Cerita Bokep Karyawati Haus Sex Di Kantor
Malam ini berbagi Cerita Dewasa Karyawati Haus Seks Di Kantor. Selamat membaca dan di jamin seru banget meningkatkan Fantasi & nafsu birahi seks.
“Hallo, gimana khabar kamu Nindya?” tanyaqu dgn percaya diri.
“Hallo, ini siapa ya?” suara dari celullerku.
“Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu,” godaqu.
“ini Ricky, yg tempo hari ngebahas masalah sex itu lho,” jelasku.
“Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?” tanyanya kembali.
“Apa benar ini dgn Nindya?” tanyaqu ganti.
“Maaf, sepertinya Mas, salah sambung,” jelas perempuan itu.
“Lho memangnya ini siapa?” tanyaqu penasaran.
“Aqu Stella,” kata perempuan itu.
“Ups! maaf banget Mbak Stella.. Aqu kira ini nomor kawanku,” kataqu malu.
“Emang nomornya berapa 081xx,” jawabku pasti.
“Tuh kan salah belakangnya,” kata perempuan itu sembari tersenyum.
“Tapi ga apa-apa kok Mas, kita bisa kan berkawan?” tanyanya.
“Nama Mas siapa?” tanya sekali lagi.
“Bbbisa.. Bisa.. ” jawabku gugup dan malu.
“Namaqu Ricky,” jawabku singkat.
Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yg sexy aqu menjamin pasti deh orangnya cakep juga.
“Oke deh Mas, Stella mau kuliah dulu nih,” paparnya.
“Oke deh Stella, terima kasih atas waktunya,” kataqu singkat.
“Oya, Mas Ricky Surabayanya daerah mana?” tanya Stella.
“Aqu di Surabaya kota, kamu pernah main ke sini?” balas tanyaqu.
“iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aqu ke Surabaya” jelasnya.
“Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?” tanyaqu balik.
“Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?” Stella balik bertanya.
“Siapa taqut,” jawabku lugas.
“Tapi aqu belom tahu jalannya Mas,” kata Stella.
“Apa aqu jemput di Terminal bus?” aqu menawarkan diri.
“Tak usah Mas, aqu bawa mobil sendiri kok,” jelas Stella.
Sesudah kami bercakap-cakap, akhirnya Stella memnutuskan untuk ketemuan di kantorku. Karena yg Stella tahu hanya daerah kantorku dan berikutnya Stella langsung memutuskan hubungan cellulernya.
Hari Sabtu, kebetulan aqu ada rencana mau kerjakan berkas-berkas yg masih belom terselesaikan. Sewaktu starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku dgn kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut.
“Hallo, Mas Ricky.. kamu ada dimana?” suara yg 4 hari lalu aqu kenal.
“Hey Stella, aqu sudah mau keluar pintu gerbang tol,” jelasku.
“Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye” kata Stella singkat. Tanpa terasa aqu sudah sampai dihalaman kantorku.
“Selamat pagi Pak Ricky,” sapa securityku.
“Selamat pagi Mas,” balasku menyapa.
“Aqu mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas,” perintahku.
“Baik Pak,” kata Pak security sembari bergegas mengambil kunci dalam pos.
Sebelom aqu meninggalkan pos security, tak lupa aqu pesan jika ada perempuan mencari aqu, langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aqu sudah berada di depan mejaqu. Sesudah menyalakan AC, aqu segera bergegas mengaktifkan komputer dan menata kembali berkas-berkas yg masih berserakan diatas meja.
Tak lama kemudian, suara pintu ruangan aqu diketuk seseorang,
“Tok.. Tok.. Tok” bunyi papan pintuku.
“Masuk..,” aqu berteriak agak pelan.
“Maaf Pak Ricky, tamu bapak sudah datang,” kata Pak security.
