuma salah tesnya…ini gue diperiksa dokter dan jelas sudah kalau memang tidak hamilll…Kenji lagi dimana???” cerocos Nina tanpa koma.

“Haloo ini Roy…dia ga mau angkat teleponnya…nanti gue omongin deh ke dianya, lo sedang di dokter mana, nanti gue suruh doi datang kesana ya” jawab Roy datar.

Setelah telpon ditutup.
“heh…tuh kan lo keburu ngacir duluan sihhh…nih Nina bilang dia salah tes…ternyata di ga hamilllll !!!! lo datang deh ke RS xx sekarang, dia disana !!”.

Dengan muka bonyok-bonyok kedua pejantan tangguh itu segera memasuki mobil dan meluncur masuk kota.

“Nia…lo pulang dulu deh sana…lo belum makan kan…bentaran lagi Kenji datang kok” kata Nina kemudian.

“ooowww gitu ya…ya udah deh aku pulang dulu mau mandi…bau nih badan hehehe…” jawab Nia centil (tumben centil nonnn…hehehe).

Dijalanan…
“brooo…sori banget yaa…lo udah babak belur gara-gara gue, tolong jangan diambil hati ya…” ucap Kenji memecah keheningan di dalam mobil.

“iya sama…gue juga minta maaf…gue kelewat emosi tadi” jabaw Roy kalem.

“tapi saran gue…beneran deh lo segera pastikan perasaan lo ke Nia…usah deh ga usah ngejar bodi montok sesya…yang penting perasaan lo lega…” saran Kenji.

“iya sih bro…gue juga jadi sadar atas pertengkaran kita tadi, lo ada benernya juga…ga sepantasnya gue diem aja sembunyiin perasaan gue ke Nia…tapi gue takut Nia malah tersinggung dan dikirain gue nglunjak…temen baik minta jadi pacar…!!!” jawab Roy lagi.

“Heiii sodara….pesimis begitu jadi manusia…coba dulu…siapa tahu dianya juga suka kan !!!…urusan Nia ngamuk urusan nanti…yang penting lo mencoba jujur duluuu…” balas Kenji lagi.

Roy hanya mengangguk.

Kembali pada sosok Nia yang baru sampai dirumahnya.
“lhooo….ada tamu tooohhh” kata Nia begitu melewati ruang tamu.

“hehehe…iya gue pengen ngobrol banyak…udah lama kita ga ketemu…” jawab tamu itu yang ternyata adalah Adis.

“bentar ya…aku mandi dulu…bauuu hihihi…habis itu kita keluar aja yuk cari tempat ngobrol yang enakan gitu…” jawab Nia sambil berlalu ke dalam rumah.

Adis hanya mengangguk masyhul…(mengangguk apaan??? masyhul…kata-kata dari mana tuh ??? sastra banget !!! hehehehe).

Sekitar 30 Menit kemudian Nia dan Adis sudah sampai di sebuah cafe. Mereka memesan makanan favorit mereka dahulu kala sambil ngobrol. Sekian menit kemudian masakan telah dihidangkan.

ssrrtttttt…sruuupppp…hmmmmm…nyammm…nyammm. …suara Nia melibas makanan yang ada.

“heyyy non…habis jadi kuli tadiii??? pelan dikit dong makannya…kesedak nantii !!!” sergah Adis.

“mmmhhh llapel dis…kelapellan” jawab Nia sambil mulutnya dipenuhi makanan.

“huhhh dasar…masih sama kayak duluuu” balas Adis.

sendok terakhir dari makanan yang di lahap Nia baru saja masuk ke dalam mulutnya. Saat Nia menelan minumnya, Adis berkata “Niaw, kamu inget ga masa SMA kita yang hampir pacaran dulu?”.

Gllegggkkk….(suara mulut+tenggorokan nia tersedak air yang diminumnya). Nia tak menyangka bahwa Adis akan membahas hal itu lagi. Awalnya dia berharap Adis sudah melupakan kisah monyet tempo dulu itu. Sekarang kondisi telah berubah, bukan jaman cinta monyet lagi…


Tapi mau tidak mau, Nia perlu dan wajib menjjawab pertanyaan Adis itu karena dia tahu bahwa saat ini adalah masa yang cukup dewasa untuk mengatakan penyebab kegagalan cinta mereka.

“iya dis, gini deh…beneran kala itu aku sebel banget waktu tahu bahwa kamu sudah punya pacar saat nembak aku….nahhh daripada hatiku sakit…ya mending aku batalin aja…walaupun sebelumnya kita sudah tahu sama tahu tentang perasaan kita, tapi…sudahlah memang saat itu bukan saat yang tepat buat kita menjalinnya” kata Nia menanggapi.

“ehhmmm…iya…maaf saat itu memang gue bodoh, ngapain pakai main api segala, gue kebakar omongan teman yang nantangin gue buat koleksi cewek hehehe…maaf ya niaw…” sahut Adis.

“ho-oh deh dis” jawab Nia singkat.

“emmmmm….tapi kalau sekarang…eemmm….masih ada ga perasaan itu buat gue?” tanya Adis tiba-tiba.


Nia terkejut bukan kepalang. Memang sih kata cinta yang dulu pernah ia siapkan buat Adis masih belum sempat terucapkan. Dan kini silih berganti kisah telah dilalui, bahkan Nia sendiri sudah tidak yakin pada perasaannya itu sekarang apakah masih ada atau tidak.

“ehhmmm dis, maksudnya apaan sih?? kamu nembak gue lagi nih sekarang??? tanya Nia balik.

“Bisa dibilang begitu deh…gue janji niaw…gue bukan cowok playboy kayak dulu…dulu itupun hanya perlombaan dengan teman…sekarang aku ingin serius menjalani semua ini” terang Adis.

Dueerrrrr !!! tuh kan benar Adis nembak lagi. Nia bingung tujuh keliling. Baru hari ini bertemu lagi dengan Adis. Masih terlalu cepat membangun kembali puing cintanya yang lama terpendam. Dan hal yang paling memusingkan adalah Roy yang melekat di genangan sukma terdalam Nia. dalam hati kecilnya masih berharap Roy, namun kenyataan kini tengah menyuguhkan suatu pilihan dramatis yang harus pula pintar-pintar Nia memutuskannya. Dalam kebimbangan yang mencekam, Nia terus mencoba untuk berpikir jernih dan realistis. Dan akhirnya terfokus pada satu baris kalimat yang dia buat sendiri dalam benaknya.

“sampai kapan aku harus menunggu Roy? mungkin dengan menjalin cinta sekaligus mulai belajar lagi menumbuhkan benih cinta yang telah lama usang bersama Adis akan mampu memunculkan harapan keindahan baru pada hatiku” batin Nia.

“emmm dis begini…aku sudah berpikir berulang kali dan memang hidup adalah pilihan…aku juga perlu memilih sesuatu yang sekiranya baik buatku…ok dis mungkin ini saatnya kita menyatukan perasaan yang dulu tertunda…aku akan kembali belajar untuk membuka kamus cintaku buatmu dis” lanjut Nia.

“ahaii aayy ayyyyy…beneran niaw?….horeeee hore….” rona wajah Adis begitu gembira.


Sampai didepan rumah Nia, jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Tanpa turun dari mobil Adis berpamitan untuk langsung pulang kepada Nia.

“sayang…gue langsung balik aja…ga enak lah sama ortu kamu…udah malem” kata Adis.

“ehmmm…iya dis, hati-hati ya dijalan” jawab Nia agak canggung (maklum bro…kali pertama hihihihi).

“ok bye sayang….” cuupppp…Adis mengecup kening Nia dengan lembut.
(iiihhhh….so sweattt….)

Malam itu Nia lelap tidur dengan belaian impian indah pada harapan sayap-sayap cintanya untuk esok, lusa, dan selamanya….


Diujung jalan ini, setahun kemarin ku menunggu…kencan pertama bidadari belahan jiwaku…potongan lagu kahitna pada ringtone HP Nia membangunkan Nia pagi itu (hehehe…ga lagi stinky bro ringtone nya…kata Nia sih banyak teman yang gak suka lagu melow kayak gitu…kurang nge-beat katanya hehe..),. Seperti biasa, Nia duduk sejenak mengumpulkan kesadaran lalu segera sigap mengangkat telepon.

“Halooo…” Nia memulai pembicaraan.

“Nia, ini gue Nina…gue barusan sampai rumah, tadi pagi-pagi dijemput bokap di RS. Ohya…tolong kunci mulut ya mengenai tragedi hamil yang salah itu…hihhihi…jadi malu…maen sini dong Nia” kata orang diseberang yang ternyata Nina.

“iya bentarr…aku mandi dulu ya…ok deh see u…bye…” jawab Nia singkat sambil langsung menutup telepon. Nia berlari ke kamar mandi dengan riang.


Sejam kemudian Nia telah ada dihadapan Nina yang duduk dikursi teras rumahnya. Nina tersenyum menyambutnya.

“Nia…makasih ya…lo udah nemenin gue kemaren seharian, dan udah ngebantu gue mecahin masalah gue yang rumit” ucap Nina membuka percakapan.

“Yaelahh non…santai aja kaleee…itulah gunanya sahabat non…” jawab Nia menirukan logat jakarte para pemain sinetron di tivi.

Mereka berdua akhirnya tersenyum berdua dalam keriangan hati masing-masing. Beberapa saat kemudian sebuah mobil tipe caravan warna hitam parkir tepat di depan rumah Nina. Tak lama berselang, dua orang pria macho dengan hiasan wajah penuh lebam memasuki pekarangan rumah Nina.

“Kenji…Roy….” teriak Nina melambaikan tangan.
(para pembaca yang budiman apa tidak curiga? kapan ya mereka kuliahnya? kayaknya hari-hari mereka libur teruss…). Mereka sebenarnya sedang liburan akhir semester, jadi ya memang sedang tidak kuliah.


DEGGGG…!!!
Jantung Nia serasa tersentak keras. Sebentar ia lupa Adis kekasihnya saat Roy datang, ia merasa ada perasaan senang akan kehadiran Roy namun terselubung suatu tabir yang Nia juga tak tahu apa itu. Berikutnya dia ingat kembali pada Adis, kekasih real miliknya. Ledakan dan gemuruh rasa berkecamuk dalam pikiran Nia. Dunia serasa berputar begitu cepat.


Tanpa melihat Nina, Roy langsung menghampiri Nia.
“Nia…gue perlu ngomong penting ke kamu, bisa gak kitaaaa….” ucap Roy yang kemudian dipotong langsung oleh Nia,
“yuk kita kedepan aja, ga enak gangguin orang sakit kalau disini…”.


DEEGG..DEGGG…DEGGGG…
(eeiittsss jangan dikira itu suara jantung Nia yang lagi bingung itu ya…ini cuma suara langkah kaki Nia dan Roy yang melewati jembatan papan penutup selokan didepan rumah Nina).


“Nia…..eeeeee…..gue….gueee….begini…seben arnya ini sangat sulit gue ungkapin…tapi bagaimanapun juga gue harus jujur, ku harus adil terhadap hati gue sendiri, dan kamu juga perlu tahu keadaan sebenarnya….dari dulu…saat kita awal-awal berkenalan dan bahkan hingga kini…sebenarnyaaa….gueee….sss…sssuka sama kamu…gue cinta sama kamu Nia…” ucap Roy berterus terang.

Seharusnya ini bukan sebuah berita menggelegar bagi Nia. Bahkan seharusnya Nia justru gembira mendengarnya. Namun semua berkata lain sekarang. Tangisan sedu sedan Nia yang penuh penderitaan batin, kebekuan hati Nia, perubahan tabiat seksual Nia yang terkesan aneh, hilangnya keperawanan Nia, dan peristiwa Nia jadian dengan Adis, semuanya sunggu menjadi sebuah godam yang berat menumbuk tengkuk Nia bersamaan dengan ucapan Roy saat itu. Seorang Nia yang hanya seorang gadis lemah sungguh tak mampu begitu saja menetralisir segala peristiwa dan realita yang berkecamuk secara tiba-tiba dalam pikirannya. Nia hanya terdiam dengan tatapan kosong. Sesaat kemudian dia ambruk. Nia pingsan.


