Mandi bersama
Mandi bersama
CERITA SEX GAY,,,
Pagi itu di gerbang kampus, tanpa sengaja mataku menatap seorang yang tiba-tiba saja menawan hatiku. Wajahnya begitu mempesona dengan kumis tipis yang menghiasi atas bibirnya. Kulitnya coklat gelap, tapi bersih dengan tinggi badan yang tidak jauh berbeda denganku, 164 cm. Aku memperhatikannya dengan hati berdebar dan berharap dia juga melihatku, namun sayang nampaknya dia begitu tergesa-gesa menuju gedung perkuliahan.
Sejak hari itu aku terus terbayang-bayang wajahnya, dan aku sangat berharap dapat segera berjumpa kembali dengannya. Dan rupanya keinginanku tidak bertepuk sebelah tangan, karena seminggu kemudian kami bertemu kembali. Waktu itu dia sedang mengurus registrasi semesteran. Aku menatapnya dalam-dalam, dan kali ini dia melihatku. Kuberikan senyum padanya, dia pun tersenyum padaku. Lalu kudekati dia dan kujulurkan tanganku, dan dia menyambutku dengan mengulurkan tanganya pula, kami berjabat tangan.
“Namaku Eka,” kataku singkat.
“Bayu,” jawabnya sambil tersenyum manis yang membuatku semakin berbunga-bunga.
“Kamu sudah selesai Yu..?” kataku untuk mengawali percakapan kami.
“Ya, sudah, barusan nih, kamu sendiri sudah selesai..?” jawab Bayu dengan ramah.
“Sudah,” kataku.
“Eh, ngomong-ngomong kamu ambil fakultas apa..?” tanyaku tidak kalah ramahnya.
“Aku Fakultas Ekonomi angkatan 2000.” jawab Bayu.
“Oh fakultas ekonomi tho, aku Fakultas Hukum angkatan ’98.” jawabku kepada Bayu.
Selanjutnya kami asyik mengobrol tentang banyak hal, aku sangat antusias sekali memperhatikan setiap tutur kata Bayu. Ya, bibir Bayu sangat menarik, warnanya kemerah-merahan, sangat sensual. Dia benar-benar sangat ramah dan menyenangkan, aku sungguh-sungguh terpesona. Bayu ternyata berasal dari Semarang, dan dia kost di belakang kampus.
Sejak saat itu kami benar-benar menjadi akrab, aku merasa cocok dengan Bayu dan demikian juga sebaliknya. Aku benar-benar bahagia sekali, rasanya hari-hariku menjadi indah. Setiap hari aku kepingin ketemu dengannya. Namun sejauh itu aku belum berani untuk masuk lebih dalam, aku masih mencoba mencari tahu tentang Bayu, ya aku berharap Bayu mempunyai perasaan sepertiku. Aku ingin mencintai dan memperoleh cinta dari Bayu. Perasaan sukaku kepada kaumku yang ganteng memang sudah kurasakan sejak aku di SMA, tapi sekalipun begitu, sebelum bertemu Bayu aku belum pernah bercinta dengan laki-laki, karena aku malu dan punya rasa takut.
Hari itu, sore jam 3 aku melangkah gontai keluar dari kampus karena kelelahan mengikuti perkuliahan yang benar-benar padat, itu pun sore jam 6 aku masih ada satu mata kuliah lagi. Kuarahkan kakiku menuju kampung di belakang kampus dimana Bayu kost di salah satu rumah di situ. Aku tahu bahwa Bayu hari ini jadwal kuliahnya sore jam 6 sampai 9 malam, karena itu aku ingin istirahat di kamar kost Bayu. Dari halaman depan rumah kost Bayu, sayup-sayup kudengar alunan lagu ‘sephia’nya Sheila On Seven lagu favorit Bayu. Dari jendela kamar kulihat Bayu lagi asyik mengetik sesuatu di komputer, aku langsung masuk ke kamarnya dan segera saja kupeluk Bayu dari belakang.
