Cerita Ngentot di Atas Udara
Di dalam pesawat saya mengenal pramugari yang bernama ambar, saat dalam perjalan dari jakarta, malam harinya saya rasanya ingin tidur soalnya kalau sampai di kota tujuan paginya saya tak mengantuk dan langsung mengerjakan tugas dari kantor. Kursi empuk berlapis kulit di kelas eksekutif pesawat Boeing 737 itu, tak mampu memberikan kenyamanan yang kubutuhkan. Walau bagaimanapun, kursi itu dirancang sebagai tempat duduk, bukan tempat untuk berbaring dan tidur.
Baru akan terlelap, saat kurasakan guncangan lembut di kursiku. Seseorang duduk menghempaskan dirinya ke kursi kosong di sebelahku. Dengan agak kesal, kubuka mataku dan berniat untuk menegurnya.filmbokepjepang.com
Pandanganku terpaku pada sesosok wajah cantik menarik, dengan matanya yang walaupun terlihat mengantuk, tetap bening dan indah. Seulas senyum terlihat di bibir mungil yang merah, yang kemudian berkata perlahan “… Maafkan saya Bapak, karena telah mengganggu tidur Bapak …”
Sambil tetap memandang dan mengagumi kecantikannya, saya berkata “… Ach, tak apa-apa. Saya belum tidur koq …”
Kami bersalaman, lalu kudengar dia menyebutkan namanya : “… Ambar …”
Hilang sudah kantukku. Terlebih lagi setelah kutahu bahwa Ambar adalah sosok wanita yang menyenangkan sebagai teman ngobrol. dia bercerita tentang suka dukanya sebagai pramugari udara. Tangan dan jarinya yang lentik seakan menari-nari di udara, mengekspresikan ceritanya. Sesekali dia menyentuh tanganku, dan tak sungkan untuk mencubitku bila kuganggu.
Diam-diam kupandangi dan kuperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Tingginya kuperkirakan sekitar 160 cm, langsing dan sangat proporsional. Ambar memiliki tungkai kaki yang indah sempurna. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan seragam warna birunya.
Toketnya tak terlalu besar, tetapi terlihat kencang menantang. Membayangkan dirinya telentang telanjang di tempat tidur, membuat kemaluanku bangkit, membesar dan keras. Pikiran kotorku melayang jauh.filmbokepjepang.com
Kebersamaan kami terganggu oleh suara Kapten Pilot yang memberitahukan bahwa pesawat akan mendarat di Biak, untuk mengisi bahan bakar dan pergantian awak kabin. Setelah bersalaman dan sedikit basa basi, Ambar menghilang di balik tirai. saya melanjutkan istirahatku, sampai kemudian dibangunkan oleh pramugari udara lain, yang menawarkan sarapan pagi.
Hari-hari selanjutnya di ibukota propinsi paling timur Indonesia itu, disibukkan oleh tugasku sebagai Petugas Sosialisasi salah satu program pemerintah. Sebagai “Utusan Pusat”, saya sering diperlakukan seakan tamu agung, yang perlu dihibur dan dipenuhi segala kebutuhannya.
Aku ditempatkan di hotel Y….., yang merupakan hotel terbaik di kota itu. Beberapa tawaran untuk menyediakan “teman tidur” kutolak secara halus. saya takut tertular penyakit.
Waktu luang di luar tugas kuhabiskan dengan berjalan kaki keliling kota. Suatu kebiasaan yang selalu kulakukan dalam setiap perjalanan, untuk lebih mengenal daerah baru. Kota Jayapura berada langsung di tepi laut berair tenang.
Pada malam hari, di sepanjang tepi pantai dapat ditemui warung-warung yang menjual masakan laut, yang langsung digoreng atau dibakar di tempat. Nikmat sekali. Disanalah biasanya kuhabiskan malamku. Di sana pula pada suatu malam, saya kembali bertemu dengan Ambar yang sedang tak bertugas, bersama dengan 2 teman seprofesi.
Ambar langsung menawarkan untuk bergabung, begitu melihatku datang. Sungguh menyenangkan berada di antara 3 gadis cantik, walau dapat kupastikan bahwa kantongku akan terkuras untuk mentraktir mereka semua.
