Cerita Sex: Tini Oh Tiniii
vidio bokep – Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita –
Kali ini aku ingin bercerita tentang Tutik dan Tini. Tutik itu memang lesbian, dan Tini tahu itu. Entah bodoh atau stupid, Tini mau saja ketika diseret ke permainan yg dangerous itu. Lebih lengkapnya, simak dan serapi Horny Story berikut.
Tini mendekap mukanya dgn tangis yg menjadi. Tini yg berada di sampingnya terbengong mendapati tingkah tamunya itu. Dgn lembut diusapnya rambut Tutik.
“No, kamu kenapa sih? Kok nangis. Please dong aku kan bingung.” tanya Tutik.
“Sorry ya Tik , aku sdh bikin kamu bingung. Habisnya aku nggak tahu harus gimana lagi.” jawab Tini masih bersimbah air mata.
“Nggak pa pa, tp kamu ceita dong biar aku bisa ngerti.”
Tini mendongak memandang Tik yg tersenyum lembut. Mata gadis yg lebih tua tiga tahun dari Tini itu memancarkan sikap lembut yg pengerTinin. Tak tahan, Tini segera memeluk Tutik. Deg! Tutik terkejut. Jantungnya berdesir ketika dada mereka saling bersentuhan. Pikiran Tutik terbang ke..
“Ups, aku nggak boleh berpikiran macam-macam. Waktunya nggak tepat.” batin Tutik membuang jauh-jauh pikiran kotornya.
Dibelainya pungung Tini perlahan.
“Hermanto! Hermanto Tik,”
“Hermanto pacarmu itu? Kenapa Hermanto?”
“Hermanto selingkuh. Hu.. hu..” tangis Tini kembali pecah.
“Yah.. sdhlah, aku ngerti perasaanmu. Cobalah tenang.” kata Tutik melepaskan pelukannya.
Dia merasa bisa terhanyut jika kelamaan berpelukan selama itu.
“Lalu, apa yg bisa kubantu No?”
“Boleh aku tidur di sini semalam ini saja?”
“Loh, kenapa?”
“Aku yakin Hermanto akan datang ke rumah. Aku benci ketemu dia, boleh yah?”
“Tp, orang tuamu gimana?”
“Aku bisa ngomong ke mereka. Lagian mana mereka peduli aku tidur di mana. Mereka kan sok sibuk!”
“Ya sdhlah, asal kamu tahu kalau kamarku cuman segini. Apalagi jauh dari rumah induk, kamu nggak takut kan?”
“Kok takut sih, aku malah bisa tenangkan diri di sini.”
“Ah kamu, sok cerpenis.” kata Tutik mencubit hidung bangir Tini.
Diam-diam Tutik mengagumi sosok gadis di depannya itu. Matanya bulat bening, rambutnya keriting menghiasi wajahnya yg bundar. Hidungnya mancung dan bibirnya sedikit tebal menggemaskan. filmbokepjepang.net Tubuhnya tdk gemuk, tp memiliki pipi yg tembem. Tutik mendesah kesal pada Hermanto yg berani-beraninya menghianati Tini yg menarik. Andaikan Tutik bisa menggantikan Hermanto di hati Tini, ahh..
“Tik, bisa nggak aku pinjam bajumu. Aku nggak bawa baju ganti nih.” ujar Tini mengagetkan lamunan Tutik.
“Eh, iya ada.”
Tutik segera mengambilkan sepasang babidolnya untuk Tini. Tini menerimanya lalu segera berganti baju.
“Jangan ngintip ya?” canda Tini.
Tutik tertawa lalu membalikkan tubuh. Tp ternyata Tutik berbalik justru tepat di depan kaca, sehingga apa yg terjadi di belakang Tutik pasti dapat jelas terlihat.
Begitulah, dgn mudah dan jelas Tutik bisa melihat tubuh Tini tanpa baju. Tini tak tahu bahwa tubuh sekalnya, paha mulusnya, bokong padatnya dinikmati oleh mata Tutik. Dan dgn mudah dan tepat pula Tutik dapat memperkirakan pasti ukuran dada berlapis bra tipis Tini adalah 34. Hanya sayg Tutik tak bisa melihat Tini dlm kondisi naked.
Tutik berpura-pura merem ketika Tini mengakhiri aktivitas ganti bajunya.
