CERITA DEWASA : DIA MENDESAH KENIKMATAN
Kisah ini terjadi ketika aku kembali dari penugasan sepanjang 1,5 tahun dari Kaliman untuk meneruskan studi alih jenjang di Jogja. Kembali dari perantauan setelah puas bertualang dengan hati dan tubuh gadis-gadis lokal membuatku makin percaya diri dan tentunya girang bukan kepalang ketika terbit sepucuk SK tugas belajar di Jogja.
Oiya namaku Fery, umurku 24 tahun, aku kerja di salah satu instansi pemerintah sebagai (masih) jongos tentunya. Untuk ukuran orang Indonesia aku termasuk tinggi besar, dengan tinggi 178cm dan berat 80kg.
Aku berangkat menuju Jogja dengan status tidak jomblo, namun setelah beberapa minggu berada di Jogja, pikiran dan niat mesum semakin menguatkan tekad aku untuk putus dengan pacarku di Kalimantan, karena enggak bebas cuy kalo masih terikat, hehehehe.
Setelah beberapa minggu di Jogja aku jadi tau bahwa mantanku ,Yenny, ternyata bekerja di Jogja juga sebagai dokter (dulu pas pacaran dia masih coass). Dan berhubung aku adalah cinta pertamanya, maka dengan sangat percaya diri aku pedekate lagi demi HLBK (hasrat lama bersemi kembali).
Jadilah kami berkencan lagi setelah 2 tahun enggak ketemu di sebuah kafe di Jogja, dan seperti biasa yenny tetap tau banget cara bikin aku horny berat. yenny yang berwajah tirus khas cewek jawa dan berkulit sawo matang ini sebelumnya pernah mengobrak-abrik perasaanku, dan kali ini aku berniat bulat untuk gantian mengobrak-abrik isi rok dan bh-nya hehehehe.
Tinggi badan yenny 158cm dengan berat badan 46kg, ukuran bra 34 cup B, sungguh sexy dimataku, dengan pakaian kerjanya berupa kemeja coklat yang kancing atasnya gak dikancingkan dan celana kain, serta aroma wangi hugo boss intense yang dahulu pernah aku hadiahkan padanya saat ultah. Ketika aku nanya soal parfumnya yang masih awet aja dipake sama dia Yenny menjawab,
“yang dulu mas kasih itu udah habis mas, ini aku beli lagi pas kemarin dinas ke Rusia ikut seminar dokter disana, soalnya di Indonesia udah enggak beredar lagi.”
“ooow”, kataku sambil memonyongkan bibir.
Aku kenal banget cewek ini, tindakan memonyongkan bibir adalah pancingan dan bahasa tubuhku dulu agar dia segera melumat bibirku. Tapi kali ini tindakan itu tidak membawa efek apapun. Yenny dengan tenangnya tetap bermain-main dengan sedotan minumannya, “sialan aku lupa, dia kan udah mantan statusnya, pantesan jaim” umpatku dalam hati karena pancingan aku gak berhasil.
Cukup lama kami ngobrol tentang nostalgia masa lalu dan hubungan asmaranya sepeninggalku di kafe itu dari jam 18.30 sampai 21.00. Yenny pun sempat menanyakan keadaanku dan siapa kekasihku saat ini. Ketika aku jawab bahwa aku kembali menjomblo beberapa hari lalu, aku liat ada seberkas senyum samar diwajah mantanku yg super seksi ini.
Selepas itu obrolan berkembang kearah yg kurang menguntungkan bagiku karena dia malah sibuk mengingat-ingat hal-hal menyakitkan yang terjadi diantara kami dulu yang akhirnya malah bikin moodnya jadi sedih dan malah jadi gak ada kelanjutan dari apa yg sebenarnya kurencanakan malam itu untuk enggak bobok sendiri.
Setengah jam kemudian aku pun memutuskan mengakhiri kencan dengan janji untuk ketemu lagi dan segera bergegas kembali ke rumah kontrakanku dengan perasaan kecewa karena gagal memancing hasrat mantanku itu untuk kembali meletup.