Panggilan “Bapak” sewaktu di pesawat, berubah menjadi “Mas” hingga membuat malam itu semakin akrab dan hangat. Dari pembicaraan, kutahu bahwa mereka bertiga menginap di hotel yang sama denganku. Selesai makan, kami berpisah.
Di luar dugaan, Ambar ingin ikut denganku menikmati malam sambil berjalan kaki. Satu permintaan yang sangat sulit ditolak. Kamipun berjalan perlahan sambil saling bertukar cerita dan bercanda.filmbokepjepang.com
Angin pantai membuat Ambar kedinginan. Kulepas jaketku, lalu kupasangkan di bahunya. Kuberanikan diri merangkul bahunya, memberikan kehangatan tambahan pada tubuhnya yang cuma dilapisi oleh T-Shirt tipis berwarna merah.
Ambar tak menghindar atau berusaha menolak, malah balas merangkul pinggangku. saya heran dengan gadis-gadis jaman sekarang. Semakin mudah untuk menjadi sangat akrab, dan menganggap bahwa hubungan antara wanita dan pria adalah biasa saja.
Tak ada lagi malu-malu atau sungkan, walaupun masa perkenalan yang relatif singkat. Kami berjalan bagaikan dua kekasih yang sedang bermesraan. Tanganku tersapu oleh ujung rambutnya, dan sesekali kurasakan kepalanya menyandar di bahuku.
Birahiku terpicu, otak kotorku berpikir keras mencari akal untuk membawanya ketempat tidur di kamar hotelku. Kelaminku mengembang keras, membuatku merasa tak nyaman karena terjepit oleh ketatnya celana jeans yang kukenakan.
Mulut kami berdua diam seribu basa, memberi kesempatan untuk menikmati sentuhan kebersamaan dalam keheningan.
Langkah demi langkah membawa kami memasuki lobby hotel. Kuajak Ambar ke Coffee Shop, untuk menikmati secangkir minuman hangat sambil menikmati musik hidup. saya memilih tempat agak di pojok, supaya tak terlalu menarik perhatian orang.
Kuperhatikan sekeliling, beberapa pasangan asik berpelukan, sedangkan beberapa gadis berpenampilan seronok duduk sendirian. Inilah mungkin yang disebutkan oleh kawan-kawanku sebagai “Ayam Menado”, sebelum saya berangkat beberapa hari lalu…
Tanganku tetap memeluknya, sementara Ambar menyandarkan kepalanya di dadaku. Kurasakan kakinya bergoyang perlahan mengikuti irama musik. Wangi rambutnya membuatku ingin mencium kepalanya. Tapi, apakah dia akan marah ? Apakah dia akan tersinggung ? Sejuta pertanyaan dan kekhawatiran muncul dalam pikiranku.
Sementara di sisi lain, otakku masih terus berputar mencari akal untuk membawanya ke kamarku malam ini. Jantungku berdebar keras, sementara kelaminku semakin besar dan keras. Musik dan suasana romantis tempat itu tak lagi menarik untukku. Bagaimana dan bagaimana… pertanyaan itu yang terus menerus muncul.
Perlahan kucium ubun-ubun kepalanya, sambil berkata :
“… Ambar, sudah malam, kita bobo’ yuk …”
Ia cuma mengangguk sambil berdiri. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berjalan menuju lift. Tanganku masih merangkul bahunya, walaupun dia tak lagi memeluk pinggangku. Kutekan tombol angka 3, untuk menuju lantai dimana kamarku berada. saya sengaja tak bertanya di lantai berapa dia tinggal, dan iapun diam saja.filmbokepjepang.com
Ambar juga tak berusaha untuk menekan tombol lain. Dalam hati saya bertanya-tanya, jangan-jangan kamarnya satu lantai dengan kamarku. Sambil menyender ke dinding lift, kutarik dia dan kusandarkan membelakangiku.
Kupeluk dia dari belakang, sambil sesekali kucium rambut kepalanya. Jantungku berdetak semakin cepat, sementara kelaminku semakin sakit terhimpit celana jeansku yang cukup ketat. Mudah-mudahan pantatnya yang tepat menempel ke kelaminku tak merasakan ada sesuatu yang mengganjal.
Pikiranku masih bertanya-tanya, mau…? tidak…? mau…? tidak…? sampai kemudian pintu lift terbuka. Sambil terus berada dalam pelukanku, kubimbing dia menuju kamarku. Tak ada perlawanan atau penolakan kurasakan.
