Berawal dari Bandara Lanjut ke Ranjang
Saya sudah menyelesaikan perkara perceraian dengan istri saya, kami sudah berbeda prinsip dan misi, dan sungguh tak bisa di pertahankan lagi, kami berdua sudah mempunyai anak 3 yang kesemuanya menjadi hak asuh saya, kenapa anak anakku lebih memilih saya saat di pengadilan, dia mengatakan, kalau di rumah ibu selalu menyakiti bapaknya.
Mendengar perkataan dari anak pertamaku tersebut, saya merasa sedih dan saya berterimakasih atas keputusan pengadilan sebab itulah yang menjadi kebahagiaan dalam hidupku yang tersisa ini.
Kujual rumah yang sudah kami tempati puluhan tahun, pertimbangan anakku, mereka ingin menghapus kenangan pahit mamanya. saya menyetujuinya dengan harapan, ditempat baru nanti saya menerima perubahan kehidupan demi anak2ku.
Saya menempati rumah baru yang merupakan pilihan demokratis dari ketiga anakku. Sisa dari hasil penjualan rumah, saya belikan tanah didaerah pengunungan yang sekarang ini sudah dipenuhi dengan beberapa villa dan hotel.
Cukup luas juga lokasi yang saya pilih. Seandainya saya masih mempunyai tabungan yang cukup, mungkin dengan tambahan dana pinjaman di bank, saya bisa membangun beberapa villa dan outbound yang memang dari dahulu saya impikan.
Saya mulai berpikir untuk benar2 memulai hidup baru. Ku buka beberapa arsip kenalanku terdahulu di Jakarta. Beberapa saya hubungin dengan harapan mereka bisa memberikan respon positif atas apa yang saya alami sekarang ini.
Gayung disambut, Dedi termanku yang dahulu pernah saya bantu dalam karirnya, memberikan respon yang sangat positif. Kliennya, ada beberapa investor muda yang sangat tertarik dengan proposalku.
Saya pamit dengan ketiga anakku, ku titip mereka kepada kakak iparku untuk menjaga selama saya ke Jakarta. Dengan segala harapan dibenakku, mudah2an harapanku terwujud. www.filmbokepjepang.net Setiba diJakarta, seminggu penuh saya pergunakan waktu untuk presentasi di berbagai tempat kantor dari klien nya Dedi temanku. Tapi, semuanya belum memberikan jawaban yang pasti. Dengan rasa pasrah saya kembali ke daerah asalku.
Keberangkatan, masih 2 jam lagi. Kebetulan ticket ku jam 9 malem. Tetapi karena takut ketinggalan pesawat, saya mengambil keputusan datang lebih awal ke bandara. Sambil menunggu saya nongkrong di lounge bandara sambil ngopi dan browsing.
Selama saya di lounge, saya sempat memperhatikan seorang ibu muda setengah baya, saya tapsir umurnya antara 35 s/d 40an, asyik dengan kesendiriannya. Sempat saya berpikir, mudah2an sama tujuannya dengan ibu muda tersebut.
Pengumuman untuk boarding, memupuskan hayalanku. saya bergegas untuk siap2 untuk menuju ruang tunggu, secara kebetulan pas bayar dikasir, si ibu muda itu juga tampaknya lagi bersiap2. Lagi antre bayar, saya memberanikan diri untuk menyapanya;
mau ke B*** juga bu? Tanyaku
oh iya pak, bapak ke B*** juga? Jawabnya
Sambil berjabat tangan saya memperkenalkan diri, saya Munir
Saya Riska jawab nya.
iya bu, saya mau pulang, kebetulan saya memang tinggal di B***. Ibu dengan GA (Garuda) juga kan? Tanyaku dengan pede.
iya pak, kebetulan yach kita satu pesawat bisa ada teman ngobrol nanti pak kita satu pesawat. Saya di kursi A1, bapak?
Aku A2 bu, kok bisa sama yach kita? Sambil tertawa dan sambil jalan menuju ruang tunggu kami ngobrol ngalor-ngidul untuk mencairkan suasana, kami sepakat tak memanggil Ibu ato bapak, cukup nama saja karena umur kami tak beda jauh.
Sampai dipesawatpun kami ngobrol. Tanpa terasa, kami tiba di Bandara NR. saya menawarkan jasa untuk mengantar ke villa pribadinya. Untuk menjaga privacy sopirku saya suruh balik duluan dengan naik taxi. Selama perjalanan saya menyempatkan bercerita mengenai rencanaku untuk mengelola tempat yang saya miliki.
