Keluarga Oki
- Home
- Cerita Sex
- Keluarga Oki
Aku Oki Setiana Dewi.
Siapa yang tidak kenal aku sekarang. Setelah memerankan beberapa film layar lebar, kini aku lebih dikenal sebagai ustadzah. Setelah peran baruku ini aku semakin mendalami agama dan menutup rapat auratku. Tubuh indahku selama ini hanya kupersembahkan kepada suamiku tercinta. Aku menjalani hidup yang bahagia bersama keluargaku. Rumah tanggaku pun harmonis jauh dari isu miring. Namun sebagai manusia biasa aku tidaklah sepenuhnya bersih dari dosa dan kehidupan duniawi. Aku pun pernah khilaf dan merasakan apa yang namanya syahwat.
Kejadian ini pada saat aku hamil tua anak keduaku. Tinggal sekitar satu setengah bulanan dari prediksi hari dimana aku akan melahirkan. Aku saat ini mengisi sebuah acara kerohanian di sekolah menengah atas di Bandung. Acaranya berlangsung malam hari. Dan di rundown bagianku bada sholat isya. Aku mengisi sampai sekitar pukul 22.00 WIB. Peserta dari acara ini adalah murid kelas sepuluh dari sekolah tersebut. Para peserta diwajibkan menginap di sekolah, ya seperti acara pesantren kilat begitulah. Setelah bagianku acara selanjutnya adalah istirahat malam. Semua peserta maupun panitia tidur di dalam ruang kelas yang telah diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat meregangkan tubuh mereka dengan alas kasur palembang. Cukup sederhana acara ini karena memang diperuntukkan untuk mendidik para murid di sini. Aku tadi ke sini sendiri hanya diantar suamiku dan kemudian dia pergi karena ada pekerjaan lain. Karena tidak ada yang menjemput jadi aku putuskan ikut menginap bersama para murid di sini. Sebenarnya aku difasilitasi penginapan di hotel dekat sekolah, tetapi karena aku pikir sama saja dan di sini malah banyak temannya jadi aku memilih menginap di sekolah. Suasana di sekolah yang tadi begitu ramai berkunjung senyap seiring malam yang semakin larut. Aku pun ikut memejamkan mata di ruang kelas bersama para panitia akhwat yang notabene juga murid kelas sebelas dan duabelas di sekolah tersebut.
Cukup nyenyak tidurku. Aku terbangun sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Aku lihat mereka masih tertidur karena memang di rundown acara dimulai lagi pukul 03.00 WIB. Aku yang masih memakai baju panjang dan jilbab besar bangun dan hendak menuju kamar mandi. Aku ingin buang air kecil dan mencuci muka. Aku lupa bertanya pada murid di situ dimana kamar mandi sekolah. Aku juga tidak enak membangunkan mereka. Alhasil aku berjalan keluar dan mencoba mencari kamar mandi. Aku menuju sudut belakang sekolah, karena dugaanku kamar mandi biasanya berada di sana. Dan aku melihat tanda panah yang bertuliskan toilet. Aku segera mengikuti arah tersebut. Sampai aku melewati tiga ruangan berjajar yang letaknya cukup di sudut sekolah. Kamar mandi persis di samping ruangan paling ujung. Dua ruangan lampunya tidak menyala. Tetapi ruangan paling ujung lampunya menyala. Dan ada hal yang janggal. Aku lirih mendengar suara desahan dan erangan dari ruangan tersebut. Aku mendekati ruangan tersebut. Aku kira ada murid di sekolah tersebut yang sedang melakukan hal yang tidak seharusnya. Aku intip dari kaca jendela, tetapi tak kudapati ada yang bercinta di sana. Aku hanya mendapati seorang murid laki-laki dengan kaos dan celana pendek sedang tertidur di bangku panjang dengan sarung yang tergeletak di bawahnya. Aku yang penasaran dengan suara tadi memutuskan untuk memasuki ruangan tersebut. Kebetulan juga pintunya tidak dikunci. Perlahan aku masuk ruangan tersebut. Aku mendekati bangku panjang tempat anak tadi tertidur. Aku semakin jelas mendengar suara orang sedang melampiaskan syahwatnya. Aku mendapati suara tersebut berasal dari sebuah handphone yang memutar