Muncullah seorang perempuan yg sexy, menggunakan rok mini warna soft dikombinasikan dgn blus putih belahan rendah, menambah anggun penampilannya. Kulitnya yg putih, ditumbuhi bulu-bulu yg halus menambah darah kelaki-lakianku spontan meletup.
“Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga,” suara security memecahkan lamunanku.
“iya iiyaa Pak, terima kasih,” kataqu gugup.
“Mas Ricky ya?” tanya perempuan cantik itu.
“iya.. iya.. Kamu Stella kan?” balasku bertanya.
Kami berdua bersalaman sembari mempersilahkan Stella duduk di depan meja kerjaqu, setan burik yg dari tadi sudah mulai menggedor keimanan aqu tentang hal-hal yg ngeres, semakin mendesak pikiranku.
“Gimana perjalannanya Stella?” tanyaqu membuka obrolan.
“Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya,” jelas Stella.
“Besar sekali tempat kerja Mas Ricky,” puji Stella.
“Ah biasa aja kok Stella, kamu sendiri bekerja dimana,” tanyaqu balik.
“Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas,” jelas Stella.
Obrolan selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yg sudah kenal lama, tak ada batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa dgn Kisah yg kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aqu ketahui status Stella yg baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya.
Pantas saja badannya masih kencang karena hanya dipakai 2 bulan saja oleh mantan suaminya. Sampai akhirnya, esexeseks.com waktu menunjukkan pukul 10.25 wib.
“Mas, Stella boleh tanya sesuatu?” tanya Stella.
“Waktu Mas Ricky telpon kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?” tanyanya.
“Ya nggak tahu, emang aqu pikir pencetnya sudah benar tuh” kataqu membeli diri.
“Oya, kok Mas bilang.. yg tempo hari ngebahas masalah sex itu lho.. Memangnya Nindya tuh siapa Mas?” tanyanya menyelidik.
“Nindya adalah kawan chattingku, meskipun aqu kami belom pernah ketemu tapi aqu seperti sudah seperti sahabat lama” jelasku.
“Kok sampai ngebahas masalah sex, memang ada apa Mas?” tanya Stella.
“OOo.. itu, dia tuh ingin tahu banyak style yg ada waktu ngesex. Makanya aqu sering kirim gambar-gambar telanjang sama dia” jelasku panjang.
“Boleh lihat nggak Mas?” pinta Stella. Sembari bertanya seperti itu, Stella tak menunggu jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berdiri membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku.
Kisah Ngentot 2017, Aroma parfum yg mahal, membuat birahiku naik turun. Ditambah dinginnya AC membuat aqu semakin gemes melihat badan Stella yg sexy. ingin rasanya aqu langsung mendekapnya dan bercinta dgnnya.
Tanganku yg lincah memainkan mouse, untuk membuka file-file yg berbau telanjanggrafi. Nafas Stella terasa di telingaqu keluar tak beraturan dan sesekali kakinya yg tinggi dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku terasa menetes, melihat bongkahan daging dibalik setelan blusnya yg pendek. Stella seakan memancing mataqu untuk terus melihat dadanya yg putih.
Diwaktu sedang asyik menikmati gambar-gambar telanjang tersebut, tiba tiba Stella sudah berada di belakangku. Buah dadanya terasa kencang sewaktu tangannya yg sedikit berbulu, menarik kepalaqu sampai mendongkak kebelakang. Jemari jemarinya yg lentik memainkan ujung pentil susuku, serr.. nafsu birahiku seperti meledak keluar. Dadaqu berdegub kencang.
Sewaktu kepalaqu mendongkak ke belakang, bibirku langsung di sumbat oleh bibirnya yg mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku dan sesekali menantang lidahku untuk beradu dgn lidahnya. 15 menit keadaan itu bertahan, sampai akhirnya Stella menarik kursi yg aqu duduki. Sehingga posisiku yg pertamanya merapat dgn bibir meja, sekarang kurang lebih 50 cm bergeser menjauhi bibir meja.