Bayu agak terkejut ketika tiba-tiba aku memeluknya.
“Busyet, Mas Eka ini ngagetin saja..!” omelan Bayu yang ditujukan padaku tetapi tidak kutanggapi dan aku tetap memeluknya lama sekali.
“Mas, ngapaian sih Mas ini..?” omelan Bayu berikutnya.
“Sory deh Yu, aku kangen banget nih..!” jawabku sekenanya, “Aku capek nih Yu, kuliah seharian, pijitin dong..!” rengekku pada Bayu.
“Ah Mas ini, memang aku pacarmu pakai kangen-kangen segala, minta pijitin lagi..!” sergah Bayu dengan kata-kata dibuat agak ketus.
“Aku sendiri juga capek nih Mas, dari tadi ngetik laporan tugas nggak selesai-selesai..!” lanjut Bayu dengan nada minta perhatian.
“Oke deh, sini aku gantiin ngetik..!” jawabku karena aku melihat Bayu memang tidak kalah capeknya dengan aku.
“Sungguh Mas..? Asyik, nanti sambil aku pijitin Mas..,” kata Bayu dengan nada gembira.
Aku kemudian melanjutkan ketikan laporan tugas Bayu, sementara itu Bayu membuatkan aku minuman.
“Mas Eka, nih minumnya.” kata Bayu dari arah belakangku.
“Sementara Mas Eka ngetik, aku akan mijitin bahu Mas ya.” kata Bayu berikutnya.
Aku senyum-senyum senang, ya mengerjakan apa saja untuk Bayu rasanya akan saya lakukan dengan rela dan senang hati, apalagi kali ini Bayu di belakangku sambil memijit-mijit pundakku. Dipijit Bayu nikmat sekali rasanya, aku horny banget menikmati sentuhan tangan Bayu. Pikiranku jadi menerawang ke yang enggak-enggak, aku membayangkan Bayu memelukku, menciumku dan akh.., gila pikiranku ini.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore.
Tiba-tiba Bayu mengingatkan aku, “Mas sudah hampir jam lima, kita ada kuliah jam enam tho, sudah dulu ya ngetiknya, kita siap-siap yok..!”
Kemudian, “Mas Eka mau mandi dulu..?” tawar Bayu kepadaku.
“Sudah sono kamu dulu saja..!” sergahku.
“Atau kita mandi bareng-bareng yok Mas..!” jawab Bayu yang tidak kuduga-duga.
Aku segera saja mengiyakan ajakan mandi bareng si Bayu. Aku sudah membayangkan hal-hal yang indah yang akan segera kualami di kamar mandi nanti.
Kami bersama masuk kamar mandi di rumah belakang yang pada waktu itu sedang dalam keadaan sepi. Di kamar mandi, Bayu segera melepas kaos yang dikenakannya, dan aku menatapnya dengan penuh birahi. Dada Bayu tampak bidang dan indah sekali, sementara bulu-bulu di ketiaknya semakin membangkitkan rasa birahiku. Selanjutnya Bayu segera melepas celana pendeknya, dan mataku segera menatap dan menelan bulat-bulat bagian bawah tubuhnya.
Bayu kini hanya mengenakan celana dalam berwarna putih model G-string, dan itu membuatnya benar-benar semakin menarik. Dan aku semakin melotot melihat tonjolan yang membekas di CD-nya yang tampak nyata. Aku benar-benar terbengong-bengong dengan penampilan Bayu di kamar mandi saat itu, dan sampai terkejut ketika Bayu menegurku.
“Lho Mas Eka ini mau mandi nggak..? Kok nggak dilepas bajunya..?”
“Eh, iya-iya dong..,” jawabku gugup karena ketahuan sedang memperhatikan dirinya.