Roy histeris setengah mati melihat bidadari cintanya limbung. Kenji datang tergopoh-gopoh. Nina sambil tertatih juga akhirnya sampai di tempat dimana Nia pingsan.

“Heeeiiii Roy…lo apain temen gue hahhh???…lo pasti bikin gara-gara sama dia !!…ayooo cepat kita bawa dia ke rumah sakit…gue ga mau kalau orang yang telah menyelamatkan gue sampai ke rumah sakit kemaren sekarang mengalami hal serupa dan gue diem aja…ayo cepat Kenji bukain pintu mobilnya..!!!” Bentak Nina dengan cemas.

Beralih pada peristiwa lain. Nun jauh di luar sana sedang terjadi pergumulan mengejar birahi antara Adis dengan pacarnya. (apa? Adis? punya pacar?).


Aksi tipu muslihat Adis terhadap Nia yang katanya bukan playboy ternyata sukses berat. Di tempat itu tepatnya di kamar kos pacar Adis, sebut saja namanya Dina, sedang terjadi aksi asyik-asyikan antara Adis dan pacarnya itu. Dina adalah seorang anak kuliahan tapi bukan satu kampus dengan Nia. Tubuhnya tinggi namun posturnya tidak kurus, TB dan BB nya sekitar 175/55. Wajah cantik sensual Indo (blasteran bule dan Indonesia) dan berbagai bongkahan daging nikmat ukuran kwalitas super menempel di badannya.(sebuah daya tarik yang memikat siapapun pria kecuali bagi anak-anak dan manula tentunya hehe).


Awalnya mereka hanya saling peluk. Namun yang namanya kucing dapat ikan, Adis tidak akan menyia-nyiakan hidangan masakan indo-barat kali itu. Disambarnya bibir Dina dengan ganas, dikulum dan dilumat dengan penuh nafsu. Dina menerimanya dengan pasrah. (hehehe…pasrah ato emang ngarep mbakyu…???).

Tangan Adis sibuk menjelajahi bongkahan daging yang ada di depannya. Diremasnya payudara Dina dari luar pakaian. Kemudian dengan grusa-grusu di tariknya kemeja Dina dengan paksa, akibatnya seluruh kancing baju Dina putus berjatuhan menghujam bumi (hhohoho….mas bro Adisss…kasar banget…gaya lo gahar disss..!!!!)

Ditarik paksa pula bra hitam milik Dina hingga pengait bra Dina dibelakang punggung yang terbuat dari plastik itu ikut terbetot dan patah. Dina bukannya takut tapi malah seakan ‘menyuguhkan’ hidangan pembuka itu sekehendak Adis. Dina sepertinya seorang pemain kelas berat ( petinju kaleee).

Remasan pada daerah Sekwilda (sekitar wilayah dada) oleh Adis terhadap Dina begitu merajalela. Pilinan dan remasan silih berganti membuat Dina blingsatan tak terkendali.

“uhmmmmm geliii yanggg….amphunnnn geliii ahhhhhhh” rancau Dina kegelian.

Mendengar rancauan itu, Adis semakin menggila. Disruputnya puting Dina dengan mulutnya dan dikulum-kulum.


“auuuuuuuuhhhh….aahhhh ayangggg…nakhalllll…oouuwhhhh ssttt” desah Dina.
Merasa tak sanggup menagan geli yang berkepanjangan, Dina menggapai-gapai kebawah celana Adis. Diremasnya tonjolan KL Adis dengan penuh nafsu. Pelan-pelan dibukanya ikat pinggang Adis kemudian dibantunya Adis mencopot celana panjang sekaligus CDnya. Sekarang batang KL panjang Adis sudah ada dalam genggaman Dina sembari ia menikmati kuluman di dadanya yang sekarang telah menjalar menjadi jilatan di perut.


Adis mengangkat rok mini Dina hingga tergulung di sampai perut. CD Dina ia pelorotkan hingga lepas. Tanpa banyak cingcong Adis memutar posisi menjadi 69 dan dengan gerakan tiba-tiba ‘menerkam’ VG Dina, dijilat dan digelitik tonjolan kacang Dina.

“ooouuuushhhhh ssstttttttahhhhsssss aaaahhhhhh yangggg eengggsssssssttttt…..” Dina mendesah hebat dan tak sempat lagi mengulum batang KL Adis yang sudah ada di depan matanya.

VG nya berasa geli plus ngilu-ngilu nikmat tak tertahankan.

“ehhmmmmmmmmm…ssttttt…..auuhhh ahahahhhh…..auuuuggghhhhhhhhhh” Dina mengelinjang dan merintih, ia hanya bisa merem-melek sembari meremas erat batang KL Adis.

Lidah Adis kian menjulur ke dalam lobang surga Dina, Distimulasi pula oleh gerakan menggesek jari di kacang Dina dengan kecepatan tinggi.

“aaauuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhaarrrgggggggggjhhhhh h…” Dian menggeram dan melengking tinggi dan sesaat kemudian orgasme puncak diraihnya. Batang KL Adis jadi bulan-bulanan remasan tangan Dina yang menegang.


tanpa menunggu gelombang nafsu Dina surut. Adis mengganti posisinya. Ditariknya Dina untuk menungging. Tanpa babibu ia lesakkan batang KL ke lobang VG Dina dan langsung digenjotnya dengan kecepatan tinggi.

“auuuhhhhhh ahaa aaahh yanggg akhuuu gakh kuatttt ampuunnn…tapi terussss jaaaa enakkkkhh sihhh ahhh ahhh” rancau Dina menerima perlakuan binal pacarnya.

5 Menit dengan posisi nungging, akhirnya mereka berubah dengan posisi sama-sama berdiri. Adis menggamitkan kedua kaki jenjang Dina ke pinggangnya sambil berusaha melesakkan sekali lagi batang jantannya ke goa becek Dina. Posisi mereka mirip seperti seorang pria mengendong wanita dengan saling berhadapan. Genjotan pun dilanjutkan….

“aaaaakkkhhhhh ahh ahhh ahhh yanggggg….seret bangettttt auuuhhh” Dina kembali merancau.

“iihhhh hekkkk hhekkkk say…VG mu juga berasssa rrrapet bangettt posishiii giniiii….ehhhemmmmmm” jawab Adis terpatah-patah.

“Auuuuhhhhh aaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…gue nyampai lagi yanggg….” Dina berteriak menikmati orgasmenya yang kedua.

“hhhhaaaaahhhhhhhhhhh…gue juga keluar sayyyy…..ahhhhhcrooot…crootttt…crrooottttttt t” Adis berteriak ganas sambil memuncratkan cairan kentalnya ke rahim Dian.


Mereka terdiam sejenak dan emudian berdua rebah diatas kasur.

KRIIIINGGGGG…..!!!!
HP Adis berbunyi nyaring mengagetkan kedua insan penuh nafsu tersebut….

Nia telah sampai di ICU dan saat ini sedang di ‘garap’ oleh tim medis agar segera siuman. Berbagai usaha dengan berbagai bahan rangsangan untuk kasus pingsan telah dicoba. Lambat laun terdengar lirih suara Nia memanggil-manggil nama Nina. Dokter segera memanggil nama yang disebut agar membantu lebih cepatnya kesadaran Nia.

“Nin, aku mau ngomong sama kamu, tapi yang lain suruh keluar dulu” kata Nia lirih.

Nina dengan sigap segera ‘mengusir’ Kenji dan Roy dari ruangan itu.

“Nin, tadi Roy bilang kalau suka aku…tapi kamu perlu tahu, aku baru kemarin jadian sama Adis…cowok yang ketemu sama kita kemarin di studio…Roy terlambat Nin..aku sudah berniat untuk lupaln Roy demi pacarku itu dan juga demi menjaga perasaanku..Roy terlalu lama menimbang sesuatu yang dia tak sendiri tak sadar bahwa itu melukaiku, terlalu lama bagiku menderita demi dia Nin…kenapa baru sekarang….hikss…hiksss…” Nia bercerita sambil sesenggukan.

“tolong kamu sampaiin ke Roy ya, aku ga kuasa untuk ngomong sendiri dengan kondisi fisikku yang masih lemah seperti ini…” tambah Nia lagi.

Nina hanya mengangguk dan segera keluar untuk menemui Roy. Mendengar berita laksana geledek itu Roy bungkam, hanya satu yang ada dipikiran Roy, sebuah keanehan tentang Nia dan Adis yang jadian begitu mendadak. Sebuah tanda tanya besar muncul di kepala Roy.

“ini bukan faktor kebetulan, gue rasa janggal dengan kisah tentang Adis yang mendadak itu….sesuatu yang dipaksakan…eemmm bukan…bukan…sepertiiii sesuatu yang sudah direncanakan dengan licik…sepertinya Nia digiring dengan luwes….ehmmm…ini menarik…” Roy mengkerutkan dahi sambil bergumam dalam hati. Sejurus kemudian dia tersenyum. Nina dan Kenji menjadi bingung sendiri. Bukannya Roy harusnya bersedih? kenapa malah tersenyum?


Selama Nina diluar ruangan untuk menjelaskan kepada Roy, Nia teringat Hp disakunya. Dia segera menelepon Adis

KRIIIINGGGG !!!
TUUTTSSS….

“Halo…sebentar…gue lagi dijalan…silahkan tingggalkan pesan suara setelah bunyi BIP atau kirim sms saja…daaaadaa” suara automatic call answer dari HP Adis. Nia menghela nafas panjang dan kemudian mengetik sms buat Adis. Saat itu Nina masuk kembali keruangan.

“Nia…Roy pulang dianter Kenji, lo disini dulu gue temenin…kalau butuh bantuan gue bisa telepon Kenji lagi nanti” ucap Nina sambil duduk di kursi sebelah Nia yang sedang terbaring.


1 Jam berjalan, kondisi Nia semakin membaik. Setengah jam lagi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

“Hallooo ken…jemput kita setengah jam lagi ya, Nia udah boleh pulang kata dokter” ucap Nina di telepon.

“Sori say…perutku lagi ga beres…berulang kali ke Double You C…mules…kamu naik taksi ga apa-apa kan say ???” jawab Kenji.

“iya deh ken…buruan minum obat ya biar cepet mampet anunya…hihihi…bye….muahhh” balas Nina di telepon.


“Permisi…..” muncul seorang pria di ambang pintu menuju ke kasur Nia. Kedua gadis cantik itu menoleh.

“adisss…ga usah khawatir, tadi aku cuma kepeleset dan pingsan…betul kan Nin..??” ucap Nia sambil melirik kearah Nina.

“eeee…iiyaaahh” jawab Nina cengar-cengir.


Setelah berkenalan dengan Nina dan menemani Nia menyelesaikan administrasi pembayaran (lho??? Nia bayar sendiri? Adis cuma nganter ngurus administrasi? ahhh Adisss…bener-benr kau !!!), Adis segera mengambil mobil dan membawa kedua gadis itu pulang.

Sebelum mengantar Nia pulang mereka mampir dahulu ke rumah Nina untuk menurunkan Nina disana. Setelah itu meluncur ke Rumah Nina.

“Sayang…nanti temenin aku dulu ya dirumah, papa mama lagi ke lar kota, besok baru balik, tadinya sih mau nginep di rumah Nina, tapi aku jadi sungkan gara-gara pingsan malah nanti ngrepoti keluarganya” ucap Nia pada pacarnya.

“woooww ini yang gue tunggu hehehehe nanti malam gue garap lo cewek blo’on…tapi siang ini gue rampungin dulu urusan ama Dina…hahahaa…ga nyangka…sehari dapat dua lobang sekaligus….” batin Adis dalam hati.

“ehhmmm…iya say nanti sorean gue kesini lagi deh, tapi setelah ini gue mau langsung cabut dulu, mau anterin nyokap belanja hehehe…malu gue bilangnya…cowok kok belanja…hahaha” ucap Adis pada Nia.

