Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai

Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai

Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai

Comments Off on Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai

 

Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai – Seperti biasanya, sore itu terlihat rutinitas keramaian di pelabuhan Muaro, Kota Padang. Pelabuhan itu adalah sarana perhubungan orang dan barang dari Padang ke Mentawai dan sebaliknya.Senja itu orang orang akan berangkat ke pulau Mentawai yang berjarak 80 mil tenggara pantai barat Sumatera Barat. Sebelum semua penumpang naik ke kapal terlihat orang-orang bersileweran,ada yang dengan mimik sedih,gembira saling bercampur baur.Diantara keramaian orang itu terlihat satu keluarga mengantar sanak familinya. Dengan memarkir mobil jenis kijang dan memakai plat merah menandakan orang yang mengantar itu bukanlah orang sembarangan. Terlihat juga seorang ibu yang tak henti-hentinya memeluk anak gadisnya. Rupanya ibu itu merasa berat hati melepas anaknya itu.Lalu terdengar aba aba bahwa calon penumpang di persilahkan untuk menaiki kapal karena akan segera berangkat.


Cerita Dewasa Cinta Di Pulau Mentawai, Gadis itu berusaha melepaskan pelukan ibunya dan menuju kapal dengan ditemani ayahnya yang seorang pejabat didaerah tersebut.Tidak lupa si gadis meraih tangan seorang pria yang cukup tampan berdiri disampingnya saat itu.Rupanya pria tersebut adalah kekasih si gadis dan hubungan mereka telah direstui oleh orang tuanya. Saat itu si gadis dengan ditemani ayahnya menaiki kapal dan sesekali melambaikan tangannya kearah pengantarnya. Terlihat juga si ibu dan si pria itu melambaikan tangannya. Tak lama kemudian kapal mulai bergerak perlahan meninggalkan pelabuhan Muaro Padang menuju ke Pulau Mentawai.

Perjalanan itu akan memakan waktu kurang lebih 12 jam pelayaran ke Mentawai malam itu dan jika cuaca memungkinkan maka akan merapat di pelabuhan Tua pejat pagi esoknya.Selama perjalanan si ayah tak henti-hentinya berbincang dengan gadisnya itu yang bernama Nayra. Usianya saat itu sudah menginjak 24 tahun. Nayra adalah seorang dokter yang akan di tugaskan PTT di pulau tersebut atau tepatnya di Pulau Sipora. Ayahnya sengaja ikut mendampingi putrinya ke pulau dengan harapan agar bisa melihat bagaimana nanti lokasi tempat kerja anak kesayangannya itu.Apalagi dari kabar yang ia tahu selama ini,daerah itu masih terisolir dan terpencil.

Deru ombak Samudera Hindia sangat kuat menguncang kapal yang mereka tumpangi.Sebagai tenaga medis,Nayra tidak terpengaruh oleh mabuk kapal saat itu,padahal di sekitar mereka banyak penumpang lain yang terserang mabuk kapal.Dia hanya tertidur disamping ayahnya,begitu juga dengan ayahnya juga terlihat amat ngantuk,untunglah mereka mendapat tempat di kelas yang cukup sederhana,karena hanya memang itu yang ada kalau ke Mentawai.Dengan beralaskan hanya sebuah bed cover yang dibawanya dari Padang,Nayra merebahkan tubuhnya di kamar kapal itu,sementara ayahnya bersilonjor di atas dipan yang ada di kamar itu.Goyangan kapal membuat mereka merasa tak nyaman,maklum terjangan gelombang ombak yang amat keras saat itu.

Syukurlah mereka dapat memicingkan matanya beberapa saat selama perjalanan yang melelahkan tersebut.Hingga kapal itu akhirnya merapat di pelabuhan Tua Pejat pulau Sipora .Pantainya amat indah dan tidak jauh dari situ jika ingin menikmati pemandangan dan selancar laut bisa dengan menaiki kapal yang jika ditempuh memakan waktu kurang lebih dua jam. Setelah menurunkan barang bawaannya, Nayra dan ayahnya telah disambut oleh perangkat desa tempatnya akan menetap. Orang itu adalah petugas kesehatan yang bertugas di puskesmas desa tersebut bernama Pak Nurfadli, dia ditugaskan untuk menjemput Nayra dan ayahnya. Dengan sedikit basa basi, Pak Nurfadli mengemasi barang bawaan Nayra ke sepeda motornya, sedangkan Nayra dan ayahnya telah disediakan dua buah ojek yang akan membawa mereka ke desa yang akan di tuju.



Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dan jalan yang tidak begitu mulus, sampailah mereka di desa tempat Nayra bertugas. Di sana Nayra dan ayahnya di bawa ke rumah yang telah disediakan. Tampak rumah itu amat bersih dan tertata dengan rapi. Rumah semi permanen itu terletak tak jauh dengan puskesmas yang akan ditempati Nayra. Dengan sopan Pak Nurfadli menyilahkan Nayra dan ayahnya memasuki rumah itu. Pak Nurfadli membukakan pintu rumah itu yang masih terkunci.

Cerita Dewasa, Nayra dan ayahnya memasuki rumah dinas tersebut. Di dalamnya itu telah tersedia semua perlengkapan yang dibutuhkan termasuk isi kamar dan juga perabotannya. Tak lama kemudian datanglah istri Pak Nurfadli yang membawa air minum dan makanan kecil. Pak Nurfadli mengenalkan istrinya kepada Nayra dan ayahnya.Mereka terlibat perbincangan yang mengasikkan dan ternyata istri Pak Nurfadli juga menguasai seluk beluk masalah kesehatan dan dialah yang akan membantu tugas-tugas Nayra selama disana. Tampak Ayah Nayra sedikit lega melihat keramah tamahan yang di perlihatkan suami istri tersebut. Segala kekuatirannya selama ini,mulai berkurang sebab pulau itu sudah mulai maju dengan adanya sarana telekomunikasi selular. Jadi ia tak akan kuatir lagi meninggalkan anak gadisnya di pulau itu untuk selama beberapa bulan.

Malam harinya, ayah Nayra langsung mengabarkan bahwa mereka telah sampai dengan selamat di tujuan kepada keluarganya di Padang. Begitu juga Nayra telah menghubungi kekasihnya dan mengabarkan bahwa ia telah sampai dengan selamat. Esok harinya mulailah Nayra masuk ke puskesmas dengan di dampingi oleh perangkat desa termasuk kepala desa dan ibu Nurfadli. Selama pengenalan kepada petugas puskesmas, Nayra amat senang dengan sambutan yang begitu familiar selama ini.Apalagi dari kata kepala desa tadi,bahwa hampir 2 tahun ini tidak ada lagi dokter yang masuk di puskesmas itu.Dan kedatangan Nayra dianggap telah membawa angin pencerahan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakatnya.

Setelah melakukan ramah tamah maka mulailah Nayra melakukan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin.Ia banyak bertanya pada Bu Nurfadli tentang kendala dan masalah kesehatan di desa itu selama ini.Nayra juga banyak bertanya mengenai bahasa yang kurang begitu ia pahami, dan sedikit demi sedikit iapun mulai paham dengan arti bahasa masyarakat situ.Melihat Nayra sudah dapat beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya di tempat itu,sesuai jadwal maka ayahnya kembali ke Padang.Sore itu tampak Nayra mengantar ayahnya ke pelabuhan didampingi Pak Dan Bu Nurfadli. Ayah Nayra menitipkan putrinya kepada Pak dan Bu Nurfadli.Ayahnya pun selalu memberi nasihat tentang hidup dilingkungan baru itu kepada Nayra,Ia berpesan agar Nayra bisa membawakan diri dan menjaga harkat sebagai wanita, juga sebagai dokter.Pesan ayahnya itu di terima Nayra sambil menganggukkan kepalanya.Dengan sedikit mimik sedih ia lepas ayahnya menuju Padang.

Setelah tidak lagi tampak kapal yang membawa ayahnya, Nayra kembali ke desa dengan menumpang ojek karena pak dan bu Nurfadli naik sepeda motor berboncengan. Kini selama di pulau itu Nayra larut dalam aktifitasnya,namun komunikasi dengan keluarga dan kekasihnya tetap terjalin dengan baik.Malah kekasihnya akan datang suatu saat ke pulau ini,Nayra gembira saja. Setiap hari libur misalnya hari Minggu Nayra selalu diajak pak dan bu Nurfadli keliling pulau melihat keindahan pantai yang cukup terkenal itu.Nayra pun amat menyukai pemandangan di pulau yang cantik tersebut.Biasanya mereka jalan pagi,sebelum pak dan bu Nurfadli melakukan ibadah kebaktian di gereja.Sedangkan Nayra yang seorang muslim hanya diam dirumah.

Banyak pekerjaan yang ia lakukan kadang mencuci pakaiannya yang kotor atau membersihkan rumah. Memang sebagian besar penduduk disitu memeluk agama Kristen.Nayra cukup melakukan ibadah di rumahnya saja. Selama melaksanakan tugas medis dan penyuluhan kesehatan terkadang Nayra tak hanya berada di puskesmas saja.Ada jadwal yang akan ia lakukan untuk masuk kedesa desa di pelosok. Tak jarang ia melakukan perjalanan ke pedalaman dengan menggunakan perahu motor dengan di temani Bu Nurfadli. Awalnya ia cukup kaget dan kuatir melihat hutan bakau dan suasana hutan yang tak biasa ia alami. Namun karena adanya semangat dan bantuan dari bu Nurfadli, ia pun bisa menerimanya sebab masyarakat yang berada di pedalaman juga butuh bantuan kesehatan yang memadai.

Suatu hari Nayra dan Bu Nurfadli masuk ke pedalaman, namun mereka dikejutkan oleh panggilan dari orang desa bahwa,mereka amat membutuhkan bantuan sebab baru saja seorang rohaniawan tertimpa sebuah pohon di sana. Dengan segera mereka menuju tempat yang di tunjukkan masyarakat pedalaman tersebut. Sesampai disana terlihat seorang pria yang terbaring dalam rumah kayu dengan luka yang cukup serius. Pria itu baru saja tertimpa pohon yang tumbang karena angin beberapa saat sebelumnya. Setelah mengeluarkan peralatan secukupnya mulailah Nayra dengan dibantu bu Nur melakukan pengobatan seperlunya.

Melihat kedaan pria itu yang cukup parah,maka diputuskan bahwa pria itu harus dibawa ke puskesmas. Secara beramai ramai penduduk kampung itu memapah laki laki itu ke perahu yang biasa digunakan Nayra untuk meninjau pedalaman.Setelah memberikan pengobatan darurat penghambat keluar darah pada pria itu, perahu mereka bergerak meninggalkan desa itu. Selama perjalanan tampak sekali kesibukan Nayra dan bu Nur yang berusaha menghentikan pendarahan di kepala pria itu. Untuk pertolongan pertama usaha mereka cukup berhasil dan tak lama kemudian perahu telah memasuki desa tempat Nayra bertugas. Dibantu oleh pengemudi perahu dan orang yang berada disekitar situ,mereka mengangkat tubuh pria yang luka tersebut menuju puskesmas.

Sesampai di puskesmas,pria itu dibaringkan di tempat pertolongan pertama. Dengan ditangani Nayra dan bu Nur akhirnya mereka melakukan sedikit pembedahan kecil. Tak lama kemudian pertolongan pada pria itu pun berhasil dan lega lah hati mereka karena itu pertama kalinya Nayra melakukan pertolongan darurat tampak pria itu tertidur karena pengaruh obat penenang. Lalu Nayra minta pada Bu Nur itu menjaga pria itu sebab ia mau pulang untuk membersihkan tubuhnya yang terasa mulai kotor karena perjalanan siang tadi.