Sangat interest sekali rupanya Riska mendengarkan rencanaku. Berlanjut ia menyanggupi untuk besok berkunjung ke lokasi. Kami sepakat jam 10 pagi langsung berangkat kelokasi yang berjarak sekitar 60km dari pusat kota.
Kami banyak saling tukar cerita selama perjalanan. Setiba di Lokasi tempatku, Riska sangat gembira, karena selama ini memang ia mencari lokasi dipinggir sungai dengan hamparan daerah pertanian.
Kebetulan lokasiku emang berada di pinggir sungai dan ada mini water fall dilokasiku. Lengkap sudah kegembiraan Riska melihat2 lokasiku. Pendek kata, ia siap untuk memberikan pinjaman ringan jangka panjang. Wah lengkap sudah kegembiraanku mendengar ini.
Keesokan harinya kami langsung membuat perjanjian kesepakatan atas pinjaman jangka panjang tersebut. Obsesiku akan segera terwujud. Tanpa membuang waktu saya kumpulkan konsep2 dan teman2 yang siap menggarap project ku.
Tiga hari sudah saya menemani riska di B***. Hampir setiap hari saya menemani riska divilla. Terkadang terbesit juga saya atas kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Tetapi rasa itu saya jaga karena saya tak ingin merusak hubungan partnership yang baru saya bangun.
Dinner yang saya rencanakan diluar, dibatalkan oleh riska karena alasan males dengan kemacetan. Jadilah kami dinner disamping kolam sambil bercerita ttg kehidupan kami. Tertangkap olehku, kesedihan yang dialami hampir sama spt yang ku alami. Dengan suara parau riska menjelaskan, dengan sabar saya mendengarkan. Hanya nasehat yang dapat saya berikan padanya. Sambil berjalan ditaman, saya memberanikan diri untuk menggandengnya, sambil bersandar dibahuku, riska sempat menangis.
Nir, maaf yach saya sudah banyak cerita sama kamu.
ngak apa2 Ris, kita sama2 mengalaminya. Sekarang gimana kalau kita ndak usah mikirin masa lalu, kita tatap masa depan masing2. Ku kecup keningnya sebagai rasa prihatin.
riska memelukku.Makasih nir atas perhatiannya.
sama2 ris.. saya coba menenangkan riska. Riska menciumku dengan pelan tetapi pasti.
kubalas juga dengan pelan.. tetapi dasar hasrat yang sama2 terpendam akhirnya kami berciuman dengan penuh kasih sayang tentunya ada nafsu yang bergemuruh juga dihati kami. Lama kami berpagutan dipinggir kolam. tanganku tanpa sadar sudah bergerilya kedaerah2 sensitifnya
achhh nir. Kamu nakal sambil mengusap si Kontol yang sedari tadi sudah membengkakwow gede juga nir.
Kita buka aja yuck ajak riska. Tanpa basa-basi kami berdua melakukannya, saya terpesona melihat kemolekan tubuh riska, dengan pelan saya dudukkan ia di sofa kolam renang, saya mulai menciumnya dengan pelan dari bibir, dada dan tempat yang paling saya suka adalah Memek nya. Sambil saya meremas dadanya yang montok.. ehhh hemmm ohhh achh..
ahhh..nir truss nirrr nikmat sekali nir..lama sekali saya ndak ngerasain kayak gini nir terus nnir ohhh achh, cairan beningnya secara pelan sudah keluar
riska langsung merubah posisi 69. Wow..sedotannya itu yang membuat saya tambah gairah.. disedot dan dikocok kontol ku wow riseeenak sekali ris. saya terus memaikan lidahku di Ms,V nya. Nir ayo nnir saya dah ngk tahan nich.
pelan2 yah nnir, saya dah lama ngk melakukan. Perlahan saya masukkan si kontol. Riska hanya meringis menahan sakit (maklum size ku 518cm),nirpelan nir.ohh..nir. enak banget nir terus pelan2 nirohhhh nirrrrr.. jlebsss.. masuk semua kontolku, kudiamkan sejenak sambil mencium bibirnya Gmana ris, masih sakit.. ?
dah mendingan nir tttruss nir.. kocok terus nir..nikmat banget nirwooh ohh nhee, riska mulai meracau suaranya saking nikmatnya. Ku genjot terus, kuhujam kontolku dengan keras ohhhh.. nir ccepat nir saya dah mau keluar nir ceeepat ohhh..nirohh achhhh nir geliiii nirrrrr.cepat nir ochhhhhh nir sambil teriak melengking dan kejang2 riska mencapai puncak pertamanya.
