Dapat Jatah Hisapan Memek Sepupu Istri
Saat pesta pernikahanku dengan istriku yang di gelar di sebuah gedung yang sangat megah, sebelum H kami acara pernikahan kami kedatangan tamu yang paling awal sendiri untuk bertemu kita berdua dan mengucapkan selamat pada aku dan istriku, istriku memperkenalkan kepadaku kalau dia adalah sepupunya namanya Vania yang tinggalnya di Bengkulu.
Selama setahun pernikahan kami berjalan ini, kami pernah ke Bengkulu dan mampir di rumah Vania. Ternyata dia juga sudah menikah dengan seorang pengusaha katanya. Rumah Vania tak jauh dari rumah orang tuanya alias tante istri saya.
Genap 2 tahun perkawinan kami, kami sudah dikarunai seorang anak laki-laki yang sehat dan saat itu masih berusia 27 hari. Berarti sudah 1 bulan lebih adik kecilku di selangkangan nganggur.
Aku ditugaskan ke bengkulu karena urusan kantor selama 2 hari dan terpaksa harus menginap dibengkulu. Iseng iseng Aku main ke rumah Vania. Belakangan Aku tahu suami Vania mempunyai usaha di Surabaya, dan cuma pulang ke Bengkulu seminggu sekali di hari sabtu, dan hari senin balik lagi ke Surabaya.
Kami ngobrol banyak perihal keluarga dan tak terasa malam semakin larut, niat utk menginap di rumah Vania sejak siang tadi sudah menjadi cita cita, tetapi dengan alasan yang dibuat buat, Aku bangkit berdiri ingin pamitan.
“Lho… mau kemana?”
“Mau balik ke penginapan” jawabku.
“Udah malam nih mas, tanggung nginap disini aja, kan ada kamar kosong tuh, paling depan. Lagian suamiku di surabaya kok, sepi rasanya rumah gak ada laki-lakinya”
“Bi ijah udah tidur dari tadi, jam 8 sudah ndengkur malah” tambahnya lagi.
Aku bersorak dalam hati, “Horeee umpanku berhasil juga” pikirku.
Kemudian lagi tambahnya, “Vania paling seneng nonton serial komedi di TV tetapi acaranya malam bener, kalo sendiri Vania kadang takut dirumah sebesar ini ”
Ternyata acara itu sedang menayangkan cerita selingkuh selingkuhan dengan gaya kocak, sayapun menikmatinya. Kami duduk berdekatan disofa yang panjang, sambil minum coca cola dan kacang garuda yang Aku bawa tadi sore. dia asik menatap adegan demi adegan di TV, Aku meliriknya,
“achhhhhh sepupu istriku ini memang cantik dan lincah, juga periang” Bisikku dalam hati.
Jika ada adegan lucu yang membuatnya tertawa lebar, terkadang kepalanya disandarkannya ke bahu saya, seakan mengajak Aku ikut tertawa. Yeah, Aku ikut tertawa tetapi adik kecil Aku malah marah, maklum sudah 1 bulan lebih gak berendam, dan akhirnya Aku beranikan diri saat dia akan menyandarkan kepalanya malah bibir Aku yang Aku sodorkan dan
“cuupp…”
Tepat di pipi kirinya. dia menatap Aku sejenak, sambil meninju kaki Aku seakan kejadian itu juga lucu, dia cuma senyum, tak marah.
“achhhhhhhh aku harus lanjutkan perjuanganku demi adik kecilku” Kata Aku dalam hati.
Aku dekatkan badan saya, kami duduk rapat sekali, tangan Aku melingkar diatas pundaknya dan dia cuma diam. Aku tarik badannya mendekati badan saya, dia juga diam. Aku balikkan wajahnya, Aku kecup bibirnya pelan, selembut mungkin, dia hanyut.
Ciuman Aku dibibirnya terbalas, lidahnya bergoyang dalam mulut saya, kami pun berpagutan. Akhirnya dengan tak diketahui siapa yang mulai kami berdiri, TV kami matikan, kami berjalan kekamar paling depan.
Kami berpagutan lagi, dasternya Aku lepas, BH nya juga sudah lepas, kami bergumul diatas ranjang,. Foreplay berlangsung sangat singkat, kemaluan Aku sudah sangat mendesak, dan akhirnya berendamlah adik kecil saya. 45 menit berlalu, permainan kami berlangsung dengan ganasnya, ternyata nafsu Vania sangat besar, dan iapun mendapatkan orgasmenya yang pertama, Kami terdiam sesaat kemudian,
“Aku kepengen pipisss sayang, aku ke kamar mandi dulu yah… boleh?” pintanya memecah kesunyian.
Kami masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku.
“Boleh, tetapi jangan lama-lama ya, aku belum apa-apa nih…” ujarku jahil sambil tersenyum.