Bu Nur lalu menjaga perawatan pria itu. Tak lama kemudian pria itu siuman dan Bu Nur menanyakan identitas pria tersebut.Dengan gambalang pria itu menyebutkan namanya.Ia bernama Randy, berasal dari Ende NTT dan sampai di pulau Sipora itu karena dalam rangka praktek kerohanian dari Seminari di Semarang jawa Tengah.Usianya sekitar 26 tahun.Iapun menceritakan sebab kecelakaan yang menimpa dirinya pada Bu Nurfadli, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih yang dalam atas bantuan tenaga medis di puskesmas itu. Bu Nurfadli juga bilang bahwa yang menolong Randy bukan saja dirinya juga ada dokter yang saat itu sedang pulang. Bu Nur juga menceritakan nama dokter yang telah membantu Randy.

Dalam keasikan bincang bincang Bu Nur dan Randy saat itu, munculah Nayra yang telah kembali dari rumahnya. Dengan sapaan lembut ia pun menanyakan keadaan pasien tersebut. Dari keterangan Bu Nur,Nayra bisa mengetahui kondisi pasiennya. Tak lupa Bu Nur mengenalkan pria itu pada Nayra. Ia menjabat tangan pria itu dan menyebutkan namanya. Lalu Bu Nur minta izin pulang karena ia akan bersih bersih diri dulu. Nayra mengizinkan Bu Nur pulang sebab malamnya Bu Nur akan bertugas menjaga pasien tersebut. Setelah Bu Nur pulang, Nayra sempat menanyakan tentang sebab Randy mengalami kecelakaan. Randy menerangkan awal kejadian yang menimpanya.Nayra akhirnya tahu bahwa Randy adalah seorang calon rohaniawan yang di tugaskan kepedalaman untuk memberikan pelayanan rohani di pulau itu. Rupanya Randy bukanlah orang yang kaku dalam berbicara, ia tampak mengusai berbagai hal. Perbincangan Nayra dan Randy terlihat sangat akrab, jauh dari kesan seorang dokter yang kaku dan seorang rohaniawan yang juga kaku. Mereka seperti orang yang telah kenal lama sangat familiar. Berbagai macam masalah menjadi topik perbincangan mereka saat itu, mulai dari ketelisoliran medan yang mereka jalani juga tentang prasarasa infrastruktur yang sulit. Nayra juga mengeluhkan tentang alat transport dan juga sarana komunikasi yang sering terganggu di pulau itu. Randy juga menyampaikan hal yang sama.

Tak lama kemudian Nayra minta diri karena Bu Nur sudah balik ke puskesmas dan ia ingin pulang ke rumahnya untuk istirahat. Sambil mengecek kondisi Randy dan keadaannya, Nayra memberi arahan pada Bu Nur tentang tindakan yang akan dilakukan pada Randy.Lalu Nayra pun pulang kerumahnya,sambil minta izin pada Randy dan Bu Nur yang di antar Bu Nur sampai pintu. Malam itu Randy menjalani perawatan di Puskesmas itu, syukurlah peralatan di puskesmas itu lengkap sehingga ia dapat tertolong dengan cepat. Selama beberapa hari, Randy menginap di puskesmas itu sampai ia di nyatakan boleh pulang. Ia dijemput oleh temannya yang sama ditugaskan di pulau itu. Randy tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan para tenaga medis di puskesmas itu, terutama dr Nayra dan Bu Nur. Tidak lupa Randy minta nomer telpon selular Nayra agar mereka bisa saling membantu jika Nayra sedang ke pedalaman atau bantuan konsultasi kesehatan. Dengan senang hati Nayra pun memberikan nomer telponnya.Bagi Nayra yang seorang dokter tidak akan membedakan status manusia karena telah diucapkannya dalam sumpahnya.

Hari-hari berikutnya Nayra tenggelam dalam rutinitas melakukan penyuluhan dan pengobatan hingga ke pedalaman pulau itu. Dengan di bantu Bu Nur aktifitas Nayra semakin lancar. Di suatu kesempatan di pedalaman Nayra kembali bertemu Randy dan mereka pun saling berbincang.Riesa dan Bu Nur di ajak Randy untuk singgah di pondok yang merupakan tempat tinggal yang juga sebagai tempat tinggal Randy. Pondok itu dibuat oleh para rohaniawan yang telah kembali ke kota. Pondok itu terbuat dari kayu hutan yang disusun rapi, atapnya terbuat dari rumbia yang cukup bagus menahan air dan hawa panas. Apalagi dilantainya juga terbuat dari papan yang cukup tertata rapi dan bersih. Jadi kesan didalam pondok itu amat sejuk dan nyaman.

Meskipun berada di pedalaman, namun segala peralatan keperluan Randy terlihat lengkap.Ada kompor,meja kerja, juga tempat tidur dari kayu yang diselubungi dengan kelambu pelindung dari nyamuk yang tertata dalam kamarnya. Ruang ventilasinyapun cukup sehingga udara yang masuk dan keluar cukup sempurna. Namun karena memang berada di pedalaman yang belum tersentuh aliran listrik sehingga masih menggunakan lampu petromaks. Ia hanya menggunakan peralatan elektronik berupa sebuah accu yang cukup mampu menghidupkan televisi kecil dan mencharger battrai hp nya. Nayra dan Bu Nur pun singgah dan mencicipi sedikit penganan yang di berikan Randy.

Tak lama memang mereka pun minta diri,sebab saat itu sudah agak sore,dan menghindari sampai di tempat mereka malam hari. Dengan ramah Randy pun mengantar mereka ke perahu yang sudah siap berangkat. Randy melepas Nayra berangkat dengan perahu itu dengan lambaian tangan, tidak lupa ia memberi nasehat pada pengemudinya agar berhati hati dalam mengemudi. Pak Nelayan itu mengiyakan nasehat Randy itu. Perlahan kemudian perahu bergerak menjauh dari daerah itu. Tak lama memang dan tak sampai malam Nayra dan Bu Nur sampai lalu mereka berpisah untuk pulang kerumah masing masing karena baik Nayra maupun Bu Nur sudah merasa capai setelah melakukan perawatan dan pengobatan di pedalaman tadi siangnya. Malam itu mereka ingin beristirahat sebaik-baiknya.

Malam itu setelah mandi dan makan malam, Nayra beranjak untuk tidur karena ia terlalu capai siang itu. Tiba tiba handphone nya berbunyi, rupanya Randy yang ingin mengetahui keadaan Nayra. Dengan sedikit basa basi Nayra di tanya keadaan Nayra yang sudah sampai apa belum, tanpa terasa obrolan lewat telpon itu meninggalkan kesan pada Randy, Nayra pun demikian sebab Randy amat terkesan pada Nayra yang seorang wanita cantik, juga tangguh,dan berani mau di tugaskan di pulau yang masih terisolir itu demi tugas mulia memberikan perwatan kesehatan pada masyarakat. Bagi Nayra juga begitu,ia terkesan pada Randy yang berasal dari wilayah timur Indonesia itu,masih mau di tempatkan di pulau yang jauh dari daerah asalnya.

Obrolan mereka pun di sambung dengan smsan, tanpa sadar Randy sempat menanyakan tentang hal pribadi Nayra, ya masalah pacar atau orangtuanya.Nayra pun dengan gamblang menceritakan tentang pacarnya yang sudah bekerja dan akan segera menyuntingnya itu. Juga orangtuanya yang amat merestui hubungan mereka saat ini. Dengan penuh perhatian Randy membaca pesan singkat dari Nayra dengan sedikit rasa cemburu, namun ia pendam dalam hatinya. Randy pun berharap agar Nayra bisa mendapatkan yang ia rencanakan itu secepatnya tanpa rasa menggurui sedikitpun.Nayra pun merasa Randy enak dijadiakan teman untuk saling berbagi selama di pulau itu sebab mungkin mereka serasa sama sama pendatang di pulau itu.

Tanpa terasa Nayra telah menghabiskan bulan pertamanya di pulau itu, iapun mendapatkan waktu pulang ke Padang. Ia amat rindu dengan keluarganya dan tentu saja pacarnya Revo. Nayra berangkat Jumat sore itu dengan menumpang kapal yang hanya melayari ke pulau itu hanya dua kali seminggu. Sabtu pagi, setelah melakukan perjalanan yang melelahkan Nayra pun sampai di pelabuhan Muaro Padang. Di sana ia telah dijemput pacarnya Revo. Sambil memeluk Nayra, Revo pun meraih barang bawaan Nayra yang kemudian dimasukan ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian mereka berdua telah sampai dirumah Nayra dan disambut ayah ibunya.di rumah besar dan mewah itu, mereka akhirnya mengadakan makan bersama sebab terlihat Nayra amat lapar. Keluarga itu banyak bertanya tentang pengalaman Nayra selama sebulan itu di pulau.

Dengan penuh semangat Nayra pun menceritakan tentang tugas-tugasnya dan keramah tamahan penduduk di sana. Nayra juga bilang pada ibunya agar mau ikut bersama dengannya ke sana meski hanya seminggu. Ibunya pun menyanggupi tapi bukan untuk saat itu karena ada tugas yang harus dilakukan ibunya yang juga seorang pegawai Pemda itu. Selama di Padang Nayra sibuk mencari alat yang amat di perlukannya yang tidak tersedia di puskesmas pulau itu. Dengan dibantu sang kekasih,mereka sibuk kesana kemari mencarinya. Alat alat itu dapat mereka temukan dan mereka beli. Selama di Padang Nayra terlihat juga memanfaatkan saat berduaan dengan kekasihnya untuk saling melepas rindu ya dengan peluk pelukan dan terkadang berciuman.Mereka masih menjaga hal hal yang terlarang mereka lakukan. Hingga tibalah harinya Nayra harus kembali ke pulau untuk bertugas. Dengan izin dari orang tua Nayra, Revo ikut serta mengantar kekasihnya ke pulau itu. Orang tua Nayra amat percaya pada Revo karena tak lama lagi Revo juga akan menjadi suami anaknya itu apalagi pembicaraan antara orang tua mereka sudah terjadi dan hanya tinggal menentukan hari dan saat yang tepat setelah Nayra selesai PTT.

Selama perjalanan pasangan sejoli ini tak lepas lepasnya memandang keindahan pantai Padang yang segera mereka tinggalkan.Kekasih Nayra cukup salut akan tekad Nayra yang sangat bulat bertugas di pulau itu. Revo pun merasa memang berat perjalanan selama naik kapal motor itu,apalagi goyangan ombak pada kapal cukup mengkhawatirkan. Paginya mereka sampai di pulau dan dengan naik ojek merekapun sampai di rumah Nayra.

Pagi itu Nayra langsung masuk kerja karena pasien yang menunggu sudah antri. Tak lama memang ia membersihkan tubuhnya ia beranjak ke puskesmas yang hanya beberapa meter dari rumahnya. Sedang Revo ia tingal di rumah dan diminta untuk beristirahat dari rasa penat selama perjalanan semalam. Selama Nayra bekerja, tak lupa Revo juga menyiapkan makan siang. Ia ingin memberikan surprise pada kekasihnya itu.setelah membereskan rumah dan masak seadanya, Revopun beristirahat diatas sofa yang berada di ruang tengah rumah itu. Makan siang telah ia siapakan di meja makan dan tertutup tudung.

Siang itu setelah semua pasien selesai ia tangani,Nayra pulang kerumahnya dan menemukan Revo yang terlelap di sofa. Nayra tak sampai hati membangunkan Revo sebab ia tahu Revo amat lelah dan ia sempat melihat di meja makan, ada makanan yang telah dimasak oleh kekasihnya itu.Nayra pun masuk kekamarnya dan melepas pakaian dokternya.Ia lalu keluar kamar dan mencoba bersandar di sofa dekat kekasihnya yang tertidur itu. Tak lama memang ia pun terlelap, mungkin karena ia amat lelah juga dan belum sempat istirahat.

