Lucky man
Sehabis kerja di akhir pekan, aku langsung menuju ke rumahnya. Terus kami nonton film di bioskop Dieng Plaza. Sesudah film berjalan 20 menit, tanganku mulai menggerayangi pahanya yang mulus. Lalu jariku menuju ke selangkangannya. Terus kugerakkan lebih ke bawah, menuju lubang senggamanya. Kugosok-gosok kemaluannya sampai basah. Terus kunaik lagi ke atas, menuju klitorisnya. Begitu sampai, langsung kugosok naik turun. Pertamanya sih klit-nya kecil, tapi lama-lama membesar dan muncul benjolan kecil yang kalau digosok bisa buat menggeliat. Matanya memejam dan merebahkan wajahnya ke dadaku. Pinggulnya digoyang ke depan dan ke belakang.
Aku sering bilang, “Jangan bergerak dong Say, nanti orang lain curiga..”
Dia menurut, tetapi hanya sebentar. Tidak lama dia goyang lagi. Kalau lagi keenakan, dia sering lupa tugasnya, yaitu mengocok senjataku. Tapi tidak apa-apa. Aku tidak pernah ejakulasi di dalam bioskop. Satu-satunya yang bisa membuatku ejakulasi ialah memasukkan batang kemaluanku ke liang senggamanya.
Setelah beberapa menit (mungkin 5 sampai 10 menit), dia menunjukkan gelaja mendekati orgasme. Dia merintih-rintih seperti mau menangis. Kalau sudah begitu, langsung saja mulutnya kututup dengan telapak tangan yang satu lagi. Aku terus menggosok klitorisnya. Makin cepat, makin cepat. Rintihannya semakin kencang. Tiba-tiba dia menggigit lengan atasku. Pahanya dirapatkan, sehingga tanganku terjepit. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya. Setelah itu (sekitar 30 detik dari orgasme), dia menyuruhku menarik tanganku keluar.
“Say.., udah ya..?”
Begitu keluar, whuaa.., aroma khas kewanitaannya menjalar kemana-mana. Kusuguhi jariku ke hidungnya. Dia hanya cium sebentar, tapi terus langsung menghindar. Aku jadi ingin jahil, nih. Kutempelkan tanganku ke mulutnya dengan dua tangan. Jadi mau tidak mau, dia harus menghirupnya, lalu dia jadi kelojotan. Tangannya memukul-mukul pahaku.
“Idih.., kamu nakal dech..!”
Wah, pokoknya kalau ada yang melihat, pasti menyangka aku mau memperkosanya di dalam bioskop. Karena dia meronta keras, akhirnya lepas juga deh tanganku. Cepat-cepat dia mengambil tissue basah, lalu mengelap jariku satu persatu. Aroma wangi menyebar mengusir bau ikan busuk sialan itu.
Setelah film selesai dan lampu dinyalakan, aku menunduk pura-pura membetulkan tali sepatu. Sengaja aku dan dia keluar belakangan. Dari situ kami ke WC wanita. filmbokepjepang.com Aku menunggu dia di luar. Setelah itu kuantar pulang dia ke rumahnya. Setelah itu aku langsung pulang ke rumah. Tetapi dalam perjalanan, HP-ku berbunyi. Ternyata teman-temanku mengajak ke pub. Aku langsung berbalik arah, menuju ke pub yang ditunjuk temanku.
Sampai disana, teman-temanku sudah tiba lebih dulu rupanya. Setelah itu kami masuk ke dalam. Selama disitu, aku hanya minum soft drink saja, jadi otakku masih segar dan normal, sedangkan teman-teman yang lain penuh dengan alkohol.
Selama aku duduk disitu, aku melihat ada cewek bule yang cukup menarik, mendekatiku dan mengajak joget, aku sih oke-oke saja. Kami joget dari yang hot sampai yang soft. Dia sudah terlihat agak mabuk karena dari tadi kulihat dia minum wine cukup banyak. Waktu lagu yang diputar cocok untuk slow dance, dia memegang dan merangkulku untuk slow dance, aku awalnya agak kikuk juga karena tidak menyangka akan dipeluk oleh dia. Waktu kutanya, namanya Sandra. Dia ternyata bisa bahasa Indonesia dengan lancar untuk kategori orang bule.
Sandra memakai celana panjang putih yang agak tipis dan celana dalamnya sering terlihat membekas dari belakang maupun dari depan. Aku perhatikan celana dalamnya selalu yang berbentuk g-string, sampai belahan pantatnya selalu terlihat samar-samar dan tali celana dalamnya terjepit di antara belahan pantatnya. Dari depan sangat terlihat garis celana dalamnya dan aku tidak melihat gunung yang besar. Dalam bayanganku, pasti bulu kemaluannya tidak tebal. Gundukan buah dadanya sangat jelas terlihat. Sandra termasuk kecil untuk ukuran orang bule, kira-kira tingginya 165 dan badannya juga termasuk kecil.
Pelukan Sandra terasa cukup kuat dan benjolan di dadanya terasa menekan dadaku, rupanya buah dada Sandra cukup padat dan keras. Aku tidak merasakan BH yang menutupi buah dada Sandra. Kami berbicara hal-hal yang biasa saja, tidak pernah menyentuh tentang seks.