“ihhh ga apa-apa lageee nemenin nyokap belanja…itu namanya anak berbakti…ga usah malu sayyy…aku malah bangga lho kalau ada cowok tapi peduli sama urusan kaum hawa…” jawab Nia.


Sampai depan rumah Nia langsung turun. Lambaian tangan Nia mengantar kepergian mobil Adis. Senyumnya terkembang, ia merasa menemukan pilihan yang tepat. Ganteng, baik, mau ngertiin dan bantuin urusan perempuan.

“ahhhh…tak salah kupilih Adis…meski aku baru belajar lagi untuk bisa mencintainya…tapi ku tahu dia pria yang baik…” Nia melamun sambil senyum-senyum sendiri.

Mobil Adis kembali parkir di halaman kos Dian. Liburan begini semua penghuni kos pada mudik. jadinya bebasss…


“Haiiii sayang…sori lama ya…nyokap belanjanya suka begitu…pilih ini pilih itu hahhh capeknya…” ucap Adis ketika menemui Dina yang sedang asyik FB-an pakai laptop di kamarnya.

(sebentar bro….ada yang janggal nih…gimana caranya Adis tadi berkontak dengan Nia saat nia di ICU ya…??? harusnya kan ketahuan Dina !!! ooowwww…tentu tidak, begitu mendengar bunyi telepon yang ter-reject oleh automatic answer-nya, Adis bilang ke Dina kalau ituh bunyi alarm…setelah itu dia ngacir ke kamar mandi…sms-an dengan Nia… daannnn…aman deh)


Kembali Adis ‘menyergap’ Dina untuk melanjutkan babak ke duanya yang tertunda. Di sisi lain tanpa di ketahui Adis tentunya, ada dua kepala (jangan ngebayangin dua kepala doang ngelinding gitu loh ya…maksudnya lengkap dengan tubuh dan kaki lahhh) mengendap dibalik kaca jendela kamar Dina yang tertutup korden namun ada bagian yang sedikit terbuka dipojoknya sehingga mudah untuk di intip. memang kawasan kos Dina terkenal sebagai kawan lingkar hitam. banyak orang kriminal dan pengangguran yang kerjaannya ngurusin urusan orang lain di tempat itu. Terdengar kasak-kusuk di sisi jendela itu, namun derit ranjang dan rintihan Dina menenggelamkan suara kasak-kusuk itu. Mereka tak sadar kalau aksi mesum mereka sedang dilihat oorang lewat jendela itu.


“auuuhhhh yanggg….ini kamuuuh apaiiinnn….ennakkkk sayayangggg…uuuhhh sssttttt” Teriak Dina saat jempol kaki Adis (iya beneran jempol kaki kok…) mengobok VG nya Dina. Saat itu Dina sudah telanjang bulat dan empat pasang mata diluar sana juga pasti bisa menikmati bentuk lekuk tubuh Dina yang aduhai itu.

Karena hari sudah mendekati sore dan Adis inget bahwa akan ada babak ke tiga hari itu namun dengan acar barunya, Adis segera melakukan intercourse dengan mengkangkangkan (mengkangkangkan ? susah bacanya ya…hihi…) kedua kaki Dina yang saat itu telentang di kasur dan kemudian menghujamkan KL botaknya yang berotot itu ke lobang VG Dina.

“ouuhhh…gghhhhh….yanggghhhh uuhhh” Dina mendelik tertahan dan kemudian menggeram nikmat saat batang jantan Adis ‘mengoyak’ lobang buaya milik Dina (hehehe…lobang buaya…serem amattt !!!).

“aiiihhhh ahhha hahh auhhwwaaahh sssttt aaahhhaakkkagghh” Dian semakin liar saat Adis mempercepat tempo genjotannya.

“aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” Dian mengejang indah sambil tangannya meremas seprei kasur. Dian mencapai orgasmenya dengan cepat.

Tak lama berselang, “aaaaaaarrhhhhhhhhh…” Adis juga menggapai ejakulasinya dengan lega se lega leganya.


Mereka berpelukan erat, aliran cairan Adis mengalir keluar dari celah VG Dina. ciuman bibir yang panas mengahiri pergumulan yang ganas hari itu.

“yanggg…kalau gue hamil gimana dooong…??” tanya Dina kepada Adis.

“tenanggg…kan ada A’a sayang…” jawab Adis mantap.
(cieeeee….gombal gosong kau diss…mulutmu bau terasi !)


DIN..DIIINNNN…
sebuah mobil memasuki garasi rumah Nia sore itu. Mobil Adis tentunya.

“ehhh…gue mo pesta lageee hehehe” teriak batin Adis diiringi senyum sinis mirip pemain antagonis di sinetron.

Jam dinding rumah Nia menunjukkan pukul 6 petang saat Adis tiba. Sore itu Kania Wita (nama lengkap Nia…masih inget kan??) sudah berdandan cantik untuk menyambut kekasihnya. Celana Jeans selutut dipadu dengan kaos putih ‘sedikit’ press body bergambar mickey mouse dan sebuah bando (ehhmmm jadi inget band namanya band O !!!) warna pink terselip cantik dirambut Nia yang lurus dan panjang. Nia nampak begitu segar. Pulasan lipgloss shiny di bibirnya melengkapi beningnya penampilan sang dara dan membuat ia nampak begitu ‘istimewahhh’.

“haii sayangg…cantik banget kau sore ini…emhhh wangi lagi” ucap Adis sambil mengecup singkat pipi kekasihnya.

“hhmmm…makacih say…kamu juga….hhmmm bauuuu….huhhh…mandi dulu sana gihhh !!!” balas Nia sambil membalas kecupan pipi Adis yang ternyata lengkap dengan keringat dan debu jalanan.

Selembar handuk lebar bergambar Batman (kenapa harus bergambar Batman? kenapa tidak bergambar lain?….karena batmannnn….engaku idolaku…batmannn….) dilemparkan Nia ke tubuh Adis seakan memaksa Adis untuk segera beranjak mandi. Dengan langkah malas Adis melangkah ke kamar mandi menuruti permintaan Nia.

Setelah Adis mandi nampak di meja sudah disiapkan satu mangkuk mie instan rebus dan segelas es teh panas (upsss…segelas teh panas ga pake es maksudnyaa…) oleh Nia.

“makan dulu say…” ucap Nia singkat sambil menerima handuk basah bekas pakai Adis dan membawanya ke belakang.

Adis segera melahap santapan itu mengingat itu adalah menu favorit Adis sejak dulu. Nia masih hafal menu itu seperti dulu saat makan di kantin sekolah. Setelah selesai makan, mereka bergeser ke ruang tengah untuk menonton tivi bersama.

“sayy…kamu nanti balik jam berapa? tunggu aku ngantuk dulu baru pulang ya…ga enak kalau bengong sendirian” ucap Nia membuka pembicaraan.

“ehmm ya terserah kamu aja sayang…gue santai kok, tidur sini juga gak apa-apa kalau boleh” balas Adis memancing situasi.

Nia hanya mengangguk beberapa kali diiringi senyum cerianya menghiasi deretan giginya yang berjajar rapi bersih seperti pagar kantor kabupaten.

Suasana semakin santai dan mencair setelah merekamulai terbiasa berduaan malam itu. Nia duduk bersandar pada dada bidang Adis yang sedang duduk lesehan diatas karpet menghadap tivi. Jam semakin menjauh dari jam kedatangan Adis pukul 6 sore tadi. tak terasa kini sudah menginjak pukul 9 malam. Adis mulai sedikit demi sedikit merengkuh dan memeluk tubuh Nia yang bersandar di dadanya. Bau harum shampoo di rambut Nia menusuk lembut ke dalam hidung Adis dan membuat Adis semakin berani melakukan hal yang lebih ‘ehem’. Adis berusaha menciumi pipi Nia dengan lebih intensif. Tengkuk Nia juga menjadi sasaran ciuman Adis dan membuat Nia sedikit meremang bulukudunya. Mata Nia mulai terlihat sayu menerima rangsangan lembut tersebut.


Dengan pelan diputarnya tubuh Nia menjadi berhadapan dengan Adis. Nia hanya memejamkan mata. Nia begitu grogi sekaligus deg-degan menunggu apa yang bakal dilakukan Adis. Perlahan bibir Adis menyentuh bibir Nia dengan lembut. Jemari tangan-tangan Adis membelai indah pelipis Nia dengan pelan. Darah Nia berdesir saat geli mulai muncul akibat pertemuan halus antara jari Adis, tepian rambut, dan tepian daun telinganya yang tergesek rambut. Sebuah sensasi baru yang dirasa begitu dahsyat bagi Nia yang tergolong muda dalam urusan per-ehem-an ini. Hati Nia berasa begitu terbuai melambung. Nia sudah tak ingat lagi kalau pintu rumahnya masih terbuka sejak sore tadi. Memang posisi Nia tidak akan tampak bila ada tetangga yang melintas, tapi seorang dewasa yang membiarkan pintu terbuka hingga malam adalah tindakan ceroboh. Hal ini akan mengundang lirikan kriminal jika terus terulang.


Rongga mulut Nia seperti dilalui oleh lelehan es cream saat lidah Adis menyeruak ke dalam mulut Nia. Putaran lidah Adis di mulut Nia begitu lincah dan ‘terlatih’. Nia merasa bagai di awang-awang menerima perlakuan istimewa itu. Sesaat lagi sepertinya Nia telah siap memberikan tubuhnya untuk Adis.

Merasa telah cukup memberikan sensasi baru di bibir Nia dan juga seputar leher Nia, Adis berubah haluan dengan niat membuka kaos Nia. Dengan sangat berhati-hati dan berlahan Adis mengangkat tepi kaos Nia. Sedikit mulai terlihat pusar dan pinggang Nia yang ramping. Tarikan kaos terus berjalan keatas dengan berlahan hingga hendak mempertontonkan tepi bawah bra Nia.


BRRRRAAAAKKKKKKKKK !!!!!
(semua ayo bareng-bareng terkejut yuukk !!! xixixixi…)

Meja ruang tamu Nia yang terpisah sekat dengan ruang tivi keluarga mengeluarkan bunyi tumbukan begitu keras. Seperti ada benda keras yang menghantamnya (jangan membayangkan ada durian jatuh di meja itu ya…ga mungkin !! hehe).

Adis mengurungkan niat untuk mengangkat kaos Nia lebih jauh. Mereka menghambur ke arah ruang tamu dan mencari tahu apa gerangan yang tengah menimpa meja ruang tamu dengan begitu malang itu.

JREENGGGG !!!

bagai tersambar petir di siang bolong Nia mendelik terkejut. Di ruang tamu itu telah berdiri dengan wajah angker dua orang pria. Wajah-wajah yang sangat dikenal Nia. Wajah Roy dan Kenji.

Tanpa menunggu aba-aba dari wasit, Roy spontan menerkam Adis hingga keduanya terjatuh dilantai dengan posisi Roy diatasnya Adis. Belasan pukulan dilesakkan kewajah dan perut Adis oleh Roy.

Nia terkejut bukan kepalang. Teriaknya tertahan tangis yang menyesak di dadanya.

dalam satu kesempatan Adis mampu mendorongkan kakinya ke tubuh Roy hingga Roy mundur beberapa meter kebelakang. Adis berdiri hendak membalas hujaman Roy, namun Kenji bertindak sigap dengan gerakan karate tingkat tinggi dirangkulnya tubuh Adis dan dikunci dengan variasi jurus yang cantik. Kenji adalah juara karate tingkat provinsi pada pertandingan 1 tahun yang lalu. Pantaslah kiranya jika dia terlihat lincah saat itu.


Adis terlihat tak berkutik dalam kuncian tangan kenji. Adis meronta-ronta.

“diammmm kauuu brengsekk !!! mau gue patahin ni tangan hahhh ???” bentak Kenji menggelegar. Nampaknya hati Adis menciut mendengar ancaman Kenji.

Roy beranjak berdiri dan maju beberapa langkah mendekati Nia.

“Nia…kamu tahu tidak siapa lelaki bangsat ini?, dia lelaki sialan yang sudah tega memperdayaimu Nia !!!” Roy angkat bicara.

“apaa hiikk…hikk maksud kamu ?” tanya Nia dengan sesenggukan.

