Dina Dan Mira…
- Home
- Cerita Sex
- Dina Dan Mira…
Maaf klo kurang bagus, lagi blajar nulis, di hape pula… ntar ane rapiin pas onlen d pc
Namaku riko, pekerja swasta dengan penghasilan pas-pasan. Ga ganteng, juga ga jelek amatlah, sepadan dengan Dina, istriku, 25 tahun, tinggi 160 BB 55 kg dengan tubuh yang biasa saja. Tidak ad yang bisa dibanggakan dari dina kecuali sifatnya yang manja. Dina selalu mengenakan jilbab besar saat keluar rumah, meski kadang justru di dalamnya dia tak mengenakan apa-apa lagi. Kami menikah sudah 3 tahun, belum dikaruniai anak, meski hampir setiap hari kami berusaha.
Hari ini adik istriku nenikah, dan kami sedang bersiap untuk menjadi pengiring temanten. Karena dirasa masih cukup waktu aku dan dina secara spontan memulai aktifitas bercinta. Setelah beberapa saat pemanasan istriku memohon agar penisku segera mengisi vaginanya, dengan manja dia berkata “papaaaah, masukiiiiin….”
Aku segera memposisikan badanku dihadapanya, kutempelkan penisku dan secara perlahan kudorong memenuhi rongga vaginanya. Penisku berukuran standar, 15 cm diameter 5 cm. Cukuplah untuk membuat istriku mengeliat setiap malam.
Satu hal yang kusukai saat bercinta dengan istriku adalah melihat expresi wajahnya ketika penisku menusuk kedalam memeknya dan perlahan keluar kembali, matanya yang sayu dengan mengangkat dagu dan paydaranya, sungguh indah…
Mmmmmh…. mmmmmh…. dina menggumam merasakan nikmat di vaginanya. Dan “dug dug dug, ayooooo…. brangkaaaaat. Lama amat dandanya…” teriak ibu kami dari luar kamar meminta kami untuk segera bergabung bersama rombongan.
Dina: papah tunggu…. lanjutiiin….
Aku: udah mau berangkat mamaaah,
(Dina melingkarkan kakinya padaku)
Dina: bentar lagi ayo papah goyaaaang…
(Merubah tempo dan mempercepat sodokan di vaginanya) cepak cepak cepak,, hmmmh… hmmmmh…. nafas dina tak beraturan. “Dinaaaaa, rikoooooo,…. ayooooo brangkat” triak ibuku dari depan rumah.
Sial pikirku, kuputuskan untuk mengakhiri percintaan pagi ini. Segera kucabut penisku, dan kutata baju dan celanaku. Sementara raut kekecewaan nampak jelas terpancar dari wajah istriku. Setelah mengenakan pakaian lengkap kami segera keluar, sayangnya kendaraan lain telah berangkat tersisa satu kendaraan barang, pwnuh pula. Kuajak istriku untuk segera menaiki kendaraan itu, minibus jenis Elf dengan banyak barang bawaan didalamnya. “Ayok mah naik,”., diam istriku langsung menuju depan dan aku mengikutinya. Sial, seat depan sudah didukuki 2 orang, tinggal 1 dan belakang sudah penuh. Setelah istriku naik, akupun berusaha naik,, saat itulah istriku melihatku sambil melotot dan berkata “papah, be-la-kang….”. Tapi penuh mah, jawabku. Istriku hanya merespon dengan melotot..!
Kukutup pintunya dan aku berjalan ke belakang, yah sudahlah, batinku. Mungkin karena hasratnya belum tuntas aku yang harus menanggungnya. Akupun menaiki kendaraan itu, sedikit kusisihkan barang-barang didalmnya supaya aku bisa duduk. Yah, cukuplah. Pojok kiri seat belakang….