“Sdh belum?” teriak Tutik
“Iya, iya, sdh. Kamu ini kayak main petak umpet saja.” jawab Tini tertawa-tawa.
“Eh iya, nanti aku tidur seranjang sama kamu ya?”
“Iya, memangnya kenapa?” jawab Tutik.
“Nggak pa pa kok.”
“Atau kamu saja yg di ranjang, biar aku tidur di lantai saja.”
“Nggak usah deh, aku yg numpang kok kamu yg susah?”
“Nggak pa pa, kebetulan aku punya kasur lipat.”
“Ayo deh, kita tidur sekasur saja.” kata Tini menarik tubuh Tutik ke ranjang.
“Iya deh, tp aku harus ganti baju dulu.”
Tutik segera bangkit dan berganti baju di kamar itu, seperti yg dilakukan Tini. Tp Tutik tak menyuruh Tini membalikkan badan, begitupun Tini tdk berniat memalingkan pandangan. Sehingga Tini pun tahu lekuk tubuh Tutik yg biasanya terbalut kaos.
“Aku nggak terbiasa memakai bra kalau di rumah, kecuali kalau ada tamu. Apa kamu keberatan Tini?” tanya Tutik yg memakai daster tipis warna ungu muda.
“Ini kan rumah kamu Tik, kamu berhak ngapain aja. Aku rasa aku nggak keberatan.” jawab Tini dgn senyum.
Lalu keduanya pun berbaring di ranjang. Tdk lama Tini sdh terlelap. Tp Tutik, dia tak bisa memejamkan mata. SeTinip kali matanya terpejam, wajah cantik Tini membayang di matanya. duniasex99.com Tubuh gemulai Tini menari-nari di pikirannya. Nalurinya kembali berontak. Menginginkan secawan anggur kebahagiaan dari Tini. Perlahan Tutik terduduk. Dipandanginya wajah Tini yg terlelap.
Jantung Tutik berdegup kencang. Rasa takutnya terkalahkan oleh nafsunya yg mulai memburu. Perlahan Tutik menundukkan kepalanya. Cup, diciumnya pipi Tini sekilas. Ah, gadis itu tak terganggu sedikitpun. Sekali lagi diciumnya pipi Tini, lalu hidungnya yg bangir. Semakin berani Tutik, dikecupnya bibir Tini sekali. Hangat. Lalu dicobanya sekali lagi.
Tp belum sampai bibir Tutik menempel di bibir Tini, Tini membuka pelupuk matanya.
“Tini?” tanya Tutik gemetar.
“Kamu belum tidur?”
Langsung Tutik kembali merebahkan dirinya di samping Tini dgn takut.
“Sorry, aku.. ehm.. gimana ya? Sorry deh..”
Tini bangkit dari tidurnya sambil berkata, “Kenapa nggak kamu terusin?”
“Maksud kamu?” tanya Tutik yg segera terduduk.
Tini mendekatkan wajahnya pada Tutik. Dekat, dekat sekali. Kemudian dikecupnya bibir Tutik dan berharap akan mendapat sambutan yg hangat. Tutik yg sdh dirundung mabuk kepayg membalas kecupan Tini dgn ciuman yg panas. Lidah Tutik menyusuri bibir tebal Tini yg basah lalu bibir tipis Tutik bergerak melumat bibir Tini yg belum terbiasa dgn perlakuan itu. Mata Tini terpejam meresapi seTinip lumatan Tutik yg memabukkan. Kemudian dicobanya membalas seTinip lumatan itu dgn perlakuan yg sama. Tini mencoba mengimbangi gerak lidah Tutik yg menggelitik di rongga atasnya. Nafas-nafas mereka saling memburu. Desahan-desahan kecil mengalun membentuk suatu rangsangan tersendiri.
Antara sadar dan tak sadar Tutik melucuti babidol yg dipakai Tini, hingga tinggal underwearnya saja yg melekat. Tinipun dgn segera menarik daster Tutik yg kemudian meninggalkan tubuh langsing yg tak ber-BH. Kemudian Tutik mendorong tubuh Tini hingga terbaring. Kepala Tini mendongak-dongak bagai kesetanan ketika lidah Tutik menyapu inchi demi inchi kulit lehernya. Gerakan Tini semakin menggila merasakan seTinip gesekan jemari Tutik dgn kulit tubuhnya.
Tutik bagai ingin menguliti seluruh tubuh Tini dgn sejuta rangsangan yg membuatnya melambung.