Terasa tangan Sandra mengusap-ngusap punggungku dan kami berdansa dengan sangat intim, kepalanya disandarkan di pundakku dan bau parfumnya sangat menggoda. Aku merangkul dia dan hanya merangkul saja tidak berani bertindak lebih jauh lagi. Kami berdansa beberapa lagu dan aku merasakan pelukan Sandra menjadi lebih keras, tangannya turun ke pinggangku dan menarik badanku agar lebih dekat ke badannya. Celana jeans yang kupakai tidak dapat menahan dorongan dari “Si Otong” di dalam. Dan tanpa terasa, sudah mulai membesar dan ini membuat kondisinya sangat tidak nyaman, karena “Si Otong” tertekuk ke bawah. Aku bisa merasakan “Si Otong” menekan kemaluan Sandra, dan ini yang membuat dia lebih menekan ke dalam lagi.
Sandra pasti merasakan bahwa batang kejantananku sudah mulai menegang dan dia melihat ke arahku sambil tersenyum nakal.
Aku mulai memberanikan diri sambil berkata, “Lihat, apa yang kau lakukan, Sayang..?”
Dia dengan polos sambil tersenyum berkata, “Apa yang yang kuperbuat? Aku tidak berbuat yang buruk kepadamu kan..?”
Lalu kubilang, “Saya tidak bilang buruk, mengapa kamu berpikiran seperti itu..?”
Dia hanya tersenyum saja. Terus kubilang, “Saya yakin kamu pasti merasakan akibat yang kau lakukan.”
Sandra tersenyum dan bilang, “Saya menikmatinya dan apakah saya harus lebih keras menekannya..?”
Kubilang, “Seharusnya sayalah yang menekan lebih keras ke kamu.”
Kemudian dia berbisik ke telingaku sambil bilang, “Maukah kamu menekan lebih keras dan lebih dalam lagi..?”
“Siapa takuutt.. Where and how..?” kataku.
Dia hanya tersenyum dan bilang, “Ayo kita keluar dan pamitan sama yang lainnya.”
Kami kemudian pamitan dengan teman-teman lainnya dan pergi keluar.
Kutanya ke Sandra, “Kita mau kemana sekarang, Sayang..?”
“Bagaimana kalau ke hotelku saja..?” kata Sandra.
Aku hanya bisa bilang, “My pleasure, darling.” sambil merangkulnya.
Jarak dari pub ke hotelnya hanya sekitar 5 menit jalan dan waktu itu jam sudah kira-kira jam 12:30 malam, angin cukup kencang dan dingin sekali. Aku memakai jaket dan Sandra hanya memakai sweater saja.
Kutanya apa dia merasa dingin, jawabnya, “Walupun diluar saya kedinginan, tapi hangat rasanya di dalam, dan saya yakin akan lebih hangat lagi nantinya, dan kamu pasti juga begitu.”
Omongan kami menjurus ke arah seks dan ini membuatku tambah terangsang saja.
Sampai di hotel, kami langsung masuk ke kamar, dan kulihat kamarnya cukup rapih dan teratur, baunya juga seharum yang punya. Kubilang kepada Sandra kalau aku mau ke WC dulu. Waktu selesai, kulihat Sandra sudah tiduran di tempat tidur dengan baju yang masih lengkap. Lalu dia menawarkan minum dan aku menolak.
Kubilang, “Saya sudah cukup banyak minim di pub tadi, silakan kalau kamu mau minum lagi.”
Aku mendekatinya dan berdiri di depan ranjang itu, Sandra terus mendekatiku. Lalu sambil tiduran dia memegang reitsleting celanaku dan mulai meraba-raba dari luar, saat itu kemaluanku sudah mulai kecil, tapi rabaan Sandra membuat batang kejantananku menjadi mengeras lagi.
Sandra menarik reitsleting celanaku dengan mudah, karena aku tidak memakai ikat pinggang dan t-shirt tidak kumasukkan ke dalam, celanaku diturunkan ke bawah oleh dia dan batang keperkasaanku terasa sedikit bebas, tapi masih tertekuk ke bawah. Tangannya masuk ke dalam CD-ku dan mulai menarik rudalku ke atas. Batangku terasa sangat keras, dan terlihatlah cairan di ujung senjata kemaluanku dan sangat terasa basah. Sandra pindah posisi, dan sekarang dia duduk di ujung tempat tidur tepat di depan rudalku. Dia melihat ke arahku dan kemudian mengeluarkan lidahnya sambil menjilat ujung batang kejantananku.
Aku merasakan geli dan enak, dengan mendadak dia memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam mulutnya, bibir dan mulutnya cukup kecil. Terasa batang kejantananku menyentuh tenggorokan dia dan masih terus dia tekan. Tenggorokan dia mengecil dan sangat terasa di ujung kemaluanku. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku. Semua burungku ditelan oleh Sandra, lidahnya menjilat bagian bawah kejantananku dan bibirnya dibesar-kecilkan. Burungku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokan dia. Persis seperti lagi dimasukkan ke dalam liang senggama saja, hanya bedanya kalau ini ada tulang yang mengeras di ujung tenggorokan.
Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan sambil tangan yang satu memeras biji kembarku dan tangan yang satu lagi dimasukkan ke dalam lubang pantatku, terasa aku sudah mau keluar.
Kubilang sama dia, “Saya mau keluar, darling..”
Dia keluarkan rudal panjangku dan bilang, “Go on come in my mouth. I want to taste and drink your cum.”
Batang kemaluanku dimasukkan lagi dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk, spermaku keluar di dalam mulut Sandra, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan enak yang sulit dikatakan. Baru sekali ini aku dimasuki dan jari di pantatku. Sperma terakhir dari burungku ditelan oleh Sandra, dan aku tidak melihat satu tetes pun keluar dari bibirnya. Yang aneh dia tidak terlihat tersendak karena kejantananku dan spermaku. Perlahan-lahan dia keluarkan kemaluanku dan mengulumnya dengan bibirnya.
“Kamu suka dengan apa yang kulakukan kepadamu, Darling?”
Kubilang, “Sejujurnya saya belum pernah mengalami perasaan nikmat seperti ini sebelumnya, you really did a good blow job and I loved it. Thank’s.. darling.”
Sandra terus tiduran dan menarikku untuk berbaring di sampingnya, masih dengan baju yang lengkap kecuali sweater, celana kulepaskan, demikian juga CD-ku. Sandra kucium dan tidak terasa sedikit pun rasa sperma di mulutnya, benar benar bersih. Bibirnya yang tipis khas orang bule dan tidak besar dan lebar enak untuk dicium.
Sandra bilang, “Saya suka mencium bibirmu, bibirmu tebal dan rasanya enak.”
Memang aku punya bibir cukup tebal dan seperti orang Asia lainnya, biasanya bibir kita lebih tebal dibandingkan dengan bibir orang bule.
Aku mengulum bibirnya dan biasanya kalau aku sudah keluar, tidak bisa dengan cepat untuk terangsang lagi. Tapi saat itu aku bisa terangsang lagi, kaos Sandra kuangkat ke atas dan dilepas, dugaanku benar bahwa Sandra tidak pakai BH. Duah dadanya terlihat padat dan kenyal, tidak besar dan tidak kecil. Aku tidak tahu berapa ukurannya, tapi sangat bagus terlihatnya, kulitnya yang putih dan mulus tidak seperti kulit orang bule yang biasanya berpori-pori besar. Sandra dalam hal ini mempunyai pori-pori kecil, putingnya berwarna merah muda dan aerola-nya juga merah. Kukulum putingnya sambil meremas buah dadanya. Dia mengerang sambil mengusap kepalaku dan sekali-kali menjambak rambutku kalau putingnya kugigit kecil. Dengan sangat mudah buah dadanya menjadi merah karena kuhisap.
Tanganku turun ke bawah dan membuka resleting celana dia. Saya turunkan sedikit dan terlihat CD-nya yang berwarna putih dengan renda di atas dan di pinggirannya. Terus kususupkan tanganku ke dalam CD-nya dan mulai meraba mound dan bulu kemaluannya. Seperti yang kubayangkan sebelumnya, bulu kemaluan Sandra tidak tebal dan hampir tidak telihat, karena berwarna pirang seperti warna rambutnya.
Jariku menyentuh ujung dari klit dia dan terasa kulitnya tebal dan klitnya sudah menonjol. Jariku sudah terasa basah. Kuusap-usap perlahan-lahan klitnya sambil saya tekan-tekan sedikit. Setiap kali kutekan, kugigit pelan puting buah dadanya, dan Sandra pasti mengerang dan menjambak rambutku sambil menekan kepalaku ke payudaranya. Jariku menelusuri belahan liang senggamanya dan merasakan kalau labia mayora-nya sangat tebal dan besar. Liang kewanitaan Sandra sudah sangat basah dan berbunyi waktu kugosok dengan jariku. Tangan Sandra terasa turun dan melepaskan celana serta CD-nya. Ini memudahkan tanganku untuk masuk lebih dalam ke liang kenikmatannya.
“I am now pushing harder and deeper into you,” kataku dan Sandra hanya tersenyum sambil mengerang.
Cukup ketat liang senggamanya dan pantatnya diangkat mengikuti irama tanganku. Dari putingnya aku perlahan-lahan turun menciumi badannya, pusarnya dan sampai pada liang kenikmatannya. Labia mayora-nya berwarna merah muda dan dalamnya terlihat merah. Kujilat perlahan-lahan sambil menikmati rasa dan bentuk dari kemaluannya. photomemek.com Aku tidak tergesa-gesa, karena ingin benar-benar menikmati Liang senggamanya. Bibir, mulut dan hidungku basah oleh cairan Sandra dan rasanya asin. Sandra memegang rambut kepalaku sambil diremas-remas dan ditekan ke liang kewanitaannya. Terlihat klitnya sebesar kacang kedele dan keras, ditutupi oleh kulit, terlihat sangat seksi. Dengan ujung lidah, kusentuh klitnya sambil menekan-nekan sedikit. Setiap lidahku menyentuh klitnya, Sandra menggelinjang dan mengerang, rupanya dia sangat sensitif kalau kena klitnya.