Saat kendaraan akan berangkat dari kejauan terlihat mira berjalan terburu-buru, setengah berteriak dia meminta tumpangan. Ya, mira adalah tetanggaku yang juga menjadi batur temanten hari ini. Sedikit gambaran, mira adalah wanita yang diidolakan di daerahku, usianya sama dengan dina istriku, hanya saja dia telah menikah saat lulus SMA dan sekarang memiliki anak usia TK. Beruntung kirman, suami mira. Dengan pekerjaan sebagai sopir dia bisa mendapatkan gadis idola pada saat itu. filmbokepjepang.com
Mira melihat keadaan kendaraan ini, seat depan terisi penuh oleh istriku dan tetangga lainnya, seat belakang penuh dengan barang-barang. Bisa sih duduk, tapi harus berdempetan denganku. Tanpa pikir panjang mira memilih tempat belakang, dia segera naik dan tanpa duduk memberikan komando kepada pak sopir untuk segera berangkat. Karena kebelet pipis, mira harus meninggalkan anaknya di mobil lain bersama teman sebaya anaknya, yang mana mobil itu telah berangkat terlebih dahulu.
Setelah mobil berangkat mira masih belum memutuskan dimana dia akan duduk, seat mana yang akan dia bersihkan dan dijadikan tempat duduk. Akhirnya kutawari padanya tempat duduk ku, “mir, sini duduk, aku aja yang sandaran disitu..”, “ga usah mas riko… aku disini aja”
Beberapa saat kemudian kutawari kembali mira untuk duduk,
Aku: mir, ga capek sandaran disitu?
Mira: ya capek mas, emang bisa diusahain ad tempat lain?
Setelah kulihat-lihat, memang tidak ada lagi yang bisa digeser.
Aku: sini, duduk aja ditempatku.
Mira: trus kamu dimana?
Aku: ya aku nyandar disitu lah
Mira: ah ga usah mas, kuat kok aku.
Perjalanan ini akan memakan waktu 4 sampai 5 jam, adik iparku mendapatkan calon saat kuliah bersama, yah.. jodoh, jauh juga gpp asal cinta.
Aku: lama lo mir, masih jauh ini
Mira: kasian sampean aku mas, udah gpp. Ato mira dipangku aja sama mas riko gimana? Biar sama-sama enak.
Deg, istriku denger ga ya d depan. Mira memang terkenal sebagai wanita penggoda, dengan suami seorang sopir antar kota, bisa dikatakan sawah mira jarang diolah oleh suaminya. Bahkan beredar kabar suami mira telah menikah lagi dan sudah hampir 6 bulan tidak pulang kerumah mira.
Mangku mira, lumayan ni… kapan lagi mangku wanita secantik dan sebahenol mira. Mira memang telah memiliki satu anak, TK. Tp tubuhnya masih ssmpurna, payudaranya tidak besar memang, tp belahan pantatnya… beuh, menggoda.
Aku: agak teriak, “maaah, aku mangku mira boleh maah?”
Istriku diam, nampaknya dia sudah tertidur, atau mungkin dia masih dongkol karena belum mendapatkan orgasme tadi.
Aku: ya deh mir, sini aku pangku.
Perlahan dia mendekat sambil matanya menggoda kemudian memposisikan diri diatasku.
Aku: berat juga kamu ya,
Mira: aih, beraninya bilang aku gendut. (Mencubit pahaku yang berada di bawah pahanya)
Mira mengenakan baju muslim berjilbab, roknya lebar sehingga menutupi bagian bawah tubuhku)
Aku: siapa yang bilang kamu gendut, aku kan bilang kamu lumayan berat, gendud sih dibagian yang diharapkan kok. (Semoga istriku tidak mendengarnya, suara mesin dan jarak memang jika hanya mengobrol ringan tidak akan terdengar oleh istriku)
Kali ini mira mencubit lebih ke pangkal pahaku, (aih, pekik ku. Klo kena yang lainnya gimana lo… spontan aku berteriak)
Mira: ya biar dirasain,
Setelah itu kami terdiam, mira memposisikan diri dipangkuanku menyerong kanan, dan aku menyerong kiri. Mira menundukkan kepalanya ke sandaran mobil dan aku bermain HP mengisi kegalauan karena memangku mira. Perlahan penisku mulai menengeras, dan beberapa kali mira menggerakkan pantatnya seakan mencoba mencari dan merasakan sesuatu dengan pantatnya.
