CERITA BOKEP TERBARU
Namaku Vasha, usiaku sekarang telah menginjak kepala 3 yakni 31 tahun. Aku mempunyai 2 orang anak, kesaharianku sibuk mengurusi mereka mulai dari bangun tidur, menyiapkan kebutuhan sekolah setiap paginya. Sedangkan suamiku bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik, Selagi ini kenasiban ekonomi kita tidak jarang mengalami pasang surut mesikipun ada saja saudara yg menolong.
Ada salah satunya saudaraku yang rutin menolongku setiap aku mengalami kesusahan. Tetapi dengan satu syarat, aku harus sehingga istri yang baik serta tidak boleh hingga meninggalkan keharusanku sebagai bunda rumah tangga. Mungkin sebab dianggap tetap muda, saudaraku rutin mengamati kenasibanku serta juga keluargaku.
Berawal dari pertemuanku tanpa sengaja dengan salah satu mantan kekasihku, di sebuah pusat pertokoan aku sehingga sedikit lalai kepada tanggung jawabku. Namanya Anji seorang pria yang seumuran denganku, beda dengan suami yang umurnya terpaut jauh denganku. Waktu pertama kali berjumpa kita bersikap biasa saja, Kita cuma ngobrol bisa.
Sebelum kita pulang ke rumah masing-masing, kita saling tukar no telp. Hampir berbagai tahun kita tidak ada kontak.Sebetulnya aku mendengar hampir semua berita mengenainya dari salah satu kawanku. Hingga sekarang dirinya belum menikah meskipun sempat sekali bertunangan.
Baru berjumpa siang tadi, malam harinya dirinya telah menghubungi aku. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaaan tersanjungku, tapi aku harus pintar-pintar menyembunyikan perasaan itu.Hampir tiga bulan hubungan gelap ini berjalan, aku tidak jarang mendapat telpon darinya bahkan tidak jarang dirinya juga menolongku dalam faktor keuangan. Selagi itu pula kita tidak sempat cerita mengenai faktor yang berbau sex. Walapun kita tidak jarang berjumpa diam-diam tapi hanya untuk sekedar makan-makan. Hati perempuan mana yang tidak tersentuh apabila mendapat perhatian semacam itu.
Anehnya walapun Anji rutin memperhatiaknnku serta menolongku aku tidak sempat berfikir untuk meperbuat sex dengannya. Tapi lain halnya aku tidak bisa menghindar dari sepupu suamiku sendiri, namanya Cakra. Serta inilah awal kisah sexku yang kuperbuat tidak hanya dengan suamiku. Usia Cakra lebih muda dariku, sebagai sepupu dari suamiku pasti aku bersahabat sekali denganya sebab bagiku dirinya tidak lebih dari seorang anak kecil yg tetap labil.
Begini awal kisahnya. Pada sebuahhari aku bersama cakra sedang menantikan suamiku di rumah, Aku serta Cakra saling ngobrol sambil tiduran di lantai. Hingga akhirnya entah siapa yang mengawali duluan, kita berdua saling bergumul di lantai itu.
Perasaan malu telah hilang dalam diriku, tidak kuhiraukan lagi kalau dirinya sepupu dari suamiku. Dengan mesranya aku menciumi lengannya, leher serta pipinya. Kemudian ciumanku hingga pada bibirnya, entah kenapa waktu itu nafsuku begitu besar padanya. Aku menemukan gairah yang sama ketika aku tetap muda dulu bahkan aku tidak malu untuk terus bercumbu dengannya.
Anak muda sekarang telah lihai membikin horny, bahkan setiap sentuhan yang dirinya berbagi beda jauh dengan apa yang diberbagi suamiku, yang hanya pasif di atas tempat tidur. Mulut kita saling melumat mesra sedangkan tangan kita sama-sama bergerilya. Bahkan aku sampi mendesah agak kencang ketika dirinya mengelus vaginaku dari luar celanaku.