Kepalaku diangkat ke atas dan Sandra minta agar aku memasukkan kemaluanku ke dalam liang senggamanya. Kunaik ke atas, dan dengan bantuan tangannya, batang kejantananku diarahkan ke bibir kemaluannya. Oleh Sandra, kepala rudalku digosok-gosok ke bibir kemaluannya dan sekali-kali ditekan ke dalam lubang kemaluannya, terasa sangat geli dan enak. Rupanya Sandra juga tidak tergesa-gesa. Bibir kami terpaut dan lidah saling berpindah mulut. Tanganku sibuk meremas-remas payudaranya. Permainan kami sangat santai dan tidak terburu-buru, sesuatu yang sangat kusukai, yaitu mengikuti irama permainan kami.
Rudalku dan liang senggamanya sudah sangat basah dan kejantananku rasanya sangat tegang dan keras sekali karena digosok-gosok ke bibir kemaluannya. Kadang-kadang terasa ngilu karena geli sekali. Sandra belum memperlihatkan ingin memasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Dengan mata yang terpejam masih menikmati gesekan kedua kulit kami, suara basah dari kemaluan kami menjadi lebih seksi mengikuti irama nafsu kami berdua.
Akhirnya Sandra menekan pantatku dengan tangan yang satu lagi sambil meletakkan senjataku di lubang kenikmatannya. Dengan perlahan-lahan kejantananku ditekan ke dalam lubangnya, dan terasa sangat licin tapi lumayan ketat dan sempit, boleh juga nih Sandra. Kepala kejantananku terasa masuk ke lubang yang sempit dan dengan pelan-pelan terasa seperti dijepit oleh bibir kemaluannya. Begitu kepala keperkasaanku masuk ke dalam, sisanya terasa mudah masuk lebih dalam lagi.
Bibirku digigit pelan-pelan sambil bilang, “I love this feeling, it is so good oocchh,” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Wajahku diciumi seluruhnya sambil terus bilang, “I like this, oouchh.”
Kedua tangannya sekarang dirangkulkan ke badanku dan terasa yang satu sangat basah dan lengket di punggungku, pasti karena love juice kami berdua.
Aku menekan kemaluanku ke dalam sampai seluruhnya masuk sambil pantatku kugoyangkan ke kiri ke kanan dan berputar-putar, seakan-akan lagi menumbuk liang kewanitaannya. Denyut dinding rahimnya terasa sekali memijat alat vitalku. Dengan kemaluanku di dalam, Sandra mendorongku ke samping dan berusaha untuk berada di atasku. Dengan susah payah, akhirnya dia sekarang di atasku dan batang kejantananku tidak lepas dari liang senggamanya. Dengan posisi berjongkok, Sandra mulai memompa burungku dan sekali-kali memutar pantatnya seakan-akan sedang menumbuk rudal panjangku. Rupanya dia membalas apa yang kukerjakan tadi.
Terlihat sangat cantik dan seksi Sandra ini, payudaranya sangat indah dan menantang. Aku setengah duduk berusaha untuk menghisap duah dadanya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat, jariku mencari lubang pantatnya yang saat ini menganga karena posisinya yang sedang berjongkok di atas rudal panjangku. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Cairan dari kemaluannya dan kemaluanku membasahi lubang pantatnya, dan terasa sangat licin dan lengket.
Aku memasukkan dan mengeluarkan jariku sambil mengikuti irama turun naik badannya. Dia terlihat menikmati sambil melempar kepalanya ke belakang sambil mengerang, “Ooocchh, aachh.”
Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang pantatnya dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan licin sekali.
Dengan dua jari di pantat dan batang kejantananku di liang kenikmatannya, Sandra setengah teriak bilang, “I am coming now, jangan berhenti, Darling..!”
Dia berhenti naik turun dan menekan kemaluannya keras-keras ke senjataku dan tidak lama terasa lubang kemaluannya berdenyut dengan keras, dan dia mengerang dengan keras sambil memelukku dengan kuat-kuat. Dengan pijatan bibir kemaluannya, aku tidak dapat menahan diri dan bilang ke dia kalau aku akan keluar juga, “Please give it to me, saya ingin merasakannya di dalam.”
Semprotan sperma terasa sangat kuat dan banyak sekali, padahal tadi aku sudah keluar di mulut Sandra.
Bersamaan dengan semprotanku, Sandra bilang, “I am coming again, oocchh it so goodd..!”
Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan rudal panjangku kurang dalam saja. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke lubang pantatnya sambil digoyang-goyangkan di dalamnya. Terasa batang kejantananku di dalam dibatasi oleh dinding pantat dan rahaimnya. Dengan tetap memelukku, dia merebahkan diri ke tempat tidur, kakinya melingkar di pinggangku dan kejantananku tetap di dalam liang kewanitaannya.
Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis diciumi oleh Sandra sambil bilang, “Terima kasih atas percintaan yang indah.”
Aku juga bilang, “Terima kasih karena kamu bisa membuatku keluar dua kali.”
Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi yang sama, yaitu kakinya melingkar di pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Nah itu adalah ceritaku, memang benar-benar “Lucky Man”.,,,,,,,,,,,,,,,,,
TAMAT
Aku sering bilang, “Jangan bergerak dong Say, nanti orang lain curiga..”
Dia menurut, tetapi hanya sebentar. Tidak lama dia goyang lagi. Kalau lagi keenakan, dia sering lupa tugasnya, yaitu mengocok senjataku. Tapi tidak apa-apa. Aku tidak pernah ejakulasi di dalam bioskop. Satu-satunya yang bisa membuatku ejakulasi ialah memasukkan batang kemaluanku ke liang senggamanya.
Setelah beberapa menit (mungkin 5 sampai 10 menit), dia menunjukkan gelaja mendekati orgasme. Dia merintih-rintih seperti mau menangis. Kalau sudah begitu, langsung saja mulutnya kututup dengan telapak tangan yang satu lagi. Aku terus menggosok klitorisnya. Makin cepat, makin cepat. Rintihannya semakin kencang. Tiba-tiba dia menggigit lengan atasku. Pahanya dirapatkan, sehingga tanganku terjepit. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya. Setelah itu (sekitar 30 detik dari orgasme), dia menyuruhku menarik tanganku keluar.
“Say.., udah ya..?”
Begitu keluar, whuaa.., aroma khas kewanitaannya menjalar kemana-mana. Kusuguhi jariku ke hidungnya. Dia hanya cium sebentar, tapi terus langsung menghindar. Aku jadi ingin jahil, nih. Kutempelkan tanganku ke mulutnya dengan dua tangan. Jadi mau tidak mau, dia harus menghirupnya, lalu dia jadi kelojotan. Tangannya memukul-mukul pahaku.
“Idih.., kamu nakal dech..!”
Wah, pokoknya kalau ada yang melihat, pasti menyangka aku mau memperkosanya di dalam bioskop. Karena dia meronta keras, akhirnya lepas juga deh tanganku. Cepat-cepat dia mengambil tissue basah, lalu mengelap jariku satu persatu. Aroma wangi menyebar mengusir bau ikan busuk sialan itu.
Setelah film selesai dan lampu dinyalakan, aku menunduk pura-pura membetulkan tali sepatu. Sengaja aku dan dia keluar belakangan. Dari situ kami ke WC wanita. filmbokepjepang.com Aku menunggu dia di luar. Setelah itu kuantar pulang dia ke rumahnya. Setelah itu aku langsung pulang ke rumah. Tetapi dalam perjalanan, HP-ku berbunyi. Ternyata teman-temanku mengajak ke pub. Aku langsung berbalik arah, menuju ke pub yang ditunjuk temanku.
Sampai disana, teman-temanku sudah tiba lebih dulu rupanya. Setelah itu kami masuk ke dalam. Selama disitu, aku hanya minum soft drink saja, jadi otakku masih segar dan normal, sedangkan teman-teman yang lain penuh dengan alkohol.
Selama aku duduk disitu, aku melihat ada cewek bule yang cukup menarik, mendekatiku dan mengajak joget, aku sih oke-oke saja. Kami joget dari yang hot sampai yang soft. Dia sudah terlihat agak mabuk karena dari tadi kulihat dia minum wine cukup banyak. Waktu lagu yang diputar cocok untuk slow dance, dia memegang dan merangkulku untuk slow dance, aku awalnya agak kikuk juga karena tidak menyangka akan dipeluk oleh dia. Waktu kutanya, namanya Sandra. Dia ternyata bisa bahasa Indonesia dengan lancar untuk kategori orang bule.
Sandra memakai celana panjang putih yang agak tipis dan celana dalamnya sering terlihat membekas dari belakang maupun dari depan. Aku perhatikan celana dalamnya selalu yang berbentuk g-string, sampai belahan pantatnya selalu terlihat samar-samar dan tali celana dalamnya terjepit di antara belahan pantatnya. Dari depan sangat terlihat garis celana dalamnya dan aku tidak melihat gunung yang besar. Dalam bayanganku, pasti bulu kemaluannya tidak tebal. Gundukan buah dadanya sangat jelas terlihat. Sandra termasuk kecil untuk ukuran orang bule, kira-kira tingginya 165 dan badannya juga termasuk kecil.
Pelukan Sandra terasa cukup kuat dan benjolan di dadanya terasa menekan dadaku, rupanya buah dada Sandra cukup padat dan keras. Aku tidak merasakan BH yang menutupi buah dada Sandra. Kami berbicara hal-hal yang biasa saja, tidak pernah menyentuh tentang seks.
Terasa tangan Sandra mengusap-ngusap punggungku dan kami berdansa dengan sangat intim, kepalanya disandarkan di pundakku dan bau parfumnya sangat menggoda. Aku merangkul dia dan hanya merangkul saja tidak berani bertindak lebih jauh lagi. Kami berdansa beberapa lagu dan aku merasakan pelukan Sandra menjadi lebih keras, tangannya turun ke pinggangku dan menarik badanku agar lebih dekat ke badannya. Celana jeans yang kupakai tidak dapat menahan dorongan dari “Si Otong” di dalam. Dan tanpa terasa, sudah mulai membesar dan ini membuat kondisinya sangat tidak nyaman, karena “Si Otong” tertekuk ke bawah. Aku bisa merasakan “Si Otong” menekan kemaluan Sandra, dan ini yang membuat dia lebih menekan ke dalam lagi.
