Kutaklukan Tubuh Seksi Kakak Tiri dan Mamaku
film bokep – vidio bokep (Cerita Penis Vagina) adalah cerita sex panas terbaru dengan Kutaklukan Tubuh Seksi Kakak Tiri dan Mamaku. Situs ini dikhususkan untuk orang dewasa saja yang berisikan cerita-cerita seru dan terlengkap untuk usia 18 tahun keatas yang dapat meningkatkan nafsu birahi jika ingin mastrubasi atau bersetubuh dengan lawan jenis anda. Selamat membaca.
Sudah sangat lama aku menyimpan hubunganku dengan kakak tiriku yang biasa aku panggil, Mbak Rini sangat menikmati setiap permainan sex yang kami lakukan. Kami melakukannya tanpa sepengetahuan Mamaku, tujuanku sebenarnya adalah untuk menghukum Mama yang sudah berbuat tidak adil terhadap Mbak Rini. Dan kesempatan itupun tiba.
Aku saat ini sudah menginjak kelas 2 SMA. Dan Mbak Rini juga badannya makin dewasa, dadanya makin montok, tubuhnya makin seksi. Yang aku heran adalah aku selalu menyemprotkan air maniku ke dalam rahimnya, tapi sampai sekarang dia tidak hamil-hamil. Padahal aku berharap dia hamil, dan dari hasil hubunganku itu bisa menyelamatkan Mbak Rini dari deritanya, tapi ternyata tidak begitu.
Aku berhubungan dengan Mbak rini tidak setiap hari, sebab kami masih sekolah dan ada orang tua kami di rumah. Aku melakukan kalau sempat saja, tapi setiap permainan kami makin panas saja.
Suatu ketika aku yang masih duduk di kelas 2 SMA baru pulang dari sekolah, aku hanya mendapati Mbak Rini yang ternyata juga baru saja pulang. Aku langsung masuk ke kamarnya, kami kami sekarang sudah terpisah, tapi aku masih sering main ke kamarnnya, dan dia juga ke kamarku. Aku langsung peluk dia dari belakang.
“Mbak, Fariz kangen nih,” kataku, Mbak Rini menoleh sambil tersenyum.
Aku kemudian melepaskan celanaku dan celana dalamku, dan aku rebahan di tempat tidur. Seakan tahu maksudku, Mbak Rini segera memegang batang kontolku lalu dia masukan kedalam mulutnya. Mbak Rini lalu menghisap dan dia kocok dengan mulutnya, sementara dia membuka pakaian sekolahnya. Kini dihadapanku ada seorang gadis yang hanya memakai pakaian dalam sambil mengulum kontolku.
“Ooouuhh… nikmat sekali,” gumamku dalam hati.
Aku menikmati setiap hisapannya, dan terkadang Mbak Rini menjepit kontolku di tengah dadanya. Dia suka sekali melakukan itu. Siang itupun yang terjadi adalah Mbak Rini mengoralku dan memberikan kepuasan terhadapku. Batang kontolku pun mulai keras dan sudah lumayan lama sih Mbak Rini mengulumnya. Aku rasakan beberapa detik lagi aku mau keluar dan aku pun mencengkram pundak Mbak Rini. Dia paham dan mulai mempercepat kocokan mulutnya.
“Aaaakkkhhh….. Mbak…. aku keluarrrrr…..” erangku keras dan kusemprotkan air maniku ke dalam mulutnya.
Dia menghentikan kocokannya, sambil perlahan melepaskan batang kontolku dari mulutnya. Mbak Rini lalu mengurut kontolku lagi agar sperma yang ada diujung kontolku keluar semuanya. Mbak Rini lalu memuntahkan spermaku ke kontolku. Oh… bercampir air liurnya membuatku puas, kontolku serasa disiram air hangat.
“Datang-datang kok langsung pengen sih?” tanya Mbak Rini.
“Iya nih Mbak,” jawabku.