Eh..eheh nir..nikmat banget nir sesak dan penuh rasanya nirohhhhh nirrre sambil ngos2an riska memelukkumakasih nnirohhhh nikmatnya nir saya masih membenamkan kontolku, perlahan saya mencabut dan meminta riska merubah posisi Doggy style adalah posisi kedua kami.
dah siap ris ku usap2 kontolku dibibir vaginanya ohhh nirrre geli banget nirrr. Kucium klentitnya dan kumainkan kembali lidahku. Nirrre nikmat banget nirrre.. diarahkan kontolku untuk masuk ke vaginanya.
Nirrrrrrr dengan nada tinggi riska berteriak sesudah kuhujam kontolku.. woooo nirrrrr nikmat banget nirrr oooohhhhh,,,achhh nir. Terus ku gerakkan pinggulkuohhhh risenak banget risoh. Iya nirrre aduh nirrrrr nikmat banget kontolmu nirrrtrusss nirrr ciplokciplokciplakbunyi si kontol menghujam vaginanya riska.
nirrre cepat nirrrrr saya kayaknya mau dapet laaaagiiii nirrrrr ohhhhh nirrreauwchhhh nirrre. Ceeepat nirrrrr saya bentarrrr lagi nich.nirrre cepat.ummm Tambah saya hujam dengan cepat si kontol
Ris bisa tahan bentar riss. saya juga mo keluar rissttohhhh risstt.. iyach nirrrrr. Kita barangan aja nirrre.. ohhh nirrr cepatachhhhh serrrrrrr ochhhh achhhh nirrrrrrr saya keluaaarrrr secara bersamaan saya semprotkan crooootcroootttcrooot..crottt crotttt
Ke esokan harinya saya kembali menemui riska divillanya.
Siang itu kami akhirnya melakukan sesuatu yang sudah lama kami pendam. Terus terang kami melakukannya dengan terburu-buru dan cepat. Bahkan pakaian tak sempat kami buka semua. Riska masih mengenakan rok dan blusnya.
Hanya saja blusnya sudah terbuka, demikian pula dengan BH-nya, sudah terkuak dan menonjolkan isinya yang bulat padat itu. Sementara rok hitamnya sudah kutarik ke atas pinggangnya dan celana dalamnya sudah kulepas sejak dari tadi.
Saya sendiri masih berpakaian lengkap, hanya beberapa kancing bajuku sudah terlepas bahkan ada yang copot direnggut oleh tangan riska. Sedangkan celana jeans dan celana dalamku tak sempat lagi kulepas, hanya ikat pinggang dan ritsluitingnya saja yang kubuka.
Sehingga batang kemaluanku bisa langsung kujulurkan begitu saja dari celana dalamku yang juga tak sempat kulepas. Dengan penuh perasaan riska mengulum batang kontolku, sambil dikocok perlahan ohhhh ris, enak banget ris. Sambil kuremas2 dada montoknya
Segera riska kutelentangkan di atas ranjang dan saya langsung melakukan penetrasi. Tanpa ba bi bu lagi saya segera tancap gas. Menusuk sedalam-dalamnya dan mulai menggenjotnya.
Kami berdua seperti balas dendam. Segera ingin mencapai puncak. Suara erangan dan lenguhan terdengar bersahutan dengan nafas kami yang saling memburu. Kami benar-benar bermain agak liar. Mungkin karena sudah lama saling memendam birahi. Sehingga saat itu kami lebih tepat disebut sedang bermain seks daripada bermain cinta.
Akhirnya permainan kami selesaikan dengan cepat. Kami tak sempat melakukan variasi atau posisi gaya yang macam-macam. Cukup gaya konvensional saja. Yang penting kami berdua bisa mencapai puncak kenikmatan.
Maka begitu riska sudah mendapat orgasmenya, saya langsung menggenjotnya dengan semangat dan tak lama kemudian saya pun mengerang seiring dengan muncratnya cairan kenikmatan dari batang kemaluanku dalam tubuhnya, berkali-kali. Ris,eunakk banget ris kamu gimana? Nnir.. saya puas sekali nnir.