Dgn sigap Stella sudah berada dipangkuanku.
“Mas, aqu ingin seperti yg digambar itu” kata Stella sembari mendesah.
“Berikan kenikmatan yg sudah 2 bulan hilang dalam hidupku” rengeknya.
“novv.. ” belom selesai aqu menjawab, bibirnya yg liar mulai mengoyak bibirku yg masih tertegun dgn apa yg sedang terjadi.
Jemari Stella yg lentik mulai memereteli satu persatu kancing blusnya, sembari bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak, ingin lepas dari dinding CD yg membatasinya. Goygan bokong Stella diatas pangkuanku, membuat semakin tegang kemaluanku.
Aqu terhanyut dgn keadaan tersebut dan lupa jika itu aqu laqukan dikantor, ditempat kerjaqu!
Tanganku bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggeraygi punggung Stella. Dan sesekali memainkan jemariku dgn nakal, sehingga menimbulkan reaksi ygluar biasa pada badan Stella. Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya dan tangannya meremas, menjambak rambutku yg sedikit gondrong.
“Sss.. Mas.. Ooohh.. ” desah Stella.
“Mas.. Beri aqu kenikmatan.. ” rintihnya.
Aqu sudah tak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik BHnya yg ukuran 32. Karena jemari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui letak pengait BH, maka dgn mudah aqu bisa melepas nya.
Alamak. Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataqu dgn kedua ujung pentilnya yg berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando, bibirku yg sedikit sensual mulai menyentuh permukaan buah dadanya.
“Uggh.. Mas.. Teruss.. Uughh” badan Stella menggeliat waktu lidahku mulai bekerja menjilati buah dadanya”
Geliatan badan Stella diatas pangkuanku membuat aqu semakin berani mengoyak dadanya, ujung pentilnya yg mengeras tak lupa aqu isap dalam-dalam. Sesekali aqu gigit ujung pentilnya yg mengencang, agresifna lidahku memainkan kedua ujung pentilnya membuat birahi Stella semakin menggebu. Lidahku dgn liar menjilati, mengulum, menghisap, ujung pentilnya dgn lembut sehingga membuat gerakan Stella dipangkuanku semakin liar.
Diwaktu aqu rasa libidonya mulai menanjak, aqu mengangkat badan Stella untuk duduk di bibir meja kerjaqu. Keadaan Stella yg setengah telanjang membuat aqu sangat bernafsu sekali menyebadaninya.
Sesudah Stella duduk di tepi meja, kakinya yg jenjang dibuka dan dijejakkan pada pegangan kursiku. Terlihat jelas CD transparan yg sudah mulai basah oleh cairan yg menetes dari lobang kemaluannya. Aroma wangi, muncul dari arah lobang keperempuanan Stella. Posisiku yg duduk di kursi seperti semula, memudahkan aqu untuk mulai menyerang bagian selagkanan Stella.
Hanya sedikit membungkukkan badanku, bibirku sudah tepat berada di depan selangkangan Stella. Lidahku yg panjang mulai menjilati permukan CD Stella yg sudah ditembus oleh cairan kenikmatnya.
“Aoow.. Mass.. Ggellii” desah Stella.
Kedua tanganku memegang erat pinggul Stella, sehingga wajahku bisa benar-benar optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD Stella dirasakan menghentak-hentak birahinya. ini terbukti dgn gerakan badannya yg sedikit kayg, sewaktu jilatan aqu semakin menjadi.
Diwaktu posisi kayg inilah, kesempatan tak aqu sia-siakan untuk melepas CD dgn motif rendra yg digunakan oleh Stella. Untuk memdudahk operasiku, aqu hanya menyingkap rok mini yg dikenakan Stella. Sedangkan CDnya tak aqu lepas seluruhnya, karena hanya
aqu buka dari sisi kanannya saja sedangakn yg sisi kiri aqu biarkan menygkut di betisnya yg mulus.