Beberapa saat kemudian ia merasakan ada yang menepuk nepuk bahunya.Nayra terbangun dan melihat Revo kekasihnya membangunkannya. Dengan masih menahan kantuk Nayra pun membuka matanya.Revopun mengajak Nayra untuk makan sebab ia sudah masak. Dengan langkah yang sedikit bermalas malasan Nayra pun bangun dari duduknya. Ia mengikuti jalan Revo kearah meja makan. Kemudian dengan lahapnya mereka berdua makan. Nayra memuji masakan Revo yang terasa lezat dan mampu membuatnya kenyang itu.

“Enak..juga masakan kamu Rev” puji Nayra pada kekasihnya

“Yaaa,,,dong,,sapa dulu Revoo…” jawab kekasihnya yang membanggakan diri itu.

Setelah makan siang dan beres beres barang bawaannya,Nayra mengajak kekasihnya itu untuk keluar rumah dan melihat keindahan pantai Pulau Sipora itu. Revo amat terkesima melihat keindahan pantai itu. Wow..gak kalah dengan pantai Bali,,guman Revo.Hanya saja belum dipromosikan gumannya lagi.Saat itu ia hanya sempat melihat beberapa org yang sedang naik perahu dan ada yang berselancar.

Setelah dari pantai Nayra mengajak Revo ke rumah pak Nurfadli dan Bu Nurfadli. Dengan berjalan kaki mereka menuju rumah suami-istri itu. Selama perjalanan tampak warga yang kenal dengan Nayra menyapanya dan terlihat heran melihat Nayra berjalan dengan kekasihnya itu, ada juga yang berbisik bisik entah apa yang dibisiki warga itu. Namun Nayra hanya senyum saja menanggapi keheranan warga pulau itu. Tak lama kemudian mereka sampai dirumah Pak dan Bu Nurfadli. Kebetulan saat itu terlihat Pak Nurfadli sedang duduk santai didepan rumahnya. Dengan basa basi seadanya Nayra di persilahkan masuk oleh Pak Nurfadli sambil memanggil istrinya. Tak lama memang Bu Nur yang saat itu sedang memasak pun keluar dari ruang dapurnya. Nayra dan Revo dipersilahkan duduk. Nayra pun mengenalkan Revo kepada Pak Nur yang juga merupakan sesepuh warga disitu. Pak dan Bu Nur pun dengan gamblang menceritakan ttg banyak hal yang amat terbantu dengan kedatangan Dokter Nayra di pulau itu.

Selama beramah tamah itu tak lupa mereka disuguhi minum dan buah-buahan hasil ladang mereka. Merasa telah cukup waktu untuk mengenalkan kekasihnya pada Pak Nurfadli saat itu, Nayra pun minta diri. Sempat juga Bu Nur menawari Revo untuk tidur di rumahnya sebab di rumah Nayra hanya ada satu kamar. Namun dengan basa basi, Revo pun bilang ia akan tidur di ruang tamu saja. Sambil sedikit bercanda Pak Nurfadli bertanya kapan mereka akan meresmikan hubungan mereka tersebut. Dengan sedikit tertawa Nayra hanya bilang, yah setelah selesai PTT jawabnya singkat. Juga terucap dari mulut Bu Nur,mereka amat serasi.yang satu cantik dan yang prianya ganteng, Nayra diminta hati-hati agar kekasihnya itu di jaga agar jangan sampai direbut orang,guman Bu Nur sambil bercanda.Nayra pun berlalu sambil tersenyum dan berucap terima kasih atas suguhan buah buahan tadi.

Merekapun berjalan kaki pulang ke rumah Nayra sambil bergandengan tangan dengan mesra. Mereka tidak menyadari tak jauh dari mereka ada sepasang mata terlihat sedih. Sepasang mata itu milik Randy yang saat itu akan berkunjung ke tempat Nayra,karena dia sedang tak ada kegiatan. Namun perasaan cemburunya itu ia kubur dalam dihatinya. Ia pun berusaha menemui kedua pasangan sejoli itu. Dengan sapaan lembut dipanggilnya gadis itu. Nayra pun menoleh kearah suara yang memanggil namanya itu. Ia terlihat senang sebab ia kembali bertemu Randy. Sambil mengenalkan Revo yang kekasihnya itu pada Randy.

Secara singkat Nayra menerangkan pada Revo bahwa Randy adalah bekas pasiennya di pulau itu. Dengan sikap yang sportif Randy berusaha menjabat tangan Revo. Namun tampaknya Revo sedikit kurang senang dengan kehadiran Randy saat itu. Dengan sikap dingin Revo menerima uluran tangan Randy. Sedikit basa basi Nayra menanyakan maksud Randy ke daerah itu. Dengan berbohong Randy pun berkata ia ada suatu keperluan pelayanan. Ia merasa tak enak hati jika menerangkan maksud sebenarnya saat itu yang hanya ingin bertemu Nayra. Randy dengan cerdik menyembunyikan isi hatinya tanpa terlihat oleh orang lain.

Sambil menawari Randy singgah ke rumahnya Nayra pun minta diri. Randy pun menolaknya dengan alasan dia sedang tergesa gesa. Namun ia menyadari bahwa saat itu dirinya tidak disukai Revo, kekasih Nayra..Sambil berlalu Randy pun berjalan dengan gontai, namun mental dan sikapnya yang telah ditempa selama dalam pendidikan di seminari membuatnya semakin kuat, apalagi nantinya ia akan menghadapi berbagai macam manusia dan tabiat yang berbeda. Nayra dan Revo kembali melanjutkan perjalanan mereka kerumahnya. Di rumah mereka berdua hanya menghabiskan waktu dengan mengatur letak perabotan dan membersihkan ruangan yang mereka rasa kurang bersih. Setelah merasa capai mengatur rumah dinasnya,malamnya Nayra dan Revo pun makan bersama. Malam itu Revo pun beristirahat saja sebab siangnya sudah berjalan kesana kemari bersama Nayra.Memang saat itu Revo tidur di sofa ruang tengah dan Nayra masih dikamar. Mereka amat menyadari sendiri jika malam itu tidur satu kamar.segalanya bisa saja terjadi,namun dengan sikap kedewasaan dan keimanan,semua itu dapat mereka lalui.

Besok Pagi pagi sekali, Revo sudah bangun dari tidur dan berjalan sendiri ke pantai .Ia amat menyukai suasana pantai yang cukup indah dan masih tertata rapi itu. Tak lama memang Revopun pulang kerumah dan disambut Nayra dengan tersedianya makan pagi berdua. Pagi itu mereka asik sekali makannya sebab Revo merasa amat lapar sehabis berjalan ke pantai. Sehabis makan dan sesekali bercengkrama, Nayra pun ke puskesmas untuk melaksanakan tugasnya. Revo hanya tinggal sendiri di rumah itu sambil membaca buku. Tak sadar diapun tertidur hingga siangnya. Ia baru terbangun saat Nayra sudah pulang dari Puskesmas. Dengan sangat mesra ia bangunkan kekasihnya dan ajak ke pantai untuk sekedar jalan jalan. Revo esok harinya sudah harus kembali ke Padang karena hanya esok hari kapal jadwal kapal yang akan ke Padang.

Di pantai yang indah itu mereka saling berkejaran dan bercengkrama. Sangat serasi sekali pemandangan sore itu di pantai karena kedua sejoli itu saling berkejaran dan berpelukan. Karena senja menjelang merekapun pulang ke rumahnya untuk mandi dan makan malam. Dirumah dinasnya malam itu, Revo pun membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka.Nayra dengan senang hati mendengar penuturan kekasihnya itu. Namun Revo membicarakan tentang keberatannya jika Nayra terlalu dekat dengan Randy. Revo melihat Randy sebagai sosok yang jelek bukan saja wajahnya namun juga sifatnya, meskipun ia berprofesi sebagi calon rohaniawan.Revo mengemukakan keberatannya sebab Nayra bisa saja terjebak oleh sosok manusia jelek bertopeng jiwa rohaniawan itu.Apalagi baginya Randy bukanlah seorang pria yang baik untuk dijadikan teman oleh Nayra.Nayra pun menerangkan asal mula perkenalannya pada Revo,dan ia juga minta Revo untuk jangan terlalu cemburu,sebab profesinya menuntutnya akrab dengan siapapun,latar belakangnya.Revo pun merasa lega,sebab Nayra amat dewasa dan sudah mengerti perasannya sebagai kekasih.

“Rev” terang Nayra,

“kamu jgn terlalu bersikap seperti kanak kanak, sebab kita berpacaran kan sudah lebih 3 tahun dan tak lama lagi akan menikah”

Revo pun menerima alasan Nayra tersebut dan berjanji akan sering ke pulau itu. Ia yakin akan kesetiaan Nayra yang telah ia pacari selama itu. Apalagi ia berpikir mana mungkin Nayra yang seorang dokter itu akan terpikat oleh Randy yang jelek dan kampungan itu. Ia semakin percaya pada Nayra tunangannya.

Malamnya sehabis makan dan membicarakan hubungan mereka, Nayra terlihat berada di pangkuan Revo. Mereka tak melewatkan kesempatan tersebut untuk saling mencumbu. Ciuman dan remasan tangan Revo hinggap dibagian bagian sentitif Nayra. Perbuatan pria itu pun menyebabkan Nayra untuk pertama kalinya merelakan pakaiannya semerawut dan acak acakkan. Bagaimanapun Nayra ingin memberikan kepastian pada kekasihnya itu kesungguhannya. Revo pun melakukan pilinan dan gigitan kecil di bagian payudara Nayra yang telah terbuka itu.

Malam itu Nayra ingin memberikan suatu keindahan kepada kekasihnya itu, tapi dalam batas batas yang telah ia gariskan. Namun pergumulan tersebut mereka atur sesuai batas dan tak akan merusak kesuciannya. Pakaian atas Nayra terlepas semua, itulah pertama kalinya ia menyuguhkan keindahan payudaranya kepada kekasihnya itu.Revo melakukan pilinan dan tak henti hentinya melakukan jilatan hingga akhirnya mereka berdua merasa kelelahan dan tertidur. Setelah merasa cukup sampai disitu perbuatan mereka, Nayra pun kembali mengenakan pakaian atasnya dan menuju kamarnya untuk tidur. Baginya biarlah tindakan yang serba tanggung tadi hanya dilanjutkan dalam mimpinya saja. Begitu juga Revo, ia menyuruh kekasihnya masuk kamar agar ia bisa tidur nyenyak dan bangun pagi.

Pagi harinya Revo pun berangkat ke Padang dan diantar Nayra.Yang mengantar Revo tidak saja Nayra, namun Pak Nurfadli dan istrinya juga ikut.Selama di pelabuhan mereka tak henti hentinya bergandengan tangan dan disaat Revo akan berangkat tak lupa ia mencium bibir kekasihnya itu. Kapal pun beranjak meninggalkan pelabuhan Tua Pejat menuju Muaro Padang. Nayra lalu kembali bertugas di puskesmas seperti biasanya. Ia kembali tenggelam dalam rutinitas seperti biasanya. Nayra pun sering bersama Bu Nur ke pedalaman kembali. Dan disuatu kesempatan ia bertemu Randy yang baru selesai memberikan pelayanan rohani kepada warga pedalaman tersebut. Nayra dan Bu Nur di tawari singgah ke pondokannya, sekedar beristirahat sebelum pulang ke puskesmas. Selama di pondok Randy, Nayra terlibat pembicaraan serius dengan Randy mengenai rendahnya mutu kesehatan di tempat Randy itu.