Aku mencoba membuka percakapan.
Aku: capek mir?
Mira: eng.. nggak… kok. (Suaranya parau)
Aku: oh, ya sudah (penisku benar-benar mengeras sekeras-kerasnya merasakan gerakan-gerakan mira)
Setelah diam beberapa saat, mira menatapku. “Mas, bantuin aku yah…”
Aku: apa mir? (Mira diam sesaat)
Tiba-tiba tangan mira menjelajah disekitar selangkanganku, membuka resletingku. Menurunkan celana dan celana dalamku. Memang ini yang kuharapkan tapi tidak ditempat dan situasi seperti ini… namun aku menurut saja. Kuangkat pantatku supaya mudah untuk menurukan celana dan celana dalamku.
Aku: kamu yakin mir,
Mira: yakin mas, penis mas riko dari tadi nyenggol vagina mira, mira terangsang mas. Mira masukin ya mas,
Mira memegang penisku dan mengarahkannya ke vaginanya…
Aku: lho.. kamu ga pake cd mir (kurasakan penisku langsung menyentuh vagina mira saat rok lebarnya disingkap untuk menutupi keadaan kami)
Mira: td kena pipis mas, buru-buru biar bisa semobil sama fajar (anaknya) eh, ditinggal juga.
“Blessss….. ooooh… hangatnya… vagina mira…..”
Mira menutup matanya, merasakan nikmat di vaginanya.
Saat itu juga seseorang di seat depan menoleh, istriku… ya… istriku. Dia menoleh, menatap tajam kearahku. Jedhaaar….!!! Sial….! Mira hanya tertunduk, diam, tidak bergerak, aku tak tau apakah mira tau istriku berada satu mobil dengan kami. Aq segera menata posisi mira, kuserongkon badanya ke kanan dan aku serong ke kiri lagi. Mira melirikku, “dina di mobil ini to mas”, “he eh, jawabku”
Mira: maaf yah mas, biar nanti aku juga minta maaf sama mbak dina.
Aku: udah gpp, trus gimana ini?
Mira: gimana apanya mas?
Aku: ini, kita.
Mira: kita apa mas?
Aku diam, berfikir harus apa aku.
Mira: udah gpp, paling juga ga tau mbak dina klo penis mas riko lagi d dalem. Ueeenak banget mas, penuh rasanya. Coba digoyang dikit….. …. …..
Aaaaah… pekik mira, mobil kami melewati polisi tidur.
Mira: tuh kan, ueeeeenak bener kan rasanya.
Perlahan menggerakkan pinggulnya…. namun segera aku menahan gerakanya. Takut istriku tau pergumulan ini.
Mira: kenapa mas,
Aku: aku takut dina tau klo kamu goyang-goyang mir….
Mira: iya deh,….
Hampir 15 menit penisku di dalam vagina mira, nampak wajah mira memerah menahan gejolak di dalam dirinya. Sedikit gerakan pinggul dan pantat dia buat untuk menciptakan sensasi nikmar di dalam vagina mira… kemudian kurasakan hangat, tubuh mira bedgetar, vaginanya berkedut-kedut. Dia melihatku, tersenyum dan berkata.. “mantab mas…. ” sial… bagaimana dia bisa menikmati situasi ini. Penisku memang menegang karena remasan vagina mira, tp hatiku berdebar hebat takut jika dina tau hal ini.
“Ting tung…” hp q berbunyi. Pesan w.a dari dina… segera kubuka dan… oh shit…!
Dina: penis ayah masuk memek mira ya?