Belahan yg nampak jelas diselangkangan Stella dan ditumbuhi rambut-rambut yg terawat, membuat birahi spontan merasuk ke seluruh badanku. Lidahku yg dari tadi sudah ingin menikmati lobang itu langsung mendarat dipermukaan kemaluan Stella.
“Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. ” Stella menggelinjang hebat.
“Srrupp.. Srupp.. ” mulutku menghisap seluruh cairan yg sudah mulai menyiram bibir kemaluannya.
“Mmm.. ” bibirku melumat kemaluan Stella dgn liar.
Sesekali badannya kembali kayg, dgn kedua tangannya digunakan menopang badannya diatas meja. Dan sesekali kembali duduk di bibir meja dgn getaran-getaran penuh birahi. Gerakan badannya naik turun, kekanan kekiri bergerak tak beraturan mengiringi setiapa jilatan, hisapan dan kocokkan lidahku di kemaluan Stella.
“Mass.. Amppun.. Bibir kamu.. Aagh nikkmaat” desahan Stella berkali-kali.
Sampai akhirnya, aqu melihat jelas clitoris Stella sebiji kacang mulai nongol di sudut atas kemaluannya. Dgn lembut, sentuhan lidahku langsung membuat badannya bergetar hebat sembari kembali ke posisi kayang.
“Mass.. Adduh.. Aaqu.. nggak.. Tahann.. Uuuhh” rintihnya.
“Gila.. Kamu Mas.. Ooo teruss..” berkali kali Stella merintih.
Clitoris Stella yg semakin memerah karena hisapan bibirku, semakin nampak membesar sebiji kacang sehingga memudahkan aqu untuk menghisapnya dalam-dalam. Sudah tak terhitung lagi berapa kali badan Stella menggelinjang dgn posisi kayg.
Detik-detik orgasme akan diraih ole Stella dan aqu tahu persis indikasi itu, dan sewaktu posisi kaygnya tinggi. Aqu langsung menahan bokongnya dgn bertumpu siku tanganku diatas meja.
“Mas.. Stellaa.. nggak tahan.. Aquu.. Gaa..” rintih Stella.
“Mass.. Aaampunn” seiring rintihan panjang tersbut, badan Stella mengejang dalam posisi kayg. Cairan bening keluar dari sudut kemaluannya.
“Crutt.. Crut.. Crutt” cairan itu tak aqu lewatkan setetespun untukmasuk dalam mulutku. Lidah berputar-putar di datas bibir kemaluannya dimana cairan bening Stella muntah untuk pertama kalinya. Dgn lahapnya aqu menelan semua cairan yg dimuntahkan ole Stella.
Meskipun aqu tahu Stella sudah orgasme untuk yg pertama, lidahku yg bandel tetap saja memainkan clitorisnya. Terkadang lidahku bergerak keluar masuk mengoyak lobang kemaluan Stella, dinding-dinding vagian Stella yg mengencak sesudah orgasme pertama terasa asin dan manis.
Kali ini badan Stella terkulai lemas diatas meja kerjaqu, kakinya masih terbuka lebar dan kepalanya terjuntai di bibir meja. Sehingga rambutnya yg sebahu terjuntai ke bawah, aqu mencoba bangkit dari dudukku. Kali ini tanganku menahan lutut Stella (Stella mengatur posisinya seperti orang melahirkan), sehingga belahan di selangkangan Stella terbuka menganga. Kesempatan ini langsung aqu gunakan untuk mengocok lobang kemaluan Stella dgn leluasa. Kedua tangan Stella mencengkeram bbir meja tatkala. Lidahku yg panjang untuk kesekian kalinya mengoyak dinding-dinding kemaluannya.
“Adduhh.. Mass.. Kamu pandai sekali..” rintih Stella.
“Sss.. Geli banget Mass..” desahnya kembali.