Setan yang berada dalam pikiranku menjerit senang. Malam ini akan terjadi pergumulan birahi yang panas. Dalam hati saya berniat untuk memberikan kepuasan yang tak terbendung padanya, seperti yang biasa kuberikan dalam petualangan-petualangan asmaraku, termasuk pada istriku tercinta…
Begitu pintu terkunci, sambil tetap berdiri kupeluk dan kucium bibirnya dengan lembut walaupun penuh nafsu. Ambar membalasnya dengan tak kalah ganasnya. Lidah kami bertemu, saling berpagutan dan berkaitan. Kutelusuri geligi dan langit-langit mulutnya dengan lidahku yang cukup panjang, kasar dan hangat. Ambar merintih lirih :
“…Aaaccchhh…”.
Tangan kananku perlahan mengusap dan menelusuri punggungnya yang masih terbalut T-Shirt, sementara jacketku sudah lama terlempar jatuh. Dari leher, perlahan turun ke bawah, ke arah pinggang mencari ujung kaos, lalu kembali ke atas melalui sisi bagian dalam.
Kurasakan kulit punggungnya sangat halus dan mulus. “…Klik…”, tanganku yang sudah sangat terlatih berhasil melepas pengait BH-nya dengan sangat hati-hati. Dengan kedua tangan, perlahan kutarik kaos itu ke atas sampai terlepas sama sekali.
Dengan perlahan dan hati-hati, kedua tanganku segera bergerilya menelusuri kedua bahunya, pangkal lengannya, pindah ke pinggang, perut, perlahan ke atas menuju toketnya. Sementara itu, kedua tangannya telah berhasil membuka Polo Shirt yang kukenakan. Tanganku sudah hampir sampai ke toketnya, saat tiba-tiba dia mendorongku perlahan.
“… Maaf Maz, Ambar pipis dulu yha …”
katanya sambil berjalan membelakangiku menuju kamar mandi. Kuperhatikan kulit punggungnya yang putih dan mulus, nyaris tanpa cacat. Pinggul rampingnya yang masih terbalut celana jeans, terlihat semakin indah dan merangsang. Tak sabar rasanya untuk segera melumat tubuhnya, membawanya mengawang tinggi menuju tingkat kenikmatan yang tak terkira…
Sementara menunggu, saya tersadar bahwa saya belum membersihkan diri. Kebiasaan yang selalu kulakukan sebelum bercinta dengan wanita manapun. saya selalu menjaga kebersihan, dan berusaha untuk menggunakan wangi-wangian beraroma lembut, yang kuyakini dapat meningkatkan gairah wanita.
Dari kamar mandi terdengar gemericik air, yang menandakan Ambar juga sedang membersihkan dirinya. Ternyata Ambar termasuk tipe wanita yang kusukai, selalu membersihkan diri sebelum bercinta. Walau dalam keadaan birahi tinggi, saya tetap merasa terganggu dengan bebauan yang kurang sedap, dari kelamin wanita yang tak bersih.filmbokepjepang.com
Kubuka dompetku, lalu kuambil karet pengaman merk terkenal yang selalu kubawa kemanapun saya pergi. Kusisipkan ke bawah bantal tempat tidur, supaya mudah mengambilnya pada saat dibutuhkan nanti…
Ambar keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang cuma terbalut handuk. Rupanya dia benar-benar mau dan bersedia bercinta denganku.
“…Sebentar sayang, sekarang giliranku untuk membersihkan diri…”
kataku sambil mencium keningnya lalu berjalan ke kamar mandi. Sayup-sayup kudengar suara TV yang baru dihidupkan olehnya.
Setelah menggosok gigi dan berkumur dengan larutan antiseptik, kubersihkan kemaluanku dan sekitarnya dengan sabun. Siraman air dingin tak mampu mengurangi kekerasannya. Kemaluanku tetap mengacung gagah, besar dan berurat.
Ambar sedang duduk di pinggi tempat tidur, saat saya keluar dari kamar mandi, juga dengan cuma terbalut handuk. Kuhampiri dirinya, dia berdiri lalu kami berciuman. Dari mulutnya tercium aroma obat kumur antiseptik milikku, membuatku semakin terangsang.