Bagaimana dina bisa tau, siaaaal… batinku. Wajahku pusat pasi, mira pun melirikku… parahnya dia tetap membuat gerakan mengapit dan sedikit mengendurkan pahanya… mira seperti wanita yang lama tak bersetubuh dan hari ini dia mendapat penis… memang iya sih, 6 bulan ga ad suami. Ah… “ting tung”. Satu pesan lagi dari dina,
Dina: enak ga? Enak mana sama memek mamah?
Whattt….!! Penisku, penis suaminya sedang mengisi vagina mira dan dia bertanya enak atau enggak? Mungkin dia masih marah karena kejadian pagi ini…
“Aaaaaah……” mira kembali meleguh.. ini adalah orgasme keduanya… “enak banget mas penismu.. oh, aku bisa ketagihan kalo gini…” ucap mira lirih…
Ting tung
Dina: papah….
Dina: papaaaaaah…… enak bener ya punya mira, sampe-sampe g bales chat mamah.
Dina: papah
Dina terus saja mengiriniku pesan, sedang aku tak tau harus membalas apa.. akhirnya akupun berusaha menjawabnya
Aku: iya mah, penis papah di dalem memek mira. Tp ini ga sengaja mah, mira ga pake cd karena cdnya kena pipis td. Trus buru-buru balik mobil, biar bisa bareng fajar, eh tetep ditinggal. Akhirnya ikut mobil kita, karena udah penuh terpaksa mira papah pangku, eh ga sengaja penis papah tiba-tiba udah masuk memek mira.
Dina: emang penis punya mata, punya tangan, punya kaki bisa nyari memek sendiri.
Aku: ya ga gitu juga mah, mamah jangan marah ya… ini udah dicabut kok penis papah.
Dina: lhoh.. sapa yang nyuruh cabut. Dienakin aja pah, MUM PUNG ADA….!!!
“Aaaaah….” mira mendesah untuk ketiga kalinya… vaginanya berkedut-kedut. Penis kamu enak banget sih maaaas…. ucap mira. Kini keringatnya sudah mulai nampak, meski ac mobil ini sangat dingin tp tercetak bekas keringat di dahi punggung dan ketiak mira.
Aku: mir udah ya, dicabut ya…
Mira: lho kenapa mas, kan mas riko belum keluar, memek mira g enak ya…
Aku: bukan begitu, dina tau klo aku ML sm kamu..
Mira: ya emang tau mas.. “aaaaah…..”, kan aku juga lagi cha … ti … ngan sama dina .., aku keluar lagi mas..
Aku: lhah, maksudnya…? (Bingung)
Mira: udah tenang aja, mira udah pamit kok sama dina, minta tolong mas riko bantuin mira.. “penis mas riko enak banget siiih… aaaaah… hm…..
Aku: jd dari tadi dina tau?
Mira: ya tau lah…, gaya aja tadi, padahal tau dina satu mobil. Hihi…
Aku: liat hp kamu…
Akupun membaca percakapan dina dengan mira…
Dina: mir, kamu ga duduk? Sebelah suamiku ad itu tempat
Mira: ga ah, ntar kamu cemburu lg.
Dina: alaaaah…. ngapain cemburu. Lagi jengkel gw sama riko.
Mira: kenapa? Eh capek juga lo berdiri nyandar gini…
Dina: duduk sana makanya,
Mira: g ah, nunggu ditawarin swamimu…
Dina: swami gw mah kagak mesra, mana dia nawarin duduk.
Mira: nawarin kok, td mau d bikinin tempat buat duduk
Dina: eh tumbenan dia peratian, trus..
Mira: jaim lah gw, eh knp td BT sama riko
Dina: td gw main, blm kelar, udah d cabut. Ga dongkol gimana…
Mira: hahahahaha…. lu mah enak masih dikunjungin. Gw 6 bulan kagak disentuh
Dina: tuh swami guwe, kalo mau.