”Huffff, kacau benar malam ini… gagal deh meremas isi bh Yenny!”, aku menggerutu. Aku segera membuka sepatu dan melempar tas kuliah ke kamar. Beberapa detik kemudian hapeku bergetar oleh sms dari Yenny.
”mas aku jemput yaak, alamat kostmu dimana?”
Degg! Gairah dalam dadaku serasa benaran mau meledak habis baca sms itu. Si dedekku udah berasa banget dijalari darah hangat yg pada akhirnya menyebabkan ereksi. Terburu-buru aku segera balas sms Yenny dan kemudian berganti baju, karena kebetulan baju yang kupakai malam itu adalah baju untuk kuliah sore hari tadi.
Singkat cerita aku udah lihat mobil Yennydan segera menghampiri mobil tersebut. Ternyata Yenny minta aku nyetirin itu mobil. ”wah bisa aku arahin kemana-mana seenak jidat nih kalo aku yg nyetir” pikirku dalam hati.
Sempat terjadi kebingungan saat kami berada dalam mobilnya, kebingungan itu adalah tentang akan jalan kemana kami malam itu, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 dan menurut pandangan kami berdua tidak cukup banyak tempat di Jogja yang cukup asik kami kunjungi pada jam selarut ini.
”kemana nih Yu? Udah malam gini”
“hmm… gatau bingung juga, masa mau maem lagi?”
”waaah ogah ahh kalo maem lagi kenyang tauuu…”
”trus mau kemana lagi? Aku sih pengen berduaan sama kamu malam ini, ga peduli kemananya”
CLING!!! otakku langsung tercerahkan. “edan ini anak udah langsung jujur aja, tadi di kafe jaimnya minta ampun, sekarang ngomongnya gini” aku benar-benar bersungut-sungut sekaligus lega karena hasratku malam ini bakalan tersalurkan.
Akhirnya aku bilang, “kita ke kaliurang aja yuk, nginep disana, kan enak dingin, hihihihi”
Lama Yenny terdiam sementara mobil kami belum bergerak kemana-mana dalam keadaan mesin dan ac hidup. Aku Yennylagi,
“sayang, ke kaliurang aja yuuk… aku benaran kangen sama kamuu, kangen aromamu…”
Tiba-tiba Yenny langsung melingkarkan tangannya dan bergantung manja di leherku.
“aku juga kangenn banget sama kamu, pengen naikin tubuhmu lagi, ga pengen rasanya inget gimana ditinggalin kamu dulu”
Gila! kalimat Yenny itu rasanya benaran bikin legaaa. AC mobil yang bikin aku keringetan sebelumnya langsung berasa dinginnya setelah denger kalimat itu. Istilahnya kaya dinding pertahanan harga diri kami langsung ambrol setelah kalimat itu.
Akhirnya di suasana remang-remang kabin mobil Yenny kami berciuman French kiss… dalam, pelan, dan lembut…. ”ini dia perempuan yg bikin aku jadi durjana selama di rantau karena frustasi patah hati, ini dia rasa bibir yg aku rindukan selama ini, rasa bibir ini ga akan terganti rasa bibir cewek manapun selama ini.” batinku.
Segera mobil itu aku pacu kesetanan ke daerah kaki Gunung Merapi itu. Berhubung malam itu adalah malam rabu aku yakin banget kalo di Kaliurang pasti bakalan dapet hotel tipe bungalow yang privasinya jelas terjaga. Beruntung pula aku besok paginya ga ada kuliah, dan Yenny pun ga giliran jaga di RS.
Singkat cerita kami berhasil mendapatkan hotel tipe bungalow dengan harga yang pantas dan fasilitas yang memuaskan untuk melampiaskan apa yang terpendam dalam rindu dendam kami.
“Mas, aku mandi bentar yaa” kata Yenny segera ketika pintu kamar kukunci.