Nayra berjanji akan serius menangani warga disana. Selama Nayra di tempat tugasnya, Randy selalu menghubunginya sekedar mengetahui keadaan di tempat Nayra atau sekedar menanyakan kabar Nayra. Mereka pun sering terlibat saling mengirim pesan singkat, mulai dengan tugas tugas Nayra juga tugas tugas Randy.Tak lupa Randy memberikan sugesti pada Nayra agar selalu kuat dalam menjalankan tugasnya sebab Nayra pernah tak mendapat penerimaan yang ramah disuatu tempat didesa tetangga pulau itu. Saat itu kedatangan Nayra dan bu Nur ditolak masyarakat setempat dengan alasan yang kurang jelas.Mendengar keluhan Nayra tersebut, Randy pun berjanji akan membantu mengarahkan warga pulau itu tentang arti kesehatan sebab Randy tahu semua warga pedalaman itu adalah masih dalam lingkup kerjanya. Nayra berterima kasih atas bantuan dan support dari Randy saat itu. Sesuai kesepakatan dengan warga tempat tersebut, Nayra dan Bu Nur juga Randy ikut serta ke daerah yang pernah menolak kehadiran Nayra tersebut. Saat itu sempat terjadi sedikit ketegangan namun dengan sikap yang santun dan kewibawaan Randy, masyarakat setempat akhirnya mau menerima penyuluhan kesehatan yang di berikan Nayra.

Semenjak kejadian itu,hubungan Randy dan Nayra pun semakin dekat.Mereka pun sering terlihat bersama di puskesmas pulau itu.Bagi Nayra tidaklah masalah sebab mereka sama sama menjalankan tugas mulia. Begitu juga mereka sering berjalan jalan ke pantai dan terkadang makan di rumah Bu Nur. Bagi Bu Nur melihat hubungan Randy dan Nayra adalah hubungan kerja biasa dan wajar. Bu Nur pun terlihat amat terbantu dengan kehadiran Randy yang sedikit banyaknya memberinya khotbah tentang ibadahnya.

Diluar jam senggangnya Randy sering datang ke tempat Nayra bertugas.Randy lebih sering singgah di rumah Bu Nur yang juga aktifis gereja. Dan sering Bu Nur mengajak Nayra untuk mendiskusikan masalah pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar pulau itu bersama Randy. Sesekali mereka juga berdiskusi di rumah Nayra. Lambat laun Nayra merasakan perhatian dan bantuan Randy terhadap tugas tugasnya selama di pulau itu amat membantunya. Ia hampir tak lagi mengalami hambatan dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga Randy semakin bersemangat jika dusunnya di kunjungi oleh Nayra dan Bu Nur untuk melakukan pelayanan kesehatan.setiap minggu Nayra pasti berada di desa termpat Randy bertugas.

Nayra pun hampir akhir bulan selalu pulang ke Padang dan bertemu kelurga dan kekasihnya. Saat itu Nayra telah memasuki bulan kedua di pulau itu. Sore itu ia berangkat ke Padang dan kebetulan juga Randy akan ke Padang untuk melaporkan kegiatannya selama ini. Mereka menumpang dalam satu kapal. Selama perjalanan Nayra selalu terlihat bersama Randy yang dan sering terlibat pembicaraan yang cukup serius. Sesekali karena kantuk Nayra bersandar di bahu bidang Randy. Randy merelakan bahunya di sandari Nayra, meskipun mereka bukan pasangan kekasih saat itu Randy sempat memeluk tubuh Nayra yang terlihat kecapaian selama perjalanan dengan kapal dan goyangan karena hempasan gelombang laut.

Randy dapat melihat raut wajah cantik Nayra dari dekat. Kulit wajahnya yang putih dan di pipinya ditumbuhi rambut rambut halus. Juga tangan Nayra terlihat ada rambut halus yang cukup serasi dengan kulitnya yang putih. Randy tak mau melakukan hal yang nantinya akan menyebabkan hubungannya dengan Nayra memburuk. Sebagai manusia biasa ia meras tergoda, namun ia tak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan saat itu. Hingga beberapa lama kemudian Nayra terbangun dan sadar ia telah rebah di bahu Randy. Dengan mengucap maaf Nayra amat menyesal telah tertidur di bahu Randy. Namun Randy menjelaskan bahwa tak apa sebab ia tahu Nayra amat letih.

Tak terasa paginya kapal mereka merapat ke pelabuhan Muaro Padang.Nayra pun bergegas turun bersama Randy. Melihat ada sopir ayahnya yang menjemput Nayra pun berpisah dengan Randy di pelabuhan itu. Sempat Nayra menanyakan kapan Randy kembali ke pulau. Rupanya Randy di Padang hanya beberapa hari dan secepatnya akan kembali. Sedikit basa basi menawarkan Randy singgah di rumahnya, namun dengan mengucap banyak terima kasih Randy pun dengan amat menyesal tak sempat sebab ia amat terburu buru. Nayra pun naik ke mobil dan berlalu dari pelabuhan itu. Selama di padang Nayra pun larut dengan kegiatannya, namun masih sempat meluangkan waktu dengan kekasihnya.

Tanpa Nayra tahu sebabnya Revo, bersikap amat protektif kepadanya. Kemudian yang terjadi malah pertengkaran yang akhirnya mereka berdua saling berdiam diri.Revo terlihat amat ingin mengusai semua masalah Nayra. Padahal dalam hatinya Nayra tidak ada melakukan hal yang berlawanan dengan komitmen mereka. Namun perasaan cemburu Revo yang berlebihan membuatnya tak nyaman. Nayra pun sempat mengadukan masalahnya itu pada ibunya. Dengan sabar ibunya memberikan pengertian pada putrinya itu. Hingga Nayra berangkat kembali ke pulau Revo tak terlihat mengantarnya.Nayra merasa Revo masih marah kepadanya. Selama di atas kapal Nayra berusaha menghubungi Revo,namun teleponnya selalu tak diangkat.Nayra amat sedih dengan sikap Revo itu. Kesedihan itu terbawa sampai ia berada di pulau.

Setiba di pulau Nayra selalu berusaha menghubungi hp Revo kadang telepon rumahnya. Namun tak pernah diangkat Revo. Suatu malam Nayra menelepon ke rumah Revo dan diangkat oleh ibu Revo, akhirnya Revo bersedia menerima telpon Nayra.dalam pembicaraan itu terasa dingin sambutan Revo padanya. Perbuatan Revo itu membuat Nayra sedih dan menganggu tugas tugasnya. Namun karena kesibukan yang ia alami membuatnya bisa sedikit demi sedikit melupakan masalah pribadinya itu, apalagi tugasnya menuntutnya selalu disiplin.

Selama bertugas di pulau itu,Nayra sering curhat kepada Bu Nurfadli. Terkadang jika waktu libur dan tak ada kegiatan Nayra terlihat dikunjungi Randy. Sosok Randy yang simpatik dan perhatian itu mampu membuat Nayra melupakan kegundahannya meski Randy tidaklah sepadan dengannya. Bersama Randy ia menyusuri pantai, sekedar menghabiskan waktu libur dan terkadang melakukan perjalanan ke tempat tempat yang indah di pulau itu. Nayra semakin merasakan perhatian Randy kepadanya amat tulus.Kini ia pun menemukan teman bicara dan curhat yang mampu membuat hatinya teduh. Tanpa menghiraukan statusnya yang sudah bertunangan dan terikat dengan sesorang pria, Nayra pun menerima saja genggaman tangan kokoh Randy yang hitam dan jelek itu. Sambil menyusuri pantai Randy memeluk tubuh Nayra. Randy seakan tak mau Nayra terlalu larut akan problemnya. Randy pun meminjamkan jaket yang ia kenakan ke tubuh Nayra agar dipakai Nayra sebab senja itu udara pantai tidak bersahabat. Di keremangan cahaya pantai yang indah itu, dengan tanpa di ucapkan dan diminta Randy memberanikan diri mencium pipi Nayra. Perbuatan Randy itu membuat Nayra gelagapan namun Randy menahan suara Nayra dengan telunjuknya. Ia tak ingin Nayra berkomentar.Nayra menuruti isyarat telujuk Randy itu dan tanpa diminta persetujuan Nayra, Randy mendekat kearah bibir Nayra dan mengulumnya beberapa saat.Nayra sedikit terkejut tak menduga Randy akan melakukan itu terhadapnya. Perasaan khawatir Nayra terjadi juga.Wajah yang cukup membuat orang sampai jijik itu berhasil mengulum bibirnya.

Dengan perasaan bercampur baur,Randy dan Nayra berjalan pulang dari pantai itu tanpa ada kata yang terucap.Malam itu Randy mengantar Nayra sampai di pintu rumahnya dan ia pun minta diri.Sepeninggal Randy,Nayra termangu dikamarnya.Terbayang di benaknya kejadian barusan bersama Randy.Ia merenung,apa karena kesepiannya jauh dari Revo atau ia sudah mulai suka pada sosok Randy yang melindunggi dan amat dewasa itu.Padahal jauh diakal sehatnya Nayra tak menginginkan Randy terlalu dekat dengannya karena bermacam perbedaan diantara mereka dan juga ia akan di cemooh karena suka pada sosok yang jelek itu.Menjelang tidur Nayra tak menemukan jawabannya.Hingga paginya Nayra terlihat di puskesmas,terlihat ia amat gembira dan tak sedih lagi.Sesekali ia menerima pesan singkat dari seseorang dan di balasnya.Rupanya sms itu dari Randy.Nayrapun tidak melupakan Revo tunangannya yang masih ia cintai dan kelak akan jadi suaminya.Ia masih berusaha menghubungi Revo.

Tampak Nayra terlibat pembicaraan di telpon dan tak lama ia tutup.Bagaimanapun Nayra selalu berusaha menghubungi kekasihnya itu,jauh di lubuk hatinya kini berperang antara perasaan kepada kekasihnya atau Randy. Selepas tugasnya di puskesmas,Nayra pun pulang kerumahnya.Dan tak lama kemudian ia pun keluar rumahnya menuju rumah Bu Nurfadli. Di rumah Bu Nurfadli telah menunggu Randy.Sore itu Nayra akan melihat lihat kegiatan warga yang berada di tempat Randy melaksanakan pratek kerohaniannya. Bu Nurfadli juga ia undang,namun karena berbagai sebab, maka Bu Nur tak bisa ikut. Apalagi pak Nurfadli sedang berada di Sibolga. Akhirnya siang itu Nayra berangkat besama Randy ke pedalaman dengan menumpang perahu yang telah disediakan Randy. Selama perjalanan menempuh rawa dan hutan bakau tampak Nayra amat senang sekali berada di alam yang cukup asli itu. 1 jam perjalanan akhirnya mereka sampai.

Di dusun itu tampak ramai ibu ibu dan anak anak yang sedang melakukan acara dengan gembira. Mereka merayakan hasil ladang dan tangkapan ikannya yang melimpah dengan atraksi tari tarian dan diakhiri dengan acara makan bersama. Tampak saat itu, mereka merayakannya dengan makan makan dan minum, juga disuguhi babi panggang. Nayra pun bilang ke Randy, bahwa ia tak boleh makan makanan itu. Dengan bijaksana Randy memberikan Nayra ikan bakar. Randy tahu bagi Nayra babi adalah hewan yang tak boleh dimakan. Selesai acara sudah malam,karena suka citanya warga desa itu merayakannya. Nayra tak mungkin pulang ke tempat nya tugas, apalagi malam itu,juga masih terbilang bulan purnama dan diselimuti awan kelam seolah akn turun hujan, jadi malam itu pasang air laut akan naik dan tak mungkin diantar dengan perahu.Nayra berusaha menghubungi rumah Bu Nur,ia mengabarkan bahwa tak bisa pulang karena acara usai malam.Bu Nur pun bilang ya tak apa,sebab besok juga kebetulan tanggal merah,jadi tak ada kegiatan.

Malam Itu Nayra terpaksa menginap di pondok kediaman Randy. Randy terlihat sibuk membersihkan pondoknya itu. Ia tak ingin Nayra merasakan tak nyaman di pondoknya.

“Nah Nayra,,,kamu tidur dikamarku ini aja,aku biar diluaran saja.” kata Randy.

“Duh, jadi merepotkan lo Bang” jawab Nayra.