Saya lalu merebahkan badanku memeluk tubuh riska dengan nafas tersengal-sengal. Ia membalasku dengan mengusap-usap rambutku dan menciumi kepalaku.
Sebenarnya saya masih ingin berdekapan. Tetapi segera kuikuti langkahnya menuju kamar mandi. Kulihat ia mulai melepas sisa pakaiannya. saya memandangnya sambil bersandar pada pintu kamar mandi.
Bibirnya terus tersenyum membalas pandanganku yang terus lekat selama ia melepas pakaiannya satu persatu. Sementara saya melongo menyaksikan striptease gratis di depanku. Sampai akhirnya ia benar-benar bertelanjang bulat.
Mau gabung? katanya menggoda. Dan saya memang tergoda. Langsung kucopot pakaianku yang sebagian besar sudah setengah terbuka lalu sengaja kusisakan celana dalam saja. saya langsung menuju ke arahnya. Lalu kembali kami berciuman.
Tangannya langsung meremas-remas milikku yang sudah agak lemas dan masih terbungkus celana dalam itu. Sementara saya pun sibuk memainkan puting susunya dengan jari-jariku. Permainan seperti ini sebenarnya pernah kami lakukan. Hanya bedanya kali ini kami melakukannya dalam keadaan tubuh telanjang.
aku mulai mencium klirotisnya, sambil menusukkan jari tengahku ke celah bibir kemaluannya. Terasa agak seret tetapi lentur dan sedikit lengket. Itulah legit.
Saya mulai terangsang. Milikku pelan-pelan mengembang dan mengeras. Nirrr ia mulai merintih ketika sambil tanganku bermain di bawah sana, mulutku juga mulai merambah telinga, leher dan berhenti di ujung buah dadanya yang sudah mengeras. Jilatan dan isapan mulutku makin membuatnya merintih-rintih kenikmatan.
Akhirnya kami melakukannya lagi di dalam kamar mandi. Bahkan kami tak sempat mandi lebih dahulu sesuai rencana semula. Tetapi kali ini kami ingin bermain cinta, tak semata-mata main seks seperti tadi. Semua berawal ketika ia melepaskan celana dalamku dan lalu memintaku untuk segera menusuknya.
Segera kuangkat dan kududukkan tubuh moleknya di atas meja wastafel. Lalu dalam posisi berdiri saya langsung menghujamkan kejantananku ke sela-sela pahanya yang segera dibukanya lebar-lebar. Kami berdua kembali bernafsu.
Bibir kami saling melumat dan tangannya langsung merangkulku erat-erat. Sementara pinggulku spontan menyentak-nyentak, mengayun dan menghujam dengan liarnya. Gerakan yang sudah lama sekali tak pernah kulakukan. Dengan cepat kupompa dan kuhujamkan batangku ke vaginanya.
Kurasakan riska pun sepertinya sudah lama tak menikmati permainan cinta seperti ini. Kedua kakinya melilit pinggangku yang ramping dengan ketatnya. Kedua tangannya terus mencakar punggungku bila dirasakannya saya menusuknya terlalu dalam. Kudengar mulutnya mendesis dan melenguh bergantian.
Nirrr nirrr ia mulai memangil-manggil namaku. Sepertinya ia sudah mau orgasme. Maka saya terus mempergencar gerakanku. Kurengkuh kedua pantatnya dan kutekan ke depan sehingga membuat batang kemaluanku makin melesak dalam liang surganya.
Berkali-kali kulakukan gerakan itu sehingga makin membuatnya meneriakkan namaku berulang-ulang. Akhirnya kurasakan badannya menggigil hebat dan mulutnya merintih panjang. Orgasmenya datang. Cukup cepat menurutku, seperti waktu kami main di ranjang tadi. Ia ternyata memang cepat panas. Sejenak saya menghentikan gerakanku.
Kubiarkan riska menikmati sendiri puncak birahinya. saya mencoba membantu menambah kenikmatannya dengan cara menjepitkan jempol dan telunjukku pada kedua puting susunya dan melintirnya pelan-pelan.
Bola matanya sayu menggantung, meresapi rasa nikmat yang tengah melanda sekujur tubuhnya. Tangannya mencengkeram erat bahuku yang bidang dan punggungku yang kokoh. Sementara kakinya makin kuat menjepit, Nir kamu belum keluar? lanjutnya sambil matanya melihat sebagian batang kemaluanku yang masih tertancap di jepitan pahanya.