video porno. Mengambil handphone tersebut dan hendak membangunkan sang anak kemudian menegurnya. Tetapi entah ada apa dengan tubuhku. Aku panas dingin mendengar suara erangan dari video tersebut. Aku lihat adegan di layarnya seorang wanita jepang setengah baya sedang bercinta dengan seorang negro yang terlihat lebih muda darinya. Aku melihat penis lelaki itu begitu besar dan panjang menerobos vagina wanita tersebut dengan gaya konvensional. Lelaki tersebut semakin cepat memompa penisnya keluar masuk vagina wanita berkacamata itu. Aku yang sempat geram dan ingin menegur anak tadi malah menikmati apa yang sedang tersaji di layar handphone tersebut. Entah apakah aku sedang terangsang. Aku malah terpaku pada penis lelaki tersebut yang begitu berurat menikmati jepita wanita di bawahnya. Ya, aku mulai terangsang, apalagi aku sudah lama tak dijamah suamiku semenjak perutku semakin membesar. Aku malah begitu terangsang dan tanpa sadar aku meremasi payudaraku sendiri. Aku menyusupkan tangan kiriku ke balik jilbab panjangku dan meremasi payudaraku sendiri. Aku tak memikirkan aku sedang dimana, yang ada di benakku sekarang hanyalah syahwatku yang tak tersalurkan. Aku kemudian memandang anak yang tadi tetap tertidur pulas tanpa menyadari aku di sampingnya. Aku lihat dia tidak terlalu ganteng. Aku kemudian terhenyak melihat celana anak itu menggembung. Aku yang sedang terangsang sempat ragu, tetapi akhirnya aku mendekati bagian bawah anak yang tidur terlentang tersebut. Aku pandangi celana anak itu sambil terus meremasi payudaraku. Aku begitu terangsang saat itu. Syahwatku sudah di ubun-ubun aku mencoba menyentuh gembungan tersebut. Aku merasakan penis anak itu begitu tegang dan aku tau kalau dia tidak memakai celana dalam. Aku mencoba meremas penis tersebut dari luar celana pendek. Aku sempat deg-degan karena takut anak itu bangun. Tapi dia masih terelap. Karena syahwatku sudah di ujung, aku begitu nekat menarik celana anak itu. Cukup sulit, tetapi perlahan aku melihat penis coklat kehitaman itu lolos dari celananya. Aku menghentikan aksiku sejenak untuk memastikan anak itu tidak terbangun. Aku pandangi penis anak itu. Tidak lebih panjang dan besar daripada punya suamiku. Sambil melihat penis anak itu, aku terus meremasi payudaraku. Putingku semakin mengeras. Aku benar-benar terangsang. Entah setan mana yang lewat, aku langsung mencaplok penis yang ada di hadapanku.
HAP!!!
Aku melumat penis anak itu. Aku diamkan sebentar penis itu di dalam mulutku. Aku perhatikan wajah anak itu masih nyenyak tertidur walau tadi sempat agak terusik. Begitu wajahnya mulai tenang aku mengeluarkan penis anak itu. Aku kemudian melanjutkan aksiku dengan menjilati batang penis itu. Aku semakin kesetanan. Cuma ada nafsu syahwat di otakku sekarang. Aku pun terus meremasi payudaraku. Memilin putingku di balik jilbabku. Penis itu begitu tegak berdiri dihadapanku. Aku semakin bernafsu. Aku mencoba menjilat buah zakarnya. Dan ketika aku mencoba mengulum buah zakarnya, tiba-tiba
Augh tak sengaja gigiku mengenai buah zakarnya dan dia terbangun.
Seketika aku kaget setengah mati. Tetapi buah zakar anak itu masih di dalam mulutku. Aku dengan muka pucat pasi menatap wajah anak itu.
Teh Oki? Cuma itu yang diucapkan anak itu dan kemudian melongo tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.
Aku yang tadinya kaget tiba-tiba dikuasai kembali oleh nafsu syahwatku. Aku sudah tak memperdulikan lagi apa yang akan diperbuat anak itu. Aku malah kembali mengulum buah zakar itu. Aku hisap-hisap dan memainkan lidahku di sana. Anak itu hanya meringis sambil masih belum percaya apa yang terjadi. Aku kemudian melepas kulumanku dan meludahkan bulu kemaluan anak itu yang rontok di mulutku.