”Yup” jawabku seadanya karena udah ga kuat benar nahan gejolak nafsu di benak dan di celana pastinya.
Dalam hitungan menit-menit selama mantanku itu di kamar mandi, aku mondar-mandir ga jelas didepan pintu kamar mandi yang tertutup itu. Aku udah lepas celana dalam dan hanya menggunakan celana pendek serta kaos seadanya.
Isi kepala ini rasanya cenut-cenut horny ga jelas kalo berada di deket mantanku ini. Akhirnya aku beraniin diri mengetuk pintu kamar mandi itu.
Yenny, kok lama, kamu gpp kan?” kataku berbasa-basi-busuk.
Cukup lama hening lalu Yenny keluar dengan baju yang masih lengkap dan mulut basah usai sikat gigi.
“umm, kamu ga jadi mandi? airnya anget khan?” cerocosku bertanya demi terlihat perhatian terhadap mantanku nan sexy ini.
“aku baru juga sikat gigi mas, mas udah panggil-panggil” kata Yenny sambil pura2 sewot.
Aku tidak ambil pusing daripada makin parah diomelin, langsung aja aku peluk tubuh mungilnya, aku pagut bibirnya yang sudah siap menerima seranganku. photomemek.com Segera aku sibuk memainkan lidah dalam rongga mulut Yenny. Gadis ini pun merespon semua tindakanku, dia balik memainkan lidahnya serta mulai mengeluarkan gumaman-gumaman dan desahan,
“emmmm… aahhh… maaasss… emmmmhh…”
Kami berciuman masih sambil berdiri. Setelah cukup puas bermain dengan bibirnya, aku mulai meraba seluruh tubuhnya. Yenny memejamkan mata menikmati perbuatanku. Gesper ikat pinggangnya yang sedari tadi perih menggesek perutku masuk agenda pertama untuk dilucuti.
Usai melucuti gesper, aku segera membuka kancing jeans Yenny sambil tetap menciumi lehernya. Ketika tanganku terselip dipantatnya yang masih tertutup jeans, aku mendapati Yenny sudah tidak memakai celana dalamnya. Gairahku makin diubun-ubun, sambil tersengal-sengal aku bilang ke dia,
“sayaangg uhh kok udah gak pake daleman? dari awal tadi udah ga pake ya?” tanyaku.
“uhh enak ajaaa, tadi baru kulepas dikamar mandi, tadi mah pake kalii” jawab Yenny.
“kenapa dilepas?”
“soalnya sejak di kafe tadi cdku basah, ketemu sama kamu, liat kamu lagi, ga sadar tadi tiba-tiba celana dalemku udah basah aja.”
“hmmm… coba liat yang basah mana boleh gak?” sambil aku lepas seluruh jeansnya dan mulai aku elus pelan memek Yenny yang memang sudah licin oleh lendirnya.
Akhirnya aku angkat tubuh mungilnya. Aku gendong tubuh gadis ini dengan mesra. Dan pemberhentian selanjutnya adalah ranjang kamar ini. Kemudian aku memagut bibirnya sekali lagi sambil mengelus-elus rambutnya yang dipotong pendek.
Kini gadis dalam pelukanku ini hanya mengenakan kemejanya tanpa sehelai pun celana dibagian bawah tubuhnya. Tangan kiriku terus menstimulasi memeknya yang sudah penuh lendir hingga Yenny terpejam dan medesah keras. Tak cukup itu saja aku juga masih membisikkan kalimat mesra ke telinga gadis ini,
“aku selalu merindukanmu every single day after you broke my heart, dear, and i always always love you”.
Dengan mulutnya yang masih mendesah keras dia melingkarkan kedua tangannya ke leherku sambil manggut-manggut menahan segala sensasi sentuhan jariku. Tak lama kemudian tubuh Yenny menegang dan mendesah makin keras,
“aaaaaaaahhhh… eeeeermmmmm… errmmmm…” dia telah mencapai kklimaks pertamanya.