“kamu boleh bangga punya pacar baru Nia…. tapi tolong jangan dia, kamu hanya dimanfaatkan…lelaki bejat ini sudah memiliki pacar selain kamu…” jawab Roy lagi.

“Sebelum bberangkat kesini tadi, dia tidur dan bermain mesum dulu dengan pacarnya itu Nia, kamu dibohongi sama diaa…” imbuh Roy.

“Heeeiii…lo jangan asal ngomong ya !!! lo orang asing tahu apa tentang gue !!: sergah Adis.

“Nia…inii HP gue, lihat aja rekaman video disana, siapa tuhh yang lagi maen ama cewek bahenol ??? ga usah khawatir, file sudah gue back up di piranti lain” tambah Roy.

Melihat adegan panas membara di HP Roy itu Nia menjadi merah padam. Nampak jelas disana siapa pria yang sedang asyik menggauli seorang perempuan seksi.

Nia melangkah maju kearah Adis dan menapar Adis dengan keras.

“Kurang ajar kau dis…janjimu palsu !! pergi kau dari rumahku !!” bentak Nia.
“tapii…tapiiii ” sergah Adis.

“SEKARANG JUGAAA !!!” bentak Nia lebih dahsyat.

Adis segera melepaskan diri dari cengkraman tangan Kenji yang dikendurkan dan dengan wajah marah dia menuju keluar. Sesaat ia menoleh ke belakang dan menunjuk kearah Nia seraya berkata “awas kalian ya, gue bakal balas ini semua !!”

Sontak Kenji mengangkat sebuah kursi plastik dan melemparkannya ke arah Adis. Kaki kiri Adis tertumbuk kursi dengan keras. Dia mengumpat tak jelas sambil berjalan tertatih meninggalkan ruangan itu. Deru suara mobilnya terdengar menjauh dari tempat itu.

Hati dan pikiran Nia begitu kacau malam itu. Kenji dan Roy memutuskan untuk mengantarkan Nia kerumah Nina agar bisa tidur ditemani Nina disana. Kejiwaan Nia malam itu benar-benar kacau.

Wajah geram pada airmuka Adis masih begitu membekas. Kejadian memalukan yang dialaminya itu memang sudah berlalu 2 bulan yang lalu, namun dendamnya begitu menyengat sampai keubun-ubun, Tak akan bisa ia lupakan.

“hhhhgggrrrr..keparat kalian, gue yakinkan bahwa gue bakal menuntut balas..!!” gumam Adis dalam hati.
Sejak kejadian itu ia sibuk mencari tahu informasi tentang Roy yang sudah menghujaninya dengan pukulan serta telah merusak hubungannya dengan Nia.


Suatu sore di sebuah rumah sedang terjadi obrolan seru antara dua orang cewek dan seorang cowok di ruang tamu. Cewek pertama yang sepertinya tuan rumah terlihat begitu segar dan ‘menggiurkan’. Kompisisi wajah dan tubuh yang luar biasa. Wajah cakep, tubuh seksi bahenol dengan dada yang wah, sungguh mempesona.

Cewek yang kedua yang nampaknya adalah tamu adalah seorang yang cukup tinggi (lencir kalau orang jawa menyebutnya) namun kebesaran masa depannya (dada uhuii), wajjahnya, dan keseksiannya tak kalah dibandingkan cewek yang pertama (yang pasti mereka berdua absolutely ihiirrr lahhh..!!).

Yang cowok cukuplah ganteng dan atletis. Tatapannya menawan hati. ditunjang dengan warna kulit putih sehingga terkesan produk unggulan sepertinya.


Ketiganya asyik mengobrol, ternyata si cewek I adalah teman dari si cewek II. Sedangkan si cowok adalah pacarnya si cewek II. Namun si cewek I belum kenal si Cowok tersebut. Baru kali itulah mereka berkenalan (uhhh ribet amat sih pakai cewek I lah…cewek II lah…!!!). Mereka terlihat mulai asyik mengobrol dan seru, kadang terdengar senda gurau dari mereka. Memang saat itu ortu tuan rumah sedang diluar kota, jadi mereka bebas berteriak cekikikan tanpa ada yang mendengar selain mereka.


cewek I hari itu lumayan terlihat seksi. Baju atasnya adalah kaos putih berbahan agak tipis dan full press body. Bulatan dada yang menggunung tercetak jelas disana. Dibawahnya dihiasi rok se paha gaya cheerleader sehingga udara menjadi lebih mudah masuk kebawah sana karena begitu pendeknya bahan kain itu (hehe udara…yang laen juga akan lebih mudah masukkk..!). Sesekali terlihat CDnya mengintip saat roknya tersingkap karena asyik becanda.


cewek II memang setiap hari selalu seksi. Hari itu ia memakai atasan tanktop dan bawahan sebuah celana panjang berbahan kaos yang press ke pantat. Bodinya….


Lambat laun obrolan menjadi berubah menjadi bahasan mengenai seks,

“sist….lo ngapain hari gini dirumah?? sono pergi samperin cowok lo…apa lo ga kangen KL ? hahahaha….” ucap cewek II memulai.

“ahh males…cuma ciuman mulu bisanya…” jawab cewek I.

“hahh…yang bener lo sist?….emang selama ini lo pacaran cuma dapet ciuman doang??” tanya tamu yang cowok.

“iyeee…..nahh dianya, nolak mulu…garing bookkk, jalan bareng juga jarang….kayak hari ini…!!” timpal si cewek I lagi.


Diam-diam cowok tamu melirik nakal kearah paha cewek I yang kadang terbuka mengundang lirikan. Lama-lama si cowok jadi horny sendiri. Dia berpikir bahwa tak ada salahnya jika dia ‘sedikit’ mencumbu pacarnya disitu daripada menahan konak gara-gara melihat cewek seksi yang menjadi tuan rumah.

Si cowok berusaha merangkul pacarnya dan menjatuhkan tangan yang melingkar di bahu pacarnya itu ke dada montoknya. Kemudian tangannya itu mulai meremas nakal pada daerah dada pacarnya dari luar baju. Si pacar mendelik seakan mengisyaratkan untuk jangan diteruskan. Sepertinya si cewek II malu kepada tuan rumah.

“aiihhh lanjutin aja kalee….ga usah malu cin…lagian ortu gue juga lagi di luar !” sergah si tuan rumah saat melihat kesan canggung pada wajah temannya.

Sesaat si cowok terdiam, kemudian terlihat berbisik di telinga pacarnya. SI cewek terlihat menganggukkan kepala.

“ehhhh sist, gabung yuk…” ucap cewek II.

“gabung??? maksud lo ??” balas cewek I.

“udahhh…sini…lo boleh nikmatin cowok gue, kita ber-tiga-an yuk…kecian lo kayaknya nahan banget gara-gara pacar lo ya garing ntuuh…” lanjut cewek II.

“iahh sist, nikmatin aja…kita have fun dikit yuk..” timpal si cowok.


Tanpa menjawab, si cewek I langsung berdiri dan membaur di sofa panjang ruang tamu tempat kedua temannya duduk. Cowok duduk di tengah diantara keduanya. Kedua tangan cowok itu merangkul kedua cewek disampingnya. Sambil melingkar di pundak ia juga mengefektifkan rangkulannya dengan meremas gunung-gunung menjulang yang ada di sekitarnya. Remasan terus berlanjut. Wajah si cowok agak menyerong ke arah cewek II. Sesaat kemudian terlihat bibir mereka bertemu. Aksi melumat bibir pun terjadi sembari si cowok masih meremas payudara sekel dari cewek di samping kanan dan kirinya (gila lo mas…2 cewek sekel bahenol, cakep-cakep lagi….luar biasaaa…).


“cantik…lo berdua hmm…sluupp….buka baju atasnya hmmm…ya…sleppp mmhhmm…branya juga hmmm” ucap si cowok di sela perciuman dengan kekasihnya.


Kedua cewek itu langsung berdiri, mereka spontan melepas baju atas mereka. Sekejab kemudian terlihat dua bukit…eh salah….empat bukit putih dan menggembung indah. Si cowok sepertinya sangat bernafsu. Ia segera menghambur untuk meremas bergantian ke-empat gunung cewek-cewek seksi itu. Bergantian pula ia melumat dan menjilat puting-putingnya.

“auuuh….hmmm…sssszzzttt…gilaahh enakkk….aaaahhhhh”
“aaaiiihhh ssstttt… hmmmmm…hmmmmmmmmmmm”
“aaahhh sssssiiipppp sayyyy…..aahhhhhh”
“aiiiiihhhhhhh ssssssstttt…..aauuuwwhhhhhhh sssttt”

arungan desah yang menggelora terdengar bersahutan diantara kedua cewek itu (heyyy mbakkk !!! berisikkkk hehehehe……)


Sepintas kemudian terlihat si cowok memberi aba-aba kepada kedua bidadari untuk membuka bawahan mereka. Kini terlihatlah dua bidadari sedang berdiri polos bugil tanpa selembar benangpun menutupinya. Benar-benar seksi dan montok-montok meraka.

(mas mas pembaca….seksi kagak tuuhhhhh ????)


si cowok mendekat pada cewek I (tuan rumah). Dilumatnya bibir si cewek dengan membabi-buta. Si cewek I terlihat gelagapan namun sejenak kemudian terlihat semakin menikmati ciuman itu. Namun tiba-tiba….

BRUUUAAAKKKKKK….!!!


(eitssss jangan dikira ada perkelahian lagi ya….)

Suara berisik terjadi saat kedua cewek telanjang seksi itu mendorong paksa si cowok hingga terjengkang di sofa. Mereka terlihat terburu-buru melucuti pakaian si cowok. Akhirnya si cowok pun telanjang juga di depan dua bidadari horny yang terlihat sudah terlingkupi kobaran birahi tinggi.

Si cewek I terlihat berdiri dan ternyata dia berusaha menggagahi wajah si cowok yang telentang itu dengan VG nya. Ia ingin di oral VG nya ternyata.

“dengan senang hati…” ucap si cowok sesaat sebelum mulutya tersumpal daging berjenggot.

Dilain pihak nampak cewek II mulai menjilati batang KL si cowok dengan nikmat. Dikulum dan diemut laksana menikmati sebuah ice cream. Kadang bagian skrotum (biji-bijian) juga dia emut dan sedot membuat si cowok kelojotan. Dengan wajah yang tertutup pantat bohay dan paha mulut cewek I, si cowok berusaha menggapai bibir VG cewek II dengan tangannya. Begitu ketemu tak ayal lagi langsung ia kocong dan gosok dengan cepat.

“uuuhhh….terrr…uusss masss…auuhhhh ennnnkkk nyaaahhh …..VG kuuu uuuhhh emmmuttt terussshhh aaahhhh” rancau cewek I menikmati oral pada VG nya.


“mmmhhh….ssllllluuuppppsss….aauuuhhhhhhh….aa aahhhhhhh…..ssslllleeppppp uuuuhhhh srrruuupppsss…..” nun jauh dibawah sana si cewek II ikut mendesah menikmati tusukan jari di VG nya sembari mulutnya masih tersumpal batang panjang kokoh milik si cowok.

“aiiihhhhh uuuhhh sssttt aaaaahhhhhhhhh aw awww awwwwhhhh….”
“ahhhhrrgggggghhhh…sstt…sleeppssss…mhhhmmmmh h….sssslupppp”
“gggrrhhhh…..aaaahhhhhh…aaahh ahh ahha hahhh ahhh oh my godddd…..”
“aaaaawhhh ssrruppptttt aahhmmmmm…sssssssluuppp aahwww..”

sahut-sahutan desahan dari kedua cewek dan erangan cowok menggema memenuhi seisi ruang tamu tersebut. Untunglah kawasan perumahan itu cukup elite dan sepi, jadi kemungkinan kecil orang luar bsa mendengarnya.


“aauuhh uhhhh ahhhhh masssss ampunhhh aahhh aakhuuuu gakkkkk kuatthhhh aaawwww aww aaaaaahhhhhhh”
desah si cewek I melengking sambil meliukkan pinggulnya, gelombang orgasmenya datang bergulung-gulung. Si cowok hanya terdiam pasrah menerima suasana lembab tepat di depan mulut dan hidungnya yang tengah menyetubuhi VG legit itu.