“Tik .. kamu gila.. euchh..” desah Tini menggeliat.
“Aku akan menghiburmu sayg..”
Tutik meneruskan aksinya. Namun lidahnya berhenti ketika sampai pada dua buah bukit kembar yg tersangkut di kain tipis merah jambu. Ditariknya BH merah jambu itu ke bawah hingga kedua bukit indah yg tak terlalu tinggi itu menyembul dgn malu-malu. Kedua bukit kembar itu nampak bengkak karena merangsang.
“Tetekmu ini indah sayg..” ujar Tutik sambil membelai keduanya.
“Tp.. tak sebanding dgn milikmu..” sahut Tini ganti membelai tetek Tutik yg menggantung didadanya.
Milik Tutik memang lebih menarik. Ukuran 36B dgn kemontokan yg luar biasa. Putih kulitnya dan ditumbuhi dgn bulu-bulu kecil yg halus. apalagi dihiasi dgn puting-puting yg merah merona mendongak bagai menantang seTinip mata yg memandangnya.
Tp malam itu Tutik lebih menyaygi tetek Tini. Ukurannya memang hanya 34, tp nampaknya jarang terjamah tangan-tangan lain. Tutik terhanyut oleh belaian tangan Tini pada kedua toketnya yg menggantung bebas. Kemudian disempurnakannya rasa nikmat itu dgn remasan-remasan pada kedua gunung kembar Tini. Diremasnya kedua gumpalan daging itu lalu menggoyangnya sekehendak hati.
Tini bergelinjangan hingga tanpa sadar tali pengait BHnya terlepas lalu dgn sekali tarik disingkirkannya penutup dadanya yg kemudian terlempar ke atas meja. Maka dgn bebasnya Tutik makin menggila mempermainkan kedua bukit bengkak itu.
“Ohh.. Tutik.. kamu betul-betul uuach..” jerit Tini
“Aku bisa bikin kamu lebih uaach lagi say..” jawab Tutik sambil menarik-narik CD Tini.
Tini yg sdh terbawa permainan itu turut menarik-narik CDnya hingga terjatuh di lantai, kemudian ditariknya pula CD Tutik hingga kedua-duanya bugil total.
Tutik tengkurap tepat diatas tubuh Tini. Tinggi mereka yg berbeda tipis membuat keduanya menempel bagai kembar siam. Toket mereka saling berimpit, demikianpun kedua lubang memek mereka. putri77.net Sedangkan bibir mereka kembali saling melumat satu sama lain. Perlahan tubuh mereka saling menggoyang seirama. Pinggul mereka bergerak naik turun hingga menimbulkan gerakan yg eksotis sekali.
Gesekan demi gesekan bagai makin memacu nafas-nafas mereka. Bau keringat serta lendir kenikmatan mereka membaur manambah stamina mereka untuk terus berpacu. Desahan demi desahan bagai menjadi bunyi-bunyian yg terasa indah dan nikmat. Tiba-tiba ciuman Tutik menurun menjelajahi leher Tini dan terus menurun hingga sampai di sekitar dada. Kemudian dikulumnya toket Tini yg sdh padat benar itu.
“Uaach..” pekik Tini kegelian.
Sedotan demi sedotan bibir Tutik membuat toket Tini serasa meledak. Rasa nikmat itu membuat Tini tak rela melepaskan Tutik. Spontan refleksnya bekerja, kakinya menyilang mengunci tubuh Tutik yg dlm posisi menungging. Tangan Tini berpegangan pada sprei kasur yg sdh awut-awutan.
“Ahh.. Tikk..” teriak Tini ketika Tutik mengganyg puting toketnya.
Rasa sakit yg nikmat itu membuatnya terduduk. Tutik tak memperdulikan erangan Tini, diapun terus saja melahap daging kecil yg menempel di kedua gunung kembar Tini berganTinin dgn jemarinya yg memelintir puting satunya ke kanan dan kekiri. Tini yg bagai melayg diawang-awang berpegangan pada kedua bokong Tutik yg masih menungging. Diremas-remasnya kedua bokong kenyal itu hingga membuat Tutik menggeliat-geliat.
Jemari Tini semakin lincah meremas pantat Tutik hingga kemudian jemari itu menyusuri lipatan-lipatan disekitarnya.
“Teruus Noo.. iyaa.. terus.. achh..” desah Tutik.