Belum dong. Ini kan ronde kedua, kataku sambil tersenyum. Sebenarnya saya tadi juga hampir muncrat. Meskipun ronde kedua, tetapi saya agak tak kuat juga menahan laju birahiku yang sudah lama tak tersalurkan. Tetapi untuk permainan kali ini saya berusaha menahan sekuatnya. Karena ini benar-benar pengalaman pertamaku bermain cinta dengannya, harus sip.
Pelan-pelan pinggulku mulai kugoyang lagi. Kutatap matanya lekat-lekat sambil terus kugerakkan pinggul dan pantatku maju mundur. Ia kembali tersenyum merasakan gerakanku yang sengaja kubuat pelan tetapi mantap. Diaturnya posisinya sehingga saya bisa melakukan tusukan lebih dalam.
Kembali kami berdua bekerja sama mencapai puncak kenikmatan. Kukocok-kocokkan terus batang kemaluanku dalam liang senggamanya. Sementara bibirku sibuk menelusuri telinga dan lehernya dengan ganas. Ia sampai menggelinjang ke sana ke mari karena kegelian.
Punggungnya lalu terasa menegang ketika mulutku mampir ke buah dadanya dan mulai bermain-main di situ. Putingnya yang coklat dan menonjol besar itu kini menjadi bulan-bulanan lidah dan bibirku. Kubuat beberapa cupang merah di gundukan kedua gunung kembarnya.
Pertahananku akhirnya bobol ketika secara pelan-pelan kurasakan batang kemaluanku terasa dijepit oleh dinding yang makin menjepit dan berdenyut-denyut. Beberapa saat kunikmati sensasi itu. Sensasi yang sudah lama tak pernah kurasakan. Tampaknya riska hampir menerima orgasmenya yang kedua.
Maka dengan perlahan-lahan penuh konsentrasi saya mulai mengayun pinggulku, mengayun dan terus mengayun, dan akhirnya menjadi gerakan menyentak-nyentak yang makin lama makin kuat. Membuat tubuh Maryati terlonjak-lonjak.
Beberapa kali kutekan pantatku kuat-kuat ke depan. Menusuk dan mengocok. Dan pada tusukan yang kesekian, mulailah muncul rasa geli yang berdesir-desir pada pangkal kemaluanku. Makin lama desiran itu makin kuat, makin geli, makin enak, makin nikmat.
Begitulah pengalaman pertamaku dengan riska. Pengalaman pertamaku bermain cinta yang sebenarnya dengan seorang wanita yang kusukai sejak saya ketemu di bandara. Hari-hari selanjutnya saya dan riska sudah bagaikan suami isteri yang sah saja. Hubungan kami sangat hangat dan mesra. Bahkan menurutku lebih mesra dibandingkan dengan mantan istriku yang dulu.
waktu pertama kali kenal dengan riska, saya tak pernah mempunyai pikiran untuk menjadi orang terdekatnya. Terus terang saya memang menyukainya, tetapi hanya berani sebatas partner saja karena ia sudah melakukan beberapa hal untuk mewujudkan beberapa rencana project ku.
Seminggu sudah saya menemani riska dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam persiapan tahap pertama project ku. Keberangkatan mendadak riska ke eropa, membuat saya kaget mendengarnya.
Nir saya besok harus berangkat ke eropa untuk mengurus usahaku disana. saya percayakan sama kamu nir untuk ngurus semuanya disini. Terserah kamu nir mengelolanya. Asal dikelola dengan benar nirrr.. masalah kerjasama kita saya harap bisa berlangsung terus..jangan kamu mikirkan perihal pengembalian investasiku nir.. kapan project nya udah berjalan bagus baru kita bicarakan hal tersebut. Begitulah kalimat yang keluar pagi hari pada saat kami berdua lagi santai ngobrol. Lama saya terdiam karena tak ada yang bisa saya utarakan.
nirrr kok diem?
iya ris saya agak kaget dengar rencana kamu, tetapi saya harus berusaha untuk mengembangkan apa yang sudah kamu percayakan sama saya ris.
Saya antar riska kebandara, sebenarnya berat juga melepas kepergiannya, sesudah apa yang kami lakukan dan rasakan bersama selama seminggu ini tetapi itulah kenyataan, ketika saya sudah menemukan seseorang yang saya baru mulai menyukai, ternyata harus kulepas lagi. www.filmbokepjepang.net