Sandra pasti merasakan bahwa batang kejantananku sudah mulai menegang dan dia melihat ke arahku sambil tersenyum nakal.
Aku mulai memberanikan diri sambil berkata, “Lihat, apa yang kau lakukan, Sayang..?”
Dia dengan polos sambil tersenyum berkata, “Apa yang yang kuperbuat? Aku tidak berbuat yang buruk kepadamu kan..?”
Lalu kubilang, “Saya tidak bilang buruk, mengapa kamu berpikiran seperti itu..?”
Dia hanya tersenyum saja. Terus kubilang, “Saya yakin kamu pasti merasakan akibat yang kau lakukan.”
Sandra tersenyum dan bilang, “Saya menikmatinya dan apakah saya harus lebih keras menekannya..?”
Kubilang, “Seharusnya sayalah yang menekan lebih keras ke kamu.”
Kemudian dia berbisik ke telingaku sambil bilang, “Maukah kamu menekan lebih keras dan lebih dalam lagi..?”
“Siapa takuutt.. Where and how..?” kataku.
Dia hanya tersenyum dan bilang, “Ayo kita keluar dan pamitan sama yang lainnya.”
Kami kemudian pamitan dengan teman-teman lainnya dan pergi keluar.
Kutanya ke Sandra, “Kita mau kemana sekarang, Sayang..?”
“Bagaimana kalau ke hotelku saja..?” kata Sandra.
Aku hanya bisa bilang, “My pleasure, darling.” sambil merangkulnya.
Jarak dari pub ke hotelnya hanya sekitar 5 menit jalan dan waktu itu jam sudah kira-kira jam 12:30 malam, angin cukup kencang dan dingin sekali. Aku memakai jaket dan Sandra hanya memakai sweater saja.
Kutanya apa dia merasa dingin, jawabnya, “Walupun diluar saya kedinginan, tapi hangat rasanya di dalam, dan saya yakin akan lebih hangat lagi nantinya, dan kamu pasti juga begitu.”
Omongan kami menjurus ke arah seks dan ini membuatku tambah terangsang saja.
Sampai di hotel, kami langsung masuk ke kamar, dan kulihat kamarnya cukup rapih dan teratur, baunya juga seharum yang punya. Kubilang kepada Sandra kalau aku mau ke WC dulu. Waktu selesai, kulihat Sandra sudah tiduran di tempat tidur dengan baju yang masih lengkap. Lalu dia menawarkan minum dan aku menolak.
Kubilang, “Saya sudah cukup banyak minim di pub tadi, silakan kalau kamu mau minum lagi.”
Aku mendekatinya dan berdiri di depan ranjang itu, Sandra terus mendekatiku. Lalu sambil tiduran dia memegang reitsleting celanaku dan mulai meraba-raba dari luar, saat itu kemaluanku sudah mulai kecil, tapi rabaan Sandra membuat batang kejantananku menjadi mengeras lagi.
Sandra menarik reitsleting celanaku dengan mudah, karena aku tidak memakai ikat pinggang dan t-shirt tidak kumasukkan ke dalam, celanaku diturunkan ke bawah oleh dia dan batang keperkasaanku terasa sedikit bebas, tapi masih tertekuk ke bawah. Tangannya masuk ke dalam CD-ku dan mulai menarik rudalku ke atas. Batangku terasa sangat keras, dan terlihatlah cairan di ujung senjata kemaluanku dan sangat terasa basah. Sandra pindah posisi, dan sekarang dia duduk di ujung tempat tidur tepat di depan rudalku. Dia melihat ke arahku dan kemudian mengeluarkan lidahnya sambil menjilat ujung batang kejantananku.
Aku merasakan geli dan enak, dengan mendadak dia memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam mulutnya, bibir dan mulutnya cukup kecil. Terasa batang kejantananku menyentuh tenggorokan dia dan masih terus dia tekan. Tenggorokan dia mengecil dan sangat terasa di ujung kemaluanku. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku. Semua burungku ditelan oleh Sandra, lidahnya menjilat bagian bawah kejantananku dan bibirnya dibesar-kecilkan. Burungku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokan dia. Persis seperti lagi dimasukkan ke dalam liang senggama saja, hanya bedanya kalau ini ada tulang yang mengeras di ujung tenggorokan.
Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan sambil tangan yang satu memeras biji kembarku dan tangan yang satu lagi dimasukkan ke dalam lubang pantatku, terasa aku sudah mau keluar.
Kubilang sama dia, “Saya mau keluar, darling..”
Dia keluarkan rudal panjangku dan bilang, “Go on come in my mouth. I want to taste and drink your cum.”