Aku pandangi wajah anak itu. Masih tetap kebingungan. Suasana sangat hening di sana. Tanganku masih di balik jilbabku. Aku yang sangat bernafsu dengan muka merah padam langsung kembali mencaplok penis yang ada di hadapanku. Anak itu Cuma meringis merasakan mulutku mengulum penisnya. Air liurku begitu banyak membasahi penis yang aku urut-urut dengan mulutku. Aku semakin mempercepat aksiku. Pinggang anak itu mulai bergoyang-goyang. Tadi dia tetap tidak berani menyantuhku. Dia hanya berpegangan pada meja alas tidurnya. Tanganku pun tak menyentuhnya. Hanya meremasi payudaraku sendiri. Aku mempercepat kulumanku. Tetapi terkadang aku berhenti dengan penis di dalam mulutku, kemudian mengurut-urut lagi. Aku lumat seperti permen lolipop. Aku mainkan lidahku di lubang kencingnya. Kepalaku yang masih tetap terbalut jilbab lebar maju mundur dengan penis di mulutku.
Anak itu mendesis keenakkan dan mendongakkan kepalanya menikmati kulumanku. Setelah cukup lama aku mempermainkan penisnya, aku merasakan penisnya menegang kaku. Aku merasakan dia akan memuntahkan lahar panasnya. Aku bukannya mencabut penis itu tetapi malah semakin cepat mengulumnya dan menghisapnya lebih kuat. Dan benar saja, tiba-tiba tubuh anak itu menegang dan penisnya berkedut-kedut memuncratkan isinya dengan sangat kuat.
Crot crot crot, banyak sekali sperma yang keluar di mulutku. Wajah anak itu masih mendongak ke atas dan menikmati orgasmenya. Berkali-kali semprotan itu aku rasakan meledak di mulutku. filmbokepjepang.com Aku dengan segera menelan sperma itu karena semakin lama mulutku semakin penuh sperma dan hampir meluber keluar. Aku menelan semua sperma itu. Kemudian aku melepas kulumanku dan memandangi wajah anak itu merah merona. Dia terengah-engah seperti habis lari keliling lapangan. Penis itu mulai mengecil dan masih blepotan sperma bercampur air liurku. Penis itu ambruk tak berdaya. Aku kemudian kembali mengulum penis itu dengan maksud membersihkan sisa-sisa sperma di penisnya. Aku hisap dan jilati penis itu sampai bersih. Dan aku menyudahi aksi blowjobku ini. Aku menarik ke atas celana anak itu menutupi penis itu.
Sebenarnya nafsuku masih di ubun-ubun. Tetapi aku mulai mendengar bahwa ada aktivitas yang sudah terjadi di luar sana. Aku lihat jam juga sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB. Aku kemudian berjalan keluar ruangan meninggalkan anak itu yang masih memandangiku dengan ekspresi tidak percaya. Aku menuju kamar mandi di samping ruangan itu yang menjadi tujuanku sebenarnya. Aku kemudian buang air kecil dan kurasakan kemaluanku begitu basah dengan lendirku. Tetapi walaupun aku sudah begitu terangsang sampai celana dalamku basah kuyup, aku harus menunda syahwatku ini. Aku kembali ke kamar tempat aku tidur. Aku melewati ruangan tadi. Aku melihat anak yang sedari tadi tiduran sudah bangkit duduk memandangi aku yang lewat dengan ekspresi sama seperti tadi. Aku sudah di ruang tidurku. Aku mencari tasku dan mengambil dompetku. Aku lihat murid lainnya juga sudah mulai bangun. Aku kemudian kembali menuju ruang terkutuk tadi sampai sedikit menitikkan air mata. Kutahan jangan sampai menetes dan aku begitu meratapi apa yang sudah aku lakukan tadi. Begitu hinanya aku melakukan perbuatan cabulku itu dengan lelaki selain suamiku. Sampai di sana, anak itu masih terduduk. Aku kemudian meletakkan beberapa lembar uang seratusan ribu dipangkuan anak itu. Anak itu terlihat bingung.
Tolong jangan bilang siapa-siapa! Cuma itu yang ku katakan dan aku kembali ke ruang tidurku. Aku mulai beraktivitas dengan para murid lainnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tetapi hatiku masih menangis meratapi apa yang telah aku lakukan.,,,,,,,,,,,,,,,,,