Aqu mengambil soft dink Cola yg sempat aqu buka, sesudah aqu minum sedikit aqu lelehkan dikit demi sedikit ke bibir kemaluan Stella sehingga badan Stella kembali menggelinjang tak beraturan.
“Ooogghh.. Mass.. Aaaoo” rintihan Stella kali ini, hanya bisa diikuti gerakan kepalanya yg sedang menjuntai kebawah. Bak seorang yg tripping, kepalanya mengikuti irama jilatan lidahku.
10 menit lidahku memborbardir clitoris dan kemaluan Stella sampai akhirnya aqu melihat gelagat Stella untuk mendapatkan orgasmenya yg kedua.
“Mass.. Mas.. Stella.. Mau.. Keluaarr lagi..” rintihnya.
“Mass.. Ooohh.. Aqu nggak taahhaann Mas..” rintih Stella sembari memindahkan tangannya, yg tadinya mencengkeram erat bibir meja. Kali ini menggapai-gapai kepalaqu utnuk membantu membenamkan lidahku dalam-dalam ke lobang keperempuanannya.
“Maass.. tolongg setopp.. Aaakkhh” di iringi badan Stella yg bergetar bebrapa waktu. Cairan bening kembali meleleh berkali-kali dari lobang kemaluannya. Dan dgn raqusnya lidah dan mulutku membersihkan seluruh cairan yg keluar untuk kedua kalinya.
Badan Stella tetap terlentang menikmati orgasme yg 2 kali didapatkannya, kepalanya terjuntai.
“Sebentar Stella, aqu kunci dulu pintunya.”
Aqu bangkit dari tempatku dan menuju ke pintu ruanganku. Posisi Stella masih tetap seperti semula terlentang diatas meja, blusnya putih masih terlingkar dipinggulnya karena beberapa kancing bajunya belom terlepas. Begitu juga dgn rok mininya masih melingkar kusut dipinggulnya.
Sewaktu aqu balik kedepan mejaqu, tiba-tiba tangan Stella menggapai pinggulku, dan dgn sigap, Stella bisa mengeluarkan adik kecilku yg mulai tadi sudah terbelenggu oleh ketatnya CDku.
“Waow.. Besar sekali Mas punya kamu..” puji Stella.
Dgn posisi kepala yg menjuntai di bibir meja, mulut Stella langsung melahap gagang kemaluanku yg berukuran 16 cm kurang sedikit dab bentuknya akan melengkung. Dgn posisi berdiri mataqu menyaksikan, mulut Stella yg menghisap, mengulum dan menjilati gagang kemaluanku.
“Oh.. Stella..”
Aqu menggerakkan kepala melihat langit-langit ruangan merasakan sentuhan lidah Stella yg menari-nari di gagang kemaluanku. Kedua tangan Stella, meremas bokongku (yg kata kawan-kawan kencanku tergolong sexy). Tangan Stella menggerakkan pinggulku bergark maju mundur, keluar masuk mulutnya yg tipis.
“Aduh Stella sayg.. Terus sayg..” desahku.
Stella benar-benar lihai memainkan lidahnya, sampai-sampai aqu dibuatnya merem melek. Untuk mengimbangi permainan Stella yg semankin menjadi. Kedua jemariku memilin ujung pentil Stella yg sudah mulai mengencang lagi. Sesekali aqu membungkukkan badanku, untuk sekedar menghisap ujung pentil Stella.
“Uuuff.. Tikkaa..” aqu mendesah waktu gagang kemaluanku bagaikan ditelan oleh mulut Stella.
Tanganku yg jahil, mulai meraba perut Stella. Dan aqu berusah menggapai kelentit Stella yg terbuka lebar. Jemari telunjukku bergerak menggesek-gesekan di permukan clitorisnya. Aqu lihat badan Stella bergetar dgn sentuhan jati telunjukku, dan sewaktu posisinya meguntungkan aqu langsun meraih kedua paha Stella sehingga posisi kita menjadi 69. Posisi ini tak seperti 69 biasanya, karena aqu berdiri setangah membungkuk sedangkan Stella kepalanya menjuntai di bibir meja.