Tangannya membuka belitan handuk di pinggangku, membuat kemaluanku terbebas lepas, mengacung besar dan keras. Perlahan tangannya menyentuh pusarku, perutku, lalu perlahan turun ke bawah. Ambar mengusap-usap rambut kemaluanku yang cukup lebat, sebelum kemudian mengelus dan menggenggam lembut batang kebanggaanku itu. Jemari tangannya yang halus, menimbulkan rasa nikmat yang amat sangat. Tanpa kusadari, akupun merintih perlahan
“…Aaaccchhhh…”
Kulepas handuk yang melilit tubuhnya, kemudian perlahan tapi pasti kedua tanganku merambat perlahan menuju kedua bukit kembarnya yang halus dan putih. Setelah kutelusuri inci demi inci, kuremas lembut, dan kujepit puting susunya dengan jari, lalu kupelintir sambil sesekali kutarik.
Kubuka mataku, menikmati parasnya yang cantik. Matanya tertutup sementara bibirnya terbuka sedikit, sungguh seksi dan merangsang.
Ambar melepas ciumannya, kemudian perlahan menciumi tubuhku. Dari dagu, leher terus ke dadaku, kemudian mengulum dan menggigit perlahan puting kecil di dadaku. saya cuma mampu mendongak, menikmati sensasi yang tak terkira.
Dengan lidahnya yang hangat, ditelusurinya tubuhku perlahan turun ke arah perut, menciumi pusar, lalu terus turun. Tak sabar saya membayangkan kenikmatan apa yang akan kuterima selanjutnya. Perlahan, diciumnya kepala kemaluanku yang memerah, kemudian dimasukkannya ke mulutnya, sampai menyentuh tenggorokannya. Bukan main nikmatnya.
“… Uuuhhhh…. hhhhh…. aaaaccchhhh… hhhhh….”
Aku cuma sanggup merintih nikmat. Perasaan nikmat dan mendesak kuat ingin keluar, kutahan sebisanya. saya hampir mencapai titik kenikmatan tertinggi, dan itu tak boleh terjadi secepat ini. Harus kuhentikan !! Kupegang kepalanya, kemudian kutarik tubuhnya perlahan.
“…Adddduuuhhh, nikmat sekali Ambar, nikmat sekali…”
kataku sambil kemudian mencium bibirnya. Lidah kami berkait dan bertaut dengan ganas, membuat nafasnya semakin memburu…
Sambil tetap berciuman, kubimbing dia menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya, lalu kutindih dia dengan tubuhku. Kulepaskan ciumanku dari bibirnya. Kucium keningnya, kedua matanya, pipinya, dagunya, dan kedua telinganya bergantian. Nafasnya semakin memburu, sementara jari-jari kedua tangannya meremas rambutku.
Dengan lidah, kumulai penelusuran tubuhnya melalui leher. Perlahan turun, menuju belahan dadanya, kemudian naik ke puncak bukit indah miliknya. Kukitari puting susunya, sebelum kukulum dan kuhisap dengan mulutku. Sementara itu, tangan kananku yang bebas meremas dan mempermainkan puting susu sebelanya. Ambar meracau tak jelas, sementara kuku jarinya mulai menghunjam kulit kepalaku….
“…Adddduuuuhhhh Maazzzz… Aaaaccc…. yhhaaaaa…. hhhhh…..”
Puas bermain di toketnya, kulanjutkan penelusuran semakin ke bawah, menuju kemaluannya. saya memposisikan tubuhku di antara kedua kakinya yang terbuka. Kemaluannya terlihat basah dan lembab. Bulu-bulu halus yang tak terlalu lebat, tertata rapi dan hitam, kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus.filmbokepjepang.com
Dengan jari tengah, kuusap dan kumainkan klitorisnya. Pinggangnya terangkat, membuat tubuhnya melengkung. Perlahan, kuciumi kemaluannya yang wangi, kujulurkan lidahku, lalu kumainkan klitorisnya. saya sempat melihat kepala Ambar yang terlempar ke kiri dan ke kanan menahan nikmat. Jari jemarinya semakin ganas meremas kepalaku.
