Cerita Sex ML sama Mbak Sukma
Dari cerita yang kemarin dimana perjakaku hilang oleh sayangku Nadine , dari situ aku menjadi brutal akan lubang wanita, bisa jadi bersama Nadine seminggu bisa 4 kali ngentot sama dia, kadang di kamarnya kamarku ataupun menyewa losmen, dan udah berapa kalai aku ngentot dengan Nadine gak bisa terhitung kayaknya.
Bahkan hingga kini dia udah punya laki, aku masih suka minta jatah. Terutama pas laki-nya lagi ada tugas di luar kota, aku yang kebagian jatah menafkahi batin si Nadine. Enak banget dah pokoknya, ngentot sembarangan, ga kuatir hamil….karena kalaupun hamil ada yang ngurusin
Ga perlu kuatir dimintain tanggung jawab….hahahaha…merdeka….anjiiiing…Nadine…Nadine….memekmu masih merah aja….bikin aku sering ga bisa tidur nih…anjiiiiingggg…. Setahun lebih telah berlalu semenjak keperjakaanku kulepas dengan barteran keperawanan Nadine, dan kini aku sudah lulus dari SMU dan bersiap melanjutkan sekolah.
Kebetulan aku lulus UMPTN di sebuah Universitas Negeri di Surabaya jurusan Akuntansi. Hehehehe biar mesum gini, otak aku encer juga tau.
Saat perpisahan dengan Nadine pun segera tiba, karena Nadine kini masih duduk di kelas 2 SMU. Berat rasanya pergi ninggalin cewek yang udah merenggut keperjakaan dengan melepaskan keperawanannya padaku (huek…).
Bakalan jarang-jarang nih aku dapet jatah…hhhhhhh harus nyari peran pengganti nih…tapi siapa ya…pusing nih kepala kalau teringat desahan Nadine saat penisku menancap di memeknya…apalagi pas kami berdua crott…ah….pusing…pusing… Sebelum berangkat aku musti minta jatah nih ama Nadine, biar nanti ga kelamaan pusing di Surabaya.
Malam itu malam minggu, aku janjian ama Nadine buat jalan-jalan keliling kota, sebenernya sih mo ngamar di hotel langganan buat ngecopin peler….hahahahaha… Malem itu Nadine pake tanktop biru muda dilapis jaket pink kombinasi putih dengan bawahan celana training warna putih….mh…bohay…aku langsung konak liatnya.
Jadi ga sabar buru2 ke hotel langganan yang udah diboking dari tadi siang. Setengah jam perjalanan, sampailah kami di hotel melati langganan, langsung menuju kamar langganan pula yang udah biasa kami sewa. Tanpa basa-basi, begitu masuk kamar langsung aja ku copot jaket dan celana Nadine dengan menyisakan tanktop biru muda tanpa daleman BH dan celana dalem rongga2 renda warna putih…favorit aku.
Seperti biasa, ritual ciuman dan gerayangan dimulai. Start dari bibir terus turun ke leher, payudara, perut, sampai akhirnya mendarat di area sekitar selangkangan. Kali ini aromanya wangi, rupanya Nadine abis spa meki tadi siang. Tanpa pikir panjang aku copot semua pakaian aku menyisakan peler yang keras mengacung siap menghujam. filmbokepjepang.net
Ga kuat menahan konak, aku plorotin tuh CD si Nadine tanpa membuka tanktopnya yang ngeciplak puting yang udah mulai mengeras. Tanpa pikir panjang langsung aku jilatin tuh meki sampe cairan pelumasnya keluar banyak banget. Aku isep-isep bibir vaginanya, aku incipin tuh cairan pelumas….rasanya asin…ah…konak udah membuatku lupa akan hal yang menjijikkan. Aku telen tuh lendir yang aku isap sambil terus ngenyot tuh meki.
Ah..uh…ah…desahan Nadine membuatku tambah gila aja…dan Segera aku siapkan senjata tusukan daging keras di depan lubang mekinya. Pelan2 aku mainin tuh senjata sebelum akhirnya aku dorong masuk ke lobang kenikmatan…PLEsSSHH…lalu aku tarik sampai keluar dan CPLEK… aku dorong lagi PLESS… aku tarik lagi PLOHH…dan akhirnya aku tancepin penuh lalu aku tarik separo, begitu seterusnya.
