Cerita Seks dengan Ayam Kampus di Bandung
- Home
- Cerita sex ABG
- Cerita Seks dengan Ayam Kampus di Bandung
Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yg menunjukkan pukul 21.05 yg berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yg begitu mengerikan.
Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.
Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yg disertai dgn teriakan nyaring dari suara yg sudah sangat aku kenal.
“Ko, kamu baru pulang yah?” gelegar suara Viona memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
“iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.
“Ini aku mau kenalin sepupu aku yg baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.
Kuperhatikan cewek yg disebut Viona sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Doni”
“Sissy” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.
Sambil membalas senyumannya yg manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 167 cm, walaupun dgn perawakan sedikit montok namun kulitnya yg putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.
“Doni ini teman baik aku yg sering aku ceritain ke kamu” celetuk Viona kepada Sissy.
“Oh..”
“Nah, sekarang kan kamu berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, aku mau mandi dulu yah, daag..” kata Viona sambil berjalan keluar dari kamarku.
Aku menanggapi perkataan Viona barusan dgn kembali tersenyum ke Sissy.
“Cantik juga sepupu Viona ini” pikirku dalam hati.
“Sissy ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.
“Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”
“Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”
“Rencananya berapa lama di Jakarta?”
“Yah.. sekitar 2 minggu deh”
“Doni aku ke kamar Viona dulu yah, mau mandi juga ”
“Oke deh”
Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Sissy yg berjalan pelan ke arah kamar Viona. Kutatap BH hitamnya yg terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yg membaluti tubuhnya yg agak bongsor itu sambil membaygkan dadanya yg juga montok itu.
Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.
“Ko, bangun dong”
Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Viona yg sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoygkan lututku.
“Ada apa sih?” tanyaku dgn nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
“Kok marah-marah sih, udah bagus aku bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”
Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.
“Jam 11, emang kenapa kalo aku belum mandi?”
“Kan kamu janji mau ngetikin tugas aku kemaren”
“Aduh Viona.. kan bisa besok..”
“Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”
Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yg terus keluar dari mulut Viona.
“Ya udah, aku mandi dulu, kamu nyalain tuh komputer!”
Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.
“Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.
“Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
“Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.
Terdengar suara pintu yg dibuka dan kemudian ditutup lagi dgn keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yg masuk adalah Sissy.
“Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
“Loh, kok belum tidur?” dgn heran aku memandangnya lagi.
“Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”
“Viona mana?” tanyaku lagi.
“Dari tadi udah tidur kok”
“Aku dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”
“Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”
“Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.
dgn menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yg mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yg sekarang berwarna krem muda.
“Busyet.. kamu harum amat, pake parfum apa nih?”
“Bukan parfum, lotion aku kali”
“Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.
“Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.
“Iya nih beneran, terangsang aku nih jadinya”
“Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong”
Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.
“Jangan-jangan dia lagi memancing aku nih..” pikirku dalam hati.
“Emangnya kamu nggak takut kalo aku terangsang sama elo?” tanyaku iseng.
“Nggak, memangnya kamu kalo terangsang sama aku juga berani ngapain?”
“Aku cium kamu ntar” kataku memberanikan diri.
Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dgn meja komputerku.
“Beneran berani cium aku?” tanyanya dgn senyum nakal di bibirnya yg mungil.
“Wah kesempatan nih” pikirku lagi.
Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya.
Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo aku cium?”
Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.
Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Sissy memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yg segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yg kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dgn lidahku.memekrapet.com
Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Sissy ke ranjang. dgn mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yg didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.
Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yg kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.
dgn satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dgn pentil pink yg kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yg besar namun sayg tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.
Puting susunya yg mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Sissy mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja.
Entah bagaimana kabar penisku yg sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.
Putingnya yg kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yg menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yg sedikit berlemak.
Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.
“Jangan Doni!”
“Kenapa?”
“Jangan terlalu jauh..”
“Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”
“Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Sissy bangkit dan duduk di ranjang.
Kulihat dua susunya bergantung dgn anggunnya di hadapanku.
“Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yg membusung menonjol dari balik celana pendekku.
Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Sissy meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.
Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran.
Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dgn pelan mengocok penisku naik turun dgn irama yg teratur.
Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dgn posisi jongkok dihadapanku Sissy tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.
Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yg pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yg ikut bergoyg karena gerakan pemiliknya yg sedang menocok penisku bergantian dgn tangan kiri dan kanannya.
“Syy.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
“Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
“Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Sissy mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dgn dua susunya yg besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yg dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yg terjepit diantara dua susunya yg kini ditahan dgn menggunakan kedua tangannya.
Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yg lebih besar daripada kocokan dgn tangannya tadi.
“Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
“Gila.. enak banget Sayg.. terus kocok yg kencang..”
Tanganku yg masih bebas kugerakkan kearah pahanya yg mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yg lembut.
“Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.
Kocokan serta jepitan susunya yg semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
“Syy.. aku keluar..”
Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yg kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar.
Aku memandang nanar ke Sissy yg saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yg dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya
“Kamu seneng nggak”
Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.
“Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Viona” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yg tadi kulempar entah kemana.
“Iyalah.. masa aku bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin aku”
Sissy kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.
“Aku bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.
“Thanks yah Syy.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yg kemudian ditutup kembali oleh Sissy.
Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yg barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Sissy, yg pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,