Tinipun menyusuri lipatan sempit itu hingga menemukan bagian tersensitif Tutik. Tp Tini tak berani berbuat jauh, hinga diapun hanya mengelus-elusnya saja berulang-ulang. Sebenarnya Tutik tak puas tp elusan Tini terhadap pusat terlarangnya membuat Tutik merasa terangsang yg menjadi-jadi. Segera digapainya sebatang dildo vibrator si balik kasurnya lalu diserahkannya pada Tini.
“Masukkan Tiniaa.. sayg.. ayo cepat.. aku nggak tahan say..” rengek Tutik.
Tini memasukkan kepala dildo tepat di lubang kenikmatan Tutik. Jleb. Dildo itu dapat menembus lubang kenikmatan Tutik dgn mudah.
“Ooooch..” rintih Tutik sesaat.
“Tekan tombol satu, Tini..” Tini menurutinya hinga dildo itu bergetar tak begitu cepat.
“Oooochh.. oooohh.. mmmphhhh..” erang Tutik merasakan getaran dildo yg mengocok lubang kenikmatannya.
Tini menambah kecepatannya pada level tiga hingga tubuh keduanya menghentak-hentak nikmat.
“Oooocchhhh.. aku mau keluar..” jerit Tutik di pucuk-pucuk kenikmatannya.
Ketika Tutik mulai melemas, Tini segera mengambil tindakan menubruknya, lalu memburu tetek Tutik dan mengganyg keduanya berganTinin. Birahi Tutik yg kembali membara segera membalas perlakuan Tini. Dibaliknya tubuh Tini hingga kembali terkapar. Tp Tutik tak lagi memburu kedua toket Tini yg menggantung bersimbah keringat melainkan kewanitaan Tini yg segar bersimbah lendir kenikmatannya. segera dicengkeramnya daging gemuk di pangkal selakang Tini itu, kemudian diseruduknya dgn lidahnya yg menari-nari menjilati seTinip tetes lendir kental yg berasal dari lubang kemaluan Tini.
“Uuhh.. Tik .. enak bangeet..” erang Tini mengerang keasyikan.
Setelah tandas lidah Tutik menjelajahi seTinip jengkal dinding-dinging lubang memek mayora Tini yg merah dan kenyal. Klitoris Tini seakan menegang ketika lidah Tutik dgn lincah menjilatinya dan suurr.. kembali lubang kenikmatan Tini membanjir. Lidah Tutik kembali menyapu bersih lubang itu.
“Yamm.. ehmm.. nikmat banget.. sruup..” disedotnya lubang itu hingga Tini memekik tertahan.
“Ooch.. Tik aku nggak kuat lagi Tikk ..”
“Iya sebentar sayaang..”
Tutik kembali mengapai dildo kebanggaannya. Ditusukkannya dildo itu pada lubang kenikmatan Tini.
“Mmppphhhh..”Tini mengedan hingga ujung dildo itu kesulitan masuk ke dlm lubang yg masih sangat sempit itu.
“Enjoy saja say.. nggak sakit kok” kata Tutik terus mendorong ujung dildo.
Perlahan-lahan ujug dildo itu membenam ke dlm lubang kenikmatan Tini. Tini meringis merasakan sakit yg luar biasa.
“Mmppphhh.. sakit Tik ..”
“Tenanglah say.. nanti juga nggak lagi”
Ujung dildo itu benar-benar membenam hingga jauh masuk ke dlm lorong yg belum terjamah itu, menembus selaput dara Tini hingga jebol.
“Oooocchh..!” teriak Tini kesakitan.
Setelah mendiamkannya beberapa saat, Tutik mengoyang dildo itu masuk keluar berulang-ulang. Darah perawan Tini mTinidai ujung dildo hingga sejauh tiga centi. Rasa sakit yg dirasakan Tini berangsur-angsur berganti rasa nikmat yg luar biasa.
Tutik segera menekan tombol satu. Suara desingan halus dildo berbaur dgn erangan Tini merasakan getaran otomatis dari dildo yg terasa nikmat banget. Tutik menuntun tangan Tini agar meremas-remas toketnya, sedangkan jemari Tutik kembali meremas-remas toket Tini yg penuh dgn bekas cipokan Tutik.
Mereka terengah-engah ditengah malam itu. Tp semuanya berlanjut seperti tanpa akhir. Dan setelah malam itu, Tutik menggantikan Hermanto di hati Tini