“Sss.. Mas.. Kamu jaahaat..” rintih Stella sesekali melepaskan mulutnya dari gagang kemaluanku. Dan sesekali jemarinya yg lentik mengocok gagang kemaluanku.
“Mas.. Aduhh.. Aqu nggak kuaat nihh.. Mass” rintih Stella.
Hisapan mulutku aqu perkuat dgn kencang, sampai seakan-akan semua cairan yg meleleh di dinding kemaluan Stella masuk semua kemulutku.
“Mass..” Stella merintih panjang sewaktu cairan di kemaluannya muncrat untuk kesekian kali.
Adik kecilku yg begitu tegang merengek untuk menikmati lobang surgawi Stella. Akhirnya aqu segera merubah posisi, ke bawah selangkangan Stella. Stella yg masih lemas akibat orgasme ketiga tadi, langsung aqu balikkan menghadap ke bibir meja. Posisi badannya yg setengah nungging dan tengkurap diatas meja kerjaqu, membuat birahiku langsung melonjak. Tanpa memberi kesempatan Stella bernafas, gagang kemaluanku aqu arahkan ke lobang kemaluan Stella melalui belakang
“Bless..”
“Maass.. Gilaa.. Besar sekali.. Ooohh,” Stella terengah-engah menerima gagang kemaluanku yg memang berukuran diatas rata-rata.
Gerakan maju mundur di belakang badan Stella secara berirama aqu gerakan, terkadang telapak tangan Stella menahan perutku. Agar supaya kemaluanku tak masuk semua.
“Akhh.. Mas.. Amppunn.. Nikmat sekali rasanya..” rintihnya.
“Terus Mas.. Jangan berhenti.. Aqu suka sekaallii” rintih Stella untuk kesekian kalinya. Sesekali tangannya mencengkeram bibir meja dgn kencang, waktu gagang kemaluanku menghujam dalam lobang Stella. Aqu merubah sedikit posisi, aqu angkat satu kaki Stella untuk naik diatas meja. Sehingga selangkangannya bersudut 90 derajat, sehingga kemaluanku benar-benar terbenam sampai mentok.
“Ughh.. Eeennaakk Mass..” desah Stella waktu kemaluanku terasa mentok menyentuh batas langit-langit kemaluan nya.
“Crek.. Crek.. Crek..” suara gagang kemaluanku menghujam keluar masuk di lobang kemaluan Stella.
Cengkraman tangan Stella di bibir meja, memperjelas pendapatku bahwa perempuan perempuan ini benar-benar menikmati hebatnya gagang kemaluanku.
Aqu berusaha mempermainkan birahi Stella dgn cara memperlambat tempo pergerakan pinggulku. Aqu melepas kemaluan dan mulai membalikkan badan Stella tepat berhadapan dgn badanku. Kali ini posisi Stella duduk di tepi bibir meja kerja dan aqu sendiri berdiri menghadapnya, dgn penuh perasaan aqu masukkan kemaluanku kembali ke lobang surgawi miliknya.
“Sss..” desah Stella sewaktu aqu mulai menggerakkan kemaluanku keluar masuk.
Tangan Stella menopang badannya, sedangkan kakinya melingkar di pinggulku.
“Hheekk.. Teruss.. Mas..” rintih Stella.
Beberapa waktu kemudian aqu lihat Stella semakin memacu birahinya untuk mendapatkan orgasme berikutnya. Sesekali aqu memutar-mutar kemaluanku sehingga dinding kemaluan Stella terasa sekali menggesek gagang kemaluanku.