“Ouuugghhhhh… aaaaaaagggghhh…” nafsuku begitu memburu saat itu.
Kemudian aku memberanikan diri untuk melumat habis penisnya. Kumainkan penisnya hingga dirinya menggelinjang hebat.
Aku menindih tubuhnya tetapi kita tetap dengan baju yang melekat pada tubuh kita masing-masing.. Aku mengulum bibirnya. Meski dirinya tahu tidak sedikit mengenai sex tapi sikapnya tetap tidak lebih hot kurasa dirinya tetap malu sebab aku adalah kakaknya, Tapi aku yang telah terlanjur nafsu terus saja melumatnya bibirnya. Permainan kita lama-lama terus panas, apalagi ketika dirinya mulai berani untuk meras vaginaku dari dalam celana.
”Oohhhh…. aaaaagghhh… aaagghh… oooouuuugghh… ” nafas kita berdua telah tidak lagi beraturan.
Akhirnya tanpa berlama-lama kita meperbuat persetubuhan tapi tidak sampi telanjang. Cakra melorotkan celananya hanya sebatas pantatnya, sedangkan aku hanya menyibakkan dasterku serta kulorotkan Cdku tidak hingga terlepas.
Tak hingga 10menit kita mencapai klimaks bersamaan. Seusai mengontrol kembali nafasku, aku segera bangkit serta memperbaiki pakainku lagi, sedangkan Cakra seusai memperbaiki celannya dirinya tertidur di lantai. Aku lalu menjauhinya. Seusai kejadian itu aku serta Cakra bertingkah biasa seakan-akan tidak sempat terjadi sesuatu hal.
Dan sebab kejadian itu aku sehingga merasa bersalah di hadapan Anji yg telah memberbagi tidak sedikit bantuan padaku, tapi aku tahu, aku harus memutuskan untuk menjauh dari keduanya. Lalu aku membikin janji dengan Anji untuk berjumpa, dengan argumen keluargaku yang memaksa kita harus menjauh, akhirnya dirinya mau menerimanya meski tersirat kesedihan di wajahnya.
Aku coba melupakan Anji, tapi tidak dengan Cakra sepupu suamiku itu. Aku tidak bisa melupakannya kejadian itu. Hampir setiap hari aku berjumpa denganya meskipun hanya berpapasan saja. Hingga berapa hari seusai kejadian itu kembali aku mengajaknya untuk meperbuat hubungan sex di kamar yang tidak tidak sedikit diketahui orang.
Aku menantikan Cakra di kamar telah dalam keadaan telanjang, serta ketika Cakra masuk kamar diapun lantas melepas seluruh bajunya. Cakrapun langsung menjilati vaginaku dengan nafsunya. Aku mendesah serta menggelinjang hebat.
“Oouugghh, Cakra terus sayang”
Lidah Cakra bermain di celah vaginaku, dijilatinya klitorisku serta ditekan hingga akhirnya aku mencapai klimaksku.
“Cakraa,,, aku keluaarr..aaahhhhh” aku mengarang hingga teriak kecil.
Tanpa berlama-lama Cakrapun menghantap vaginaku dengan penisnya. Dirinya menyodok vaginaku dengan cepat. Tidak hingga 10menit aku serta Cakra mencapai klimaks. Serta itu adalah klimak ku untuk yang kedua kali. Kita lalu terbaring di kasur kamar sebentar. Kita segera berbenah serta keluar dari kamar takut kalau tiba-tiba suamiku pulang cepat.
Dan setiap ada peluang aku rutin meperbuat hubungan sex bersama Cakra. tapi dikala aku sedang sendirian aku rutin teringat pada Anji. Apa yg harus aku perbuat pada pria yg satu ini. Dirinya telah tidak sedikit berkorban untukku, akhirnya aku kembali termenung sebab tidak bisa menemukan jalannya hingga sekarang.,,,,,,,,,,,,,,,,,,