Mbak Rini lalu mengambil tisu dan membersihkan spermaku. Kakak tiriku ini sudah sangat ahli dalam memuaskanku, dan aku ingin tahu bagaimana caranya biar Mamaku takluk padaku, dan mungkin aku punya rencana.
Keesokan harinya Mamaku tidak pergi ke kantor dan Mama mengeluh sakit. Sedangkan Mbak Rini sudah berangkat kesekolah. Aku juga tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pokoknya hari ini aku ingin Mamaku takluk kepadaku. Langkah pertama adalah aku ke kamar Mama.
“Lho, Ma.. ngak berangkat?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Mama lagi flu nih, ngak enak badan,” jawabnya.
Mamaku itu walaupun usianya sudah hampir 40 tahun, tapi boleh dibilang dia sangat menjaga tubuhnya. Mama masih seksi, pantatnya yang montok dan dadanya masih menggairahkan. filmbokepjepang.sex Aku sama sekali tidak melihat keriput di wajahnya, sepertinya Mama sangat rajin merawat tubuhnya. Kebetulan hari itu Papa tiriku sedang ada tugas kerjaan di luar kota, jadinya aku dan Mamaku sendirian di rumah.
“Waduh…. gimana tuh Ma?” tanyaku.
“Ya akhirnya Mama ngak masuk,” jawabnya singkat.
“Sudah mandi Ma? Mau Fariz mandiin gak?” tanyaku.
“Belum, dan terima kasih, Mama bisa mandi sendiri,” jawabnya.
“Tapi Mama kan sakit, biar Fariz yang mandiin saja,” kataku merayu.
“Ngak ah, anak Mama kan sudah besar, masak mau mandi bareng Mama?” jawab Mamaku.
“Kan anak sendiri Ma, emangnya gak boleh? Takut kenapa-napa ya Mama ngeres!” tanyaku.
Mamaku tertawa, “Yeehh… kan Fariz sudah punya pacar, ntar pacarnya cemburu lagi,” kata Mamaku.
“Pacar? Ngak punya tuh Ma,” jawabku singkat. “Kalau boleh sih, biar Fariz yang mandiin Mama, kalau gak juga gak apa-apa,” kataku lagi.
Mamaku diam sejenak, mungkin dia harus berpikir logis dan akhirnya jawabannya, “Baiklah, Mama akan ijinkan, lagipula anak Mama ini sedikit genit,” kata Mama.
Dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Pertama-tama Mama melepaskan bajunya, dia memang sedikit lelah, bisa dilihat dari matanya. Mamaku benar-benar telanjang di hadapanku, walaupun dia membelakangiku, aku bisa melihat mulusnya tubuh Mamaku. Lalu dia mengambil handuk piyamanya dan dia pakai.
“Yukk” ajak Mama.
Aku pun ikut, aku lepas semua pakaianku dan hanya pakai handuk untuk menutupi pinggangku. Kami pun ada di di dalam kamar mandi sekarang, di dalam bathup, Mama membelakangiku dan melepas piyamanya, aku juga melepaskan handukku. Air shower mengucur deras dari atas dan membasahi tubuhku dan tubuh Mamaku dengan air hangat. Kumpulan Cerita Sex yang terlengkap
“Sini Ma, Fariz gosok,” kataku.
Mama menurut saja, akupun mengambil sabun dan menggosok punggung Mama. Dan perlahan akupun mendekat hingga sekarang kakiku melingkar di pinggangnya serta kontolku menempel di pantatnya. Otomatis kontolku menegang, posisi itu sangat pas untuk dibuat bercinta, tapi aku tidak mau memulainya, aku ingin Mama benar-benar takluk kepadaku. Mama mungkin merasakan kontolku yang tegang.
“Wah, anak Mama sudah panas ternyata,” kata Mama.
“Iya dong Ma, normal, lagian lihat wanita secantik ini kok,” kataku.