Mira: lah, lu nawarin sapa kek, masak swami sendiri ditawarin? Nyesel loh klo gw mau… hahaha
Dina: udah gpp, tp jangan sampe swami gw keluar ya. Masukin aja, itung-itung ganti dongkol tadi pagi
Mira: ya dah, gw duduk dulu. Mau dipangku sama swami loh… hahaha… minjem swami lo bentar ya noooon…
Dina: lu dudukin bntar paling juga udah ngaceng swami gw, secara td pagi ga tuntas juga dia..
Mira: lah kok .. kenapa.?
Dina: udah, spik dulu swami guweh, inget jangan sampe swami guwe keluar…!!
Mira: siyap boooos…..
……
Mira: penis swami lo gede juga… kerasa penuh memek gw
Dina: udah? Udah masuk?
Mira: he eh, enak banget din. Gila…g d goyang aja rasanya kayak gini
Dina: eh buset, seriusan lu.
Mira: lah, kan lu ndiri yg nyuh gw ML ma laki lu..
Dina: iya juga sih, trus trus.
Mira: eh swami lo takut tuh ketauan elo… hahaha. Gw goyang dia diem aja…
Dina: tangannya kemana itu?
Mira: megang hape, chating ma lu ya?
Dina: yah… nganggur donk tete lu mir…
Mira: hahaha… iya nih. Penis udah dapet memek, tangannya ga megang tete.. cemen banget swami lo din.
Dina: ya pinternya lu aja kaaan… dah keluar mir?
Mira: udah din, dah 2 kali gw orgasme. Penis laki lu manteb banget, keras kayak kayu…
Dina: jiah… lu aja kali 6 bulan g dipake.
Mira: din.. gw kluar 3 kali.. enak banget din
Dina: ih basah guweee….. penis swami guwe masih nancep memek lu?
Mira: ya masih lah…
Dina: awass….! Jangan sampe swami gwe keluar ya….!!
Mira: iya diiiiin…. gw mau keluar lg kayaknya….
“Aaaaah…..” sesaat setelah aku membaca chat dina dan mira. Mira meleguh kembali, kali ini badannya bergetar-getar, cairan vagina mira lebih banyak dari orgasme sebelumnya.
Aku: jadi kalian sekongkol ya dr awal…?
Mira: “tidak merespon, sedikit memalingkan muka kearahku menunjukkan muka memelas, merona, tampak dia sangat lelah, seperti wanita yang sedang mabuk alkohol, itulah wajah mira saat ini”
Aku: mir..?
Mira: makasih ya mas,,, aku puas banget.
Aku: eh, aku belum keluar
Mira: kata mbak dina kan emang g boleh sampe keluar.? Mas riko mau dikeluarin? Mira capek banget mas, mas usaha sendiri ya…
Aku yang mulai menyadari keadaan ini mulai berani untuk memegang buah dada mira, tanganku segera mencari jalan untuk bisa memegang buah dada mira..
Setelah ketemu kucari putinyanya, kupelintir-pelintir, mira hanya meleguh pelan “hmmm…. hmmmm….. ” mulai kugerakkan penisku sedikit maju dan mundur dari memek mira.. karena kelelahan mira hanya mengeliatkan pinggulnya… nikmat mulai kurasakan dan tiba-tiba mobil berbelok ke arah pom. Istriku berteriak “Mir, gantian ya.. kamu pindah depan”. Istriku segera turun menuju kamar kecil…
HAAAAA……!!!!!
Aku: mir.. aku belum keluar
Mira: aku udah 5 kali mas… hihihi (tersipu) sambil sedikit berdiri namun kutahan agar penisku tak tercabut dari memek mira.
Aku: trus gimana ini?
Mira: kan udah mira kasih kesempatan tadi, mas aja yang lama dan ga manfaatin kesempatan yang mira kasih.
Aku: tapi kaaan….