“Ahh,,,tak apa apa koq.Aku biar tidur di ruang depan saja”

Suasana pondok kayu itu,terlihat alami sekali.Apalagi tak ada listrik yang menerangi,saat itu hanya ada lampu teplok didinding kayu ruang depan dan dikamar. Syukurlah tak ada nyamuk karena bersihnya ruangan kamar Randy. Malam itu terdengar suara jangkrik dan binatang malam yang saling bersahutan. Randy pun menawari Nayra minum the hangat dulu, agar tak terlalu merasa dingin, apalagi cuaca malam di pedalaman itu terasa amat dingin menusuk tulang. Nayra pun duduk di ruang depan dalam pondok bersama Randy. Ini kedua kalinya ia merasakan suasana malam yang cukup asik, pertama saat ia KKN dulu, namun dulu masih ada penerang listrik dan tidak terisolir. Sekarang ia berada di sebuah pulau dan di pedalaman.

Sambil berbincang mereka juga membicarakan mengenai keluarga masing masing. Dari pembicaraan itu,Nayra tahu bahwa Randy yang berasal dari daerah timur itu sudah tak mengenal kedua orang tuanya. Namun dia diasuh oleh keluarga gereja dan disekolahkan oleh pihak gereja. Terlihat raut wajah Randy yang bersedih saat mengungkap jati dirinya. Dengan sikap dewasa Nayra pun memberi semangat agar Randy bisa berbangga sebab masih bisa mengenyam pendidikan sampai ia tamat dan membandingkannya dengan pemuda lain yang sampai sekarang tak tau juntrungannya. Dari keterangan Randy Nayra juga tahu bahwa suasana pedalaman itu juga tak berbeda jauh dari saerah asal Randy sehingga Randy tak merasa terasing. Hingga malam pun menjelang dan perbincangan mereka sudah mulai melantur kemana mana.

Randy lalu memberikan sebuah sweater pada Nayra karena ia lihat Nayra amat kedinginan. Saat berangkat tadi siang Nayra tak tahu bahwa ia akan menginap di tempat itu, makanya ia tak sempat bawa pakaian salin. Dengan dibantu Randy, Nayra mengenakan sweater itu. Sedikit membantu, sweater itu bisa membuatnya tak kedinginan lagi. Sambil menyilangkan kedua tangannya didada Nayra masih melayani obrolan Randy yang kini duduk disampingnya. Perbincangan mereka kini sudah sampai pada perbincangan mengenai laki laki dan wanita. Dalam keremangan itu Randy melingkarkan tangannya ke bahu Nayra. Ia tak sampai hati melihat Nayra kedinginan saat itu.Nayra membiarkan saja sikap Randy itu.Malah Nayra pun merebahkan kepalanya di dada bidang Randy.

Sambil rebahan didada Randy, Nayra seakan menemukan kehangatan yang lama sudah tidak ia dapatkan dari tunangannya. Dengan sikap hati hati Randy pun berusaha membelai rambut Nayra yang sebahu itu.Randy tak ingin Nayra merasakan resah didalam dekapannya.Seperti sepasang kekasih,tanpa sadar Nayra pun mengungkapkan ganjalan hatinya tentang hubungannya yang semakin memburuk dengan kekasihnya. Padahal ia dan Revo kekasihnya sudah sepakat akan menikah. Randy pun mendengar penuturan Nayra dengan perhatian dan bertindak sebagai pendengar yang baik. Tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh Randy Nayra pun semakin merapatkan tubuhnya. Ia merasa damai mendapat kehangatan dari Randy apalagi Randy juga membelai anak anak rambut di tengkuknya membuat Nayra sedikit merasa geli dan terangsang. Perlahan Randy melepaskan ikatan di rambut Nayra sehingga rambut hitam sebahu dan harum itu kini telah lepas. Nayra semakin cantik saat rambutnya tergerai. Kini kedua anak manusia tersebut saling ngobrol dengan sangat intim dan tak lagi memandang perbedaan diantara mereka.

Masih dalam pelukannya, Randy pun kini berusaha meraih wajah Nayra yang saat itu amat pasrah kepadanya. Tak sulit bagi Randy lalu dikulumnya bibir yang mungil namun ranum itu. Kini kedua bibir anak manusia itu saling mengulum. Nayra merasakan ia tak sanggup menolak aliran birahi yang mulai menyerangnya saat itu. Ia ingin sejenak mengubur masalahnya. Ciuman yang dihantarkan Randy di bibir Nayra seolah mampu membuat Nayra terbang. Ini kedua kalinya bibir tipisnya dikulum Randy. Namun saat kinilah Nayra dapat dengan penuh menerimanya. Tak membutuhkan waktu lama memang Nayra akhirnya malah menyambut dan bals mengulum lidah yang di mainkan Randy. Ia seolah menemukan oase yang lama tidak ia dapatkan. Cukup lama jilatan dan kuluman itu terjadi hingga tanpa mereka sadari mampu menggiring nafsu keduanya untuk meningkat kearah selanjutnya. Dalam pelukan dan saling mengulum itu,tangan Randy dengan lincah berusaha memasuki sweater dan busana Nayra.

Tangannya menemukan segumpal daging lembut didada Nayra dan membelainya. Hawa hangat tangan Randy membuat Nayra larut dalam alunan birahi. Disaat saat itu, Randy berusaha melepaskan sweater yang tadi ia kenakan ke Nayra. Malam itu Nayra tak menolak sedikitpun perbuatan Randy yang berusaha melepas busananya. Kini busana atas Nayra telah terlepas dari tubuh putih indahnya dan di letakkan disamping sofa itu. Nayra benar benar berada dalam alunan birahinya sendiri. Kini tubuh indahnya hanya tertutup bh dan masih mengenakan celana panjang. Keindahan payudaranya nya yang putih mulus membuat Randy semakin meningkatkan serangannya. Randy menjilat jilat dinding payudara Nayra yang kini hanya terkulai di bahu Randy.Nayra hanya memejamkan matanya menikmati belaian lidah Randy. Tubuh Nayra masih memancarkan bau khas wewangian mahal yang selalu ia pakai.Wanginya selalu melekat ditubuh Nayra meski ia mandi dan bau wangian Nayra itu mampu membuat Randy terpacu kegairahan.

Kini Randy telah merasa Nayra telah pasrah kepadanya. Randy melihat Nayra juga menikmati apa yang ia lakukan saat itu. Randy pun menghentikan perbuatannya. Ia lalu menutup bagian atas tubuh Nayra dengan busana yang tadi ia buka. Nayra masih memejamkan matanya dan dengan pandangan yang redup ia diam saja. Randy lalu menjauh dari Nayra dan memeriksa pintu pondoknya lalu mematikan lampu teplok yang menerangi ruangan itu. Baru saja ia matikan lampu itu,tiba tiba terdengar suara petir dan tak lama suara hujan dengan derasnya. Nayra sempat bangun dari kursi sofa tempatnya berada. Dengan gugup ia bertanya pada Randy apa jika hujan disana tidak akan banjir. Randy pun menerangkan pada Nayra,bahwa pulau itu jarang terjadi banjir apalagi pondok mereka berada di tempat yang tinggi.

Randy lalu meraih tangan Nayra untuk berdiri. Nayra pun meraih tangan Randy dan mengikuti Randy kedalam kamar. Randy pun menyilahkan Nayra untuk berbaring di dipan kayu yang tertutup kelambu itu.Randy pun menutup pintu kamar dari dalam.Nayra hanya diam duduk di pinggiran dipan yang beralaskan kain sprey putih bersih itu. Randy pun mendekati Nayra, ia mengangkat dagu Nayra dan kembali mengulumnya. Randy lalu duduk disamping Nayra. Nayra kembali merasakan ada sedikit penolakan dalam dirinya yang saat itu hanya berdua seorang laki laki dikamar malam itu. Dilubuk hatinya ada penolakan terhadap perbuatan mereka diluar tadi. Namun semua pikiran dan akal sehat Nayra seperti digiring untuk melanjutkan yang tertunda di ruang depan tadi, apalagi suasana kamar dan suara guyuran hujan yang deras menyebabkan Nayra bersikap diam.

Kembali Randy melingkarkan tangannya di bahu Nayra.Tanpa kata kata yang terucap Randy kembali menciumi anak anak rambut Nayra di tengkuknya. Nayra merasa geli dan semakin pasrah. Ciuman Randy yang bertubi tubi pada leher dan bibirnya membuat Nayra pun terpacu untuk mengimbangginya. Nayra lantas berusaha menolakkan tangan Randy yang kembali berusaha melepas busana atasnya. Randy pun tak melanjutkannya, ia tak ingin Nayra merasa terpaksa. Ia kini hanya melakukan kiss di bibir dan leher Nayra sebab Nayra masih mengizinkannya melakukan itu. Randy bukanlah seorang laki laki kemaren sore apalagi ia juga pernah melakukan itu saat di Semarang dulu,ia tak akan berhenti melakukan apa yang ia inginkan. Nayra kini semakin berada diluar ambang batas kesadarannya. Randy berhasil melepas busana atasnya yang telah jatuh meninggalkan tubuh pemiliknya.

Nayra hanya diam pasrah dan menurut. Randy pun tak ingin semua berjalan lambat, ia dengan cekatan melepas bh berukuran 34b yang masih melekat didada Nayra. Tak sulit baginya memang. Dengan sedikit melepas pengait yang berada di punggung Nayra, Randy dapat melihat keindahan kedua bukit salju yang selama ini belum pernah terlihat olehnya. Nayra menyilangkan kedua tangannya menutup buah dadanya. Bagaimanapun ia merasa malu dalam keadaan seperti itu, apalagi dengan laki laki yang bukan kekasihnya. Semua bulu bulu rona di kulit putih Nayra seolah berdiri merasakan gelajahan tangan Randy yang mulai membelai dengan lembut daging kenyal itu. Randy menggiring tubuh Nayra masuk kedalam dipan yang diselimuti kelambu itu. Terlihat Nayra hanya mengikuti kemauan Randy yang sudah amat bernafsu melihat semua keindahan di raga Nayra juga selama ini hanya ia nikmati dari angan angannya saja.

Didalam dipan kayu itu, Randy membaringkan tubuh Nayra. Bibirnya melata diatas permukaan kulit dada Nayra. Ia tampak berlama lama bermain dibukit dada Nayra yang terlihat mulai mengeras itu. Randy beberapa kali mengigit dada Nayra sehingga menimbulkan jejak jejak cupangan di wilayah dada dokter muda yang cantik itu. Nayra hanya mampu memicingkan matanya, rabaan dan pilinan juga cupangan Randy membuatnya terbang diawang awang. Ini adalah pengalaman pertamanya melakukan itu dengan laki laki lain.

Dulu disaat bersama Revo kekasihnya Nayra hanya melakukannya dengan sikap was was takut kebablasan.Namun kini ia melakukannya tanpa ada di pikirannya tentang akibat dari perbuatannya itu, Nayra pun semakin pasrah dan patuh. Ditubuh bagian atas Nayra terlihat mulai lembab karena air lidah Jona dan keringatnya yang mulai tampak. Ia merasa tubuhnya panas dan mengalahkan suasana dingin malam di pedalaman itu. Randy berhenti sesaat lalu melepas baju atasnya hingga celana panjang dan celana dalamnya. Kini didalam dipan yang diselimuti kelambu itu kedua tubuh anak manusia itu terlihat mulai bugil. Nayra bergidik melihat tubuh kokoh Randy yang hitam. Apalagi dikeremangan cahaya lampu ia melihat kemaluan Randy yang mulai menampakkan sosok aslinya. Benda tumpul itu terlihat cukup panjang dan tak dikhitan. Nayra juga melihat di dada Randy yang bidang tumbuh bulu bulu yang cukup lebat. Tanpa merasa malu Randy kini semakin mendekat ke tubuh Nayra yang bertelanjang dada.