“…Aaaawwwww…. Aaaaccchhh… yhaaaaa… yhaaa… yhaaa… aaaccchhh… hhhh…. aaadddduuuhhhh…. tttterrrussss… terus !! ach… ach… ach… Aaaaaaaaahhh…”
Kedua pacuma menjepit kuat kepalaku, kemudian tergeletak lemas. Kutahu Ambar telah mencapai puncak kenikmatannya. “… Itu baru yang pertama sayang, rasakan dan nikmati yang selanjutnya …” kataku dalam hati.
Tak berlama-lama, dengan perlahan dan sangat hati-hati, kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam rongga kewanitaannya. Tak ada yang menghalangi, menandakan Ambar sudah tak perawan lagi. Tak mengapa, malah lebih baik pikirku. saya jadi tak memperpanjang dosaku memerawani anak orang lagi…
Kusentuh seluruh dinding rongga yang halus dan hangat itu dengan ujung jariku. Kadang kutekan sedikit keras, membuat nafsu birahinya kembali bangkit. Dengan posisi telapak tangan mengarah ke atas, kutekuk jariku menyentuh dinding rongga bagian atas. Kulanjutkan penekanan di beberapa tempat, sambil kuperhatikan reaksi tubuhnya.
“… Awww, aduh, Maz, maaf… rasanya ingin pipis lagi…” katanya tiba-tiba.
“…Sayang, tahan dan bernafaslah dengan teratur. saya akan memberimu kenikmatan yang lain. Relaks saja dan nikmati…”
Kutekan-tekan jariku berulang-ulang pada titik tersebut hingga menyerupai getaran. Kepalanya kembali terlempar kekiri dan kekanan. Matanya terbelalak ke atas, hinggga hampir tak terlihat bagian hitamnya. Tangannya telentang pasrah, masih lelah dan lemas.
“… Aaaacchhh… Aaaaccchhhh… Aaaaccchhh…”
erangannya semakin keras. Perlahan kuposisikan kepalaku di depan kewanitaannya, kujulurkan lidahku, kemudian kuelus, kumainkan dan kupelintir sambil sesekali kumainkan klitorisnya. Ambar teriak tak tertahankan
“….AAAAAACCCCHHHH…. YYYHHHAAAA… YYYHHHAAAA…. Ampuuuunnnnn…. Aaaaccchhhhh….”
Tangannya kembali buas meremas kepalaku, sementara kedua pacuma kembali menjepit kepalaku dengan kuat. Punggungnya terangkat tinggi membuat tubuhnya melengkung. Kulanjutkan penekanan pada titik bagian atas rongga kewanitaannya, sambil lidahku terus mengelus, memelintir dan mempermainkan klitorisnya.
Tiba-tiba Ambar terduduk, dengan kasar ditariknya kepalaku yang sedang asik bermain di kewanitaannya, lalu digigitnya bibirku. Sakitnya cukup lumayan, tetapi kubiarkan saja. Kutahu dia hampir mencapai puncak kenikmatannya yang kedua. Dengan mengerang keras
“….AAAAAACCCHHHHHHHH…”
Tubuhnya mengejang lalu terlempar keras ke belakang, ke atas kasur tempat tidur. Rongga kewanitaannya terasa mendenyut-denyut, menjepit erat jari tengahku yang masih berada di dalam. Tak lama kulihat tubuhnya mulai melemas.
Telentang pasrah telanjang di atas tempat tidur. saya berdiri menuju meja, menuangkan air putih dingin ke dalam gelas. Kuteguk, kemudian kuberikan padanya setelah kembali kuisi penuh. Sambil menatapku, kulihat matanya menyiratkan kepuasan yang amat sangat, walaupun lelah. saya paling senang melihat wajah wanita pasca orgasme, terlihat semakin cantik.
Belum sempat gelas itu kuletakkan, masih dalam keadaan berdiri di sisi tempat tidur, Ambar menarik, mengelus kemudian mengulum batang kemaluanku dengan rakus, membuatnya kembali membesar dan keras.
Dengan lidahnya, dijilatinya bagian bawah batangku itu, menimbulkan kenikmatan yang amat sangat. Setelah saya meletakkan gelas, kudorong lalu kutindih tubuhnya. Mulut kami kembali berciuman, sementara satu tangannya memainkan batang kemaluanku.