Si cowok beranjak bangun dari sofa. Kedua bidadari ia posisi kan berdiri nungging dengan bertelekan kedua siku tangannya di bibir sofa. Nampak di depan cowok itu sekarang dua bongkahan keong emas membulat montok putih dengan lobang lembab menggiurkan di tengah-tengahnya. Bulu-bulu hitam menghiasi setiap lobang. Begitu membuat nafsu menyeruak.

(LHAAAAA…MAS .MASS PEMBACA….NGEBAYANGIN APA HAYOOOO…..IHHH KOK MUKANYA JADI MERAH BEGONOO…??? HAHAHAA…XIXIXIXIXIXI…..


Dengan batang mengacung tegak bersambung (iihh emang belajar menulis tegak bersambung di SD…!!!) si cowok mengarahkan ke bagian tengah lobang cewek II yang merupakan pacarnya itu. Dia lesakkan sekuat-kuatnya batang hangat itu ke lobang surgawi yang menyemu merah. Di genjotnya dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat. Pegangan tangannya di pinggul sang cewek membantu setiap hentakan menjadi suatu arungan yang keras dan panas.


“ahhhh yaaaangg….ssssstttta ahhhh hheeeggkkkk aau auuu awwwwhhhhhh” si cewek II melenguh dengan keras.

“bagaimana sayanggg…ehmmm…rasa batangku???” tanya si cowok sambil tersengal.

“ayyhhh yangggg eennaakkk banngettt aah ahhhh ahhhhh awwwhh ssssssttt aaahhhhh” si cewek membalas dengan tersengal pula.


5 Menit mereka berjibaku dengan peluh dan aliran nafsu tegangan tinggi. Si cowok melirik ke arah pantat yang satunya. Dia segera mencabut batang indah itu dan ia arahkan ke lobang lembab si cewek I (tuan rumah). Awalnya terasa susah dan agak kering. Mungkin 5 menit menunggu telah membuat kelembaban itu berkurang. Namun dengan gesekan intens si KL ke VG nya, akhirnya pesawat KL dapat meluncur masuk dengan leluasa dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Gesekan terus berlanjut menjadi genjotan dan tujukan ganas. Si cewek menjadi terlonjak-lonjak dari tumpuannya di sofa akibat dari serangan ganas itu.


“haiiikkkk….aaaaaw aww awwwwwhh……aaadduhhh masss… ampunnnn…belum pernah rasain batang yanggg gedean giniii…..aahhhh enaaakkk gilaaaa auuh aaahhhhhhh mmmhhhmmmhhhhh aaaahhhhhh” rancau si cewek.


Cewek I yang sementara ‘nganggur’ beranjak menyusup ke bawah cewek I. Ia kulum payudara indah yang bergoyang-goyang karena genjotan itu dengan nikmat. Tak berapa lama kemudian ia sambar bibir cewek I dengan bibirnya. Merekapun saling melumat bibir dan terlupa sejenak bahwa mereka sama-sama wanita. Nafsu binal sudah mengambil alih semuanya.


Kaki si cewek I sudah tidak mampu lagi bertumpu lebih lama. Dia pun menindih cewek II yang sedang bermain bibir dengannya. Dua kumpulan bulu JB mereka bersatu. Secara tidak langsung goyangan cewek I membuat Klitorisawati cewek II ikut tergesek. Mereka semakin binal berciuman.


Si cowok mengambil inisiatif untuk menusuk bergantian kedua VG yang bertetangga itu ( yeeee…emang perumahan…pakai bertetangga segala…).


Lima sampai enam tusukan ke VG cewek I kemudian berpindah lima sampai enam tusukan di VG cewek II. Begitu terus hingga kedua bidadari binal itu meraung-raung menerima hujaman dan hentakan ganas dari batang gagah milik si cowok.


“ahhh…aahhhhhaaahhh…aahmmm mmmlllpppp….mmssssllppp”
“awhhh ssslllpp ahhhh ehhhmmmm hmmmhhmmmhh”
kedua cewek mendesah di sela ciuman bibir mereka. Lenguhan dan desahan nikmat terus menyeruak sepanjang 15 menit mereka di posisi itu.


Hingga pada suatu kesempatan, genjotan panjang agak diperlama pada VG sang pacar. Slleppp sleppp seppp….

“aahhhh auuuuhh ahhhh awwhhhhhhhhhhhhhhhh aaaa yangggg akkkhuuuu sampaiiii hhhhhkkkkkk ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” cewek II yang merupakan pacar si cowok melenguh keras, orgasme diraihnya. Ia pun terkulay lemas. Cewek II berusaha menstimulasinya dengan memberikan ciuman dan jilatan pada payudara montok rekannya itu.


Si cowok menarik cewek I untuk berdiri. Kemudian a dudukkan si cewek dipangkuannya dengan posisi punggung si cewek tepat menempel di dada si cowok.

Batang panjang segera dilesakkan lagi menyeruak lobang nikmat si cewek. Terlihat ia melakukan gerakan turun naik mengimbangi genjotan dari bawah yang dilakukan si cowok.

“aaahh ahhh ahhha ahhhhh masss ahhhh” si cewek merancau kembali.

“ahhhh sist….m*m*k mu sempit bangettt…ahhhh…jarang dipakaii yaahhh” ucap si cowok tertahan.

“iyaaahhh massss….terakhir maennnn ama mantankuhhhh ahhh ahhh…cowokkuhhh yang sekarang belum pernahhh ahhhh ahhhh ennnnaakkk masss auuuhhhhh” jawab si cewek dengan mendesah hebat.


10 menit dalam posisi itu, genjotan semakin cepat dan menggila. Si cewek II juga sudah berdiri kembali dan sekarang sedang sibuk ‘menyuapi’ mulut cowoknya dengan payudara ranum miliknya. Hingga kemudian…

“aaaahhhhh massssssss…..aaakhuuuuu sampaiiiiii aaaaaaahhhhh” teriak si cewek I menjerit seksi. Matanya terpejam menikmati sensasi yang timbul,


“iiiyaahhhh…akuu jugghaa mooooo mmoo…mooo ngeccroooottttttt aaaaarrrrrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhh….” si cowok membalas sambil melenguh panjang. Batangnya menghujam keras. Cairannya menyembur deras e dalam VG cewek I. Beberapa detik kemudian mereka tersenyum bersama dan berpelukan bertiga masih dalam posisi itu.


TOOOKKK..TOKK TOOOKK !!!
suara pintu diketuk dari luar, namun tak cukup waktu bagi mereka untuk berpikir cepat dan berpakaian.


Sebelum mereka sempat beranjak dari posisi berpelukan itu, pintu dibuka.

CEKKLEKKK…!!!

SESYAAAA !!!!!!!!

Suara seorang cowok meninggi. Cewek tuan rumah yang ternyata bernama Sesya itu mendelik se mendelik mendeliknya.

Diambang pintu telah berdiri seorang cowok tinggi tegap. Nampak guratan keningnya mengernyit menandakan kemarahannya sedang memuncak. Dia adalah Roy pacar Sesya. Roy yang telah membuat Nia pusing tujuh puluh keliling.


“Apa yang lo lakuin sya???” tanya Roy membentak.

“eehh..ehh…halahhh…lo bisa apa…lo pacar kok kayak gitu…gue malah dapet kepuasan dari cowok laen…udahh terima ajah dehhh…gue sebel ama lo Roy !!!” jawab Sesya yang awalnya bingung namun kesal juga dengan kehadiran Roy secara mendadak itu.


“tapiii…lo bener-bener aaahhhh dasarrrr !!!” balas Roy lagi masih dengan sengit.

“hahahahaa….Roy…mampus lhooo…emang enak kalau lo punya pacar tapi direcokin orang hahhh????” si cowok yang masih terbenam batangnya di VG Sesya itu menimpali. Ternyata cowok itu adalah Adis.

Ya adis yang telah dipukul bertubi-tubi oleh Roy 2 bulan yang lalu. Otomatis si cewek ke II adalah Dina pacar Adis. Sebelumnya Adis sudah menceritakan ke Dina perihal Nia dan Roy, namun Adis mengatakan bahwa Nia lah yang memaksa buat jadi pacar Adis. Itupun baru jadian udah ditonjokin Roy karena cemburu. Si Dina hanya percaya aja dibohongi seperti itu.


Dalam 2 bulan itu Adis sibuk mencari tahu tentang Roy. Akhirnya ditemukan bahwa Roy adalah pacar Sesya. Untung bagi Adis, usut punya usut ternyata Sesya adalah teman Dina di Club Modelling. Tentunya Adis mendesain sedemikian rupa agar bisa mendekati Sesya sekaligus juga menikmati tubuh seksi Sesya.


“brengsek lo….lo lo…ahhhhhh” BRAAAKKKK!! Roy mengumpat dengan kesal sembari memukul pintu yang ada disampingnya.

Tanpa pikir panjang Roy segera balik badan dan melangkah meninggalkan ketiga makhluk haus seks itu.

“Royyy…roy…tungguuu !!!” teriak Sesya.

Roy tak menoleh sedikitpun. Ia terus berjalan keluar, menyalakan mobil Kenji yang dipinjamnya, dan pergi berlalu.

“selamat tinggal Sesya…” ucap Roy lirih di sela deru mobil yang ia kendarai.

Lima bulan kemudian setelah kejadian pemukulan Adis oleh Roy…

KRINGGGGG…!!!

“halooo…Roy…lo dimana bro…gue pengen ketemu…kita ngobrol yukkk” suara Kenji menelepon Roy.

“hoammmm…ah lo ganguin tidur gue aja…!!! mo ketemuan dimana?” balas Roy dengan agak jutek.

“di kafe depan samsat, gue tunggu ya…lo jangan tidur lagi !!!” lanjut Kenji.

“sialan lo !!! iya deh…sejam lagi ya..” jawab Roy.

“yaelahhh man…lo mau onani dulu ya…lama bener…udah buruan…jangan lama-lama !! tuutt…tuttt..tuttt” Kenji menimpali lagi dan kemudian segera menutup teleponnya.


NGENGGGG….NGENGGGGG….(suara motor Roy melintas dijalanan xixixixi)


Sampai di kafe yang dimaksud Kenji telah menunggu disana seorang Kenji dan seorang Nina.

“mo pesen ama sob…??” tanya Kenji begitu Roy duduk di depannya.

“aer putih aja mas…” ucap Roy sambil nyengir, alhasil bukan air putih yang datang tapi ubun-ubun Roy yang kena getok gantungan kunci mobil Kenji.

“hehehe…becanda…jus semangka deh atu” lanjut Roy sambil tetap cengengesan.


” eh lo pesen jus semangka segala…itu kan obat kuat…lo mo maen ama siape dul !” sergah Kenji sengit.

“ah lo…mo tauuuu ajaahhh hehehe” balas Roy dengan senyuman mengembang.


Setelah semua pesanan datang. Nina kemudian angkat bicara. Ia mengeluhkan tabiat Nia yang akhir-akhir ini menjadi aneh. Suka marah-marah tak jelas, tidak pernah dandan lagi, dan parahnya adalah semangat kuliah Nia yang menurun. Jarang sekali masuk kuliah. Meski masukpun juga dengan wajah kuyu dan muram.

Memang 5 bulan terakhir ini Roy menghindari Nia. Ia merasa malu karena sudah ikut campur urusan Nia terlalu jauh. Nia pun juga seorang yang tergolong pendiam dan tertutup. Apa maksud dan tujuan Nia berubah seperti itu juga tak ada yang tahu, bahkan Nina sekalipun yang notabenenya sebagai sohib kental Nia.


“Roy…cobalah lo kunjungin Nia…lo cari tahu…kalo perlu lo hibur dia..ga mungkin Nia lupain lo begitu saja !” ucap Nina serius.


“ehmmm Nin…gimana yahhh…lo aja dehh…lo kan sahabat dia !!!” balas Roy.