Mama hanya tertawa dan akupun mulai mengusap-usap punggung Mama sambil aku memijatnya. Awalnya pijatanku hanya dipundak, lalu turun ke punggung dan tampak Mama sangat menikmatinya. Aku pun agak sedikit berani menyentuh payudarannya, dan ternyata Mama tidak marah.
“Ma… bagian belakang sudah nih, bagian depan dong,” kataku.
Mama membalikkan badan, dan bisa dibilang pertama kali pandangannya tertuju pada batang kontolku yang sudah berdiri dengan tegak.
“Burung anak Mama ini ternyata besar juga ya,” kata Mamaku sambil mencubitnya.
“Auuwww… Ma..” kataku sedikit manja.
“Sama Mama sendriri kok bisa terangsang sih?” tanya Mama.
“Lha mau gimana lagi Ma, Mama masih seksi, masih berisi dan benar-benar mulus. Jadi wajar kalau aku jadi horny,” kataku.
“Bisa saja anak Mama merayu,” kata Mama.
Aku pun mengusap tubuh Mama bagian depan, tidak lupa aku usap dadanya. Awalnya aku takut untuk menyentuhnya, tapi aku perlahan menyentuh bagian dada atas lalu mulai ke bawah. Awa;mnya sih hanya menggosok, tapi kemudian aku sedikit memberikan pijatan. Tampak Mama hanya memejamkan mata, serasa menikmatinya. Aku lalu menggosok ketiak Mama, tangannya, pahanya. kakinya. Perlu diketahui, posisi kontolku dan memek Mama saat itu sangat dekat, aku seakan sudah siap untuk menusukkan batang kontolku kalau aku mau.
“Sudah Ma, gantian dong,” kataku.
Mama seperti tersambar petir, dia membuka matanya dan agak gugup. Lalu Mama mengambil sabun dan menggosok dadaku, perutku dan dia agak canggung untuk menggosok batang kontolku.
“Kenapa Ma?” tanyaku ketika Mama berhenti mau menggosoknya. “Kasih sabun dong Ma.”
Mama pun akhirnya menggosok batang kontolku. Oh… rasanya luar biasa, jemari Mamaku yang lentik dan bersabun itupun menggosok batang kontolku. Aku pun hanya bisa memejamkan mata dan mendesah.
“Aaahh.. enak Ma… Uuuhh…” desahku.
“Wahh… anak Mama kok begitu sih?” kata Mama.
“Ayo dong Ma, terusin jangan berhenti plisss… sudah terlanjur basah nih,” kataku.
“Tapi cuma ini aja ya!” kata Mama. “Janji?”
“Janji deh Ma,” kataku.
Mama pun akhirnya mengurut batang kontolku, terlihat Mama sangat profesional sekali. Batang kontolku terus dikocok dengan kedua tangannya, aku tahu Mama juga terangsang. Terlihat sekali nafasnya juga seakan memburu dan Mama menikmati pemandangan diriku yang terangsang akibat kocokan tangannya.
“Ooohhh Ma…. Mama sangat seksi… Aaakkkhh…” kataku merancau. Mama hanya diam saja.
“Maa…. Ooohh…”
Aku memberanikan diri untuk menyentuh dadanya, Mama hanya membiarkan tanganku yang sedang bekerja. Aku dikocoknya dengan sedikit lebih cepat dari sebelumnya, dan kalau ini terus-terusan aku bisa jebol nih. Aku melihat Mama melihat kontolku, dia seakan menikmatinya, kulihat memeknya yang bersih tanpa rambut itu benar-benar mulai dekat dengan buah zakarku. Aku mencoba bergeser sedikit dan akhirnya memek Mama dan buah zakarku bersentuhan. Sensasi ini sungguh nikmat, Mama tampak menikmatinya juga. Dia menyembunyikannya dengan cara mempercepat kocokan kontolku. Rasanya aku mau meledak.
Dan, “Aaahhh….. Maa…. Oohhh…. aaku…. keluar….. Maa…….” erangku keras sekali.
