Cerita Bokep Ngentot Tante Catherine Dengan Keras
Cerita Seks – Namaku Daniel (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di suatu perusahaan lumayan terkenal di Jawa Barat. Di suatu kota yang sejuk, dan saya bermukim (kost) di wilayah perkampungan yang dekat dengan kantor.
Di wilayah tersebut familiar dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap kembali kantor tidak jarang kali menyempatkan diri. Untuk menggoda cewek-cewek yang tidak jarang lewat di depan kost.
Di sebelah kostku ada suatu warung kecil namun lengkap, menyeluruh dalam artian untuk keperluan sehari-hari. Dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb tersebut ada semua. Aku telah langganan dengan warung sebelah. Kadang bila sedang tidak membawa uang atau saat melakukan pembelian barang uangnya tidak cukup aku telah tidak sungkan-sungkan guna hutang.
Warung tersebut milik Ibu Catherine (tapi aku memanggilnya Tante Catherine). Seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Catherine buka pagi-pagi sekCatheriner jam lima, terus tutupnya pun sekCatheriner jam sembilan malam. Warung tersebut ditungguin oleh Tante Catherine sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya.
Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, gunakan sarung terus telah stand by di depan TV, seraya ngobrol bareng teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, namun rasanya terdapat yang kurang.., apa ya..?” pikirku
Oh ya rokok, tapi sesudah aku lihat jam dinding sudah mengindikasikan jam 9 tidak cukup 10 menit (malam). Aku jadi ragu, apa warung Tante Catherine masih buka ya..? Ah.., aku jajaki saja kali-kali saja masih buka.
Dan ternyata warung Tante Catherine belum tutup, namun kok sepi.., “Mana yang jualan ya”, batinku.
“Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi laksana ini, kali saja tak sempat nutup warung” pikirku lagi
Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Catherine?”.
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli cerutu akhirnya.
Yang terbit ternyata Tante Catherine, melulu menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung seraya mengucek-ngucek rambutnya yang sepertinya baru berlalu mandi juga berakhir keramas.
“Oh.., maaf Tante, Saya inginkan mengganggu nich.., Saya mo beli cerutu gudang garam, lho Dik Krisna mana?
“Ohh.., Krisna sedang diangkut sama kakeknya.., katanya kangen sama cucu.., maaf ya Mas Daniel Tante pakaian kayak gini.. baru berakhir mandi sich”.
Gak apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang putih mulus, laksana masih gadis-gadis. Baru kali ini aku lihat mayoritas tubuh Tante Catherine, soalnya seringkali Tante Catherine tidak jarang kali pakai baju kebaya.
Dan lagi aku baru sadar dengan melulu handuk yang dililitkan di atas dadanya. Berarti Tante Catherine tidak menggunakan BH” Pikiran kotorku mulai kumat.
Malam gini kok belum tutup Tante..?
“Iya Mas Daniel, ini pun Tante inginkan tutup, namun mo pake’ pakaian dulu?
“Oh biar Saya tolong ya Tante, sedangkan Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu memblokir warung dengan susunan papan-papan.
“Wah ngerepoti Mas Daniel kata Tante Catherine.., sini biar Tante ikut tolong juga”.
Setelah warung tertutup, sekarang aku kembali lewat belakang saja.
“Trimakasih lho Mas Daniel..?”.
“Sama-sama..”kataku.
“Tante saya lewat belakang saja ya”.
Saat aku dan Tante Catherine berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante. Tanpa diperkirakan handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas. Dan Tante Catherine terlihat melulu mengenakan celana dalam saja yg berwana pink.
Tante Catherine menjerit seraya secara reflek memelukku.
Awwwwhhhhh….!!! jeritnya
“Mas Daniel.., bantu ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante ya”, kata tante dengan muka merah padam.
Aku jongkok memungut handuk tante yang jatuh, ketika tanganku memungut handuk, sekarang di depanku serupa ada pemandangan yang paling indah, celana dalam berwarna pink, dengan background hCatherinem rambut-rambut halus di sekCatheriner vaginanya yang terhirup harum.
Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membungkus tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi saat aku inginkan melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang telah bangun semenjak tadi menyentuh tante.
“Mas Daniel.., aduh… anu nya bangun ya..?”.
“Iya Tante.., ah jadi malu saya tan.., berakhir Saya lihat Tante laksana ini mana harum lagi, jadi nafsu aku Tan..” ucapku blak-blakan.
“Ah tidak apa-apa kok Mas Daniel tersebut wajar..”.
“Eh ngomong-ngomong Mas Daniel kapan mo nikah..?”.
“Ah belum terpikir Tante..”.
“Yah.., bila mo’ nikah mesti siap bermunculan batin lho.., tidak boleh kaya’ mantan suami Tante. Tidak bertanggung jawab untuk keluarga.., nah akibatnya kini Tante mesti berstatus janda. Tidak enaknya jadi janda, malu.., namun ada yang lebih menganiaya Mas Daniel.. Keperluan batin tidak terlaksana terus..” ucapnya terus terang
Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tan, tanyaku iseng.
“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.
Kasihan sekali, misalkan aku diijinkan guna memenuhi keperluan batin Tante Catherine.., Ouhhh mantap sekali nih” pikiranku tambah usil.
Waktu itu format sarungku telah agak berubah, agak kembung, dan rupanya tante Catherine pun memperhatikan.
“Mas Daniel anu nya masih tetap bangun ya..?”.
Aku hanya megangguk saja, terus paling di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Catherine meraba burungku.
“Wow besar pun anu anda Mas.., burungnya telah pernah nyobain lawan duetnya belum?” tanya nya sarat dengan muka mesum
“Belum..!!”, jawabku bohong seraya terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kesenangan yang telah lama tidak pernah kurasakan.
“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentar saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Catherine sudah unik sarungku, praktis bermukim celana dalamku yang terbelakang plus kaos oblong.
“Oh.., sampe’ terbit gini Mas..?” ucap tante Catherine
“Memang bila burungku lagi bangun panjangnya suka melalui celana dalam, Aku sendiri tidak tahu serupa berapa panjang burungku..?”, kataku seraya terus merasakan kocokan tangan Tante Catherine.
“Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Daniel pasti akan seneng dapet suami kaya Mas Daniel..”, kata tante seraya terus mengocok burungku.
Waauuw, nikmat sekali dikocok tante dengan lihainya, Owh Shit Mother Fucker. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu. Tante Catherine sudah mencungkil lagi handuk yang kulilitkan tadi. Tersebut aku tahu sebab burungku ternyata telah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlampau besar itu.
Ouuuugg Tante enak banget toketmu tan, Luar biasa sekali toket kenyal mu tan.
Kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya seraya sekali-kali menyedot.., ough.., laksana terbang rasanya. Kadang-kadang pun dia sedot berakhir buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.” desahku
Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku seraya berjalan ke meja barang-barang yang agak ke sudut. Tante Catherine naik seraya nungging di atas meja membelakangiku. Maka sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.
“Mas Daniel.., mari cepetan mainkan yang belahan ini…!” ucap tante Catherine seraya menunjuk belahan memeknya
Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begitu indah, vagina tersebut mempunyai bulu halus yang tidak terlampau banyak. Seolah-olah Aku tidak percaya bila Tante Catherine telah punya anak,
aku langsung saja mejilat vaginanya yg harum, dan terdapat lendir asin yang begitu tidak sedikit keluar dari vaginanya itu. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di unsur klitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.
Hmmmmmm Yessssss maaaassss jilat terus mas sampai ke dalam lubang donk. Ssshhhhhh Uuuhhhhhh sambil mendesah tante meremas toketnya sendiri.
Owwwww Yessss Fuccccccckkkk meeeeeeee kata tante aku semakin gemetaran. Terlebih lagi masa-masa aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya. Terdapat rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Catherine mengembalikan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.
