Cerita Dewasa Kenikmatan Tubuh Mbak Inem Tukang Pijatku
“Pak bisa minta tolong untuk panggilkan Mbok Inem tukang urut itu?? Badanku agak pegal dan mau mriang nih”kataku dgn minta tolong.
Jam 7.20 – pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar, ternyata yg dateng Pak Hartoyo dgn perempuan muda lumayan cakep bersih orangnya, tertegun aku jadinya.
“Mas Andi, ini anaknya Mbok Inem, terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari, tapi dia bisa ngurut kok, walaupun gag sepinter ibunya.” kata pak Hartoyo cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dgn perintahku.
“Ya udah langsung masuk aja” kataku mempersilahkan.
“Saya balik dulu kepangkalan Mas” pamit pak Hartoyo.
Seperginya pak Hartoyo langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Mbok Inem langsung mengekor dari belakang.
“Siapa nama kamu?” tanyaku memecah keheningan.
“Meiti Mas” sahutnya pendek.
Sampai di kamar aku langsung buka kaos, dgn bertelanjang dada seperti biasa kalo diurut sama Mbok Inem, tetapi biasanya aku buka sarung tinggal CELANA DALAM saja, kali ini aku biarkan sarung tetep nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewek muda ini.
“Massage creamnya ada di meja belajar” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.
Tangannya mulai memegang telapak kakiku, terus kebetis, memijat sambil megurut, sama persis dgn apa yg dilakukan ibunya padaku. Mbok Inem emang sudah langganan sama keluarga Bang Johnny, jadi aku juga sudah sering ngurut sama dia. Tapi walaupun cara ngurutnya sama, tetapi serasa berbeda, tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.
“Permisi Mas” katanya membuyarkan lamunanku yg baru mulai berkembang, sambil menyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Urutannya sudah sampai pada paha, sesekali agak tinggi menyentuh pangkal bokongku, agak ke tengah, seerrrrr, rasanya ada Greng, akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan dan membaygkan kalau terjadi hal-hal yg diinginkan.
“Aduh,” aku setengah menahan sakit ( pada hal pura-pura ), soalnya biasanya Mbok Inem kalo aku kesakitan malah dicari yg sakit dan dipijat lebih lama sehingga enakan, eh, betul juga dia melakukan hal yg sama, tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia mengurut belakang lututku, maka dia sekarang mengurut lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku, lalu aku merancang yg lebih dari pilot project ini.
“Jangan diurut gitu, sakit diurut saja pake cream” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit. Dia ambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi, paha, betis, sampe telapak kaki, pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem, aku langsung teriak tertahan, seakan kena bagian sakit lagi.
“Mananya Mas ?” tanyanya.
“Agak daleman Sedikit” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada posisi yg aku mau, letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo diurut-urut yg kena buah zakarku, sengaja aku mengarahkan ke depanan, biar makin pas, lama dia di situ.
“Kasih cream donk” pintaku, pada saat dia ambil cream,
Satu tanganku dgn cepat menyingkap CELANA DALAMku supaya kemaluanku keluar dari CELANA DALAM dan bebas, benar juga pada saat tangannya mengoleskan crean sudah langsung ke buah zakarku, supaya buah zakarku mangkin leluasa dan makin mudah diurut,
“Ati-ati jangan kena celananya, nanti kena cream semua” kataku pura-pura bingung kalo CELANA DALAMku kena cream padahal mauku supaya dia membuka lebih lebar CELANA DALAMku, dgn tangannya, beberapa jenak kemudian dia bilang
“Maaf Mas, CELANA DALAMnya dibuka aja, soalnya nanti kena cream, saya sudah coba menghindari tapi susah, Masnya pake sarung aja. ” kata dia mengagetkanku, kaget karena gag nygka dia bilang gitu.
Akupun berdiri dan melepas CELANA DALAMku, kembali pada posisi semula aku tengkurap, lalu Meiti menyingkap kembali sarungku, hingga ke bokong, aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yg bisa dicapai tangan Meiti.
Benar juga lama dia mengurut, meemas bjiku, sampe aku sendiri sudah gag karuan rasanya konak banget.
Birahi Tukang Urut Muda.