Bersamaan dengan spermaku muncrat ke mana-mana dan tampak sebagian ke wajah Mama. Nafasku tersengal-sengal dan Mama tampak merasa aneh. Aku melihat ke wajahnya bisa kulihat sedikit sperma menempel di dahinya Mamaku membersihkannya.
“Sudah ya Riz… anak Mama baru saja onani pakai tangan Mama ternyata cukup besar juga punyamu.” kata Mama.
“Mama mau merasakan gak?” tanyaku sedikit berani.
“Huusss.. kamu itu anankku, cukup ini aja!” kata Mama.
“Kalau gitu sekarang gantian Ma,” kataku.
“Maksudmu?”
Tanpa berlama-lama, aku langsung menyentuh kewanitaannya. Mamaku agak kaget dan langsung berpegangan pada bathup. Aku gesek-gesek itilnya, hal yang sama aku lakukan padanya seperti dia melakukan padaku. Aku terus menggesek-geseknya sambil kumasukkan jari telunjukku ke dalamnya. Mama tidak protes, dia malah menikmatinya, bahkan sekarang Mama benar-benar basah sekali.
“Ooouuhh… Riz… aaakkhhh… kontolmu besar Riz…. Aakkkhh…” Mama mulau merancau.
Dan tiba-tiba dia memelukku dan mencengkramku kuat. Aku percepat gesekan tanganku di dalam lubang memeknya, lalu Mama menjerit, nafasnya tersengal-sengal. Mama ngak ngerasa kalalu dadanya menempel di dadaku, aku keluarkan tanganku dan kulingkarkan di pinggang Mama lalu kontolku menempel di perutnya. filmbokepjepang.sex Dia seakan bertumpu pada pundakku. Mungkin Mama lagi sakit makanya dia capek luar biasa, lama sekali Mama memelukku, lalu dia kembali ke posisinya semula. Mama lalu menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya, setelah dia membersihkan tubuhnya, Mama beranjak dari bathup dan pergi meninggalkanku sendirian.
Kejadian itu pasti diingat Mama terus, malamnya Mama nonton tv di ruang tamu, sedangkan Mbak Rini lagi ada urusan ke rumah kakaknya sepertinya penting dan harus menginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini hanya ada aku dan Mamaku.
Aku onani di kamarku, sambil membayangkan Mama, aku sengaja melakukannya agar Mama melihatku. Biasanya Mama tidur jam 9 malam. Saat itu sudah jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Mama mematikan tv-nya dan berjalan ke kamarnya. Saat itu aku sengaja membuka sedikit pintu kamarku agar bisa dilihatnya.
“Ohhh.. Mama… aaakkhh… aakkkhhh.. ayo Ma… digoyang Ma… iya… aaakkhh…” kataku sambil mengocok kontolku.
Mamaku melihat itu, dia mengintipnya dari pintu. Aku tidak menghiraukannya, aku terus beronani hingga spermaku mau keluar. “Ma….. Fariz mau sampe nih Ma…. keluarin di mulut Mama aja ya… aaakkkhh… akkkhh… Ma…. nihh Ma….” desahku. Crottt… spermaku keluar dan membasahi tanganku. Mamaku melihat itu semua dari pintu, lalu sebelum aku membersihkan spermaku, Mama sudah pergi.
Keesokan paginya, Mama tampak agak aneh, kami diam saja di meja makan Lalu Mama bertanya, “Fariz?”
“Iya Ma,” tanyaku.
“Kenapa Fariz berfantasi tentang Mama? Bukannya masih ada cewek lain?” kata Mamaku.
“Habis peristiwa kemarin benar-benar membuar Fariz terangsang Ma,” jawabku.
“Jangan Fariz, aku ini Mamamu,” kata Mama. “Ngak sepantasnya anak sendiri ingin menyetubuhi Mamanya.”
“Tapi Mama kemarin menikmatinya kan?” tanyaku.