Saat Randy mendekatinya,Nayra berusaha untuk tidak melanjutkan perbuatan mereka itu, dalam hatinya masih berkecamuk berbagai pikiran, seperti kariernya, masa depan pertunangannya, juga status perbedaan keyakinan diantara mereka berdua. Randy pun merasakan sikap Nayra saat itu yang mulai sadar. Dengan menutup dadanya dengan kedua tangannya Nayra minta agar Randy menghentikan perbuatan mereka itu. Padahal Nayra sudah berada sangat dekat dengannya jika tidak ada halangan maka ia akan berhasil mendapatkan Nayra malam itu. Dengan sikap penuh perlindungan dan lembut Randy pun menuruti permohonan Nayra. Randy menutup tubuh telanjangnya dengan selimut dan berbaring disamping Nayra. Disaat Nayra ingin kembali mengenakan bh dan busananya, Randy menahan tangan Nayra dan mengulum bibir tipis yang merah itu. Nayra tak mampu menghalangi tindakan pria itu.

Kemudian Randy kembali menikmati bibir Nayra dan memilin buah dadanya berulang ulang. Nayra sudah merasakan percikan birahinya kembali. Ia kini mengikuti saja dan malah menahan agar kepala Randy tak menjauh dari belahan dadanya. Randy terus mengekpos wilayah sensitif itu. Namun tangannya mulai beraksi.Tangannya berusaha melepas resleting celana panjang yang dikenakan Nayra. Setelah terlepas jarinya langsung masuk ke dalam celana dalam Nayra. Merasakan di selangkangannya ada tangan Randy, Nayra berusaha menariknya, namun tak berhasil, apalagi nafsu birahinya sudah memuncak. Ia tak mampu menghentikan gerakan Randy itu.

Merasakan Nayra sudah pasrah bulat bulat padanya, Randy lalu menarik celana panjang yang dikenakan Nayra hingga terlepas. Nayra tak mampu menahannya. Tangan Randy seolah tahu apa yang ia inginkan, pun melepas celana dalam putih Nayra yang sudah tampak basah disekitar belahannya itu. Randy melampar Cd Nayra.Tubuh dokter muda itu kini sudah polos tanpa sehelai benangpun. Nayra kini tak bisa berbuat apa apa lagi atas perbuatan pemuda dari timur itu. Apalagi ia juga merasakan kini tubuhnya tak lagi bisa ia kontrol. Tubuhnya seolah telah menjadi milik pemuda hitam tersebut. Randy merasakan Nayra sudah tak lagi mampu menolak perbuatannya. Ia turun dan membuka kedua paha Nayra.

Randy berada diantar kedua kaki jenjang dan muluh itu. Randy pun lantas berlutut. Ia menuju gerbang yang selama ini amat ia impikan dan inginkan. Gerbang itu masih perawan dan belum pernah dijamah oleh tangan laki laki sekalipun oleh Revo, tunangannya. Tampak gerbang perawan itu ditumbuhi sedikit buku bulu halus yang tertata rapi menandakan pemiliknya adalah orang yang amat telaten merawat dan menjaga area kewanitaannya. Liangnya mulai menampakkan kebasahan karena libido pemiliknya yang mulai bangkit. Randy langsung menjejalkan lidahnya yang kesat kearah liang sempit yang masih perawan itu. Nayra terkejut dan berusaha merapatkan kedua pahanya yang mulus. Namun apalah artinya saat itu. Melarang atau mencegah Randy sama saja memancing birahinya semakin kuat. Nayra merasakan benda kesat itu mulai memasuki palung kemaluannya. Ia semakin meras kegelian dan gatal yang amat sangat di organ intimnya itu. Nayra tak mampu berkata kata. Semua itu adalah pengalaman pertamanya. Selama bersama kekasihnya saja ia hanya baru sampai pada buka baju atasan saja, tidak sampai seperti yang ia alami sekarang ini.

Gerakan lidah Randy semakin kedalam dan tak sampai kepada merusak kegadisan Nayra. Nayra pun semakin terpancing dan meraih kepala Randy. Rambut Randy yang ikal itu tak luput dari tarikan tangan Nayra. Nayra semakin sampai dipuncak kegairahannya. Sebagai seorang gadis perawan yang belum pernah merasakan kenikmatan hubungan layaknya suami istri, Nayra pun akhirnya mencapai orgasme untuk yang pertama kalinya seumur hidupnya. Selama ini ia hanya tahu orgasme itu dari buku buku kesehatan dan penelitian yang ia baca selama di bangku kuliah dulu, juga dari rublik konsultasi di tabloid tabloid.

Kini ia merasakan orgasme yang sesungguhnya. Sekujur tubuhnya serasa lepas dari tulangnya. Ia tak mampu berpijak pada apa yang selama ini ia alami. Kini Nayra terbaring sambil telentang. Ia kehilangan kekuatan untuk menyadari sesungguhnya yang terjadi. Sekujur tubuhnya telah basah oleh keringatnya juga lendir ludah Randy disekujur kulitnya yang putih halus itu. Nayra terbaring lemah, meresapi detik detik kenikmatan yang baru saja melandanya. Ketika Nayra mendapatkan orgasme tadi secara tak sadar Nayra mengeluarkan cairan dari celah kelaminya.Randy tanpa jijik sedikitpun menghisap dan menelan cairan kenikmatan Nayra itu. Kini tampak hanya nafas teratur dari Nayra yang turun naik teratur.

Tanpa membuang waktu berlama lama, Randy pun kembali membelai belai dada Nayra. Ia merasa jeda waktu yang diberikannya pada Nayra sudah cukup dan siap untuk melakukan tahap selanjutnya. Randy kini berada disamping Nayra dan mengulum bibir Nayra yang tipis itu. Nayra pun menyambut kuluman itu dengan menutupkan matanya. Sedang tangan Randy kembali membelai belai buah dada Nayra dengan lembut. Pilinan dan remasan pada putingnya membuat Nayra kembali terbakar birahinya. Tubuhnya kembali basah oleh keringatnya sendiri.Nayra sempat memohon pada Randy untuk jangan berusaha menggaulinya.Meski saat itu mereka telah bugil dan melakukan yang barusan terjadi.Nayra merasa takut jika nantinya ia tak mampu mempersembahkan keperawanannya pada suaminya nanti. Randy diam tak menjawab permohonan Nayra. Ia masih terus mengekspos daerah sensitif di tubuh Nayra.

Nayra semakin lupa akan permintaannya akibat gelombang birahi yang menyerangnya menuntut penuntasan. Randy kini kembali berada diantara kedua kaki Nayra yang terbuka mengangkang. Bulu bulu didadanya membuat rasa geli di perut Nayra. Randy kembali membuka lipatan kelamin Nayra dan menjilatnya dengan lidah. Nayra semakin terjebak oleh pusaran gairah birahi. Tak lama kemudian Randy memposisikan dirinya sejajar dengan tubuh Nayra yang terbaring. Ia akan melakukan melakukan penetrasi diliang kemaluan Nayra.Tampak Nayra sudah pasrah kepadanya. Perlahan batang kemaluan Randy telah menampakkan wujud aslinya dengan sangat perkasa. Benda hitam tumpul dan tidak disunat itu tampak bersiap memasuki liang perawan milik Nayra. Randy dengan tangannya berusaha menempelkan batang kemaluannya keliang Nayra yang masih sempit dan sudah berlendir itu.Randy tahu,liang kemaluan Nayra telah siap untuk dimasukinya.

Randy berusaha membuat rasa geli dan gatal didalam lepitan kemaluan Nayra sehingga Nayra semakin membuka kedua paha putihnya yang mulus dan sudah basah oleh keringat itu. Nayra tak sanggup memandang Randy yang kini berada diatas tubuhnya.Nayra merasakan seluruh permukaan kulitnya seakan merinding menantikan pertemuan kedua kelamin mereka. Ia merasakan bulu bulu halus ditangannya yang putih dan diseluruh tubuhnya seolah berdiri. Seumur hidupnya ia belum pernah merasakan rasa seperti saat ini.

Randy lalu meraih kedua tangan Nayra dan mengenggamnya dengan jarinya. Kedua tangan Nayra dibukannya kesamping kiri dan kanan dan kedua lutut hitam dan penuh bulu milik Randy berusaha menahan paha Nayra agar tak merapat. Tampak sekali perbedaan warna kulit kedua sosok anak manusia yang sedang melakukan perkawinan itu. Randy mengarahkan kemaluannya keliang Nayra secara hati hati. Namun ia tak berhasil juga memasuki celah sempit itu. Randy semakin tak sabar ingin segera merasakan celah perawan milik Nayra itu. Namun usahanya tampak belum menampakkan keberhasilan. Dari pengalamnnya selama ini,tidaklah susah menembus selaput keperawanan gadis gadis,namun disaat ia akan merobek keperawanan dokter muda yang cantik itu,ia seakan menemui liang buntu.

Sebagai laki laki yang memang beberapa kali merasakan hubungan badan dengan gadis gadis perawan selama di Semarang dulu, Randy seakan harus bersabar lagi. Kini semua tergantung pada kesabaran Randy sebab Nayra tampaknya sudah pasrah menyerahkan keperawanannya padanya.Nayra sudah tak mampu lagi mempertahankan keperawannya saat itu karena gelombang birahi yang menyerangnya. Bukan Randy namanya jika ia tak mampu membuat Nayra menyerah kepadanya. Dan ia pun semakin berusaha mendapatkan apa yang ia capai saat itu. Dengan penuh sabar dan mengumpulkan tenaga, Randy pun dapat meretas jalan bagi kemaluannya dicelah sepit itu. Seakan membuat jalan baru, Randy melakukannya penuh hati hati. Kini kepala kemaluannya mulai masuk di celah itu. Nayra mulai merasakan ngilu dan terpekik

“Aduhhhh,,,,,ssaakiitt….banggg!” jerit Nayra.Nayra berusaha mendorong tubuh dan dada Randy yang berbulu itu.

Namun karena tenaganya semakin lemah,Nayra tak mampu melepaskan diri dari himpitan Randy saat itu.Kedua paha Nayra pun sekan tak berdaya menolak kuncian dari lutut Randy yang cukup kuat itu, apalagi kedua tangannya seolah dipegang dengan erat oleh kedua tangan Randy. Kini kedua tubuh anak manusia itu telah basah oleh keringat. Lelehan keringat ditubuh Randy jatuh ke tubuh mulus Nayra.Randy masih memandangi ekspresi wajah Nayra saat melepas keperawanannya.

Tubuh putih mulus Nayra tampak tak bisa ia gerakkan karena saat itu ia telah diposisi yang amat sulit. Sedikit gerakan maju pada pinggul Randy membuat batang kemaluannya amblas kedalam celah kemaluan Nayra yang perawan. Nayra merasakan ngilu dan perih, sambil mendengus, ia menguman dan mengucap

“Aduhhhhh,,,,,mmmaaaa,,,aduhhh,,sakitt.Ammmmpppunnn….Bang!!” Nayra meracau kesakitan seperti hewan yang sedang disembelih.

Suara Nayra itu tertahan oleh suara hujan yang amat deras menandakan sedang terjadi peristiwa perkawinan dimalam itu. Jadi dimalam itu tak ada seorangpun yang mendengar jerit sakit dan ngilu yang dirasakannya. Kedua bola matanya terlihat memutih menahan rasa ngilu saat melepas keperawanannya. Disaat benda tumpul miliknya masuk itu,Randy merasakan adanya sesuatu yang robek dan lepas. Sebagai laki laki berpengalaman ia tahu, ia telah berhasil merobek keperawanan dokter muda itu. Nayra adalah gadis perwanan ke 5 yang berhasil diperdayai Randy. Selama ini kebanyakan gadis yang berhasil ia gauli hanyalah siswi smu dan mahasiswa di kota Semarang. Namun saat di praktek di pulau itu, ia mendapatkan perwana seorang gadis yang berprofesi dokter. Sungguh membuatnya sedikit bangga.