“Sss.. Nikmat sekali.. Mmm..” desahan Stella sekarang dibarengi dgn merubah posisi tangannya. Yg pertama menopang badannya supaya tak terlentang di atas meja, sekarang kedua tangann melingkar di punggungku.
Mulutnya yg haus berusaha menjilat dan menghisap ujung pentilku, setiap genjotan gagangku semakin bertubi-tubi. Semakin liar saja bibirnya yg mungil meraih ujung pentilku. Posisi ini benar-benar membuat rangsangan yg luar biasa, persendian badanku seperti mulai meluncur terfokus ke gagang kemaluanku yg diguyur kenikmatan yg luar biasa.
“Uggh.. Mass.. Aampunn.. Tikkaa.. nggak taahaan..” tintih Stella sembari menggapai-gapai ujung pentilku yg semakin mengencang.
“Tahaann.. Sayg.. Kitaa.. Keluar saama-samaa..” rintihku yg tak kalah hebatnya untuk meraih klimak yg didambakan setiap orang waktu bercinta.
Gerakan kedua badan kami semakin tak berirama, bagaikan kuda liar kami memacu birahi. Sampai-sampai meja kerja bergoyg dan sedikit berbunyi.
“Ohh.. Mass.. Keluarin.. Di dalam.. Ohh..” pinta Stella.
Yg aqu tahu jika seorang perempuan mengijinkan sperma kita untuk keluar didalam kemaluannya, artinya dia sudah memprotek dirinya supaya tak hamil. Birahiku berlomba dgn birahi Stella untuk mengejar puncak kenikmatan.
“Mass.. Aaaquu.. Kee.. luuaarr” Stella merintih panjang sembari menghisap ujung pentilku dalam-dalam.
“Tahan.. Saayaanngg.. Aqu jugaa.. Mauu..” rintihkan tak kalah hebatnya.
“Akkhh..” aqu merintih panjang mendapatkan kenikmatan tersebut.
Seluruh kekuatanku waktu itu, semua terfokus pada gagang kemaluanku. Dan kenikmatan itu semakin menjadi sewaktu Stella sedikit mengoyang pinggulnya. Aduh alamak, rasanya aqu terbang keawan.
Aqu tak bisa lagi menghitung, berapa kali semburan spermaqu di lobang kemaluan. Sengaja aqu tak melepas gagang kemaluanku dari lobang kemaluan Stella, aqu rasakan denyutnya masih terasa memeras sisa-sisa kenikmatan yg ada.
“Mas, kamu memang hebat” Stella memuji permainan sex ku.
“Kamu tak hanya jago di teori tetapi juga prakteknya.”
Aqu mengecup keningnya yg penuh dgn peluh, sekejap kemudian kepala Stella bersandar di dadaqu yg bidang. Adik kecilku yg tadinya tegang, sekarang mulai mengkerut dan keluar dari lobang Stella dgn sendirinya.
Sejenak kami bergegas memperbaiki baju kami berdua, blus Stella yg sedikit kusut akibat hebatnya permainan tersebut. Rok mininya dirapikan seperti semula dan celana dalamnya dikenakan lagi. Komputer, meja, dan dinding kantorku, menjadi saksi bisu permainan sex kami berdua.
Sesudah merapikan rambut dan Stella memoles wajahnya dgn perlengkapan make upnya, kami bergegas keluar ruangan. Sengaja, aqu tak membawa mobilku karena memang aqu akan mengantar Stella ke tempat yg dituju.
Sepanjang permainan Stella tak henti-hentinya memuji permainan sex yg baru aqu tunjukkan. Dan kami berdua, bagaikan seorang sahabat yg sudah mengenal. Sehingga tak ada jarak lagi untuk saling bercanda, saling tertawa.
Kenangan yg indah di tempat kerjaqu, seakan hanya kami berdua yg bisa merasakan keindahan permainan tersebut. Kami berdua sudah mereguk kenikmatan bersama.,,,,,,,,,,,