Mantanku ini adalah gadis yang mudah mencapai klimaksnya, namun pernah dia mengaku ke aku bahwa cuman aku yang bisa membuatnya klimaks, bahkan hanya dengan melihatku saja dia sudah “meleleh” di bagian memeknya, apalagi dengan sentuhan jemari aku yang ajaib menurutnya.
Aku menikmati pelukannya yang semakin erat dan menegang karena orgasme. Lalu setelah badai orgasmenya mereda dan tubuh Yenny mulai lunglai, aku segera beralih ke kemejanya yang masih terpasang rapi, membuka kancing demi kancing kemeja, dan mendapati Yenny menggunakan bra tanpa tali punggung.
”Yenny benar2 sudah persiapkan diri menghadapi segala seranganku ternyata, dan gak ada kata bertahan buatnya, semua keadaan ini benar2 memudahkan” batinku.
Segera saja aku lucuti bra itu tanpa kesulitan dan meremas kedua gunung kembar Yenny yang ranum dengan puting-puting yang telah teracung mengeras menunjuk langit-langit kamar.
Aku menstimulasi kedua gunung itu sambil lagi-lagi memagut bibirnya yang merekah, namun kali ini lidah Yenny enggak melakukan perlawanan karena gadis ini sedang menikmati segala perlakuan aku.
Kemudian kaos yang menempel di tubuhku segera aku buka sekaligus celana pendeknya. Jadilah aku telanjang bulat didepan cewek yang masih lemas akibat gelombang orgasmenya ini. Aku memposisikan diri di atas tubuh Yenny yang segera siap sedia aku tindihin dengan melebarkan kedua pahanya.
Aku menempatkan penisku melintang diatas memeknya yang basah tanpa penetrasi dulu, karena aku masih belum siap untuk menyerah pada permainan Yenny, aku masih pengen memberikan hadiah orgasme untuknya.
Aku segera menindihnya dengan usaha untuk menggesekkan Yenny aku ke puting Yenny yang menegang sekaligus menggesekkan bagian bawah penis aku ke gerbang surganya yang udah licin banget.
”Ooohhh…” kami bersama-sama melenguh dan mendesah.
Turun dari ”pelana”, aku meneruskan stimulasi ke bagian gunung kembar Yenny dengan menghisap, meremas, dan menusuknya dengan lidah aku, sementara tanganku yang lain tetap mengelus-elus klitoris Yenny.
Lima menit meremas, menjilat, dan meraba Yenny, akhirnya Yenny meraih orgasme kedua. Tiba-tiba aku pengen ”menyiksa” gadis ini. Pengen rasanya memberi gadis ini orgasme ketiga yang tanpa jeda, meskipun itu berarti dia akan benar-benar lemas ketika mengalaminya.
Aku segera turun dan melakukan oral sex ke klitorisnya yang mungil dan merah. Hmmmm gurih terasa dilidahku kala mengisap dan menjilat klitoris gadis ini diiringi segala desahan dan geraman Yenny yang terpejam dan menarik-narik kepalaku ke arah memeknya seakan lupa dengan rasa lemas akibat badai orgasme keduanya.
Akhirnya aku berhenti mengoralnya karena ternyata kebas juga rasa lidahku kelamaan mengoral-sex gadis ini. Terengah-engah napasku kecapekan oralin Yenny dan mulutku pun belepotan lendir memek Yenny dan ludahku sendiri.
Yenny mengangkat kepalanya dan menatap mesra mataku yang berada di sela selangkangannya. Yenny tak berkata apapun, namun dia bangkit dan tangan mungilnya meraih penisku yang nganggur sedari tadi.
Aku tau apa maksud tindakan gadis ini, pasti Yenny ingin membalas perlakuanku dengan oral sex sekaligus hand-job. Tapi aku tidak terima, oral sex ku belum membuahkan hasil, jadilah aku mendorong tubuhnya untuk kembali terlentang dengan cara agak kasar sehingga Yenny menjerit tertahan, dan aku segera membenamkan lidahku ke liang memeknya serta mengelus-elus klitorisnya lembut.
