My Son Is Probably Gay

My Son Is Probably Gay

My Son Is Probably Gay

Comments Off on My Son Is Probably Gay

Perkenalkan.. namaku Yuli Astuti, Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, berumur 41 tahun. bertubuh cukup montok kalau menurut orang-orang tapi tidak gendut(ini pembelaan). suamiku seorang sopir bus antar kota berumur 46 tahun. Ari Wibisono namanya. Mas Ari jarang ada di rumah karena pekerjaannya. tetapi aku tak merasa kesepian karena ada satu buah hati. Andri Putra Ali, umur 21 tahun. dia sedang di masa-masanya perkuliahan. kuliah juga di dekat-dekat rumah aja. anaknya cukup aktif. ngga banyak minta-minta. kalau pun minta, pasti hal yang penting seperti keperluan sekolah atau kebutuhannya. kalau uang saku pasti ku beri setiap hari meski dia nggak minta.

dan ini ceritaku dengan anakku.

Pagi-pagi subuh, aku berangkat ke warung Bu Tin dekat rumah, untuk membeli bahan-bahan masak. jaraknya hanya 9 rumah dari rumah, tidak jauh. bisa dibuat jalan-jalan pagi biar sehat.

di warung Bu Tin, menjual bahan-bahan mentah, sayur mayur. harganya hampir sama yang ada di pasar. jadi, ngga perlu ke pasar.

kalau pagi, di warung, pasti ramai. banyak ibu-ibu sekitar komplek yang beli di sini. jadi seperti pasar.

dari jauh, kelihatan kalau sudah ada banyak orang. saat sampai di warung aku menyapa mereka.
“pagi ibu-ibu”
“pagi..” jawab serentak ibu-ibu
“uda ramai aja kayak pasar” kataku
“hihihi” ibu-ibu hanya ketawa

dan aku langsung memilih-memilih bahan makanan yang tidak ditimbang. karena bahan yang ditimbang harus antri di depan Bu Tin. si Andri suka banget sama tempe. jadi, setiap hari beli tempe mentah. aku mengambil satu tempe mentah. hari ini, masak sayur rebung, aku mengambil satu buah tas plastik isi rebung yang sudah disiapkan dan mengambil 2 ikan wader. lalu mengantri di depan Bu Tin.

Ibu-ibu di depanku pada ngerumpi
“eh, Bu Atik.. kemaren malem aku papasan sama anakmu yang laki” kata Bu Ambar
“si Tio? di mana bu?” filmbokepjepang.com
“saya minta maaf nih Bu, sebelumnya, bukan bermaksud apa-apa.. tapi saya liat dia di jalan Mawar, di kota sebelah. dia keluar dari Hotel sama perempuan”
“wah.. kebiasaan tu anak, umur udah 32, udah kerja juga, ga nikah-nikah, ditanyain udah punya calon apa belom, dijawabnya malah ngga ada.. malah jajan lacur” kata Bu Atik yang percaya gitu aja sama perkataan Bu Ambar
“itu artinya masih normal, Bu” timpal Bu Eri
“maksudnya?” tanya Bu Atik
ibu-ibu yang lain pada dengerin
“ya masih normal, masih doyan sama perempuan” Bu Atik bicara dengan entengnya
“kalau sama laki-laki, gimana?” imbuhnya
Bu Atik tercengang dengan perkataan Bu Eri
semua pada diam.. hanya suara Bu Tin yang melayani ibu-ibu menghitung barang belanjaan

“pada liat berita ngga?” tanya tiba-tiba Bu Eri
“oh.. yang di tv, geger orang indonesia jadi predator seks di inggris itu ya bu?” tanya seorang ibu-ibu
“iya.. itu si naga-naga.. kan korban semuanya laki-laki”
“Reynhard Sinaga, bu”
“100 orang lebih lagi”
“ngeri saya”
“kok ada ya?”
“sukanya kok sama laki-laki”
“jeruk makan jeruk”
“tititnya kok kuat ya ama bule, kan besar-besar tu orang-orang bule”
“sakit jiwa kali”
ini ibu-ibu udah pada nyerocos ke mana-mana, aku cuma diam aja
sampai akhirnya satu persatu pada pulang, dan giliranku menghadap ke Bu Tin. membeli bawang, lombok dan sebagainya. lalu pulang.

di rumah, aku langsung memasak dan bangunin si Andri.
aku masuk kamarnya, khas kamar anak laki-laki. sedikit berserakan barangnya Andri.