Mira berdiri dan cepuk, penisku keluar. Aaah… dingiiiin. Penisku merasakan dingin… segera kusembunyikan supaya yang lain tidak mengetahuinya. Saat berjalan kulihat cairan kenikmatan mira menempel banyak sekali di rok mira.. makasih ya mas, super enak. Kapan-kapan lagi ya… ucap mira.
Kulihat istriku berjalan mendekati mobil, ah.. jadi apa aku setelah ini. Mungkin akan dihajar habis2an oleh istriku..
Dina: pah.. (sambil melotot masuk, dan menutup pintu mobil), enak..?
Mobilpun berangkat melanjutkan perjalanan.
Aku: apanya mah? (Dina duduk dipangkuanku, merangkulku dan mencium leherku) ah.. mereka kan suami istri. Mungkin itulah batin pak sopir dan 2 penumpang lainnya. Tidak termasuk mira…
Dina: me mek mi ra . Enak?
Aku: ………. masih enak punya mamah
Dina: udah keluar belum? (Meraba penisku) ih.. masih keras. (Seperti mira, dina membuka celana dan menurunkan celana dan celana dalamku)
Aku: mah… ngapain?
Dina: nglanjutin yang tadi lah paaaah… mira aja kluar 5 kali, mamah belum… ayok sudah. (Memegang dan memasukkan penisku ke vaginanya) aaaaah…. kok beda sih, lebih gede pah… keras…
Memeknya sangat basah, mungkin bernafsu membayangkan aku dan mira.
Aku: mah, jangan keras2, nanti kedenger yang lain.
Dina: (memegang dan mengarahkan tanganku ke payudaranya) pelintir paaaaah…. ooooh… enak banget sih paaah.. beda banget penis papaaah…
Aku: lho mah, kok ga ada?
Dina: iya pah, udah aq lepas td d toilet. Aaaaaah…. aku keluar paaaah…
Tidak sampai 2 menit dina orgasme, mungkin karena tadi pagi, mungkin karena terlalu bernafsu. Kulanjutkan pelintiranku diputingnya.. posisi kami berbeda dengan saat bersama mira, kami bergumul lebih leluasa. artikelbokep.com Bagian bawah tertutup rok istriku yang lebar. Dina menundukkan badanya, menyandarkan badanya ke badanku.. dan aaaaaah…… orgasme keduanya… kami diam sejenak.
Dengan penis masih di dalam vagina istriku kami bercanda dan ngoblol santai..
Dina: gmn mira pah? Kok papah ga keluar?
Aku: ya biasa aja sih mah, kan sama mamah g boleh keluar sama mira.
Dina: ih papaaaah… nurut amat
Aku: dalam hati (bukan ga keluar, tp g bisa keluar karena keadaan, ah sudahlah, yang penting istriku bahagia)
Aku: iya dooonk, sperma papah hanya untuk mamah. (Sambil tanganku masih bermain di payudaranya)
Dina: pah, kluarin donk.
Aku: siyap maaah, siyap2 ya mah.
Kuatur posisiku supaya mudah untuk bergerak, kumaju mundurkan penisku dengan sedikit gerakan, dina merintih menggoyang pinggulnya msnikmati tusukanku, “paaaaah.. agak cepet, mamah mau keluar lagi”. Apa daya gerakan terbatas, akhirnya istriku yang berinisiatif untuk bedgoyang dan “Aaaah……, kemudian tertawa renyah.. hihihihi,.. menjulurkan lidah tanda menggoda” aku keluar pah, uweeeenak loooo… hihihi. Ucapnya…
Mulai terdengar suara musik dangdut, whattt….!!
Dina: pah, maaf yaaaa…. dah nyampek nih. Lanjut nanti pulangnya yah…
Aku: what…!!
Mobilpun berhenti, kami rombongan turun, dina langsung bergandengan dengan mira, masih terlihat jelas cetakan kenikmatan di rok mereka berdua. Entahlah apa yang akan orang pikirkan… ah sudah lah. Nasib.. kentang.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,