Berbagai gaya udah kami lalui dengan banyaknya eksperimen yang telah kami lewati selama setahun ngentot ama Nadine. Malam itu pergumulan kami berlangsung cukup lama, bukan karena kami yang mainnya lama, tapi karena kami ML sampe 4 ronde. S
eakan kami akan berpisah lama, kamipun bener2 ngelampiasin semua hasrat dan birahi yang ada. Memek Nadine udah belepotan oleh peju aku yang terus-terusan aku tumpahin, dan akhirnya kami memutuskan selesai setelah tenaga terkuras habis…seakan badan udah ga kuat berdiri….
Jarum jam di dinding sudah menunjuk pukul 11.30 Malam. Waktunya untuk pulang, biar orang tua Nadine ga kuatir nungguin anaknya. Kami pun pulang dengan perasaan haru dan sedih, karena mulai besok kami bakalan jarang bercinta lagi
Pukul 16.00 wib aku berangkat bersama Nadine ke terminal antar kota, kami berboncengan motor honda Astrea Grand tahun 95 warna hitam legam.
Sepanjang jalan tangan Nadine ga lepas dari pinggangku, sambil kepalanya direbahkan di pundakku. Ketika sudah dekat dengan terminal, kira2 5 menit lagi sampai, Nadine berbisik….
“Awas ya di Surabaya….di sana banyak cewek cantik, “itu”nya jangan nakal….” Dengan santai kujawab
“Tenang Dine, aku bakalan pake pengaman…hihihi…” Spontan dia cubit pinggangku, “awas ya kalau dipake sama cewek lain…
” Jawabku enteng lagi,”Kaya kamu ga pernah dipake ama pacar kamu aja”
“Engga…” jawabnya cepat dengan nada agak kenceng sambil tetep manja…
“Cuma kamu yang udah menjamah aku sampe sejauh ini….”
“Yaudah, besok kalau ga ada aku kamu maen aja ama pacarmu….ajarin cara kita bercinta kemaren…hihihihi…”iiih nakal…” cubitnya…
Sampai sudah kami di terminal, dan bus patas Haarapanjaya pun bersiap untuk berangkat. Setelah cipika-cipiki sebentar, akupun say goodby dan melangkah masuk ke dalam bus, menuju tempat duduk yang masih kosong di seat 4a.
Ketika bus berangkat, dari balik kaca kulihat lambaian tangan nadine sambil memberikan senyuman penyemangat untukku meraih masa depan. Bye Nadine, wish U’ll ok here and we’ll meet soon and gotta F*CK again….yeah… filmbokepjepang.net
Beberapa menit bus melaju meninggalkan terminal, terlihat cewek usia sekitar 30 tahun (kurang atau lebih dikit) sedang melambai ingin menumpang. Bus berhenti dan cewek itu masuk kemudian duduk di sampingku. Hmmm lumayan…pikirku…. Tinggi sekitar 160 cm, rambut sedikit berombak sebatas bawah bahu dikit, body ramping sekel, kulit kuning langsat, wajah 7 dari maksimal 10.
“Mau ke mana mas?” sapanya sopan dan lembut….
“Ke Surabaya mba, mba sendiri?”….dan seterusnya basa-basi…dan perkenalanpun terjadi…Sukma namanya, usia 30 tahun, dan ternyata tinggal deket sama kampusku. Percakapan kamipun berjalan dengan hangat, dan dari sinilah nama “FAY” bermula.
Mba Sukma inilah yang memberiku nama, katanya aku mirip gitaris kondang Steve Vai….ahahahahahahaha…. Terserahlah mau panggil apa, yang penting mau ML ama aku…pikirku….
Setelah lama berbincang akhirnya kami capek juga. Mba Sukma tertidur pulas, dan sesekali kepalanya entah sengaja atau tidak tersandar ke pundakku. Aku diamin aja, dalam hati berkata ‘biarin deh aga2 berumur, yang penting body masih kenceng nih, apalagi face mendukung, kayaknya enak nih disodok…hehehehe….
Selama dia tidur, dengan hati2 aku curi2 kesempatan untuk meraba pahanya yang dibungkus rok putih sebatas lutut. Tak lupa sesekali aku cium pipinya dengan hati-hati biar dia ga bangun. Hmmm….harum aroma BVLGARY tercium dari sekitar area lehernya.
Ingin rasanya ku cupang tuh leher yang mulus dan ditumbuhi bulu2 halus…tapi sabar fay….musti pelan2, jangan sampai nih orang tersinggung, malah dapet damprat plus malu kau nanti…. Pelan2 kuintip belahan dada yang terlihat dari balik kaos putih….hmmmm….masih sekel nih cewek….dan birahikupun mulai naik dibuatnya….