“Ndri, bangun.. udah jam 6” ku goyangkan tubuh Andri, dengan memegang bahunya
“mmmhh..” jawab Andri yang masih tiduran
“nanti ada kelas? masuk jam berapa?”
“ada.. jam deelapaan..” jawabnya yang masih memejamkan mata
“yaudah.. cepet bangun, mandi terus makan”
“ya…” jawabnya malas-malasan

sebelum beranjak keluar dari kamar, aku ingin melihat-lihat isi kamar ini.
ada komputer, meja komputer, meja belajar, rak buku
terus ada banyak poster band-band kesukaannya, poster sepak bola favoritnya, terus ada poster laki-laki bule dengan bertelanjang dada berambut panjang dan ada tulisan bon jovi? bacanya gitukan ya

sebelum melangkah pergi, ku bangunkan lagi si Andri yang masih tiduran memejamkan mata
“Ndri.. cepet bangun”
“eeeheemm” erangnya
terus dia menutupi selangkangannya
lalu memunggungiku
oo.. anak laki-lakiku bisa ngaceng ternyata

lalu aku keluar dari kamarnya

menyiapkan makan untuk Andri
dan bersih-bersih dapur

Andri selesai mandi, datang ke dapur untuk makan
jam setengah 8 dia berangkat pergi kuliah

setelah itu aku melanjutkan pekerjaan rumah, menyapu, mengepel, mencuci pakaian

sampai jam setengah 12, aku makan
setelah itu aku menonton TV.
jam segini isinya infotainment sama berita
ku ganti-ganti channel, bingung nonton apa
tapi berhenti-berhenti di channel berita

“Reynhard Sinaga : Predator Seks di Inggris”
“Reynhard Sinaga didakwa 136 kasus pemerkosaan terhadap laki-laki”
“Reynhard Sinaga : pelaku gay yang memperkosa laki-laki di Inggris”

semua berita topiknya sama

jadi takut, kalau-kalau anakku jadi pelaku atau jadi korban

semoga anakku dijauhkan dari orang-orang macam itu

lalu aku pergi ke kamar untuk tidur siang

malam harinya
aku jadi resah, karena udah jam 10 malam, si Andri belum pulang
biasanya jam 9 udah di rumah. karena kalau malam rawan begal
di WA, tak ada tanda centang. artinya, belum terkirim kan?

jam 11 lebih si Andri tiba di rumah, tetapi dia membawa temannya
“Mah.. ini teman kuliahku, Doni namanya”
“Doni, Tante..” sambil Doni salim padaku
“iya..” aku melihat penampilannya, rambutnya panjang, pakaiannya masih bisa ku anggap rapi
“Mah.. ini Doni, ku ajak ke sini buat bantu ngerjain tugas kelompok karena di rumah ada komputer, terus sekalian tidur sini kan besok minggu” ujar Andri
“oh gitu”
“boleh mah?”
“kenapa ngga boleh? terus tidur di mana?” tanyaku
“ya di kamarku, tidur bareng, sekasur”
“ya udah, itu motor masukin ke dalam dulu, terus kunci pintu”

Andri memasukan motor ke dalam rumah, terus mereka langsung ke kamar Andri

aku yang sekarang merasa mempunyai tamu, menyediakan minum dan makanan ringan lalu mengantarkan ke kamar Andri

“ini ada minum sama kue kecil-kecilan, dek Doni” ku taruh di meja belajar Andri
“makasih tante” jawab Doni
“yaudah, tante tidur dulu, Ndri, nanti kalau tehnya habis, bikinin lagi”
“iya tante” jawab Doni
“iya mah” jawab Andri

aku pun pergi ke kamarku untuk tidur

paginya..
seperti biasa, pagi-pagi subuh aku pergi ke warung Bu Tin. lalu pulang. terus masak. karena ada temannya Andri. aku masak agak banyak dari biasanya
selesai masak, aku mau mencoba bangunin mereka

ku ketuk kamar dulu, lalu ku buka pintu..