“Jaga mulutmu!” jawabnya.
“Sudah deh Ma, gak usah munafik,” kataku.
PLAKK!!! Mama menamparku, aku sedikit frustasi lalu aku meninggalkan meja makan dan menuju ke ruang keluarga. Aku nyalakan video player, setelah agak beberapa lama kemudian muncullah tayangan yang tidak diduga oleh Mama. Aku sebentarnya memasang kamera di kamar mandi Mama saat Mama mengonani aku dan aku menggesek-geseknya, Mama terkejut.
“Apa itu Fariz? Apa?” tanya Mama.
“Ini video copy Ma, kalau Mama ngak mau ini ada di tangan Papa sekarang, Maka Mama harus turuti kemauan Fariz,” kataku tegas.
“Apa maksudmu?” tanya Mama.
“Fariz telah mengcopy banyak sekali video ini dan Fariz kirim ke teman-teman Fariz. Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Fariz, makan video ini ngak cuma ke Papa saja, tapi juga ke teman, dan orang lain atau mungkin tersebar di internet,” kataku.
“Kurang ajar kamu ya,” kata Mamaku marah dan langsung mematikan videonya.
“Eiit.. ingat Ma, aku masih punya copy-an dan aku tidak menggertak,” kataku.
“Apa maumu Riz? Aku ini Mamamu!” katanya.
“Aku tahu, dan aku ingin Mama jadi budakku untuk selamanya,” kataku.
Mama tiba-tiba berlutut dihadapanku, “Pliss Riz.. Mama mohon jangan lakukan itu…” Mama tampak menangis.
Dia benar-benar tidak ingin video itu tersebar ataupun menuruti kemauanku, “Simpel aja kok Ma, Mama turuti aku aja,” kataku.
Mama agak berpikir panjang, aku biarkan dia berlutut sambil menundukkan kepalanya. Tapi aku tidak mau menunggu, aku melepaskan pakaianku satu per satu hingga sekarang aku tidak pakai pakaian apapaun. Mama melihatku.
“Mau apa kamu?” tanya Mama.
“Mama adalah budakku sekarang, terima kenyataan ini deh Ma,” kataku.
Mama benar-benar tidak bisa apa-apa, dia hanya pasrah. Aku pun makin menguasai keadaan dan Mama aku bopong ke sofa. Di sana aku lucuti semua pakaiannya, Mama sekarang benar-benar pasrah, air matanya mengalir. Aku ciumi bibirnya, kulumat lidahnya, kuhisap, lalu kuremas dadanya. Aku menyusu kepadanya sebagaimana aku menyusu ketika masih bayi.
Mama hanya memejamkan mata, “Nikmati saja Ma, Fariz akan berikan kepuasan yang tidak diberikan oleh Papa.” kataku.
Aku menciumi seluruh tubuhnya, ketiaknya, bahunya, dadanya, putingnya yang berwarna coklat, pusarnya, pahanya, dan ketika aku hisap jempol kakinya, Mama menggelinjang. Sepertinya Mama benar-benar pasrah, kuketahui setiap ciumanku ditubuhnya dia mendesah.
Aku pun langsung ke memeknya, dan tanpa basa-basi aku jilati tempat itu, tempat dimana aku lahir dulu. Aku jilati, aku basahi dengan ludahku, aku lumat, aku jilati itilnya, Mama ngak tahan. Cairan kewanitaannya sangat banyak yang keluar. Mungkin Mama sudah orgasme.
“Riz… aaahh… Riz…. jangan Riz… plis…. jangan perkosa Mama,” kata Mama memohon.