Batang kemaluanku dimasukkan lagi dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk, spermaku keluar di dalam mulut Sandra, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan enak yang sulit dikatakan. Baru sekali ini aku dimasuki dan jari di pantatku. Sperma terakhir dari burungku ditelan oleh Sandra, dan aku tidak melihat satu tetes pun keluar dari bibirnya. Yang aneh dia tidak terlihat tersendak karena kejantananku dan spermaku. Perlahan-lahan dia keluarkan kemaluanku dan mengulumnya dengan bibirnya.
“Kamu suka dengan apa yang kulakukan kepadamu, Darling?”
Kubilang, “Sejujurnya saya belum pernah mengalami perasaan nikmat seperti ini sebelumnya, you really did a good blow job and I loved it. Thank’s.. darling.”
Sandra terus tiduran dan menarikku untuk berbaring di sampingnya, masih dengan baju yang lengkap kecuali sweater, celana kulepaskan, demikian juga CD-ku. Sandra kucium dan tidak terasa sedikit pun rasa sperma di mulutnya, benar benar bersih. Bibirnya yang tipis khas orang bule dan tidak besar dan lebar enak untuk dicium.
Sandra bilang, “Saya suka mencium bibirmu, bibirmu tebal dan rasanya enak.”
Memang aku punya bibir cukup tebal dan seperti orang Asia lainnya, biasanya bibir kita lebih tebal dibandingkan dengan bibir orang bule.
Aku mengulum bibirnya dan biasanya kalau aku sudah keluar, tidak bisa dengan cepat untuk terangsang lagi. Tapi saat itu aku bisa terangsang lagi, kaos Sandra kuangkat ke atas dan dilepas, dugaanku benar bahwa Sandra tidak pakai BH. Duah dadanya terlihat padat dan kenyal, tidak besar dan tidak kecil. Aku tidak tahu berapa ukurannya, tapi sangat bagus terlihatnya, kulitnya yang putih dan mulus tidak seperti kulit orang bule yang biasanya berpori-pori besar. Sandra dalam hal ini mempunyai pori-pori kecil, putingnya berwarna merah muda dan aerola-nya juga merah. Kukulum putingnya sambil meremas buah dadanya. Dia mengerang sambil mengusap kepalaku dan sekali-kali menjambak rambutku kalau putingnya kugigit kecil. Dengan sangat mudah buah dadanya menjadi merah karena kuhisap.
Tanganku turun ke bawah dan membuka resleting celana dia. Saya turunkan sedikit dan terlihat CD-nya yang berwarna putih dengan renda di atas dan di pinggirannya. Terus kususupkan tanganku ke dalam CD-nya dan mulai meraba mound dan bulu kemaluannya. Seperti yang kubayangkan sebelumnya, bulu kemaluan Sandra tidak tebal dan hampir tidak telihat, karena berwarna pirang seperti warna rambutnya.
Jariku menyentuh ujung dari klit dia dan terasa kulitnya tebal dan klitnya sudah menonjol. Jariku sudah terasa basah. Kuusap-usap perlahan-lahan klitnya sambil saya tekan-tekan sedikit. Setiap kali kutekan, kugigit pelan puting buah dadanya, dan Sandra pasti mengerang dan menjambak rambutku sambil menekan kepalaku ke payudaranya. Jariku menelusuri belahan liang senggamanya dan merasakan kalau labia mayora-nya sangat tebal dan besar. Liang kewanitaan Sandra sudah sangat basah dan berbunyi waktu kugosok dengan jariku. Tangan Sandra terasa turun dan melepaskan celana serta CD-nya. Ini memudahkan tanganku untuk masuk lebih dalam ke liang kenikmatannya.
“I am now pushing harder and deeper into you,” kataku dan Sandra hanya tersenyum sambil mengerang.
Cukup ketat liang senggamanya dan pantatnya diangkat mengikuti irama tanganku. Dari putingnya aku perlahan-lahan turun menciumi badannya, pusarnya dan sampai pada liang kenikmatannya. Labia mayora-nya berwarna merah muda dan dalamnya terlihat merah. Kujilat perlahan-lahan sambil menikmati rasa dan bentuk dari kemaluannya. photomemek.com Aku tidak tergesa-gesa, karena ingin benar-benar menikmati Liang senggamanya. Bibir, mulut dan hidungku basah oleh cairan Sandra dan rasanya asin. Sandra memegang rambut kepalaku sambil diremas-remas dan ditekan ke liang kewanitaannya. Terlihat klitnya sebesar kacang kedele dan keras, ditutupi oleh kulit, terlihat sangat seksi. Dengan ujung lidah, kusentuh klitnya sambil menekan-nekan sedikit. Setiap lidahku menyentuh klitnya, Sandra menggelinjang dan mengerang, rupanya dia sangat sensitif kalau kena klitnya.
Kepalaku diangkat ke atas dan Sandra minta agar aku memasukkan kemaluanku ke dalam liang senggamanya. Kunaik ke atas, dan dengan bantuan tangannya, batang kejantananku diarahkan ke bibir kemaluannya. Oleh Sandra, kepala rudalku digosok-gosok ke bibir kemaluannya dan sekali-kali ditekan ke dalam lubang kemaluannya, terasa sangat geli dan enak. Rupanya Sandra juga tidak tergesa-gesa. Bibir kami terpaut dan lidah saling berpindah mulut. Tanganku sibuk meremas-remas payudaranya. Permainan kami sangat santai dan tidak terburu-buru, sesuatu yang sangat kusukai, yaitu mengikuti irama permainan kami.