mereka masih tidur
tapi aku sedikit terkejut, karena si Doni bertelanjang dada. tubuhnya kurus sekali.
jadi bingung untuk membangunkan mereka.

tapi aku ingin tanya dulu pada Andri
aku pun mengoyang bangunkan tubuh Andri dengan pelan agar temannya tidak terganggu..
sampai Andri terbangun
segera aku bertanya dengan berbisik
“tadi tidur jam berapa?”
“jam 3an”
“yauda.. tidur lagi aja, nanti kalau laper ambil makan sendiri di dapur ajak temenmu” suruhku berbisik
“ya..” Andri pun tidur lagi

aku pun melakukan rutinitasku sebagai ibu rumah tangga sampai jam 12
tadi jam 10, Andri sudah bangun, dan mengajak makan temannya.

aku setelah makan, menonton TV
di infotainment dan berita.. topiknya kebanyakan tentang LGBT/gay
gay, ini itulah..
gay, gaya hidupnya ini itulah
sampai aku takut sendiri kalau itu terjadi pada Andri

aku jadi ingin lihat-lihat keadaan Andri di kamar

aku pun pergi ke kamar Andri, tapi hanya berhenti di depan pintunya yang terbuka lebar, dan aku melihat mereka dengan sembunyi-sembunyi
mereka berdua duduk di depan komputer, berdiskusi, si Andri yang mengetik

entah kenapa di mataku, mereka kelihatan mesra
apa karena pikiran-pikiran jelekku saja

aku pun menenangkan diri, ke kamar, dan tidur..

bangun-bangun sudah jam 3 sore

aku pun beranjak dari tempat tidur, melihat ke kamar Andri. mereka tidak ada, di mana mereka?. motor Andri juga tidak ada, artinya mereka sedang keluar.

jam 5, saat aku menonton TV, Andri tiba di rumah tanpa Doni.
“temenmu mana?”
“barusan ku anter pulang”
“oh..”
Andri pun masuk kamar

jam 7an.. karena aku sedang bosan, aku iseng menuju kamar Andri. dia sedang main komputer
“Ndri.. mamah boleh masuk?”
“ya masuk aja mah.. kan biasanya mamah maen masuk aja”
“hiss” bisa aja ini anak
aku pun duduk di kasur

si Andri tetep aja main komputernya

ku ajak ngobrol ajalah
“itu tadi si Doni, temen kuliahmu?”
“uhum” dia masih aja menatap komputernya
“ngga aneh-aneh kan anaknya?”
“ngga”
“kamu udah punya pacar?”
“hah? mamah apaan sih?” dia sedikit emosi
“selama ini dari jaman SD kamu bawa temenmu ke rumah cuma laki-laki, masa ngga ada temen perempuan?”
“ya ada lah kalau temen perempuan” jawab dia tetapi masih menatap komputer
“kalau pacar?”
“nggak tertarik pacaran”
“masa sih? mama ngga percaya”
“cewek bikin repot aja”
“maksudmu?”
“kalau punya cewek, susah main-main sama belajarnya”
“bener juga sih”
“tapi masih suka sama cewek kan?” imbuhku
“…..” dia kayak jawab tapi suaranya ngga ada, dan dia masih menatap dan main komputernya

aku merenung..
ini anak jangan-jangan suka sama laki-laki atau istilahnya gay

aku jdi sedih.. air mataku keluar..

aku harus bagaimana..

apa yang harus aku lakukan agar Andri suka sama perempuan..

Andry gay…

aku menangis tanpa suara..

tiba-tiba pikiran sehatku hilang..
aku sendirikan perempuan, kenapa tidak pakai tubuhku saja

ya.. aku sudah memutuskan!

aku pun mengusap air mataku

baiklah!
tunggu aja sayang!
mamah akan menyelamatkanmu!

aku melepas dasterku.. aku jadi deg-degan
tuing.. dadaku bergetar, karena kalau di rumah biasa tak pakai bra.