Aku pun segera melepas baju dan celanaku, dan tinggal celana dalam yang belum kulepas. Ketika aku melirik ke Bayu, tampak dia juga memperhatikanku. Entah apa yang sedang dalam pikirannya. Yang jelas ketika kami sama-sama tinggal mengenakan celana dalam, kami berdiri berhadap-hadapanan saling menatap dan memperhatikan. Kuulurkan sebelah tanganku meraih lengan Bayu, dan Bayu pun mengulurkan tangannya meraih pundakku. Entah siapa yang memulai lebih dulu, tiba-tiba kami sudah saling merangkul erat. Yang jelas aku bahagia sekali.
Kuusap-usap lembut punggung Bayu. Beberapa saat kemudian kami melepas pelukan, dan lagi kami saling menatap dengan pandangan penuh kasih sayang. Bayu merebahkan kepalanya di pundakku, kuelus lembut rambutnya. Dan kemudian kuangkat wajahnya, lalu kucium pipinya dengan mesra. Bibir Bayu yang merah menggairahkan itu segera saja kulumat dengan bibirku, dan Bayu menyambut ciumanku dengan mesra. Kami berciuman lama sekali.
Setelah itu aku mengalihkan ciuman ke arah leher, dada, puting susunya serta ketiaknya. Bau ketiak Bayu benar-benar nikmat, aku tambah horny berat. Bayu mendesis-desis saat kuciumi, dia tampak menikmati sekali ciuman dan rabaan tangannku di bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Aku melanjutkan ciuman ke arah perut, pusar dan tanganku meremas-remas penis Bayu yang sudah mulai membengkak di dalam celana dalamnya.
“Buka saja Mas, buka..!” lenguh Bayu.
Cepat kupelorotkan CD Bayu, dan segera itu pula penis Bayu melesak keluar, seperti peluru yang ditembakkan dari senapannya. Pemandangan yang indah sekali terbentang tepat di wajahku, penis Bayu! Penisnya berwarna coklat kehitam-hitaman teracung tegak, tampak galak sekali. Meskipun panjangnya hanya kurang lebih 11 cm, tidak jauh berbeda ukuran dengan ukuran milikku. Sementara bulu-bulu hitam lebat di sekitarnya membuatnya semakin gagah, macho! Kuremas dengan gemas penis itu dan kukocok-kocok dengan kuat. Sementara Bayu melenguh-lenguh dan mendesah-desah seperti kepanasan.
Bayu menggelinjang dasyat ketika aku menjilati bagian kepala dari penisnya, dan kutelan juga penis itu, kunikmati dengan penuh perasaan.
“Ah.., eh.. nikmat Mas, nikmat.., lagi-lagi.. ohh..!” begitu Bayu mengeluarkan desahannya.
Beberapa saat kemudian kurasakan Bayu menggelinjang kuat dan berteriak, “Mas aku mau keluarr.. ahh..!”
Dua semprotan sperma dari penis Bayu tidak tertahankan mengenai wajahku dan dua lagi menghiasi dadaku. Kucium bau khas sperma dan sungguh-sungguh kunikmati.
Bayu tampak lemas, tetapi sinar wajahnya menunjukkan kepuasan dan kesenangan tiada tara. Aku berdiri dan menatap lembut wajah Bayu dan memberi kecupan sayang padanya.
Kemudian aku berkata, “Bayu.., kamu sudah. Sekarang giliranku Sayang..!”
Bayu tersenyum manis dan berkata, “Jangan khawatir Mas, kita fifty-fifty.”
Selanjutnya Bayu melumat habis bibirku, dan aku sangat menikmatinya. Kubiarkan Bayu memanjakanku dengan caranya sendiri seperti yang sudah dinikmatinya dariku. Beberapa saat kemudian aku menggelinjang dahsyat sama seperti yang dialami Bayu tadi. Akhirnya kami berpelukan lagi dan sambil menikmati guyuran sower, kami saling membersihkan badan, mandi bersama.
Tamat