Randy mendiamkan posisinya saat itu. Ia memperhatikan Nayra yang hanya kini meneteskan air matanya. Tampak Nayra amat menyesal telah melepaskan kegadisannya kepadanya padahal sebelum Randy menggaulinya, ia sudah memohon agar jangan melakukan itu sebab ia akan mempersembahkan keperawanannya pada suaminya kelak.Dengan sesegukkan Nayra berusaha memandang Randy saat itu. Namun ia tak berusaha melepaskan kedua tangannya yang terbuka dari genggaman tangan Randy. Tangan Nayra hanya memegang jari jari Randy dengan sangat lemah. Didalam hatinya Randy tahu bahwa wajar Nayra menangisi kesedihannya itu sebab kini ia bukanlah perawan lagi. Nayra masih sesegukan menahan rasa perih dan ngilu di liang kehormatannya itu. Tanpa menunggu jeda yang lama Randy menarik kemaluannya beberapa saat namun mendorongnya keluar masuk. Nayra kembali mengatupkan kedua bibirnya menahan sesuatu yang ngilu di pusat kewanitaanya. Randy kembali memaju mundurkan pinggulnya kedalam rahim Nayra. Meskipun saat tu Nayra sudah tak menahan gerakannya lagi, Randy semakin intens memasukinya. Sambil mengemut kedua payudara Nayra dengan mulutnya Randy terus bergerak menarik dan menusuk kearah pusat kewanitaan Nayra. Ia pun sudah melepaskan kedua tangannya dari tangan Nayra. Kini kedua tangannya hanya meremas payudara Nayra yang sudah licin basah oleh keringatnya.

Kedua tubuh anak manusia itu,kini sudah melalui masa sulit dalam perkawinannya malam itu. Rasa sakit dikemaluannya tak lagi dirasakan Nayra. Kini ia hanya merasakan gejolak birahi dan gelombang nikmat yang mendera tubuhnya. Dengan masih memejamkan matanya Nayra hanya mampu memegang kedua lengan Randy yang berotot itu. Nayra semakin dapat menerima hujaman kemaluan Randy di dalam rahimnya. Kini yang keluar dari bibir tipisnya hanyalah dengus nafas berat seolah menerima hujaman benda milik Randy didalam rahimnya. Kedua kakinya kini membelit rapat pinggang Randy. Beberapa menit kemudian Nayra semakin kuat mendengus, ia merasakan akan meledak orgasmenya.

Tak susah memang,tubuh putih mulusnya melengkung kearah Randy dan semakin merapatkan tubuhnya memeluk tubuh telanjang Randy. Nayra kini memeluk rapat tubuh Randy. Tak lama kemudian,Nayra pun melepaskan orgasmenya, disaat yang bersamaan Randy juga memuntahkan spermanya kedalam rahim Nayra yang siap ia buahi. Tubuh Nayra lalu merangkul Tubuh Randy dan mengigit lengan Randy. Ia mengekspresikan gelombang orgasme yang melandanya dengan mengigit lengan kanan Randy. Hampir saja lengan Randy berdarah akibat amat dasyatnya orgasme Nayra. Setelah mengalami gelombang kepuasan dalam berhubungan badan itu,kedua tubuh telanjang itu pun terkulai lemas dengan posisi masih saling berdempet.Nayra telentang didipan kayu yang diselimuti kelambu dikamar Randy itu. Sedang diluaran hujan masih turun rintik rintik seolah menandakan peristiwa besar perkawinan anak manusia itu telah usai. Perlahan kemaluan Randy kembali kekeadaan semula dan terlepas dari liang Nayra. Randy tergolek disamping Nayra,dan sambil berpelukan bak suami istri keduanya lelap tertidur hingga paginya.

Pagi itu masih dingin dan terdengar suara kicauan burung burung dalam hutan bakau di pedalaman itu.Randy telah lebih dulu bangun dari tempat tidurnya.tadi disaat bangun ia memperhatikan wajah cantik Nayra yang tadi malam ia perawani,semakin terlihat kecantikannya.Dengan selimut yang ada di dipannya ia tutup tubuh Nayra yang masih telanjang itu.Kemudian ia tutupkan tirai kelambu di dipannya.Randy lalu menutup pintu kamarnya dan ke luar dari rumah untuk mandi dan masak. Selesai mandi dan masak,Randy pun masuk kedalam pondoknya.

Nayra tampaknya masih tertidur dengan pulas sebab ia terlalu capai karena persebadanan yang pertama kalinya itu. Randy pun masuk kekamarnya,dan membiarkan Nayra yang masih terlelap. Pagi itu belum terlihat cahaya matahari yang menerangi bumi karena masih mendung.Apalagi sabtu itu Randy tak ada kegiatan yang berarti.Randy memasak makanan yang akan mereka makan berdua pagi itu. Cukup lezat memang masakan buatan Randy. Selesai masak Randy pun masuk kekamar dan membangunkan Nayra yang masih berbaring di dipan itu. Randy membuka selubung kelambu dan mengucek rambut Nayra dengan lembut sambil membangunkannya.

“Nayyy,,,,,Nay,,,,bangun,,makan yuk!” kata Randy.

Merasa ada yang membelai pipinya yang halus, Nayra pun perlahan membuka matanya. Dengan masih merasa capai,ia pun mulai sadar bahwa masih tidur di dipan itu.Nayra berusaha duduk dan menutupkan selimut pada dadanya yang terbuka. Bagaimanapun ia telah melakukan hubungan badan dengan Randy malam tadi, namun ia merasa tetap harus menutupi dadanya itu. Randy menyarankan agar Nayra bersih bersih dulu supaya segar mumpung cuaca tak hujan,terang Randy. Randy memberikan handuk dan baju miliknya untuk dikenakan Nayra kekamar mandi. Saat Nayra berusaha turun dari dipan itu ia masih merasa ngilu di selangkangannya. gairahsex.com Dengan mimik sedikit meringis ia berusaha berjalan dengan tertatih.Randy membantu Nayra bangun dari dipan dan membimbingnya kekamar mandi.

Nayra menyiram tubuhnya dengan air yang berada dikamar mandi itu. Tubuhnya mulai terasa segar,meski merasa sedikit letih.Randy kembali kekamarnya dan mengganti kain sprey dipannya yang sudah kusut disana sini. Ia juga melihat ada tetesan darah perawan Nayra yang sudah mulai mengering. Tak banyak memang, namun membuatnya bangga, bukan saja darah, namun ada juga lendir spermanya dan cairan orgasme Nayra di kain putih itu. Randy menyimpannya dan tak mencuci kain itu. Kemudian ia ganti dengan kain sprey yang baru. Kini dipan dikamarnya sudah rapi kembali. Randy pun mendapati cd dan bh Nayra yang tercecer di bawah dipannya. Kedua benda itu ia kumpulkan di atas meja. Selesai mandi Nayra masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi yang berada di ruang tengah pondok itu. Ia memandang keluar rumah yang kini cuacanya mulai kembali gelap dan mungkin akan hujan. Randy keluar kamar dan mendapati Nayra yang saat itu asik memandang halaman pondok itu.

Randy memanggil Nayra untuk makan pagi, Nayra pun berjalan kearah meja makan dan duduk berhadap hadapan dengan Randy. Perutnya merasa lapar, apalagi tenaganya telah terkuras bersama Randy malam tadi. Dengan lahap Nayra menyantap makanan yang dibikin Randy pagi itu. Ia pun memuji kelezatan makanan bikinan Randy. Hingga mereka menyudahi makan pagi itu,yang mampu memulihkan tenaganya kembali.Nayra hanya memandanggi Randy yang saat itu asik memberesi meja makan.Nayra masih membanyangkan kejadian yang tadi malam ia alami bersama Randy. Ia seakan tak percaya kenapa hubungan diantara mereka sampai sejauh itu hingga ia rela melepaskan kehormatannya pada laki laki asal Ende tersebut. Padahal selama ini ia mampu menjaga mahkotanya itu meskipun saat bersama Revo tunangannya. Dalam kecamuk pikirannya itu, Nayra dikejutkan oleh sapaan Randy yang amat lembut.Randy mengajak Nayra pindah ke ruang depan untuk menyaksikan tumbuhan dihalaman pondoknya. Saat itu gerimis pun turun hingga akhirnya hujan yang cukup deras.Pagi itu pedalaman pulau itu masih di guyur hujan dengan derasnya. Nayra menghubungi Bu Nur, mengabarkan ia mungkin tak bisa pulang hari itu sebab cuaca amat buruk.Bu Nur pun mengerti alasan Nayra itu.

Pagi disaat hujan deras itu, Nayra pun duduk berdampingan dengan Randy. Mereka seperti pasangan kekasih yang saling mencintai. Nayra seolah tak lagi menghiraukan hubungannya dengan Revo tunangannya. Sesekali mereka terlibat pembicaraan yang serius terkadang saling tertawa dan berpelukan.Nayra pun tak menolak jika tangannya selalu di genggam Randy. Juga ia tak melarang Randy menciumi bibirnya atau meraba kedua payudaranya. Malah rabaan Randy itu mampu membuat mukanya bersemu merah menahan gejolak dalam dadanya.

Seperti mengerti apa yang diingini Nayra, Randy pun menggiring Nayra kedalam kamarnya. Nayra pun dibaringkannya di atas dipan yang sudah ia bersihkan itu. Perlahan dan pasti, Randy melepaskan kaos yang ia pinjamkan pada Nayra itu perlahan dari tubuh sintal milik Nayra. Randy pun melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya.karena tak mengenakan penutup dada dan celana dalam, Nayra pun kini sudah bugil total. Mereka kini saling memilin dan merangsang. Tak ada lagi penolakan dari Nayra. Ia sudah tak mempedulikan statusnya lagi. Ia kini bukanlah Nayra yang kemarin yang masih perawan,tunangan seseorang dan anak pejabat lagi. Kini ia menyerahkan seutuhnya tubuhnya dan jiwanya kepada pria Indonesia timur itu. Randy pun mengajarkan Nayra untuk melakukan oral kepadanya. Nayra merasa terkejut tak menduga permintaan Randy itu. Namun karena rasa yang tidak ia sadari itu datang,Nayra pun akhirnya mencoba melakukan oral pada kemaluan Randy. Perlahan ia mendekatkan bibirnya pada batang milik Randy yang cukup panjang itu.hampir tak muat dibibirnya. Berulang kali ia coba dan bisa dikulumnya namun tak semuanya karena panjangnya. Batang Randy menganjal langit mulutnya. Hanya sampai disitu lah kemampuan Nayra saat itu. Perlahan ia menjilat dan mengulum batang yang hitam dan tak dikhitan itu. Ada bau aneh yang ia rasakan saat itu, ya, bau khas kemaluan laki laki. Ia tak pernah tau bau itu selama ini. Ia hanya tahu bentuk anatomi laki laki disaat kuliah dan praktek di rumah sakit beberapa waktu yang lalu.

Nayra merasa tak sanggup membuat Randy puas dengan oralnya itu.Ia melepaskan kuluman di mulutnya.Randy maklum saja melihat tingkah Nayra.Lalu Randy menarik tubuh Nayra sejajar dengannya. Randy membaringkan Nayra kembali. Tubuh putih mulus itu ia telentangkan didipan. Randy lalu merabai payudara Nayra beberapa saat, namun mampu membuat Nayra terbakar birahi. Puas dengan bibir dan payudara Nayra Randy pun semakin turun kearah kemaluan Nayra yang sudah ia jebol malam tadi. Lidahnya mulai melata masuk dan menjilat jilat klitoris dokter muda itu. Mendapat perlakuan yang demikian Nayra semakin melebarkan kedua kakinya dan menggerumas rambut ikal Randy. Ia merasakan geli yang bercampur nikmat yang amat sangat. Puas melihat Nayra yang sudah siap untuk melakukan senggama, wajah Randy lalu menjauh dari celah itu.Kini ia tepat diatas tubuh Nayra yang terbuka.