payudaraku masih bagus
kalau kata mas Ari, payudaraku besar.. mas Ari suka

aku yang sudah bertelanjang dada dan tinggal celana dalam ini dicuekin Andri..
Andri tetep aja main komputernya

aku pun melepas celana dalam

aku yang sudah telanjang bulat ini, masih aja dicuekin

siap ya sayang, mamah akan serang kamu

aku berdiri jalan menuju Andri.
aku berdiri dibelakangnya tepat.
“main apa sih sayang seru amat daritadi sampe ngga noleh ke mamah sama sekali”
“dota mah” jawab dia fokus ke mainnya
“apa itu”
“nnngg… bingung aku kalau njelasin ke mama”

dua tangannya sibuk main komputer

aku mendekat seakan memeluknya, memposisikan kepalanya di antara 2 payudaraku
dia masih aja fokus main
sebel aku

langsung aja ku serang kontolnya

tangan kananku menuju selangkangnya lewat bahu kanan dan membelainya

“mamah apaan sih” dia emosi
“aku lagi ma….” dia berdiri dan menghadap belakang, kepadaku dan terkejut
“maam..mah nga..pain tel..lanjang?” dia jadi gagap

aku pun langsung menyingkirkan kursi meja komputer dan langsung melepas celana olahraga beserta celana dalamnya

kontolnya masih lemas, terakhir kali lihat kontol Andri sewaktu dia masih kelas 3 SD, dulu kecil tak berbulu. sekarang lemas aja terlihat besar. dan bulunya lebat. harusnya rajin dicukur. Mas Ari aja sering dicukur pelontos dan yang mencukur itu aku.

“akh” dia mendesah karena aku menggenggam kontolnya
dan langsung ku hajar dengan kocokan

ck ck ck ck ck temponya agak cepat

lalu setelah sedikit tegang
langsung ku lahap dengan mulutku

hap
slurrpp ku hisap sekali
lalu ku jilat ujung kontolnya dengan lidah yang kontolnya sudah masuk seperempat ke dalam mulutku
slurrpp ku hisap lagi dan lagi
sluurrpp slurrrpp sluurrrpp sluurrrppp sluurrp sluurp
ku kocok-kocok dengan tangan

kontolnya udah tegang maksimal di mulutku

aku pun menyudahinya dan berdiri

“mamah kenapa?” tanya nya dalam keenakan
“udah diem! rasain aja”

aku pun mengajak Andri ke kasur dengan menggenggam kontolnya

aku telentang dan membuka lebar selangkanganku dengan kaki seperti huruf M.
memekku udah basah daritadi jadi mungkin langsung aja dimasukkan

ku pegang kontolnya dan ku arahkan ke lubang memekku

“ahk” desahku, anakku masuk lagi ke dalam tubuhku
“ahk mah”
“ya sayang?”
“mama kenapa? kesambet apa?”
“udah, rasain aja dulu.. goyang gih pinggulmu” ku suruh dengan nada keibuan

sreet sreet sreet sreet dia gerak perlahan

“aakh” kontolnya lumayan enak, kontolnya panjang, tapi lebih lebar kontolnya mas Ari

sreeet sreeet sreeet sreeet
sreeeet

“cepetin” pintaku

cpok.. cpook.. cpook.. cpook
cpok.. cpook..

“aahk enak”
“bisa cepetin lagi, sayang?”

cpok cpok cpok cpok cpok cpok cpok

“aaakkhhh” aku pipis duluan.. enak… bisa juga ini anak buat aku keluar duluan

cpook cpook

“stop dulu sayang” aku masih sensitif

dia stop goyang..
tapi karena aku merasa dia akan mengeluarkan kontolnya dari memekku, aku menahannya dengan kakiku, dan meluncur ke dalam lagi itu kontol

“jangan keluarin dulu, biar di dalem” pintaku

“sini” aku merentangkan tangan, meminta pelukan

puk..
kami berpelukan
kepala dia di atas dadaku
nafasnya masih tersenggal-senggal
aku memeluknya

sudah 5 menit berlalu, masih dalam berpelukan dan kontolnya masih dalam memekku

“mama kenapa? kenapa mama ngelakuin ini?” tanya dia

“mama sayang kamu ndri”

“iya, terus kenapa ngajak seks segala, pasti ada alasannya”

“nggg.. itu.. kamu tau berita yang reynhard itu?”

“oo yang predator seks gay itu?”

“iya..”

“terus? apa hubungannya?