Kucoba pelan-pelan singkap roknya yang menempel di kakiku, dan mmmhhhh mulus juga nih cewek….tambah konak aja nih daku dibuatnya….sampai akhirnya tiba2 dia membuka matanya dan menatapku. Sempat aku ketakutan dibuatnya, sebelum akhirnya aku menyadari kalau sebenernya dia juga menikmatinya.
Dia malah merem lagi dan makin manja nyandarin kepalanya. Hal ini membuatku semakin berani mengeluskan tanganku dibalik rok putihnya menyusuri kulit pahanya yang mulus ditumbuhi bulu2 halus. Pelan2 kugerakkan tanganku sambil menikmati mulus pahanya, dan samar2 ku dengar nafas mba Sukma mulai berat.
Dan ketika tanganku sudah se inchi lagi menyentuh pangkal pahanya, tiba2 mba Sukma menahan tanganku sambil berbisik “jangan buru2 dong…” Suasana temaram di dalam bus membuatku berani mencium pipi mb Sukma dan diapun membalas ciumanku sambil masih pura2 tidur.
Birahiku udah naik hingga peler rasanya mau tegang pecah menahan muncratan birahi. Pelan2 kembali kuletakkan tanganku ke pahanya, sambil merabanya pelan2 menuju ke area kenikmatannya. Ketika ujung jariku mencapai tepian celana dalamnya tiba-tiba tangan mba Sukma meremas lembut kontiku….ah…hampir aja q teriak keenakan…. jadi semangat nih, sambil ngelus-elus ku dielus-elus….hehehehe…
Akhirnya kuberanikan diri untuk menyingkap tepian celana dalam itu dengan ujung jari telunjukku. Dan ketika jari telunjukku masuk ke dalam celana dalam mba Sukma, kurasakan suasana lembab yang hangat di ujung jariku. Perlahan kuarahkan lebih dalam sambil kurasakan lembutnya cairan yang membasahi permukaan kulit yang ditumbuhi bulu-bulu yang telah dipangkas habis.
Ketika jariku menyusuri lipatan di tengah gundukan daging itu, terdengar desahan lembut dari mba Sukma…ohh…nafsuku semakin memburu…dan semakin berani aku bermain di area kenikmatan itu…Kukorek-korek memeknya yang udah mulai basah dengan perlahan dan hati-hati….dari atas kebawah dan balik lagi keatas….sampai ke benjolan kecil, kugerakkan memutar jariku….
Desahan mba Sukma semakin menjadi2, dan kali ini dia cengkeram tanganku dengan agak kuat…Mungkin dia menikmati permainanku…Melihat mba Sukma udah semakin bergairah, semakin semangat pula kukobel-kobel mekinya…hingga akhirnya desahannya terhenti dengan tarikan nafas panjang diiringi mengalirnya cairan hangat di jariku…rupanya mba Sukma mendapatkan “her Big O”…
Setelah beberapa lama kukorek dengan pelan sambil menikmati aliran lendir hangatnya… Setelah puas, kulepas jariku perlahan dari area kenikmatan itu. Diam-diam kucium jariku yang barusan aku pake ngobel…hmm…aroma yang khas dari meki.
Cuman kali ini aromanya beda ama punya si Nadine, aroma bawangnya lebih berasa Dari pengalamanku bersama mba Sukma tadi ada satu pelajaran yang dapat ku ambil…yaitu bahwa “Setiap meki, mempunyai aromanya masing-masing…” Kalau komandan ga percaya coba sendiri aja…. :blah:
Setibanya di terminal Surabaya, kami putuskan untuk naik taksi bersama, sekalian pengen tau tempat tinggal Mba Sukma. Rupanya ngga terlalu jauh dari tempat kosku selama kuliah nanti… Di sana mba Sukma ngontrak di sebuah rumah petak ukuran 3 x 6 yang terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 kamar mandi.
Tak terasa berbincang di kontrakan mba Sukma, waktu sudah menunjukkan jam 24.00 Wah kemaleman nih…”Nginep aja fay…” kata mba Desi tanpa basa-basi lagi…
“Ngga papa nih mba?” tanyaku ragu-ragu…
“Ngga apa2 kk, di sini aku sendirian…dan di sini santai aja…orang2 di sini pada cuek2”.
Pucuk dicinta ulam pun tiba…kebetulan sekali nih kataku, akhirnya malam itu kuputuskan untuk menginap di kontrakan mba Sukma