Sambil mencubit pinggang Aku Vania melepas pelukannya, melepas kontol Aku yang bersarang di liang memeknya sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran kontol Aku dan didinding-dinding memeknya yang memisah untuk kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar mandi.
Aku menatetapi Vania berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali pemandangan tubuhnya dari belakang, putih mulus dan tanpa cacat.
Karena tak sabar Aku pun menyusul Vania ke kamar mandi. Aku peluk tubuhnya dari belakang sambil Aku ciumi leher belakangnya. Lalu Aku menyuruh dia sedikit menunging agar Aku bisa memasukkan kontol Aku yang sudah mengeras ini ke liang memeknya.
Vania mendesah menikmati setiap sodokan kontol Aku di memeknya. Tak berapa lama kemudian Vania pun kembali orgasme. Tubuh Vania mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya untuk kemudian kembali mengendur meskipun memeknya masih mengempot dan menghisap-hisap, Aku diam dan kubiarkan Vania menikmati sensasi kenikmatan klimaksnya.
“Ahh… punyamu enak ya Vania, bisa ngempot-ngempot gini” ujarku memuji
“Enak mana sama punya isterimu?” tanyanya sambil menghadap kearah wajahku dibelakangnya dan tersenyum
“Punyamu hisapannya lebih hebat. mmhh…” Aku cium mesra bibirnya dan Vania memejamkan matanya. Kemudian Aku cabut kontol saya.
“Ploop” “Aahh…” Vania agak menjerit, dan cepat Aku gandeng tangannya keluar dari kamar mandi dan kembali ketempat tidur.
Sesudah Vania merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, Aku berada diatasnya sambil Aku ciumi dan kAku lumat bibir mungilnya.
“Mmhh… mmhh…” tangan kanannya meremas-remas kontol Aku yang masih saja gagah sesudah 2 jam bertempur.
“Kamu hebat mas, udah 2 jam masih keras aja. Dan kamu bener-bener bikin aku puas.” puji Vania.
“Sekali lagi yaa, yang ini gong nya, aku bikin kamu puas dan nggak akan ngelupain Aku selamanya, oke?!” balasku.
Aku mulai menggeser tubuh Aku dan mengangkanginya, kemudian tangan Aku menuntun kontol Aku memasuki liang memeknya menuju pertempuran terakhir pada hari itu.
“Sleepp”
“Auuwhh…” Vania agak menjerit.
Perlahan tetapi mantap Aku dorong kontol saya, sambil terus Aku tatap wajah manis wanita ini. Vania merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya dengan nafas memburu menahan kenikmatan yang amat sangat di didinding-dinding memeknya yang becek.
“Hehhnghh… engghh.. aahh…!!” erangnya.
Aku mulai memaju mundurkan gerakan pinggul saya, perlahan-lahan makin lama makin cepat, makin cepat, dan makin cepat. Sementara Vania yang berada dibawah Aku mulai melingkarkan kedua kaki indahnya kepinggang Aku dan kedua tangannya memegang kedua tangan Aku yang sedang menyangga tubuh saya. Vania mengerang-erang, mendesah-desah dan melenguh-lenguh,
“Aahh… oohh… sshhh… aaahh… enghh… aahh… mass… aahh… teruss… teruss mas.. oouchh… enghhh…”
Sementara Aku pun terbawa suasana, dengusan nafas kami berdua yang memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, dan melenguh bersamanya.
“Enghh… Tiinaaa… oouhh… ennakh… sayang…??” tanya saya
“He eh… enghh… aahh… enghh… enakhh… banghethh… mass… aaahh…” lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil dari bibir mungilnya.
“Oohh… maasss… oouchh… enghh…”
Tubuhnya mulai menggelinjang dan kelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggang saya. Kami terus memacu irama persetubuhan kami, Aku yang bergerak turun naik memompa dan merojok-rojok batang kontol Aku kedalam liang memeknya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Vania yang menimbulkan sensasi memilin-milin di batang kontol saya, nikmat sekali.
Aku lepas pelukan Aku untuk kemudian Aku merubah posisi yang tadinya menidurinya ke posisi duduk. Aku angkat kedua kaki Vania yang indah dengan kedua tangan Aku dan Aku buka lebar-lebar untuk kembali Aku pompa batang kontol Aku kedalam liang memeknya yang makin basah dan makin menghisap-hisap.
“Enghh… maasss… oohhh… saa… yang… aahhh…”
Kedua tangan Vania meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan dari bibir mungilnya yang tak berhenti. Kepalanya terangguk-angguk dan badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuh Aku yang makin beringas.