Gerakan berulang itu akhirnya membuahkan hasil, gadis ini mendesah panjaaaangg menegangkan tubuh, menjepit kepalaku dengan pahanya yang lembuttt. Ooh… sungguh sensasi yang sangat memuaskan secara batin buat aku untuk memberikan hadiah orgasme ketiga Yenny malam itu.
Yenny pun kemudian bergantian mendorong kasar tubuhku agar terlentang. Dan segera mengelus penisku yang nganggur sedari tadi. Dia mengelus dan bahkan menempelkan penisku yang tegang dan hangat ke pipinya. Inilah yang aku tunggu, pembalasan dari segala jerih payahku. ”Aahh lega rasanya” batinku.
Yenny tanpa canggung segera mengulum penisku, dimulai dari kepala penisku, lalu menjilati bagian belakang penisku, dan mengocok sisa batang penisku yang tak terkulum olehnya. ”uuuhh” sensasinya benar-benar luar biasa. Lembut, hangat, dan menggelitik di penisku rasanya.
Sesaat kemmudian aku segera memalingkan muka dari wajah Yenny dan berusaha keras memikirkan hal yang lain karena aku gak pengen penisku moncrot dan menyerah sebelum waktunya. filmbokepjepang.com Aku gak pernah pakai obat kuat saat ML sama cewek-cewekku dulu, jadi ya cara supaya enggak cepet moncrot ya kaya gini caranya, idiot namun efektif membuat si dedek lebih tangguh.
Sekitar sepuluh menit kemudian gadis imut nan seksi ini menyerah oralin aku. Dan segera terdiam lemas melihat penisku yang masih perkasa namun nampak mulai mengeluarkan cairan lubrikasi bening.
”hehehehe masih perkasa kan?” tanyaku dengan nada mengejek.
”uhhh ga terima, pokoknya mas harus kubikin nyerah!” jawab Yenny.
Yenny segera menunggangi tubuhku dan kembali memagut leher, bibir, dan telingaku untuk membakar gairahku lagi. Dia juga tidak lupa untuk menggesekkan memeknya ke penisku. Pada dasarnya aku memang blum lemas karena memang belum klimaks, jadilah bebrapa menit kemudian aku kembali mengambil inisiatif untuk membalikkan posisi menjadi posisi misionaris.
Yenny segera tanggap dengan reaksi aku dan merentangkan kedua pahanya lebar-lebar. Sebelum aku penetrasi, aku masih sempatkan minta ijinnya untuk penetrasi.
”aku masukin yaa sayang?” Yenny mengangguk mantap.
Dan, bless… Penisku tenggelam seluruhnya dalam memek yang basah dan licin oleh lendirnya. Benar-benar nikmat rasanya, licin, hangat, dan masih tetap kencang meski udah bukan perawan lagi karena tiga tahun sebelumnya aku yang merawanin Yenny.
Aku berdiam diri agak lama sebelum mulai memompa untuk menikmati sensasi penetrasi ini. Sebagai ganti gerakan memompa, aku gerakin otot kegel aku didalam memek Yenny yang malam itu terlihat sangat cantik. Gerakan kegel aku ternyata membuat Yenny menjerit-jerit tertahan, sehingga aku makin semangat menggerakkan otot kegel aku.
Pelan kemudian aku mulai memompa memek Yenny, perlahan dan menikmati seluruh sensasi ini. Sensasi yang aku rindukan dan selalu aku bayangkan ketika mengerjai mantanku di daerah penugasanku dulu. Aku emang selalu ngebayangin Yenny ketika onani, bahkan ketika sedang ML dengan mantan-mantanku yang lain.
Ekspresi Yenny tiada duanya ditambah pula memeknya yang legit terasa oleh penisku. Seiring waktu gerakan memompa ini berubah ritme menjadi 3-1 yang berarti tiga tusukan ringan dan satu tusukan dalam.