Rudalku dan liang senggamanya sudah sangat basah dan kejantananku rasanya sangat tegang dan keras sekali karena digosok-gosok ke bibir kemaluannya. Kadang-kadang terasa ngilu karena geli sekali. Sandra belum memperlihatkan ingin memasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Dengan mata yang terpejam masih menikmati gesekan kedua kulit kami, suara basah dari kemaluan kami menjadi lebih seksi mengikuti irama nafsu kami berdua.
Akhirnya Sandra menekan pantatku dengan tangan yang satu lagi sambil meletakkan senjataku di lubang kenikmatannya. Dengan perlahan-lahan kejantananku ditekan ke dalam lubangnya, dan terasa sangat licin tapi lumayan ketat dan sempit, boleh juga nih Sandra. Kepala kejantananku terasa masuk ke lubang yang sempit dan dengan pelan-pelan terasa seperti dijepit oleh bibir kemaluannya. Begitu kepala keperkasaanku masuk ke dalam, sisanya terasa mudah masuk lebih dalam lagi.
Bibirku digigit pelan-pelan sambil bilang, “I love this feeling, it is so good oocchh,” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Wajahku diciumi seluruhnya sambil terus bilang, “I like this, oouchh.”
Kedua tangannya sekarang dirangkulkan ke badanku dan terasa yang satu sangat basah dan lengket di punggungku, pasti karena love juice kami berdua.
Aku menekan kemaluanku ke dalam sampai seluruhnya masuk sambil pantatku kugoyangkan ke kiri ke kanan dan berputar-putar, seakan-akan lagi menumbuk liang kewanitaannya. Denyut dinding rahimnya terasa sekali memijat alat vitalku. Dengan kemaluanku di dalam, Sandra mendorongku ke samping dan berusaha untuk berada di atasku. Dengan susah payah, akhirnya dia sekarang di atasku dan batang kejantananku tidak lepas dari liang senggamanya. Dengan posisi berjongkok, Sandra mulai memompa burungku dan sekali-kali memutar pantatnya seakan-akan sedang menumbuk rudal panjangku. Rupanya dia membalas apa yang kukerjakan tadi.
Terlihat sangat cantik dan seksi Sandra ini, payudaranya sangat indah dan menantang. Aku setengah duduk berusaha untuk menghisap duah dadanya. Dia mengerang dan gerakannya bertambah cepat, jariku mencari lubang pantatnya yang saat ini menganga karena posisinya yang sedang berjongkok di atas rudal panjangku. Dengan mudah aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Cairan dari kemaluannya dan kemaluanku membasahi lubang pantatnya, dan terasa sangat licin dan lengket.
Aku memasukkan dan mengeluarkan jariku sambil mengikuti irama turun naik badannya. Dia terlihat menikmati sambil melempar kepalanya ke belakang sambil mengerang, “Ooocchh, aachh.”
Aku mencoba memasukkan jari kedua ke dalam lubang pantatnya dan berhasil dengan mudah, lubangnya basah dan licin sekali.
Dengan dua jari di pantat dan batang kejantananku di liang kenikmatannya, Sandra setengah teriak bilang, “I am coming now, jangan berhenti, Darling..!”
Dia berhenti naik turun dan menekan kemaluannya keras-keras ke senjataku dan tidak lama terasa lubang kemaluannya berdenyut dengan keras, dan dia mengerang dengan keras sambil memelukku dengan kuat-kuat. Dengan pijatan bibir kemaluannya, aku tidak dapat menahan diri dan bilang ke dia kalau aku akan keluar juga, “Please give it to me, saya ingin merasakannya di dalam.”
Semprotan sperma terasa sangat kuat dan banyak sekali, padahal tadi aku sudah keluar di mulut Sandra.
Bersamaan dengan semprotanku, Sandra bilang, “I am coming again, oocchh it so goodd..!”
Pantatnya ditekan keras-keras ke bawah, seakan-akan rudal panjangku kurang dalam saja. Kedua jariku kutekan dalam-dalam ke lubang pantatnya sambil digoyang-goyangkan di dalamnya. Terasa batang kejantananku di dalam dibatasi oleh dinding pantat dan rahaimnya. Dengan tetap memelukku, dia merebahkan diri ke tempat tidur, kakinya melingkar di pinggangku dan kejantananku tetap di dalam liang kewanitaannya.
Wajah, mata, dahi, hidung, pokoknya seluruhnya habis diciumi oleh Sandra sambil bilang, “Terima kasih atas percintaan yang indah.”
Aku juga bilang, “Terima kasih karena kamu bisa membuatku keluar dua kali.”
Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi yang sama, yaitu kakinya melingkar di pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Nah itu adalah ceritaku, memang benar-benar “Lucky Man”.,,,,,,,,,,,,,,,,,
TAMAT