Kemudian Aku mengubah posisi kedua kaki Vania untuk bersandar dipundak saya. Sementara agak Aku dorong tubuh Aku kedepan, kedua tangan Aku serta merta bergerak ke kedua buah dadanya untuk meremas-remas payudaranya yang bulat membusung dan memuntir-puntir puting susunya kenyal dan mengeras tanpa Aku hentikan penetrasi kontol Aku kedalam liang memeknya yang hangat dan basah. Vania tak berhenti merintih dan mendesah sambil dahinya mengernyit menahan klimaksnya agar kami lebih lama menikmati permainan yang makin lama semakin nikmat dan membawa kami melayang jauh.
“Oohh… aahhh… mas… enghh… eeeenn… nnak… aahhh… mmhhh … aahh… enghh… oohh…” desahan dan rintihan Vania menikmati gesekan-gesekan batang kontol dan rojokan-rojokan kepala kontol Aku berirama merangsang sayau untuk makin memacu pompaan saya, nafas kami saling memburu.
Sesudah mulai kurasakan ada desakan dari dalam tubuh Aku menuju kontol saya, Aku merubah posisi lagi. Kedua tangan Aku bersangga pada siku-siku tangan Aku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya.
Sambil Aku merapatkan tubuh Aku diatas tubuh Vania, kedua kaki Vania mulai menjepit pinggang Aku lagi untuk memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman.
“Mmnghh… mmhh… oohh… ahh… mass… mmhh… enghh… aahh…”
“Oohh… Vaniaa… enghh… kalau… mau sampai… oohh… bilang… ya… sayang… enghh… aahh…” ucap Aku meracau
“Iyaa… ooohh… enghh… aahh… aahh…”
Tubuh kami berdua makin berkeringat, dan rambut kami juga tambah acak-acakan, sesekali kami saling melumat bibir dengan permainan lidah yang panas disertai gerakan maju mundur pinggul Aku yang diimbangi gerakan memutar, ke kanan dan ke kiri pinggul Vania.
“Oohh… enghh… aahh… mass… oohh… uudahh… belomm… engghh… aku… udahh… ngga… kuat… niihh… aahh…”
Erangan-erangan kenikmatan Vania disertai tubuhnya yang makin menggelinjang hebat dan liang memeknya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klimaksnya.
“Dikit… lagi… sayang… oohh… enghh… mmhh… aahh… aahh…” sambut Aku karena kontol Aku juga sudah mulai berdenyut-denyut.
“Aahh… maaasssss… noww… noww… oohh… oohh… enghh… aahh… aahh…” jeritnya.
“Yeeaaaahh… Tiiinn… naaaa… aahh… enghh… aahh…” jeritan Aku mengiringi jeritan Vania.
Dan akhirnya “Aahh… aahh… enghh… mmhh… aahh…”
Kami mencapai klimaks bersamaan, kami secara bersamaan dan bergantian memuntahkan cairan kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah, kami berpelukan sangat erat, Aku menekan pinggul Aku dan menancapkan kontol Aku sedalam-dalamnya ke dalam liang memek Vania, sementara Vania membelit pinggang Aku dengan kedua kaki indahnya dan memeluk Aku erat sekali seakan tak ingin dilepaskan lagi sambil Aku ciumi lehernya dan bibir kami juga saling berciuman.
“Aahh… mmhh… oohh… enghh… emnghh… maasss… aahh… emmhh… hhuuhh…”
Nikmat yang kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sementara kami masih saling berpelukan erat, memek Vania masih mengempot-empot dan menghisap habis cairan sperma Aku seakan menelannya sampai habis, dan kontol Aku masih berdenyut-denyut didalamnya,dan kemudian secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, dan Aku pun jatuh tergulir disamping kanannya.
Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Vania kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiri Aku sambil terengah-engah kelelahan dan mencoba mengatur nafasnya sesudah menikmati permainan surga dunia kami. Kulit tubuhnya yang putih dan halus berkeringat bersentuhan dengan kulit Aku yang berkeringat, Vania memeluk Aku mesra, dan tangan kiri Aku membelai rambut dan pundaknya.
“Mas… kamu hebat banget, aku puas banget malam ini, sampai klimaks beberapa kali, belum pernah aku alamin sebelumnya, hemmhh..” Vania berkata sambil menghela nafas panjang.
“Makasih ya sayang… thank you banget..” ujarnya lagi sambil kami berciuman mesra sekali seakan tak ingin diakhiri.
Tidak terasa kami sudah mereguk kenikmatan berdua lebih dari 4 jam lamanya dan hari sudah menjelang pagi. Sesudah puas berciuman dan bermesraan, kami berdua menuju kamar mandi untuk membasuh keringat yang membasahi tubuh kami, kami saling membasuh dan membelai tak lupa diselingi ciuman-ciuman kecil yang mesra. selesai