Setelah tubuh mereka sejajar, Randy mengarahkan batang kemaluannya itu ke liang kemaluan Nayra. Perlahan benda tumpul itu masuk kedalam vagina Nayra. Kini gerakan Randy perlahan dan amat penuh perasaan maju mudur.Nayra dapat merasakan pergesekan pertemuan alat kelamin mereka. Nayra pun semakin membuka dan membelit pinggang Randy dengan erat. Randy merasakan Nayra sudah menerima dirinya. Beberapa kali memang Randy maju mundur dari perlahan hingga mulai cepat. Nayra hanya mampu memicingkan matanya yang kini ia rasakan adalah kenikmatan hubungan raga yang menampakkan sosoknya. Tiba tiba ia merasakan sengatan jutaan watt kenikmatan yang melandanya hingga ia mengcengkram bahu Randy dengan amat kuat. Tubuhnya melengkung keatas. Lehernya yang jenjang dan wajah cantiknya itu menengadah kearah Randy seolah memberi tahu akan kenikmatan yang melandanya. Randy pun menyambut wajah Nayra itu dengan mengulum bibirnya.Akhirnya pegangan Nayra di tubuh Randy pun lepas.GairahSex

Nayra merasa tubuhnya semakin lemah tak bertenaga namun gerakan Randy semakin kuat dan cepat menusuk nusuk kedalam kemaluannya. Nayra sudah tak mampu melayani gerakan Randy. Kini ia hanya merasakan tubuhnya ringan seperti kapas dan gampang dilanda gelombang birahi. Dalam kebisuan Nayra saat itu hanya terdengar dengus tertahan,,

“,uhh,,mmm…ugghhhh..” seolah memohon agar Randy secepatnya menyudahi persenggamaan itu. Randy terus melakukannya hingga tak lama ia pun muncrat spermanya membasahi liang senggama wanita itu. Nayra merasakan aliran panas air mani Randy masuk kedalam rahimnya. Ia cukup merasakan capai dan puas atas pelayanan Randy saat itu. Begitupun Randy menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh putih Nayra. Nayra tak mampu menolakkan tubuh kokoh Randy dan hanya waktu yang membuat kelamin keduanya terlepas. Keduanya pun terkulai lemas lalu tertidur pagi itu. Permaianan sex diantara kedua anak manusia itupun berhenti hingga keduanya terbangun siang harinya.dan karena cuaca hujan yang masih belum berhenti, maka mereka hanya menghabiskan waktu didalam pondok itu saja berdua. Mereka seperti penganten baru yang baru saja menunaikan hak dan kewajibannya. Nayra dan Randy mengisi waktu hanya dengan makan dan duduk sambil bermesraan sepanjang hari itu. Malam harinya,merekapun kembali melakukan hubungan badan hingga dua kali seolah ingin menghabiskan energi yang tersisa di tubuhnya. Nayra pun mampu melayani keinginan Randy yang memang memiliki gairah sex yang diatas rata rata itu.Tak bosan bosannya Randy terus melakukannya pada Nayra sang dokter muda dan cantik itu.

Minggu pagi setelah beres dan membersihkan tubuhnya, Nayra bersiap pulang ke pulau tempatnya tugas. Ia masih menunggu Randy yang sedang mengadakan kebaktian di pedalaman itu, Randy mengantar Nayra ke tempat tugasnya dengan perahu. Melalui sungai yang di selubungi hutan bakau dan rawa, mereka menyusuri sungai-sungai kecil. Tak memakan waktu lama, mereka pun sampai di tempat tugas Nayra. Nayra diantar Randy ke rumahnya. Di tengah jalan mereka bertemu Bu Nur yang baru pulang dari gereja.Dengan sapaan lembut, Bu Nur menawari Randy dan Nayra singgah di rumahnya. Dan sempat bicara sebentar, akhirnya Nayra melanjutkan perjalanan pulang bersama Randy.

Sesampai dirumah,Randy pun beristirahat di rumah Nayra.Nayra pun menyuguhi makanan dan minuman kepada Randy. Di rumah Nayra itu, Randy kembali mengajak Nayra melakukan hubungan badan lagi. Nayra sempat menolak karena tak enak jika diketahui oleh warga sekitar apalagi Bu Nur tahu Randy sedang mengantarnya ke rumah.Randy pun ngotot memohon meski hanya sebentar. Akhirnya dokter muda itu tak mampu menolak keinginan Randy itu dan meluluskan permintaannya itu dikamarnya. Dikamar rumah dinasnya itu kembali Nayra di hantarkan Randy hingga orgasme. Selesai melakukan persebadanan,Randy pun bersiap pulang ke pedalaman dan berjanji sekali seminggu ia akan menjenguk Nayra.

Setelah takluknya Nayra pada Randy hubungan mereka semakin intim.Di saat Nayra pulang ke Padang pada bulan ketiga ia di pulau itu Randy mengantarnya walau tak mengantar Nayra sampai di rumah. Ia hanya mengantar dengan taksi dan melanjutkan kepenginapan. Selama di Padang Randy menunggu Nayra pulang ke pulau bersamanya. Hubungan Nayra dan Revo tunangannya semakin memburuk apalagi setelah Revo kedapatan oleh orangtua Nayra menggandeng wanita lain.Dengan restu orang tuanya Nayra memutuskan hubungan pertunangan itu. Selama di Padang Nayra mendatangi penginapan tempat Randy menunggunya.

Di penginapan itu,kembali kedua anak manusia berbeda latar dan profesi itu melakukan hubungan badan untuk kesekian kalinya. Mereka melakukannya tanpa paksaan dan murni keinginan mereka.tak ada lagi perbedaan warna kulit ,baik suku atau agama yang mereka berdua permasalahkan. Mereka saling memberi kepuasan kepada pasangannya. Hingga saat itu Nayra pun belum berani mengutarakan tentang hubungannya dengan Randy. Padahal Randy pernah ingin berbicara terus terang dengan kedua orangtua Nayra namun masih dilarang Nayra. Nayra ingin suatu saat kelak akan memberi tahukan hubungannya itu pada orangtuanya,bukan saat sekarang ini.Apapun konsekwensinya nanti ia akan siap menerimanya.

Sore itu Nayra diantar ayahnya ke pelabuhan Muaro untuk berangkat ke pulau. Ayah Nayra merasa putrinya tak perlu lagi diantar sampai ke pulau. Dari kejauhan Randy memandang anak dan ayah itu saling melambai saat Nayra menaiki kapal. Dengan menempati kamar yang telah dipesan, Nayra dan Randy bertemu diatas kapal. Selama dikapal kedua sejoli itu pun terlihat amat saling mengasihi. Meskipun yang laki laki tak begitu enak untuk dipandang. Mungkin orang lain akan jijik dan takut melihat sosoknya. Namun Nayra tak memandang itu semua. Di dalam kamar diatas kapal itu,mereka pun terlihat amat mesra dan sesekali berciuman. Selama perjalanan tak ada yang tahu bahwa mereka bukanlah pasangan resmi. Nayra tertidur dibahu Randy yang bidang itu. Paginya mereka sampai di pulau dan langsung ke rumah Nayra.

Nayra pun mandi dan bersiap ke puskesmas. Randy pun juga mandi dan istirahat beberapa saat sebelum ia balik ke tempatnya di pedalaman. Saat itu Randy sempat memberikan ciuman dikening Nayra sebelum berangkat. Selama beberpa hari kemudian dan diakhir minggu, Nayra memberanikan diri ke ketempat Randy dengan menumpang perahu nelayan yang biasa melayani ke pedalaman. Sebelumnya ia memberitahu Bu Nur sebab ia akan ke pedalaman. Bu Nur pun mengetahui dan merestui hubungan Randy dan Nayra itu.Tanpa setahu Nayra selama ini, bu Nur sangat berharap Nayra dan Randy bisa menjadi pasangan suami istri yang mengabdi di pulau itu.Apalagi kini Nayra semakin dekat dengan Randy. Bu Nur juga tahu bahwa Randy dan Nayra memiliki hubungan yang sangat istimewa,jika tidak kenapa Nayra berani mendatangi tempat kediaman Randy,yang cukup jauh itu.Gairahsex

Setiba di tempat Randy, Nayra disambut Randy dengan telah menyiapkan berbagai hidangan yang telah ia siapkan. Hidangan itu terdiri dari berbagai hidangan hasil laut dan makanan khas pulau itu. Hidangan laut yang disuguhi Randy terbukti mampu mendongkrak gairah mereka. Nayra pun kini malah sudah mampu melakukan oral kepada Randy yang berwajah buruk itu. Nayra memutuskan menginap di tempat Randy dan baru pulang esok harinya. Randy dengan senang hati menerima Nayra dengan gembira. Ia melakukan pun melakukan persebadanan bersama Nayra dengan penuh rasa cinta yang tak pernah diucapkan. Kini pun sebaliknya Randy sering menginap di tempat Nayra jika ia berada di kediaman Nayra. Meskipun hubungan mereka tidak memiliki status, namun cukup membuat Nayra dan Randy berbahagia.

Kini yang dilakukan Nayra bukan lagi sekedar melepaskan hajat kewanitaan saja, ia sudah mendapatkan rasa cinta yang mendalam dari Randy dan memberikan segenap hati dan perasaannya demi Randy. Selama ini ia tak mendapatkan itu semua dari tunangannya Revo. Nayra tak lagi memandang perbedaan mendasar antara keduanya, ia juga sudah iklas menerima sosok Randy yang memang mungkin tak pantas untuknya. Segala rasa minder,tak enak pun hilang dengan sendirinya jika Nayra telah bersua dan melepas rindu bersama Randy. Sesuai dengan kesepakatan diantara mereka berdua, Randy tidak memaksa Nayra untuk menikah atau hal yang prinsipil yaitu pindah keyakinan, Randy serta merta memberikan Nayra kebebasan.

Dengan rasa cinta dan keterkaitan hati mereka berdua sampai sejauh itu Nayra belum memberitahu kepada orangtuanya. Ia pun masih sering pulang ke Padang. Kini Nayra masih menunggu saat yang tepat untuk memberi tahu kedua orang tuanya tentang hubungannya dengan Randy. Nayra tahu hubungan mereka itu akan ditentang dan di larang kedua orang tuanya. Maka, demi kelangsungan hubungan dengan Randy makanya Nayra masih mendiamkan hubungan itu. Kedua sejoli itu,semakin sulit dipisahkan satu sama lainnya.

Hubungan mereka itu telah diketahui oleh Pak Nurfadli dan Bu Nurfadli. Sebagai orang yang dituakan di daerah itu,pak Nur pernah menanyakan hubungan itu pada Randy. Randy pun beralasan dia pun siap untuk meresmikan hubungan dengan Nayra asal disetujui orang tua Nayra. Namun ia tak mau nantinya malah terpisah dengan Nayra. Begitu juga dengan Nayra saat ditanyakan bu Nur, jawabannya hampir sama.Akhirnya demi pertimbangan kebaikan mereka berdua,maka Randy pun berencana untuk menikahi Nayra secara diam diam. Randy akhirnya setuju dengan berbagai syarat yang diajukan Nayra saat itu. Pernikahan diam diam itu dilakukan di tempat Randy dan Bu Pak Nur sebagai saksi dari pihak Nayra. Tanpa memakan waktu yang lama akhirnya Nayra pun sudah menjadi Nyonya Randy.Tanpa melepas keyakinannya kini Nayra pun menyandang nama itu didepan namanya. Semenjak itu meskipun sering terpisah tempat bertugasnya,Randy dan Nayra dapat mereguk kenikmatan ragawi dengan sempurna tanpa adanya lagi halangan.,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account