Tapi aku tidak tinggal diam, Mama meremas rambutku, lalu aku naik ke perutnya payudaranya kuhisap lagi. Akitifitasku aku hentikan dan aku sudah siap menancapkan kontolku sekarang. filmbokepjepang.sex Mama melihat moncong kontolku, lalu dia pasrah dan tahu bahwa batang itu akan masuk ke dalam memeknya. Dan benar, aku memasukkannya perlahan, pertama-tama hanya seperempat yang masuk ujungnya saja. Mamaku sudah bergelinjang, lalu aku tekan sedikit hingga setengah yang masu. Itu pun sudah aku goyang maju mundur memeknya sangat basah, cairan kewanitaannya sangat banyak. Dia mungkun sudah orgasme lebih dulu. Aku terus menekannya hingga penuh benar batang kontolku masuk. Mama tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, malah dia mengimbagiku dengan menekan pantatnya ke atas.
Aku pun segera menggoyangnya maju mundur, lalu kutindih Mamaku, dada kami bersatu dan kucium bibirnya. Pantatnya bergoyang seperti bor, mencoba menuju puncak untuk mengeluarkan spermaku. Aku tidak merasa puas dengan posisi seperti ini. Aku kemudian menghentikan gerakanku, kubalikkan tubuh Mamaku yang lemas, lalu aku sodok dia dari belakang. Pantatnya sangat seksi benar sekali. Sensasi doggy style ini luar biasa. Mama hanya berkata.
“Aaakkhh… aakkkkhhh… Riz… terus…. ooohhh….” erang Mamaku.
“Enak Ma?” tanyaku.
“Fariz… aaakkhh.. terus Riz… perkosa Mama Riz… Perkosa Mama….” katanya merancau.
Aku pun tidak tinggal diam, kupompa lebih cepat lagi, Oh… pantatnya benar-benar merangsangku dan aku tidak tahan lagi. “Ouuuhh… Ma… Fariz mau keluar nih…. uuuuhh…” kataku.
“Akkkhhh… Keluarin Riz… Mama juga keluar…” erang Mama.
Crooottt…. croottt….. crootttt….. banyak sekali spermaku yang keluar ke rahimnya Mama. Aku memeluk Mama dari balakang dan kami pun lemas. Aku peluk Mama sambil meremas dadanya, sedangkan kontolku masih tertancap di memeknya. Posisi kami idatas soda dengan kedua tanganku meremas dadanya, tubuh kami bersandar di sofa, nafas kami terengah-engah. Kami pun akhirnya tertidur.
Satu jam kemudian aku terbangun, Mama sudah tidak kupeluk lagi, dia duduk bersandar sofa, Matanya tampak menyesali dan merasa bersalah.
“Kenapa Ma,” tanyaku.
“Fariz tega sekali sama Mama,” jawabnya.
“Tapi Mama suka kan?” tanyaku.
“Tapi, Mama sudah mengkhianati Papa tirimu dan seharusnya tidak seperti ini,” katanya.
Aku lalu memeluknya dari belakang, “Tidak masalah Ma, ini akan kita jaga rahasia ini akan kita jaga selama Mama menjaga rahasia juga,” kataku.
Mama terdiam lalu aku beranjak dari sofa, aku berdiri dihadapannya. “Kenapa Riz?” tanya Mama.
“Kulum kontol Fariz dong, Fariz belum puas,” kataku.
Mama kali ini langsung menurut, dia memegang ujung kontolku, dengan perlahan dia urut kontolku. Batang kontolku yang masih tidur langsung tegang kembali. Lalu perlahan-lahan dia julurkan lidahnya, dia putar-putar lidahnya ke ujung kontolku, lalu dia masukkan ke mulutnya. Ohh.. nikmat sekali.
Entah berapa lama aku berdiri dengan diberi kenikmatan itu, yang jelas aku benar-benar puas saat spermaku muncrat di dalam mulut Mamaku. Mama menghisapnya sampai habis dan menelannya bulat-bulat.
Setelah kejadian itu, aku jadi makin berani dengan Mamaku. Setiap malam aku selalu minta jatah, setiap hari bahkan Mama mulai mengeluh kalau misalnya hamil bagaimana, aku tidak peduli Mama sekarang adalah budakku.
— S E L E S A I —