Tak tahan dengan perlakuannya, tanganku masuk ke bawah bantal, mencari-cari karet pengaman yang sudah kusiapkan tadi. Kurobek bungkusnya, lalu kuberikan padanya. Di luar dugaan, dibuangnya benda itu, sambil berbisik ke telingaku
“…Maz, saya baru saja selesai Mens dua hari lalu, jadi amaaannn…”
Bukan main, gadisku ini betul-betul tau apa yang terbaik.
Kubimbing kemaluanku dengan tangan, kugosok-gosokkan, kemudian secara perlahan kuturunkan pinggulku, menusukkan batang yang besar, keras dan padat itu ke dalam rongga kewanitaannya yang lembut dan hangat. Kuku jemarinya menancap keras di punggungku, dan kudengar rintihannya
“… Hhhhkkkkk…..hhhhh…. AAACCHHH…. hhhh….”
Kulihat alis matanya mengkerut sementara kedua matanya tertutup rapat. Kurasa dia agak kesakitan dimasukki oleh batang yang begitu besar, panjang dan sekeras batu. Perlahan tapi pasti, inci demi inci batang itu menguak masuk. saya merasa sudah menyentuh dasarnya pada saat batangku belum masuk seluruhnya. Ambar merintih “…Adddduuuuhhhh…”
tapi saya tak peduli. Perlahan dan hati-hati kutekan dan kutekan terus sampai masuk seluruhnya. Kudiamkan beberapa saat hingga Ambar terbiasa, sebelum kupompa keluar masuk. Kedua tanganku menopang tubuhku supaya tak menindihnya terlalu keras, sementara pinggulku giat bergerak maju mundur berulang-ulang. Ambar merintih semakin keras
“…Accchhhh…. yhhaaa… yhaaa… yhaaa… hhhhh… Awwwww… hhhkkkk….”
Tubuhnya bergoyang ke atas ke bawah, terdorong oleh tusukkan dan goyangan pinggulku. Rambutnya berantakan tergerai di atas bantal, sementara matanya tertutup rapat. Mukanya sudah terlihat santai, tanda dia sudah dapat menikmatinya.
Sesekali kucium bibirnya yang terbuka sedikit, memperlihatkan geliginya yang putih tersusun rapi, sunggung menggairahkan. Butir-butir keringat mulai bercucuran di tubuhku, juga di tubuhnya. Di belahan dada diantara kedua toketnya yang bergoyang, kulihat titik-titik keringat bermunculan. Sungguh pemandangan yang seksi dan menggairahkan.filmbokepjepang.com
Entah berapa lama dalam posisi itu, tiba-tiba saya ingin mencoba posisi yang lain. Kutarik kedua kakinya dan kuletakkan di pundakku. Ambar protes
“… Addduhhh Mazzzz, sssaakkiiittt…”
Tak terlalu kupedulikan, kupompa terus keluar masuk, berputar, maju mundur, mulanya perlahan lalu semakin cepat. Ambar merintih menahan nikmat
“… Aaaachhhh…. Yhaaa… Yhaaa… Ttttteeerruuusssss… tterusss… ach… ach… ach… ach… AAAAACCCHHHHH…”
Kurasakan denyutan berulang-ulang dari rongga kewanitaannya. Ambar sudah sampai ke puncak kenikmatan. saya berkonsentrasi merasakan sensasi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekan batang kemaluanku dengan rongga kewanitaannya, kupompa semakin cepat… semakin cepat… semakin cepat… dan dengan disertai erangan panjang
“…AAAAACCCCHHHHHH….”
kutusukkan kemaluanku sedalam-dalamnya, kemudian kusemprotkan cairan kenikmatan sebanyak-banyaknya. Akupun ambruk menimpa tubuhnya…. Ambar memelukku dengan erat.
Sambil kucium pipinya, saya berkata
“… Terima Kasih sayang, kamu hebat sekali …”
Ambar membuka matanya, mencium bibirku lama, dan balas berkata
“… Sama-sama Maz… enak sekali Mazzz… ampuuunnn, nikmat sekaliii, tapi capek. Ambar nggak kuat lagi…”.
Malam itu kami tidur berpelukan sampai pagi. Kami melakukannya lagi di kamar mandi, walau tak seganas malam sebelumnya. Ambar harus segera berangkat menunaikan tugasnya sebagai Pramugari Udara, sementara saya masih harus bertugas menjelaskan program pemerintah yang kusosialisasikan. Kami berpisah, dan berjanji untuk ketemu lagi… Entah kapan…