“Agak bawahan Sedikit,” pintaku, dia rogoh makin dalem sampe pangkal gagangku kena pegang, diurutnya dgn agak susah karena dari pangkal gagang sampe setengah diurut semua,
“Mas kalo bisa balik badan, soalnya susah kalo gini” pintanya, dgn senang hati aku turuti.
Aku berbalik badan dan kemaluanku masih tertutup kain sarung, dgn merogoh dia pegang lagi posisi yg sama.
Diurut-urut, sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok, tap Meitin kayaknya lagi ngurut, dgn matanya melihat sekeliling kamar, ngelamun kali, aku goygkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas, ternyata berhasil, dia lebih banyak ngurut kemaluanku, tiga empat menit berlalu dia sepertinya gag sadar, tapi lama-lama aku merasa dia bukan ngurut atau ngurut, melainkan benar-benar ngocok kemaluanku, walau tidak digenggam, tapi cukup mantap,
Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku, sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yg sedang ngocok kemaluanku, merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung, dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yg selama beberapa menit ini diurutnya, tapi dia tidak berhenti, matanya mulai ngelirik ke aku.
Dan tanpa expresi, dia teruskan mengocok, kali ini tangannya lebih mengenggam, jadi aku pastikan dia memang sengaja, jadi dgn sedikit ragu, aku letakkan pada pundaknya, saat mengurut tadi, posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja.
Aku remas dadanya, jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit, sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rupanya tanpa basa basi lagi dia cium Kemaluanku, terus dilanjutkan dgn mengulumnya. Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama Dikuasai nafsu, maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh, aku coba untuk membuka baju atasnya, malah dia mambantunya, sehingga terbuka dadanya,
BH nya pun telah dia lepas dan dadanya yg besar disorongkan kearah mulutku, langsung aja aku hisap pentilnya,. wow, hangat,. kepalanya lalu direbahkan pada pundakku, sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah, kamipun berciuman hangat, lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang.
“Kamu ngurutnya lebih enak dari ibu kamu ya” kataku ngaco, setelah tau dia seperti itu.
“Gag tau Mas, terlanjur kebawa.” dia tak melanjutkan kata-katanya.
Aku asyik menciumi sekitar belakang telinga, samping leher, kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dgn desah dan erangannya yg makin membuatku di awang, Aku bangit dan memiringkan tubuhnya, kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku, dgn posisi yg agak miring itu aku gesek Kemaluanku pada gerbang Kemaluannya .
Beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan, kemudian aku tata kepala kemaluanku pada gerbang Kemaluan, yg jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basah, aku coba tekan, wah, kok sempit, tapi beberapa kali coba, Akirnya berhasil juga mencapai setengah badan kemaluan amblas dalam lorong kegelapan, tampaknya di dalam agak kering, maklum tumitnya kurus kecil, tandanya kalu barangnya cenderung kering, Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi, menambah hangat suasana, terus aja aku goyg sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi.
Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku, ayunan makin ganas karena posisi yg lebih leluasa, dan lorong kegelapan makin licin, rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan pelumas, walau bukan orgasme,
“Kamu sekarang nungging” perintahku.
Saat Meiti nungging, aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa bokongnya aja yg nungging, dgn sedikit rubah gerak, aku masukkan lagi kemaluan jagurku, kali ini lebih sensasional, aku pegangan pada pinggulnya yg cukup gede, dan ayunan makin bebas terkendali, beberapa kali hampir terlepas,
Tapi karena besarnya si Kemaluanku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya, lelah dgn gaya nungging, aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku, dia naik dgn membelakangi aku, pada saat amblasnya gagangku kali ini diiringi dgn nafas tertahannya, kali ini mentok abis.
Meiti diam sesaat sambil merenungi nikmat yg terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyg, lalu Meitipun ikut bergoyg,. kali ini putarannya melingkar, enak sekali, yg aku rasakan, lobang yg sempit, hangat, dan cenderung kering,
Tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala kemaluanku, pasti mentok dan dia pasti gag akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku, Meiti tampak kejang keras sambil mengucapkan kata-kata yg tidak jelas apa maksudnya, cukup lama juga seperti itu.
“Aaaa.duuuuuuu..uuuuhhh Mas.. lemes kakiku rasanya..aku gag kuat lagi gerak..” demikian katanya.
Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya, lalu aku hajar lobangnya dgn lebih keras, sampai panas rasanya kemaluanku, dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan,. lalu aku cabut dan bilang pada Meiti
“Meiti, kamu menghadap ke sini, buka mulut kamu” dan rupanya Meiti mengerti yg aku mau, dgn lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya.
Karena ketakutan akan tidak keburu, maka aku segera saja memasukkan kemaluanku dalam mulutnya yg mungil itu dan aku goyg maju mundur, beberapa kali dan keluarlah, creeetttt… creeeee.tttt… creettt…Aku jatuh kecapaian, di sampingnya,
“Meiti, gimana barusan?” tanyaku memecah keheningan.
“Enak sekali Mas, sampe lemes kaki saya, udah gag tau berapa kali keluar” jawab Meiti sambil males-malesan dalam pelukanku.
Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yg tersisa. Sampai pada saat aku terjaga merasakan paha kananku ada sesuatu yg merayap, aku coba walau males, ‘tuk membuka mataku dan, benar-benar terbelalak jadinya, saat tau apa yg menyentuh pahaku.
Dia Deanny, adik ipar kakakku, Johnny, aku sangka dia ada di rumah temennya, dan yg lebih mengagetkan adalah, dia lihat aku mendekap cewek dan dalam keadaan bugil berdua.
“Andi, loe gila ya, beraninya gag ada orang masukin cewek, gue bilangin Bang John” katanya dgn mata melotot.
“Hei, Dean, denger dulu” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku, saat itu pula Meiti bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu, dia berusaha meraih kain seadanya untuk memutupi tubuh bugilnya sambil bertanya
“Dia siapa Mas ? ”
“Dia ini Deanny, adik ipar kakakku” jawabku pendek.
“Jangan gitu donk, masa loe gag kompak ama gue” jawabku mauhon pengertiannya.
“Iya boleh aja gue gag bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi, gimana?” tanyanya.
Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini, paling banter ntar dia pasti gag kuat nahan nafsunya sendiri, demikian pikirku.
“Mas malu saya nggak bisa” aku rada bangun untuk mencium Meiti.
“Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini” kataku menenangkan.
Dan akupun mulai merangsang Meiti dgn ciuman lembut, sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya, beberapa saat berlalu Meiti mulai terbawa, dan mendesar halus, aku rasakan tangan Deanny mencoba meraih gagangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.
Setelah segalanya siap, akupun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Meiti untuk sesi kedua, pada saat gagangku amblas, Meiti dan Deannypun seakan menahan nafas, rupanya Deanny telah terlarut dalam pemandangan depan matanya.
Permainanku dgn Meiti berlangsung beberapa gaya, dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47, saat itu Deanny telah telanjang di samping tubuh Meiti yg sedang aku tindih, lalu tangan kiriku pun mulai bergerilya ke dada Deanny, wah enak sekali, aku pilin pentilnya dan diapun mengerang.
Sambil terus menggenjot Meiti, aku cium juga bibir Deanny dan pendek kata, pinggangku ke bawah menghabisi Meiti sedang pinggangku ke atas menyerang Deanny,. keduanyapun mengerang seru malam itu, makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya, terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak, aku genjot makin keras si Meiti dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku.
Saat itu kami orgasme bersamaan, sedang Deanny masih belum mencapai walau hampir, erangan kami berdua membakar nafsunya, segera saja Deanny memerintahku untuk menghisap mem3knya sampai keluar, demikian perintahnya.
Akupun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Deanny yg sudah sangat basah tadi,. tapi kemaluanku tetap tertanam dalam Meiti. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Deanny mengejang kejang dan,. lemas puas.
Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku, lalu kukenakan pakaianku dan kusulut segagang rokok sambil ngeloyor kejalanan, mencari pak Hartoyo.
“Pak, anaknya Mbok Inem gag usah ditunggu pulangnya, dan tolong bilangin orang rumahnya kalo dia ngag pulang karena disuruh nemenin Deanny” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Meiti supaya terkesan masih asing buatku.
Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga, ntar malem coba aku geraygi Deanny ach, kali-kali aja dapet nyobain rasanya, pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yg bisa dipake bergantian, khan asyik kalo butuh gak nunggu lama-lama