“mamah liat di berita itu ngeri banget”
“kalau kamu jadi pelaku ataupun korban”
“terus mamah berprasangka kamu sama temenmu Doni itu pacaran, karena mamah lihat tadi pagi temenmu tidurnya telanjang dada terus siangnya kamu sama dia keliatan mesra”
“terus waktu mama tanya-tanya barusan.. kamu ngga jawab, mamah tanya kamu masih suka sama cewek apa ngga”
“pikiran mamah, kamu mungkin gay.. terus mamah inisiatif nyembuhin kamu, makanya mama ngajak kamu ngentot”

PLAK!
Andri tepok jidat lumayan keras
“mamah bener-bener ngaco” kata Andri yang masih dalam pelukanku
“aku masih normal mah! gila aja pacaran sama Doni melambai itu, dia emang agak melambai gitu. terus dia lepas baju itu karena gerah”
“melambai? maksudnya?” tanyaku
“banci, feminim” jawabnya
“eh? beneran? hee.. gitu ya”
“terus tadi ngga jawab pertanyaan mama kenapa?”
“ya lagi fokus main aja mah.. sampe bingung maen gara-gara mamah, tauk dah tuh ku tinggal, pasti dibacotin orang”
“ya maaf sayang, kalau mamah ngeganggu”
“jadi, masih normal kan kamu? masih suka sama cewek?”
“masih normal lah mah, aku masih suka sama cewek”
“baguslah.. mamah jadi ngga khawatir lagi” ku peluk lebih erat
“kamu belom keluar ya?” tanyaku bodoh
“belom mah”
“ya udah.. genjot mamah lagi, masih keras aja tu kontol di memek mamah” suruhku
“hehehe” cengengesan ini anak

si Andri mulai menggenjotku kembali dengan perlahan

sreet sreeet sreet sreet “uh…”

sreet sreeet sreet sreet “ah…”

“cepetin ndri, kalau mau keluar, bilang”

benturan kelamin kami beritme agak cepat
cpook.. cpook.. cpook.. cpook.. cpook
cpoook.. cpook..

ritmenya tambah cepat lagi
cpok cpok cpok cpok cpok cpok cpok cpok

setelah 10 menit
“mah.. maugh geluarhk” kata Andri dengan menahan keenakan

“copot, di mulut mamah aja jangan di memek ahk”

Andri pun copot kontolnya, berdiri turun dari kasur
aku pun langsung turun dari kasur, jongkok melahap kontolnya dan mengocoknya di dalam mulut

croot croot crooot croot croot
ada 7 semburan sperma dalam mulut

setelah selesai aku mengadahkan tangan didepan mulutku untuk memuntahkannya

“banyak bener Ndri, ngga pernah ngocok sendiri?”
“ya sering, tapi udah seminggu ngga ngocok karena sibuk ngerjain tugas”
“rajin bener anak mamah”
“ambilin tissue di ruang tamu Ndri”

dia pun pergi ke ruang tamu tanpa sehelai celana yang menutupi kontolnya

setelah kembali dengan tissue
aku langsung membersihkan tanganku dari sperma Andri
lalu melihat kontol Andri, yang masih terlihat kotor walau sudah dibersihkan dia sendiri, aku inisiatif membersihkannya

“sini kontolmu, masih kotor itu”

aku pun langsung memasukannya ke mulutku
membersihkannya dengan air liur dalam mulut..
menjilat-jilat ujungnya..
lalu melihat-lihat kontolnya udah bersih apa belum
lalu membersihkannya dengan tissue

“udah, dah bersih”
“makasih mah”
“ya”

aku pun berdiri
tiba-tiba Andri memelukku
awalnya kaget, tapi ku balas juga dengan pelukan

“makasih ma”
“ya sama-sama”
“sekarang perjakaku udah hilang”
“eh? belum pernah ngentot sebelumnya?”
“belum pernah lah mah, aku pacaran aja belum pernah apalagi ngentot, masa pake cewe pangggilan”
“awas aja kalo pake lacur , mamah potong itu kontol”
“hii ngerii”
masih berpelukan…
“mamah sekarang percaya sama Andri kan? kalau Andri normal”
“iya percaya, anak mamah ngga gay”,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

MONA4D

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account