“eh lo…inget waktu gue bilang lo banci ga waktu itu? masih mo diulang lagi?” bentak Kenji sok galak.


“gllekkk…iii..ii..iya dehhh” sambung Roy sambil menelan ludah.


Sekitar setengah jam kemudian mereka pulang. Pikiran Roy semain kusut. Ia ragu dan bimbang untuk bertemu Nia kembali. Sampai dirumah ia segera masuk kamar dan merenungkan semua itu.

Love of my life,
You hurt me,
You broken my heart,
Now you leave me

Love of my life can’t you see,
Bring it backbring it back,
Don’t take it away from me,
Because you don’t know what it means to me

Love of my life don’t leave me,
You’ve stolen my love you now desert me,

Love of my life can’t you see,
Bring it backbring it back,
Don’t take it away from me,
Because you don’t know what it means to me

Alunan lagu queen terdengar membahana di ruang kamar Roy. Volume dari speaker dari Komputer ia keraskan. Alunan itu membuat bulu Roy meremang. Ia menjadi teringat akan wajah Nia yang sangat ia sayangi itu.

“gue bukan pecundang…gue harus ketemu Nia…harus…haruuuuss !!” teriak Roy dalam hati.


Malam itu suara jangkrik bersahutan di Taman depan rumah Nia. Di dalam taman itu ada sebuah ayunan dari bambu yang terletak di tepi kolam ikan. Di ayunan itu duduk seorang cewek (hhiiiii…bukan kunti lho yaaahhh). Cewek itu adalah Nia yang memang hampir setiap malam hanya termenung di tepi kolam itu.

Sambil berayun pelan Nia terus saja termenung. Ia terlihat seperti orang yang hilang ingatan. Hanya diam dan melamun.

DDDUUUKKKK !!!!
ayunan yang sedang bergoyang pelan itu seperti menabrak sesuatu dibelakang Nia. Saat Nia menoleh, Ia terhenyak. Roy telah berdiri di belakang ayunan itu (ehhh Roy…sebenernya kaki lo sakit kan ketimpa ayunan tadi ??? xixixixi).

Nia kembali menghadap kolam dan berdiam diri. Roy menjadi salah tingkah dibuatnya. Roy tak tahu harus memulai dari mana.


“Ni…niaa…..kok sendirian ??? mama papa mu lagi dimana ???” tanya Roy membuka percakapan.

“ada tuh di dalem” jawab Nia tak bergairah.

“Nia….kamu tahu ga…ehh.eeee…kenapa gue sampai segitunya nguntit si Adis waktu itu, lalu nonjokin Adis ?” tanya Roy lagi.

Nia hanya menggeleng pelan. Ia sekarang terlihat menunduk.

“gue….guee…karena gue…sss…sssayang sama kkamu Nia…gue cinta sama kamu” jelas Roy memberanikan diri.

Wajah Nia terlihat kaget, ia sekarang tak lagi menunduk. Sambil berdiri ia pandang wajah Roy lekat-lekat. Ia tatap mata Roy yang hanya berdiri 1 meter di depannya. Sejurus kemudian terlihat Nia kembali merunduk. Lalu mulai terdengar suara tangis Nia.

Roy menjadi bingung sendiri. Ia berpikir keras tentang perkataannya tadi. Adakah perkataan yang sempat menyinggung Nia?.


“eehhh Nia…kalo kamu mau marahin aku ga apa-apa….gue emang pria brengsek…cuma bisa bikin cewek sedih dan nangis !!” ucap Roy.

Nia hanya menggeleng dalam tangisnya. Suara tangisnya terdengar semakin keras.


“sstttttt….eh Niaa….diem ya….kalo mama papa kamu denger gimana…kan ga enak dengan beliau …”
“niaaa….niaaa udah ya…sstttt diemmm”
Roy semakin panik, suara tangisan itu tak kunjung berhenti. Ia guncang kedua lengan Nia sambil terus berucap untuk menenangkan Nia. Namun karena terlalu keras ia mengguncang lengan Nia itu, malah membuat Nia terhuyung. Dan tanpa pikir panjang Roy sigap merangkul Nia dari depan untuk menjaga keseimbangan Nia agar tidak jatuh.


Kini kepala Nia dalam dekapan Roy. Suara tangis itu sedikit hilang karena terhambat oleh dada Roy yang sekarang sedang merangkul Nia. Dengan gerakan reflek Roy mengelus kepala Nia dengan lembut.

“sssttt diem ya Nia….” ucap Roy lagi

“Mass…Royyy hikk…hiikkkk” Nia angkat bicara disela tangisnya.

“aku ga tahu harus sedih atau bahagia…hiiiikkkk…hiikkksss” tambah Nia lagi.

“saat mas Royyy hikkss…hkkkk…memukul Adis itu dan nyelametin Nia…Nia hikkk hikkk berharap mas Roy saat itu datang pada Nia…memeluk Nia…menenangkan hati Nia…hikkk hikkk seperti saat ini mas…”

“nia menunggu mas untuk ucapin kata-kata itu mas….lamaaaa sekali nia menunggu mass…pahit dan getir Nia lalui….hikkkkssss…hikkksss….Niaaa…nia…ju ga sssayang sama mas Roy…..” sambil terus sesenggukan Nia mengutarakan semua yang selama ini dipendamnya. Nia menangis sejadi-jadinya daalm pelukan lelaki yang sangat dicintainya itu.

“maafff Nia…saat ituu…gue juga lagi bingungg…ga tahu harus ngapain….maaafff banget ya nia…” ucap Roy sambil mengecup rambut Nia.


“truss…truss..pacar mas gimana ???” tanya Nia lagi.

“ehhhmmm cewek itu….udah gue putusin…Adis merebutnya dari gue…seperti saat Adis merebut kamu dari gue…yaaa meskipun saat itu kamu belum jadi pacar gue…tapi hati ini tidak rela rasanya…beda dengan perasaan ke Sesya mantanku…meski diambil Adis…gue ga merasa kehilangan tuhh…biasa aja…” jawab Roy panjang lebar.

“beneran masss…jangan-jangan mas tukang bohong kayak adis…???” imbuh Nia lagi.

Roy hanya tersenyum dan menggeleng. Roy cukup paham terhadap psikologis Nia yang merasakan trauma dengan laki-laki pembohong, jadi Roy hanya bisa memaklumi. Dalam hati ia berjanji bahwa hanya ada Nia seorang dan selamanya.

Pelukan Roy semakin erat. Nia merasa begitu tentram dan tenang dalam pelukan itu. Ia lingkarkan tangannya merangkul punggung Roy juga untuk menunjukkan bahwa ia sangat sayang pada pria itu.


Malam semakin larut. Di samping kolam itu tengah duduk dua orang insan sambil saling berpelukan mencurahkan rasa rindu yang tersekat begitu lama.

Dari balik jendela ruang tamu yang gelap nampak mama Nia tersenyum.

“hmmmm…Nia telah kembali….dari awal aku sudah merasa bahwa Roy itu anak baik” gumam sang mama yang ternyata dikuping oleh sang papa. Papa Nia hanya tersenyum penuh arti.

Berita tentang jadiannya Nia dan Roy sudah menyebar dilingkungan kampus dalam satu pekan terakhir ini. Banyak yang kagum pada perjuangan mereka. Namun banyak pula yang mencibir hubungan mereka, rata-rata yang mencibir itu adalah para penggemar Nia dan Roy yang tak sampai cintanya. Begitu juga dengan Sesya, rasanya ia geram bukan kepalang mendengar kabar itu.


“hhhhhehhh…Jahanam kau Nia, memang lo tukang rebut pacar orang ya…hehehe…udah gue sangka lo emang cewek ga beres dari dulu…pantesan aja gue dari dulu ga pernah suka sama lo…emang lo wanita sundal !” gumam Sesya dalam hati dalam pengaruh amarah yang menyala-nyala.

Sebulan setelah Nia dan Roy jadian, keadaan menjadi semakin lebih baik. Nia kembali ceria dan Roy pun juga lebih berhati-hati menjaga Nia. Sejak seminggu yang lalu Roy melamar kerja part time di sebuah perusahaan design logo dan advertising. Jam kerjanya dimulai sepulang kuliah sekitar jam 4 sore hingga jam 9 malam. Hari Sabtu Full time dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Sedangkan hari minggu libur.

Ia memang sudah bertekad untuk bekerja agar segera bisa menabung. Ia ingin melamar Nia secepatnya. (uuuuhhh…dalem bangetttt…merinding jadinya….)


Hari itu adalah hari sabtu. Seperti biasa Roy telah berangkat kerja sejak jam 9 pagi tadi. Siangnya, sekitar jam 2 siang Nia merasa bete dirumah. Dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Nina. Namun setelah 15 Menit mengobrol bersama Nina dan Kenji dirumah Nina, Nia berubah pikiran. Ia ingin pergi ke toko buku untuk melihat-lihat dan sekaligus membeli buku tuntunan pernikahan (hehehe…sepertinya eheemmm udah ngebett nihhh..). Untuk mengajak Nina ia merasa tidak enak hati. Tidak sampai hati ia mengganggu temannya itu yang lagi asyik berduaan.

Setelah berpamitan pada kedua temannya, Nina segera menghentikan sebuah taksi untuk mengantarnya ke toko buku yang dimaksud. Namun apes menimpa Nia. Ban mobil taksi itu mendadak bocor. Terpaksa ia membayar taksi itu separuh jalan karena terlalu lama jika ia harus menunggu ban selesai diganti. Ia berjalan mencari taksi pengganti namun tak ada yang lewat. Tiba-tiba….

CCCCIIIITTTT….CEKLEKKKK……!!!
sebuah mobil panther warna gelap berhenti di samping Nia. Dengan cepat sebelum Nia sempat berpikir, mobil itu sudah terbuka pintunya, kemudian dengan sangat cepat pula dua orang turun dari mobil itu, membekap Nia dan mendorong paksa ke dalam mobil yang berkaca gelap juga seperti warna catnya.

Tak ada warga yang tahu kejadian yang begitu cepat itu. Di dalam mobil panther, nia didudukkan di kursi tengah diapit oleh dua pria berkulit gelap. Di kursi depan duduk seorang sopir yang berkulit sama dengan kedua temannya. Disamping sopir itu duduk orang berkulit lebih putih daripada ketiga orang lainnya. Sesaat emudian pria putih itu menoleh kearah Nia.

“ADIIISSS !!!!” teriak Nia terperanjat.


Namun teriakan Nia tak berlangsung lama. karena suara Adis yang keras menenggelamkan suara Nia.

“ehhh…temen-temen…lo semua boleh apain aja tuh cewek…gue udah eneg liat dia…tapi khusus mem*k nya ntar gue dulu yang meresmikan…hahahaha” teriak Adis menyeringai sambil tertawa terbahak-bahak disambut tawa ketiga temannya yang keras.


Nia menjadi bergidik dan menciut hatinya. Ia takut setengah mati. Benar saja, setelah tawa itu reda tiba-tiba lelaki yang ada di samping kanan Nia sudah mendaratkan tangan kanannya di atas payudara Nia dan meremasnya dengan keras.

“Auuuuuhhhh sakiiiitttt…..hikkksss hikkk!!!!!!!” teriak Nia dan mulai menangis.

Menyusul pria yang sebelah kiri ikut meremas dada kiri Nia juga dengan keras. Nia meraung-raung tanpa daya.

“di…lo mau nih cewek diiket aja sambil disumpal mulutnya pakai CD gua?” tanya pria sebelah kanan Nia dengan galak.

“Biarin ajah brooo…gue seneng liat cewek yang meronta-ronta sambil teriak-teriak begitu…makin asyikkk hahahaha” balas Adis dengan sinis sambil tertawa ngakak.


Dengan sekali hentakan, kancing kemeja Nia sudah berjatuhan. Kini tampak buah dada Nia membusung indah dibalik bra hitam yang mengintip dibalik kemeja tanpa kancing itu. Nia berteriak meronta, namun pegangan kuat di kedua pergelangan tangannya tak kunjung juga terlepas.

