Cerita Montok ABG Masa kIni Dengan Rasa Memek Bebek
Sewaktu kita saling menjabat tangan, perempuan itu masih sedikit malu-malu, akoe lihat juga perempuan itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yg memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yg manis banget dan kulit walaupun tak terlalu putih namun sangat mulus.
(sekedar info tinggi akoe 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), akoe berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah berkenalan akhirnya kita saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kita berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama akoe membuat akoe deg-degan tenamun namanya lelaki yah…, jalan terus dong.
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 akoe telah berdiri didepan rumahnya sembari mengetuk pagarnya tak lama setelah itu L—-muncul dari balik pintu sembari tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Akoe tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab akoe,” akoe tanya lagi
“Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dgn wagub) jadi waktu itu juga kita langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, kemaluan akoe selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kita langsung pulang ke rumahnya setelah tiba akoe lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang. Tiba-tiba dia bilang
“Masuk yuk!., Papa akoe kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor akoe langsung mengikutinya dari belakang akoe langsung melihat bokongnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku, akoe lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya akoe lihat tak ada orang akoe bilang
“Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini sedikit jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab akoe.
Akoe tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yg bukain siapa…”
“akoe…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya akoe. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Akoe tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar akoe…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu akoe bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat akoe…”, belum sampai bokongnya duduk di kursi sebelahku, langsung akoe tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia terkejut sekali namun belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang buah dadanya yg benar-benar besar itu sembari akoe remas-remas dgn kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Akoe langsung mengulum telinganya sembari berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk.
Buah dadanya akoe remas dgn kedua tanganku sembari bibir akoe jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung akoe lumat-lumat bibirnya yg sedikit seksi itu, kitapun berpagutan saling membenamkan lidah kita masing-masing. Kemaluan akoe langsung akoe rasakan menegang dgn kerasnya.
Akoe mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kemaluanku dibalik celana akoe, dia cuma menurut saja, lalu akoe suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, akoe langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata akoe.
“Teruss…”, dgn sedikit keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan dan membenamkan muka akoe di antara buah dadanya, namun masih terhalang BH-nya akoe jilati buah dadanya sembari akoe gigit-gigit kecil di sekitar buah dadanya,
“aaauuhhh…, aaauuhhh”.
Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya akoe langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas buah dadanya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai buah dada yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama akoe main cewek baruku tahu sekarang bahwa tak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).
Akoe jilat kedua buah dadanya sembari akoe gigit dgn keras putingnya. Dia pun mengeluh sembari sedikit marah.
“Aaauuhhh…, sakkiitt…”, namun akoe tak ambil pusing tetap akoe gigit dgn keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sembari sedikit melotot kepadakoe.
Sekarang buah dada dia berada tepat di depan wajah akoe. Sembari akoe memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua buah dadanya dgn lembut. Diapun kembali mendesis, “Aauuhhh…, aaauuhhh…”, kemudian akoe tarik buah dadanya dekat ke wajah akoe sembari akoe gigit pelan-pelan.
Diapun memeluk kepala akoe namun tangannya akoe tepiskan. Sekelebat mata akoe menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup akoe pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sembari berjalan kecil dia pergi menutup pintu dgn mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sembari memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat buah dada yg seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju akoe. Akoe pun langsung menyambutnya dgn memegang kembali kedua buah dadanya dgn kedua tangan akoe namun tetap dalam keadaan berdiri akoe jilati kembali buah dadanya. Setelah puas mulut akoe pun turun ke perutnya dan tangan akoe pelan-pelan akoe turunkan menuju liang senggamanya sembari terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting buah dadanya.
Tangan akoepun menggosok-gosok selangkangannya langsung akoe angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih akoe remas-remas liang kewanitaannya dgn terburu buru, dia pun makin keras mendesis,
“aaauuhhh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dgn pelan-pelan akoe turunkan cdnya sembari akoe tunggu reaksinya tenamun ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu namun sangat sedikit. Akoepun menjilatinya dgn penuh nafsu, diapun makin berteriak,
“Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas akoepun menyuruhnya duduk di lantai sembari akoe membuka kancing celanakoe dan akoe turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, akoe tuntun tangannya untuk mengelus kemaluan akoe yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.
Diapun mengelusnya terus mulai memegang kemaluan akoe. Akoe turunkan CD-ku maka kemaluan akoe langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun terkejut sembari melotot melihat kemaluan akoe yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) akoe menyuruhnya untuk melepas kaos yg dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yg akoe suruh lakoekan.