”owwwh…” Yenny mendesah keras kala tusukan aku membenam lebih dalam seiring ritme 3-1 itu.
”Cleb-cleeb-clebbh” bunyi kecipak basah lendir kami berdua disela desahan mantan kekasihku ini. Lendir akibat gerakan memompa itu membanjir membasahi seprei kamar bungalow kami. Yenny pun tak tinggal diam, dia menggoyangkan pinggangnya seolah menyambut tusukan demi tusukan penisku.
Sepuluh menit kemudian terasa geli menjalari kepala penisku, lalu aku segera mencabut penis dan aku cekik kepala penisku dengan tujuan supaya gak jadi klimaks.
Jarang-jarang bisa ML leluasa gini sama cewek yang selalu membayangi malam-malamku selama 2 tahun belakangan. Beberapa detik kemudian aku kembali menghujani Yenny dengan tusukan-tusukan tanpa ampun.
Demi menahan ejakulasi, aku bahkan menggigit lidah aku sendiri untuk mengalihkan perhatian, dan astaga Yenny bahkan mulai menunjukkan tanda-tanda orgasmenya melalui penetrasi ini.
”aaaakhh… masssss… auwwwwwwhhhhhhh…” Yenny mendesah keras dan lama hingga aku hentikan sejenak kegiatan memompa penisku kedalam memeknya.
Lendir hangat seperti tumpah dan lebih menghangatkan penisku plus pijatan-pijatan nikmat dan berkedut aku rasakan pada penisku. Setelah membiarkan Yenny beristirahat dari pompaan penisku, akhirnya aku kembali ke pekerjaanku yang belum tuntas, yaitu mencapai ejakulasiku sendiri.
”clebh-clebh-clebh” aku memompa seadanya namun tempo tusukan aku percepat. Ketika sudah berasa mau keluar, aku bertanya pada Yenny.
”sayang, mau coitus apa keluarin didalem?” tanyaku.
Yenny yang kembali mendesah-desah menjawab ”didalam aja mas, aku bntar lagi mens kok, ahh.. ahh.. ahhhh…”
Dan sesaat kemudian penisku menyemprotkan air mani yang kental dan cukup banyak.
”oooghhh!” teriakku kala kenikmatan menyergap diriku menjalari segenap tulang belakangku.
Dan segera saja aku ambruk menindih Yenny yang juga terengah-engah.
”owwh Yenny, tiap hari aku bayangin kamu tau, aku sayang kamu…” aku mencoba Yenny ditengah keletihan ini.
”iya mas aku juga gak pernah mau disentuh laki-laki manapun selain kamu, aku juga sayang kamu” jawab Yenny.
Setelah penisku terlepas karena mulai kempes kami pun menuju kamar mandi untuk berendam air hangat berdua. Tiga jam sudah kami habiskan untuk satu ronde malam ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi dan udara dingin gunung pun semakin menggigit tulang.
”mas tadi diitung gak brapa kali aku orgasme?” tanya Yenny.
”mmm tiga kali yaa?” jawabku asal.
”kurang satuuu….yang benar 4kali!”
”hah… sebanyak itu ya? Aku salah itung kali yah?”
”iya ada satu yang gak kamu tau, soalnya pas kita ciuman di mobil tadi aku udah klimaks mas, hehehehe”
Kami saling meraba, berciuman, dan akhirnya gairah yang sudah turun ini kembali memuncak. Aku segera membungkus badan Yenny dengan handuk dan menggedongnya keluar dari kamar mandi menuju arena nafsu kami kembali diatas kasur kamar bungalow ini, dan kami kembali bercinta 2 ronde lagi, namun bedanya kali ini tanpa pemanasan.
Dan pagi pun menjelang, kami berdua segera terlelap setelah seusai menumpahkan segala amunisi yang ada. Hari sudah menjelang sore ketika kami sampai kembali di Jogja dan makan malam berdua sebelum Yenny mengantarkan aku kembali ke kontrakan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,