“Ayo Mas Daniel.., Tante telah tidak tahan.., mana burung anda Mas.. langsung dorong lurus aja ke sini mas” pintanya menyuruhku untuk menciptakan dia lemas.
wowww.., Mas Daniel.., burung Mas Daniel bila bangun dongak ke atas ya..?” ucapnya
Aku nyaris tidak dengar komentar Tante Catherine soal burungku, sebab aku menyaksikan pemandangan demikian menantang, vagina dengan tidak banyak rambut lembut, diairi cairan lendir demikian tampak mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.
Aahhhhhhh Ahahhhhh Aahhhhhhahahah teriak tante Catherine saat penisku masuk ke lubang memeknya
“Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.
“Udahlah Mas.., teruskan saja…” ucapnya, maka aku masukkan lagi kepala burungku di vaginanya yg sempit sekali. “Tante.., sempit sekali Tante.?”.
“Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya telah lama sich Tante tidak ginian.., ntar pun menyesuaikan ukuran penis anda kok..” ucap tante Catherine
Yah.., aku paksakan tidak banyak demi sedikit.., baru separuh dari burungku amblas.., Tante Catherine sudah laksana cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.
Hhmmmmmm sshshhhh Uuughhhh AAhhhhh Ahhahhh Aahhhhh celotehnya acak-acakan.
Begitu pun aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya hanya setengah, namun sedotannya paling luar biasa. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku telah amblas dimakan vagina Tante Catherine.
Keringat mulai mengairi badanku dan badan Tante Catherine. Tiba-tiba tante terduduk seraya memelukku dan mencakarku.
“Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., Ouhhhh… Ouhhhh…”, katanya seraya merem-melek.
Tapi permainan kami tidak begitu lama, sebab aku cemas di lihat penduduk masuk ke rumahnya terlampau lama. Setelah sejumlah ratusan kali coblos, maka aku kesudahannya sampai di tepi orgasme.
“Mas Daniel telah mau terbit ya..?”. Aku menggelengkan kepala, sebab aku berpura-pura saja.
Kemudian Tante Catherine telentang kembali, aku laksana kesetanan menggerakkan badaku maju mundur. Aku melirik susunya yang bergelantungan sebab gerakanku. Aku membungkuk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan.
Maka tante Catherine semakin mendesah, “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Catherine memelukku tidak banyak agak mencakar punggungku.
“Oughh Mas.., aku inginkan keluar.”, lantas dari lubang kewanCatherineannya aku rasakan semakin licin. Namun denyutannya semakin terasa, aku diciptakan terbang rasanya. Ah rasanya aku telah mau terbit nih, seraya terus goyang ku tanya Tante Catherine.
“Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”.
“Terrsseerraah..”, desah Tante Catherine.
Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, kemudian aku muntahkan cairan tersebut di dalam lubang memeknya.
Crooot… Crooot… ! air mani tersebut masuk ke dalam dan akhirnya seluruh terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kesenangan yang paling luar biasa.
“Mas Daniel.., Perkasa pun ya” pujinya mengomentari pergerakanku.
Setelah tersebut aku pulang kenakan celana dalam serta sarungku. Tetapi tante Catherine masih tetap telentang di atas meja yang dalam suasana bugil.
“Mas Daniel.., bila mau beli cerutu lagi.., jam-jam begini saja ya.., nah bila sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa kok.., malah bila tidak digedor Tante jadi marah deh..”, kata tante menggodaku seraya memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante hendak Mas Daniel tidak jarang bantuin Tante tutup warung”, kata tante seraya tersenyum genit.
Lalu aku pulang.., di perjalanan baru terasa lemas badanku, tapi tersebut tidak berarti sama sekali dikomparasikan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya saat aku berkeinginan berangkat ke kantor, ketika di depan warung Tante Catherine, aku di panggilnya… !
“Rokoknya sudah berakhir ya mas.., ntar malem beli lagi ya..?”. Katanya sarat pengharapan, sebenarnya pembeli sedang banyak-banyaknya. Namun mereka tidak tahu apa maksud ucapan Tante Catherine tadi. Akupun pergi ke kantor dengan sejuta memori kejadian kemarin malam.,,,,,,,,,,,,,,,,