Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan
: Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan – Sebut saja Septi, umurnya sekitar 22 tahunan. Septi bisa tergolong cewek yang cantik manis. Dia memiliki perawakan yang menawan kulit putih bersih dengan tinggi sekitar 165cm, berat badan kira-kira 50kg dihiasi dengan payudaranya yang cukup kencang kira-kira 34B, pantat yang bulat nan seksi, dan berambut panjang. Septi bekerja di bank, dia sebagai Teller. Penampilannya selalu terlihat enak dilihat dipandang. Bibir mungilnya selalu memakaki lipstick yang serasi dengan penampilannya. Tak heran jika Septi elalu menjadi pusat perhatian dikantornya.
Septi tinggal dikos berdua dengan temannya yang bernama Indah. Kalo indah orangnya gak begitu cantik siih tapi Indah juga gak kalah seksi sama Septi. Mereka berdua sekos walaupun beda kantor cabang.
Sore hari itu Septi kaget karena melihat kantornya sudah gelap dan sepi tidak ada orang. Septi sebelum pulang ternyata kekamar mandi dulu. Ternyata pintu lampu-lampu sudah dimatikan oleh satpam yang jaga dikantor tersebut. Septi menggedor-gedor pintu tapi tidak ada jawaban. Biasanya siihada 2 satpam yang berjaga diluar kantor namanya pak Yamin dan pak Tejo. Terlintas dalam benak Septi pikiran negative “Jangan-jangan aku sengaja dikerjain gini” ucap Septi dalam hati. Karena ada kabar kalo ada pengurangan kariawan kususnya satpam. Kalo gak salah ada sekitar 6 satpam yang diberhentikan waktu itu. Tiba-tiba :
“Mau kemana Septi?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.
Septi terkejut, ada Yamin dan Tejo. Mereka menyeringai.
“Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu..”, Septi menyapa mereka berdua yang mendekatinya.
“Septi, kami bakal diberhentikan besok..”, Yamin berkata.
“Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, jawab Septi.
Di luar hujan mulai turun.
“Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Tejo yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.
“I…iya….besok aku belikan kenang-kenangan..”, jawab Septi sambil tergagap.
Lalu Septi merasa cemas. Tiba-tiba tangan pak Yamin langsung mencekal tangan Septi kebelakang. Dan Septi pun langsung berteriak. Tapi teriakan Septi seakan percuma karena dikantor sudah sepi dan gelap gulita.
“Aah! Jangan Pak!”.
Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan – Tejo menarik blus warna ungu milik Septi. Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Septi. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”
Yamin menyeringai melihat Tejo merobek kaos dalam katun Septi yang berwarna putih berenda. Septi berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.
“Jangannnn! Lepaskannn!”, Septi berusaha meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Tejo sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Septi. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Septi. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Septi menyepak Tejo dengan keras.
“Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Tejo hanya menyeringai.
Septi di seret ke meja Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.
“Aahh! Jangan Pak! Jangannn!”, Septi mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu.
Sementara kedua tangannya terus dicekal Yamin, Tejo sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Septi. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Septi juga mulai merasa terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya telah terlepas jatuh. Septi lemas. Hal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Septi. Septi mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Septi yang kencang mulai ditepuk oleh Yamin bertubi-tubi, “Plak! Plak!”.
Tubuh Septi memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini ia tampak sangat menggairahkan. Tejo menjambak rambut Septi sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.
“Sret!”, Septi tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik dengan kasar. Septi benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara penis Yamin yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya.
“Ouuhh! Adduhh..!”, Septi merintih.
Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan – Seperti anjing, Yamin mulai menyodok nyodok Septi dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Septi hanya mampu menangis tak berdaya.
Tiba-tiba Tejo mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Septi membuka mulutnya. Septi memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Tejo memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Yamin mendesak dari belakang, Tejo menyodok dari depan. Bibir Septi yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Tejo yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Yamin mencabut kemaluannya dan menarik Septi.
“Ampuunnn…, hentikan Pak..”, Septi menangis tersengal-sengal.
Yamin duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Tejo, Septi dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.
“Slebb!”, kemaluan Yamin kembali masuk ke vagina Septi yang sudah basah.
Septi menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Yamin kembali memeluk Septi sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Septi masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Yamin ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Tejo mulai memaksa menyodominya.
“Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…!”, Septi berusaha meronta, tapi tak berdaya.
Yamin terus melumat mulutnya. Sementara Tejo memperkosa anusnya. Septi lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Septi ditelentangkan dengan tergesa kemudian Yamin menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Septi gelagapan ketika Yamin mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Septi dipegang erat dan…
“Crrroooot….Crrroooot….Crrrrooooootttttt!”, cairan sperma Yamin muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi.
Septi merasa akan muntah. Tapi Yamin terus menekan hidung Septi hingga ia terpaksa menelan cairan kental itu. Yamin terus memainkan batang kemaluannya di mulut Septi hingga bersih. Septi tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya.
Mendadak Tejo ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Septi. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Septi terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya. Masuk ke tenggorokannya. Septi menangis sesengggukan. Tejo memakai celana dalam Septi untuk membersihkan sisa spermanya.
“Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Yamin sambil membuka pintu belakang.
Tak lama berselang ada 2 orang satpam lain masuk.
“Ayo, sekarang giliran kalian!”, Septi terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.
Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya.
Septi ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Septi dapat melihat batang kemaluan mereka yang telah mengeras.
“Ayo Septi, kulum punyaku!”, Septi yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya.
“Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Septi menangis tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.
“Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”.
Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan – Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan spermanya muncrat mengisi mulut Septi. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Septi dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Septi bergiliran.
Tubuh Septi yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Septi ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Septi dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah Septi.
Ketika telah selesai Septi telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Septi pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas.
“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu.
“Iya, aku masih belum puas…”.
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.
Tubuh telanjang Septi diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Septi yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Septi disumpal dengan celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Septi tersadar. Ia tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang. Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk.
“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.
Cerita Seks PHK berakhir Pemerkosaan – Septi berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Septi mulai dijadikan bulan-bulanan. Septi hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan.
Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Septi bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar.
Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Septi dengan berbagai posisi. Septi yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang penis. Ketika seseorang sedang sibuk menyodominya, Septi tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh tubuh Septi sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka puas.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Share