Sekarang rok selutut Nia menjadi incaran kedua pria bengis itu. lelaki di sebelah kanan Nia me narik kasar resleting rok Nia hingga rok ini mengendur dan kemudian ditarik lepas kebawah kaki Nia. Paha mulus montok Nia terpampang kini. Tubuh seksinya semakin terliat indah saat CD dan bra nya itu terlihat jelas. Sisa-sisa pakaian beriikut bra dan CD kemudian menyusul dilepas paksa ooleh kedua lelaki itu. Nia hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Suaranya semakin terdengar parau dan memilukan.


Tubuh bugil mulus nan mengundang birahi itu kini ter-ekspos dengan jelas sekali. Kedua tangan dan paha Nia berusaha menutupi dada dan VG nya yang terpampang. Namun lagi-lagi kekuatan kedua pria di sebelah Nia mampu membuat Nia tanpa daya.

Seorang cowok di samping Nia tengah mendekatkan wajahnya ke bagian payudara Nia. Ia melumat dan meremas bagian itu dengan penuh nafsu. Cowok yang satunya lagi juga nmapak tak tinggal diam, ia berusaha melumat bibir Nia walau Nia terus meronta dan menjerit histeris.


Penderitaan Nia tak hanya berhenti sampai disitu. Perlahan, cowok yang tadinya menciumi bibir Nia sekarang mulai turun kebawah. Terlihat ia sekarang sedang berjongkok memandangi bibir VG Nia yang mengundang selera. Dipaksanya paha Nia membuka lebar. Nia terus melawan dengan berusaha merapatkan kedua kakinya namun apa daya seorang cewek jika menghadapi cowok beringas macam itu. Kini Kepala Nia tersandar di kursi mobil dengan diliputi kegetiran nurani yang membuncah.


“maass ampunnn…jangan masss jangann…tolongg lepasinnn…” ucap Nia semakin pelan karena tenaganya sudah terkuras untuk meronta dan berteriak tadi.


“hahahaha….diem lo….berisikk !!!” bentak cowok yang ada didepan VG Nia sambil tertawa terbahak-bahak. Adis yang melihat dari kursi depan mobil hanya tersenyum sinis.


“udahhh Pram…lanjutin aja…lo ga usah dengerin tuhh mulut !!!” kata Adis kepada cowok yang sedang melihat kagum pada belahan VG Nia yang tembem itu.


Pram yang sudah diliputi nafsu birahi perlahan mulai meraba bibir labia mayora VG Nia, semakin lama semakin ia terangsang dan mencoba memasukkan jari telunjuknya di lobang itu. Slleppp…clelpppp…clepppp…begitulah suara persetubuhan jari pram dan VG Nia. Nia terus berteriak, namun rabaan dan tusukan jari Pram di VG nya mau tidak mau membuat reflek terangsangnya tumbuh. Meski ia menepis rasa terangsang itu, namun perbuatan jahil di VG nya yang terus menerus membuat VG Nia basah juga akhirnya.


Nia terus meronta. Ia tak ingin merasakan kenikmatan dari tangan-tangan penjahat kurang ajar yang tidak diharapkannya.

PLAAAKKKK !!!
“auuuhhh sakittt” teriak Nia.

sebuah tamparan lelaki yang sedari tadi menjilati payudara Nia, keras mendarat di pipi Nia yang putih bersih sehingga meninggalkan bekas merah di sana.

“diem looo…!!! kebanyakan gerak looo…!!!” bentak si lelaki penampar.


Nia semakin menangis. Ia tak berdaya akan semua ini.


Pram yang tidak puas hanya dengan 1 jari telunjuk menambahkan jari tengahnya untuk ikut mengobok-obok kemaluan Nia. Nia mendelik terkejut. Seumur-umur baru kali ini VG nya dimasuki benda asing (kecuali jarinya sendiri waktu itu tuhhh…). Bahkan sekarang 2 jari sekaligus memasuki daerah sensitifnya. Namun dniding VG Nia sudah cukup basah sehingga 2 jari pun tetep amblas keluar masuk dengan lincahnya.


“errggghhhhhh…..stopppp…stopppp…..” Nia menggeram antara ransangan dan penolakan. Tapi lobangnya semakin lama malah semakin basah dan licin. Ini perlakuan yang tergolong baru bagi Nia, sebuah rangsangan yang menggesek daerahnya dan pasti masih sangat sensitif dan peka rangsang.


Melihat Nia semakin basah meski mulutnya menolak, Pram mengambil inisiatif untuk memasukkan 3 jarinya. Kali ini Nia merasa sungguh demikian terlontar. Kesadarannya terkoyak moyak. Perasaan yang aneh menyeruak di dalam jiwanya. Desiran birahi seperti hendak merengkuh kesadarnnya. Nia berusaha semampunya menolak rasa yang ada di bathin nya itu. Mau tidak mau ia harus menghargai dirinya sendiri. Ia bukan wanita murahan.


“hhekkkkkk…..upppppsssttt…ampunnn…jangan diteruskannn ampunnn mass…” teriak Nia melarang untuk tidak dilakukan perbuatan lebih jauh.

Namun Pram seperti kesetanan, bahkan sekarag dia nekad untuk mencoba dengan 4 jari sekaligus.


“aaaauuuhhhhh sakiiiittttt…..jangannnn addduuuhhh sakiiitttt stooop stoooppp jangannnn auhhhh” Nia menjerit sejadi-jadinya saat merasakan VG nya di terobos 4 jari pram. Namun tetap saja pram tidak peduli. Gerakan keluar masuk VG Nia malahan semakin cepat dan keras. Dirangkai pula gosokan tangan satunya di klitorisawati Nia.

Nia terlonjak-lonjak di kursinya. Ini sungguh diluar kekuasaannya untuk bisa mengontrol dan menolak kenikmatan rangsangan yang gencar dan bertubi-tubi. Dalam pikirannya tetap teguh untuk menolak semua ini. Namun dalam VG nya tak kuasa menolak semua ini.

“aaauuuhh….sudahhhh ampuunnn ampunnnn….aaaduuuggghhh suudahhhhh aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” teriakan penolakan Nia terucap dan kemudian bersatu dengan teriakan capaian orgasmenya yang tak mampu untuk dibendung lagi. Nia kini nampak begitu lemas dan letih.


“Singgih…lo ngapain cuma maen susu doang…bego looo…lakuin yang laen…jarang-jarang kita dapet yang beginian!!!” sergah pram pada temannya yang disebelah Nia. Laki-laki yang bernama Singgih itu dengan terburu-buru membuka ikat pinggangnya dan mengeluarkan batang KL nya. Ia berdiri di atas kursi itu sambil membungkuk kemudian ia kangkangi wajjah Nia. Ia paksa Nia untuk melakukan oral pada batang KL nya.


Nia yang masih letih dan lemas terkaget-kaget mendapati sebuah pentungan hansip datang tepat dihidungnya. Baru kali ini ia melihat KL laki-laki dari jarak cuma 5 centimeter dari wajahnya. Dan sekarang ia dipaksa oral, caranya saja dia belum pernah tahu.

Singgih terus menekan batangnya yang cukup besar sekitar 15 centimeter panjangnya mendekati mulut Nia. Dibawah sana Pram kembali beraksi dengan 4 jarinya.

“aaooooohhhhhh….aduuuhhh” Nia ternganga saat jari pram kembali mengorek dan menggelitik VG nya. Dan disaat itu pula tiba-tiba singgih melesakkan batangnya masuk ke mulut Nia.

“uhhkkkkgggghhh…huueekkkggg…huuupppp hhhuup” Nia berasa seperti tersedak dan mual. Namun keadaan tak sekalipun berpihak padanya. KL singgih semakin cepat dipompa memasuki mulut Nia.

“hehhh bodoh…jangan kena gigi…mau gue tampar lagi looo haa???” bentak singgih pada Nia. Niapun berupaya untuk menuruti permintaan singgih meski ia mual luar biasa ditambah dengan penganiayaan nikmat di pusat selangkangannya.


Diam-diam Pram mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya lusuhnya. Sebangsa botol kiranti atau apalah itu. Yang pasti ukurannya sebesar itu. Sekilas melihat benda itu Nia terbelalak. Namun sumbatan dimulutnya dan injakan kaki singgih di kedua tangannya membuat Nia tak berkutik.

Benar saja, Nia melihat Pram mendekatkan pantat botol itu ke lobang VG Nia yang sudah cukup berlendir. Saat ujungnya mulai memasuki VGnya, Nia mendelik sambil meringis kesakitan. www.filmbokepjepang.net  Botol kian didorong masuk hingga separo. Butiran airmata Nia deras mengalir menahan sakit yang tak terhingga. Benda yang sebesar itu memasuki lobang Nia yang belum pernah merasakan KL pria sekalipun. Apalagi yang masuk adalah benda keras yang tak berkulit sehingga setiap gesekannya hanya menimbulkan perih yang tak terhingga.


Hingga pada satu kesempatan, Pram mendorong penuh botol itu. Nia menggeram hebat. Sakit yang tak terhingga itu membuat ia reflek menggigit batang KL singgih yang ada di mulutnya.


“aaaaarrrrggghhhhhhhhhhhh……” Nia dan Singgih seperti paduan suara berteriak kompak menahan sakit.

Singgih spontan mencabut batang KL nya. Meski tak menimbulkan luka tapi ini pengalaman pertama bagi singgih merasakan batangnya ‘dikunyah’ wanita.


” addduhhhhh….setannnn….cewek gila looooo !!!!” teriak singgih sambil menahan sakit, nampak di ujung matanya mengeluarkan airmata karena terlalu sakit dirasakannya (iiiihhhhh….jagoan…preman…nangiss….cemen looo bang…xixixixi).


“aaaduuuuuuhhhh sakiiiiiittttttt tidakkkkkk jangannnn suudaahhhhhhh” Nia berteriak kencang sambil meronta sekuat tenaga saat Pram mencoba mengeluarkan dan memasukkan botol itu di VG Nia.


“aaahhhhhh…………….” BLEGGGGGKKKK !!!!
Nia tiba-tiba pingsan. ia tak kuasa menahan semua kesakitan itu.


Semenit kemudian mobil gerombolan siberat itu memasuki sebuah gedung tua yang sepertinya tak berpenghuni. Mobil langsung dibawa masuk kesebuah gerbang besar dan diparkir tepat di depan pintu masuk gedung yang sudah tak berpintu alias rusak pintunya. Nia dibopong Pram dengan hanya dittupi oleh jaket pram sehingga tak begitu nampak bugil.

Didalam gedung itu ternyata telah menunggu Sesya dan Dina. Pengaruh buruk Adis telah membuat mereka menjadi gelap mata. Total ada 4 orang cowok dan 2 orang cewek disana selain Nia. Nia ditidurkan diatas sebuah meja lusuh. Adis bersama Sesya dan Dina bergerak mendekati tubuh Nia. Adis sudah bersiap melepas celananya ketika tiba-tiba…

SREEEKKKK….PRAKKKK…!!! ADUHHHH !!!
Pram dan Singgih yang berjaga di depan pintu mengaduh seketika saat tiba-tiba ada dua orang menerobos masuk dan menendang mereka.


4 Orang lainnya segera datang ke pintu dengan maksud hendak membantu teman mereka. Tatapan Penuh Amarah tersirat dari wajah dua orang yang baru datang itu. Mereka adalah Kenji dan Nina (hhoooooreeee…..!!!). Tanpa babibu pertarungan pun terjadi. Kenji melawan Pram dan Singgih yang bertubuh besar-besar itu. Sedangkan Nina melawan Adis dan si sopir yang lebih kecil tubuhnya dibanding pram dan singgih. Sedangkan Sesya dan Dina mundur untuk menjaga Nia yang masih pingsan.


Pertarungan itu begitu seru dan menegangkan. Kenji pertama menghujani Pram dengan pukulan, pram terpukul mundur. Datang Singgih membantu namun tendangan memutar Kenji lebih ampuh mengatasi pergerakan Singgih yang berusaha memukul dari belakang Kenji. Kedua penjahat itu sersungkur namun kemudian bangun kembali. Pertarungan itupun menjadi semakin menegangkan.