Dgn terburu-buru akoe pun melepas semua baju akoe dan celana akoe kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan akoe dikursi, akoe tuntun kemaluan akoe ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Akoe suruh untuk membuka mulutnya namun kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, akoe tarik kepalanya akhirnya kemaluanku masuk juga kedalam mulutnya dgn perlahan dia mulai menjilati kemaluan akoe, langsung akoe teriak pelan,
“Aakkhh…, aakkhh…”, sembari ikut membantu dia memaju-mundurkan kemaluan akoe di dalam mulutnya.
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah sedikit lama akhirnya akoe suruh berdiri dan melepaskan CD-nya namun muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sembari berdiri. Akoepun tak mau ketinggalan akoe langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya.
Akoe langsung menubruknya sembari menjilati wajahnya dan tangan akoe meremas-remas kedua buah dadanya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aaauuhhh…, aaauuhhh…, aaauuhhh…, aaauuhhh”, sewaktu tangan kananku akoe turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah sedikit lama baru akoe sadar bahwa jari akoe telah basah. Akoe pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan akoe siapkan kemaluan akoe.
Akoe genggam kemaluan akoe menuju liang senggamanya dari belakang. Akoe sodok pelan-pelan namun tak maumasuk-masuk akoe sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sembari mendengar dia mendesis,
“Aaauuhhh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, akoepun terus menyodok dari belakang.
Mungkin karena kering kemaluan akoe nggak mau masuk-masuk juga akoe angkat kemaluan akoe lalu akoe ludahi tangan akoe banyak-banyak dan akoe oleskan pada kepala kemaluanakoe dan batangnya dia cuma memperhatikan dgn mata sayu setelah itu.
Akoe genggam kemaluan akoe menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan akoe cari dulu lobangnya begitu akoe sentuh lobang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,
“Aauuhhh…, aaauuhhh…”, akoe tuntun kemaluan akoe menuju lobang senggamanya itu namun akoe rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang namun akoe sudah tak peduli lagi.
Dgn satu hentakan yg keras akoe sodok kuat-kuat lalu akoe rasa kemaluan akoe seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sembari berteriak setengah menangis,
“Ssaakkiitt…”. Akoe rasakan kemaluan akoe sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan akoe terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya.
Akoe lalu bertahan dalam posisi akoe dan mulai kembali menyiuminya sembari berkata
“Tahann.. sayang… hanya sebentar kok…”
Akoe memegang kembali buah dadanya dari belakang sembari akoe remas-remas secara perlahan dan mulut akoe menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut akoe sedikit lama.
Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman akoe dibadan dan remasan tangan akoe di buah dadanya, “Aauuhhh…, aaauuhhh…, aauuhhh…, kamu sayang sama lakoekan?” dia berkata sembari melihat kepada akoe dgn wajah yg penuh pengharapan.
Akoe cuma menganggukkan kepala padahal akoe lagi sedang menikmati kemaluan akoe di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan akoe lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.
“Enak sayang?”, katakoe.
Dia cuma mengangguk pelan sembari tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan,
“Aaauuhhh…, aaauuhhh…” lalu akoe mulai bekerja, akoe tarik pelan-pelan kemaluan akoe lalu akoe majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,
“Aaauuhhh…, aauuhhh…, aauuhhhkkhh…”
Akhirnya sewaktu akoe rasakan bahwa dia sudah tak kesakitan lagi akoe pun mengeluar-masukkan kemaluan akoe dgn cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yg akoe perbuat pada dirinya sembari terus-meremas buah dadanya yg besar itu. Dia teriak
“Akoe mauu keeluuarr…”.
Akoepun berkata “aaauuhhhkkssaayyaanggkkuu…”, akoe langsung saja sodok dgn lebih keras lagi sampai-sampai akoe rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya namun akoe benar-benar kesetanan tak peduli lagi dgn suara-suara.
“Aauuhhh…, aaauuhhh…, aauuhhh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang
“Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh namun akoe tahan dgn tangan akoe.
Akoe pegangi pinggulnya dgn kedua tangan akoe sembari akoe kocok kemaluan akoe lebih cepat lagi,
“Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan akoe di pinggulnya akoe lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari kemaluan akoe menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya,
“Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, akoe melihat air mani akoe membasahi sebagian badan dan rambutnya,
“Akhh…, thanks sayangkuu…”, sembari berjongkok akoe cium pipinya sembari akoe suruh jilat lagi kemaluanku.
Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu akoe bilang pakai pakaian kamu dgn malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kita berdua selesai akoe mengecup bibirnya sembari berkata,
“Akoe pulang dulu yah sampai besok sayang…!”.