Pada posisi Nina. Nina menerima sebuah pukulan tangan Adis pada bagian sisi kanan tubuhnya. Nina sedikit menghindar kekiri dan menangkisnya. Disusul tendangan tumit kaki kiri Nina mendarat di tengkuk Adis yang berdiri bebas. Nina bukan wanita sembarangan. Nina pertama mengenal Kenji adalah saat sama-sama mengikuti turnamen karate. Nina adalah penggiat karate layaknya Kenji. Disaat Adis terjerembab akibat tendangan itu, si sopir kerempeng datang menghujani Nina dengan pukulan dan tendangan tak terkontrol. Nina menyambutnya dengan berjongkok dan melakukan tendangan melingkar. Sopir itupun terjengkang dengan mudahnya.


Tiba-tiba Adis yang baru bangun mengambil sebuah kursi dan hendak menghantamkannya ke Nina yang masih dalam posisi jongkok. Namun Nina tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan respon Roy yang telah ia kirimi sms mengenai kejadian itu dan dimana letaknya. Dengan secepat kilat Roy yang baru datang langsung menyeruduk Adis yang memegang kursi. Adis terhuyung dan jatuh. Roy kembali menghujani Adis dengan pukulan seperti saat dulu Roy menghujani pukulan semacam itu ke Adis saat di rumah Nia. Namun kali ini kekuatannya lebih berlipat ganda. Amarah yang sudah diubun-ubun mampu menggerakkan Roy seperti kesetanan. tak ada berhentinya ia memukuli Adis.


Saat datang, Roy tak sendiri. Seorang teman kerja sekaligus teman curhatnya bernama gadies ikut dan turut menghadiri pertarungan itu. ( Hahhhh…..gadieess???? itu kan nama gue sabagai penulis !!! kenapa muncul di dalam cerita ???). Gadies kebagian meladeni Sesya dan Dina yang berusaha mengamankan Nia. Namun Sesya dan Dina yang seorang model bukanlah ahli dalam pertarungan. Gadies yang pernah dibekali ilmu pencak silat semasa sekolah mampu dengan mudah melumpuhkan kedua cewek sok cantik itu. Pukulan dan teknik yang menyerang pusat kesadaran dipraktekkan oleh Gadies dan berhasil membuat pingsan keduanya.


Akhirnya pertarungan iitu dimenangkan oleh kubu Kenji dan Nina dengan nilai mutlak (woooo…emang pertandingan ??). Gadies segera menelepon tantenya yang seorang polwan dan tak seberapa lama kemudian rombongan polisi sudah berdatangan mengamankan situasi. ke 6 penjahat segera digiring ke kantor polisi.


Tiba-tiba Kenji dan Nina nyeletuk “Roy, untungnya tadi kita penasaran ama gelagat Nia yang terlihat bete, Akhirnya kita memutuskan menguntit Nia demi memastikan kalau-kalau ada apa-apa mengingat banyak pria yang suka sama Nia…eehhh lha kok ada peristiwa pertarungan berdarah gini, jadi mirip kisahnya Arif sama Ira karya penulis 7rejects di forum cerita panas semprot ya???”.

“gue bener-bener utang budi ama lo berdua…lo berdua gue rasa layak jadi sodara gue ” jawab Roy.


“ahhh itu hanya perasaan kalian saja !!” ucap gadies kepada Kenji dan Nina sambil tersenyum manis yang kemudian berpamitan untuk segera kembali ke kantor menyelesaikan pekerjaannya.


Roy membopong Nia ke ambulance yang tersedia dan mendampinginya ke rumah sakit.

Satu bulan setelah kejadian memilukan itu, Roy sudah bertekad bulat meminang Nia. Hari itu ia bersama keluarganya datang kerumah Nia untuk melamar secara langsung. Akhirnya demi keselamatan dan ketenangan hati Nia maka mereka bersepakat mengadakan acara pernikahan secepatnya yakni satu bulan mendatang.


Ketika tiba pada acara resepsi pernikahan, hadir disana Kenji bersama Nina. Disudut lain ada gadies bersama tantenya yang poisi itu ikut hadir. Mereka semua ikut bersuka cita pada pernikahan Nia dan Roy yang diraih dengan penuh lika-liku yang terjal dan berduri.


Malam telah larut. Roy dan Nina baru saja mengakhiri acara pernikahan mereka. Nampak sekarang mereka tengah duduk berdua di ranjang pengantin. Roy duduk bersandar pada dinding dan Nia duduk pula dan bersandar di dada Roy. Dengan lembut Roy membelai wajah Nia yang lembut dan bersih. Dimintanya Nia untuk rebah dan meletakkan kelanya di pangkuan Roy. Dengan halus dan penuh perasaan Roy berucap,
“Istriku sayang, Tuhan telah menyatukan kita…apapun rintangannya…aku mencintaimu sejak awal kita bertemu hingga ku mati sayang…”


“ssttttt….” ucap Nia sambil menempelkan jarinya di bibir Roy saat mengucapkan kata ‘mati’. Kemudian ia menggeleng pelan sambil mengisyaratkan dengan kernyitan kening bahwa ia tak suka kata-kata itu terulang lagi.

“takkan habis cintaku untukmu sayang…I love You” ucap Nia sambil mengecup lembut bibir Roy. Roy menyambutnya dengan penuh perasaan cinta. Mereka saling melumat bibir bukan hanya dengan nafsu tapi dengan seluruh kekuatan cinta yang mendalam.


Roy memegang lembut payudara istrinya dengn pelan dan lembut. Tubuh Nia masih tertutup lingerie katun tipis namun tonjolan ditubuhnya begitu tercetak jelas sehingga Roy sangat terpukau dan merasa berkewajiban menuntaskan birahi istrinya yang dari dulu terkatung-katung.


Dengan pelan ia turunkan ikatan tali di pundak Nia. Lingerie itu ia turunkan sebatas perut. Kemudian dengan mesra ia bopong Nia ketengah ranjang. Dengan bersandar pada tangan kirinya Roy memilin buah dada istrinya yang mengunung padat. Ia mainkan jemarinya di puncak areola istrinya bergantian kanan dan kiri.

“ehmmm mas Royyy…hmmmmmmmm” Nia mulai mendesah manja.

Roy tidak langsung melumat payudara itu melainkan terus saja ia pilin dan remas. Sesekali ia cubit pelan puting Nia dengan gemas membuat Nia merajuk kegelian.

“auuuwww…massss apaan sihhhh….eehhhmmm nakal ya….” bisik Nia pelan sambil tangannya merayap mencari batang penis Roy yang masih terbungkus celana boxer.


“ayooo masmm…masak cuma dimaini terus putingku…kan gellliii uhhhhhhhhh” Nia merajuk namun kemudian mendesah kaget ketika tiba-tiba mulut Roy menerkam putingnya. Roy memainkan ujung puting Nia dengan lidahnya hingga membuat Nia kelojitan bukan kepalang karena geli. Nia masih berusaha melolosakn penis Roy dari boxer Roy dan akhirnya berhasil. Dengan bantuan kakinya ia mampu menekan jauh kebawah celana Roy. Ia genggam kuat-kuat penis Roy seakan tak mau kehilangan benda antik itu. Roy semakin lincah memainkan lidah dan membuat berbagai cupangan didada Nia.


“iihh masss…..uuhhh…I love u sayangg…uhhhhmmmm” Nia merancau dan mendesah manja.


Roy menjadi semakin gemas. Ia arahkan tangan kanannya meraih bagian bawah lingerie nia dan ia angkat keatas sebatas perut. memang Nia tidak memakai dalaman lagi kecuali lingerie itu sehingg saat ditarik keatas menyembullah paha sekal dan pantat montok Nia membuat Roy mabuk kepayang. Perlahan ia raih bagian tengah selangkangan Nia dan ia belai dengan lembut. Semakin lama semakin ia tingkatkan menjadi gosokan ringan pada klitoris Nia.

“auuuhhhh sssttttt massss hhhhssssstttt massss ahhhhhhh” Nia mendesah kuat. Ia raih kepala Roy dan Ia lumat bibir Roy dengan penuh cinta. Roy mengimbangi ciuman itu dengan lumatan yang tidak kalah dengan Nia. terlihat sekarang mereka saling melumat bibir dengan menggebu-gebu sementara jari Roy sibuk bertugas menggosok bagian selangkangan Nia.


Roy menarik diri dari Nia. kemudian ia bergeser kebawah hingga wajah Roy bertemu dengan rambut memek lebat milik Nia. Dengan tanpa sungkan-sungkan (eehhh ngapain juga sungkan…kan istrinya…) Roy menjilat belahan memek Nia dengan penuh

semangat. Ia korek lobang Nia dengan lidahnya. Kemudian dipadu dengan gosokan lidah pada klitoris Nia. begitu terus berulang hingga Nia kelojotan dibuatnya.

“aaahhhhh masss….ennakkk sssttttt hmmmmmm mass ya teruss di situu aahhhhh masss” Nia kembali merancau dengan penuh penghayatan. Matanya terpejam menikmati setiap jilatan Roy pada daerah kewanitaannya.

“aaahhsssttt mass masss masss aduuuhhh masss aaauuuuuuhhhhhh masssss akhhuuu sampaiiii ahhhhh” Nia merancau dan merasakan orgasme yang sebenarnya dari seorang lelaki yang sangat dicintainya. lelehan cairan kenikmatan menjalar turun menyusuri dinding luar memek Nia. Dengan penuh cinta Roy menjilatinya hingga tetes terakhir.


Roy kembali ke posisi disamping Nia dan membelai lembut rambut Nia.

“eeeehhhhmmm makasihhh sayangg…yang tadi enakkk bangettt” ucap Nia sambil mengecup bibir Roy.


Roy menjadi bergejolak. Ia memutar istrinya hingga menghadap kesamping dengan posisi punggung Nia berhimpit dengan dada Roy. Kemudian Roy menyangga kaki kanan Nia dengan tangan hingga keatas. Denggan pelan ia lesakkan batang penisnya ke memek sang istri. tarik dan dorong dengan pelan yang kemudian bertahap semakin cepat dan cepat menghujam memek istri tercinta.


‘auuuhh uuhhh ahhh ahhh ahhh ahhhhhh” kembali Nia meraung merasakan hentakan suaminya di lobang memeknya.

“eeehhsssst…sayanggg I love u too” bisik Roy di telinga Nia sambil terus menggenjot Nia dengan kecepatan tinggi. Setelah sekian menit dengan posisi itu, Roy meminta Nia untuk nungging dan kembali menusuk memek Nia dari belakang. Pada posisi ini hampir saja Roy jebol pertahanannya karena pengaruh memandang bentuk bulat pantat istrinya yang membulat sedang bergoyang sensual dalam dekapan jemarinya.

‘ahhhhhh saaaayyyanggg hmmmmmm dddlll dalllem bangettt rasanya…eehhh mentokkk uuuhhhh enakkk sayang” rintih Nia seksi sekali.

Merasa hampir mencapai puncak, Roy segera merubah posisi menjadi konvensional. Dengan memberikan tumpuan kaki Nia di kedua bahunya, Roy kembali menggoyang memek Nia. tusukan diperceat hingga Nia seperti kehilangan nafas.


‘hhkkk hkkk….mmsss….auuuhhh diapaiinn iniiii auuhhh Nia ga tahannn auuuhhh aaaaaaaaaaahhhhhhhhh” Nia mendesah tak karuan dan disusul gelombang orgasmenya datnga kembali.

“sayanggg uhhh akhuuu juga mmo nyampaiiii aahh ahhhhawwwhhhhhhhhhhhh” Roy juga mendesah dan klimaks dicapainya didalam memek sang istri. Roy limbung di sisi istrinya yang terpejam nikmat.


beberapa menit kemudian Roy bangun dan memeluk istrinya. Dikecupnya kening sang istri dengan penuh rasa sayang. Nia membalas dengan mencium pipi suaminya. Meeka berpelukan dalam keadaan bugil dan tertidur kelelahan. www.filmbokepjepang.net


T.A.M.A.T

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account